BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
umumnya
setiap perusahaan
akan selalu
berorientasi pada
pencapaian
kualitas
terbaik.
Untuk
mencapai
sasaran
tersebut
maka
diperlukan usaha
pengendalian kualitas untuk menjaga kualitas produk agar tetap berada dalam batas-
batas yang diijinkan.
Banyak
usaha
usaha
yang
dilakukan untuk
mencapai kualitas
terbaik,
diantaranya
yaitu
melalui
Total
Quality
Control
(TQC)
atau
pengendalian mutu
terpadu. Salah satu tools dari TQC adalah Quality Control Circle atau gugus kendali
mutu.
QCC atau
gugus kendali
mutu
(GKM) merupakan
suatu
kelompok
yang
terdiri dari 4 sampai 10 orang secara sukarela yang berasal dari lingkup kerja yang
sama dan bersama
sama
mengidentifikasi, menganalisis serta
memecahkan
masalah
yang
berhubungan dengan
bidang
kerja
mereka.
Setelah
itu,
mereka
menetapkan pemecahan dan menyajikan usulan kepada manajemen untuk mendapat
keputusan yang hasilnya nanti akan langsung diimplementasikan.
Perusahaan grup Astra yang merupakan salah satu grup perusahaan terbesar di
Indonesia
telah lama menerapkan
konsep GKM dalam memecahkan
masalah
masalah
yang terjadi di perusahaanya. Bahkan seiring dengan perkembangan
1
|
2
perusahaannya, terjadi pula perkembangan dalam cara pemecahan masalah. Saat
ini
konsep
GKM
di
grup
perusahaan
Astra
telah
berkembang tidak
hanya
untuk
memecahkan masalah
dalam
satu
bidang
perkerjaan
saja
tetapi
dilakukan
secara
cross-functional
yaitu
dilakukan
oleh
karyawan
dari
bidang
kerja
yang
berbeda
untuk
memecahkan masalah
yang
lebih
luas.
Konsep
GKM
ini
disebut
sebagai
Quality
Control Project
(QCP).
Sehingga konsep
GKM
di
perusahaan Astra
dapat
dibedakan dengan
Quality
Control
Circle
dan
Quality
Control
Project.
Quality
Control
Project
adalah
Quality
Control
Circle
yang
melakukan
suatu
pemecahan
masalah
sebagai
suatu
project
dimana anggotanya
berkumpul
secara
sukarela
dan
berasal dari bidang kerja yang berbeda yang berkumpul dengan tujuan memecahkan
masalah
yang
terjadi
pada
lintas
departemen
yang
saling
berhubungan. Quality
Control Project tidak jauh berbeda dengan Quality Control Circle hanya saja
berbeda dari anggotanya (lintas departemen) dan dari sifatnya konsep ini merupakan
sebuah
project
namun
tetap
dilakukan
pengawasan
berkelanjutan setelah
diimplementasikan. Jadi
dapat
dikatakan
bahwa
prinsip
prinsip
dasar
Quality
Control Project sama dengan Quality Control Circle hanya saja tema permasalahan
yang diangkat lebih luas dan keanggotaannya cross functional.
PT.
Astra
Agro
Lestari
merupakan salah
satu
anak
perusahaan astra
yang
menerapkan Quality Control Project. Perusahaan ini bergerak di bidang perkebunan
dan memproduksi produk produk hasil perkebunan seperti Crude Palm Oil (CPO),
karet, teh
serta produk
perkebunan lainnya. PT.
Astra
Agro
Lestari
memiliki anak
perusahaan
perkebunan yang
tersebar
di
seluruh
wilayah
Indonesia
dan berkantor
pusat di Jakarta. Sebagai anak perusahaan Astra, PT. Astra Agro Lestari senantiasa
menjaga kualitas dari setiap proses yang dilakukannya. Kualitas yang dijaga mulai
|
3
dari pengambilan sumber
daya alam di perkebunan,
pemrosesan
di
pabrik
sampai
dengan
pengiriman
hasil
produksinya. Proses
menjaga
kualitas
inipun
diterapkan
pada
anak
perusahaan PT.
Astra
Agro
Lestari
yang
tersebar
di
seluruh
wilayah
Indonesia. Salah satunya yaitu pada PT. Sari Lembah Subur,
anak perusahaan PT.
Astra Agro Lestari
yang
menghasilkan
minyak dari
kelapa sawit dan
berlokasi
di
propinsi Riau. PT. Sari Lembah Subur terdiri dari tiga perusahaan yaitu PT. SLS-1,
SLS-2 dan SLS-3. Ketiga tiganya sama sama memproduksi minyak kelapa sawit
sebagai produksi utamanya.
Pada semester 1 tahun 2006 ini PT. Sari Lembah Subur-1 mempunyai masalah
dengan
kualitas
pengambilan sumber
daya
alam
kelapa
sawit
di
perkebunannya
khususnya pada kebun plasma yang merupakan kebun milik PT. Sari Lembah
Subur-1 yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Pada observasi yang dilakukan oleh
divisi komite
improvement
yang
menangani
masalah
kualitas
di
PT.
Sari
Lembah
Subur-1,
penurunan
kualitas
TBS (tandan
buah
segar) kelapa
sawit
kebun
plasma
merupakan masalah yang paling banyak terjadi dalam semester 1 tahun 2006 ini.
Untuk
menangani
masalah kualitas
tandan
buah
segar
kelapa
sawit
tersebut,
PT.
Sari
Lembah
Subur-1
mencoba
untuk
melakukan perbaikan
kualitas
dengan
mengatasi
masalah
tersebut
tidak
hanya
dari sektor
perkebunan
saja tetapi
dari
semua proses yang ada mulai dari pengambilan sampai dengan pemrosesan di pabrik
agar
masalah
yang di atasi
dapat
lebih
bermanfaat bagi
semua
lini
dan
membawa
hasil yang lebih efektif.
Untuk
itu
diterapkanlah Quality
Control
Project
pada
penanganan
masalah
kualitas
kelapa
sawit
plasma
ini.
Alasan
lain
mengapa PT.
Sari
Lembah
Subur-1
menerapkan QCP adalah karena QCP masih jarang dilakukan pada perusahaan ini.
|
![]() 4
Hal
ini
dapat
dilihat
pada data
statistik penerapan QCC
dan QCP pada
PT.
Sari
Lembah Subur :
Penerapan QCC dan QCP PT. Sari Lembah Subur-1
30
25
20
QCC
15
QCP
10
5
0
2003
2004
2005
QCC
2
28
25
QCP
0
0
1
Tahun
Gambar 1.1. Jumlah penerapan QCC dan QCP PT. SLS-1 tahun 2003 2005
Dari data di atas dapat dilihat bahwa penerapan Quality Control Project pada
PT.
Sari Lembah Subur-1 masih
minim.
Padahal
dari
skala
penyelesaian
masalah,
hasil
yang
diperoleh dari
Quality
Control
Project
akan
lebih
luas
manfaatnya
dibandingkan
dengan
Quality
Control
Circle.
Oleh karena
itu
penulis
mengambil
tema tentang penerapan Quality Control Project dengan ikut serta dalam penerapan
Quality Control Project pada PT. Sari Lembah Subur-1 dan menganalisis penerapan
Quality Control Project tersebut.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada PT. Sari
Lembah Subur-1,
kualitas
dari
kelapa
sawit
yang
berasal
dari
kebun
plasma
mengalami masalah.
Kualitas ini akan sangat mempengaruhi
produksi CPO (Crude Palm Oil) atau
|
5
minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh PT. Sari Lembah Subur-1 karena jika dari
proses awal di kebun sudah tidak bagus maka untuk
proses proses berikutnya juga
akan
mengalami penurunan
kualitas.
Oleh
karena
itu
harus
diterapkan suatu
pemecahan masalah yang
mencangkup semua bidang proses pada PT. Sari
Lembah
Subur-1 mulai dari proses di kebun
sampai
proses pengolahan
kelapa
sawit di
pabrik.
Untuk
menangani
masalah
yang
skalanya
luas
dan
meliputi
lintas
bidang
pada
PT.
Sari
Lembah
Subur-1,
diterapkanlah Quality
Control
Project
yang
merupakan proses
pemecahan
masalah
dengan
berlandaskan
pada
Quality Control
Circle.
Tema
masalah yang
dibahas
pada
Quality
Control
Project
lebih
luas
dibandingkan
dengan
Qaulity
Control
Circle
namun
dasar
pelaksanaannya sama
dengan
Quality
Control
Circle
yang
pemecahan
masalahnya dilakukan
suatu
kelompok yang
terdiri dari 4 sampai 10
orang
yang bersama
sama
memecahkan
masalah
yang ada dan
hasilnya
akan diajukan pada pihak
manajemen
untuk dapat
diimplementasikan.
Setelah Quality Control Project diterapkan untuk mengatasi masalah kualitas
kelapa
sawit plasma,
penulis
menganalisis penerapan
QCP tersebut
untuk
melihat
kekurangan
kekurangan yang
ada
sehingga akan dibuat
usulan
penerapan QCP
yang lebih baik dari yang sudah ada.
Pada
observasi
awal
yang
dilakukan terhadap
penerapan QCP
yang
telah
dilakukan pada
PT.
Sari
Lembah
Subur-1,
penulis
melihat
bahwa
penilaian
atau
pengukuran
terhadap
QCP
yang dilakukan
hanya
sebatas pada
hasil
improvement
dari tema masalah yang dibahas, yaitu sekitar berapa reject yang berhasil dikurangi,
berapa
biaya
yang
dihemat
atau
berapa
peningkatan kuantitas
produksi.
Namun
penilaian
tidak
melibatkan
sumber
daya
manusia
yang
berperan
sebagai anggota
|
6
kelompok QCP
yang
melakukan pemecahan masalah tersebut. Hal ini dikarenakan
dalam melaksanakan proses GKM, anggota gugus juga harus mendapatkan kepuasan
dari kegiatan
GKM
yang
mereka
lakukan.
Oleh
karena
itu dalam
penelitian ini,
penulis
juga
akan
membuat
penilaian terhadap
kelompok
QCP
yang
mengatasi
masalah kualitas kelapa sawit plasma. Hal
ini dikarenakan Quality Control Project
tidak lepas dari peran kelompok yang melakukan kegiatan tersebut. Kelompok yang
terdiri dari karyawan ini juga menentukan keberhasilan dari Quality Control Project.
Suasana
dalam
kegiatan
yang
dilakukan oleh
kelompok
juga
harus
dinilai
agar
Quality
Control Project
memberikan
manfaat
yang
lebih
menyeluruh
tidak
hanya
dari
hasil
pemecahan masalah
yang
diperoleh
akan
tetapi
juga
dari
keefektifan
kelompok yang melakukan Quality Control Project tersebut.
Dari
uraian di atas
maka penulis merumuskan permasalahan yang dihadapi
yaitu :
1. Bagaimana penerapan Quality Control Project di PT. Sari Lembah Subur-1
untuk mengani masalah kualitas kelapa sawit di kebun plasma?
2.
Apa
saja
improvement
atau
perubahan yang
dihasilkan dari
penerapan
Quality
Control
Project
pada
PT.
Sari
Lembah
Subur
tehadap masalah
kualitas kelapa sawit di kebun plasma?
3. Apakah masalah kualitas kelapa sawit plasma dapat diatasi dengan Quality
Control Project?
4. Apa saja hasil analisis yang dilakukan terhadap penerapan Quality Control
Project pada PT. Sari Lembah Subur untuk masalah kualitas kelapa sawit?
Apa saja kekurangannya?
5. Bagaimana usulan penerapan Quality Control Project yang lebih baik?
|
7
6. Bagaimanakah hasil dari penilaian kelompok Quality Control Project yang
menangani masalah kualitas kelapa sawit plasma?
1.3
Ruang Lingkup
Agar
tugas
skripsi
ini
lebih
terarah
dan
mudah
dipahami, maka
perlu
dilakukan
pembatasan
masalah
dengan
ruang
lingkup
permasalahan yang
akan
dibahas meliputi :
Kegiatan yang akan diamati adalah kegiatan penerapan Quality Control
Project pada
anak
perusahaan PT.
Astra Agro
Lestari,
yaitu
PT.
Sari
Lembah Subur yang berlokasi di proinsi Riau.
Pengambilan data dilakukan pada kantor pusat PT. Astra
Agro
Lestari
di Jakarta dan PT. Sari Lembah Subur-1 di Riau.
Agar
tidak
menjadi rancu,
dalam
penelitian
ini
menggunakan
konsep
Astra Total Quality Control dimana konsep GKM Astra dibagi menjadi
Quality
Control Circle dan Quality Control Project. Yang
membedakan keduanya adalah keanggotaan, skala
tema
masalah yang
diambil dan langkahnya ( QCC 8 langkah dan QCP 7 langkah).
Penerapan Quality Control Project yang akan diteliti adalah penerapan
Quality
Control
Project
pada
penanganan salah
satu
masalah
yang
terjadi di PT. Sari Lembah Subur-1 yaitu masalah kualitas kelapa sawit
plasma di PT. Sari Lembah Subur.
|
8
Quality
Control
Project
yang
akan
diterapkan
mengikuti
langkah
langkah
penerapan Quality Control Circle/Project dengan
menggunakan langkah PDCA.
Analisis yang dilakukan terhadap penerapan QCP yang telah
dilaksanakan adalah
analisis
mengenai
langkah
penerapan,
teknik
pemecahan masalah yang digunakan dan
hasil improvement QCP yang
dicapai.
Jika setelah analisis dilakukan terdapat kekurangan, maka dibuat usulan
penerapan QCP yang lebih baik untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Penilaian kelompok Quality Contol Project yang dilakukan adalah
berdasarkan analisa tingkat kepuasan karyawan anggota kelompok
QCP dengan menggunakan analisa tingkat kepuasan konsumen dimana
konsumen disini adalah karyawan
yang
ikut serta dalam Quality
Control
Project
yang
memecahkan masalah
kualitas
kelapa
sawit
plasma.
Penilaian dilakukan dengan importance dan performance analysis.
Dimana dalam penilaian ini
dibagi dua variabel yaitu
importance
dan
performance.
Variabel importance
adalah
tingkat
kepentingan
karyawan terhadap faktor yang dinilai dan variabel performance adalah
kinerja faktor yang dinilai dalam kelompok QCP.
Faktor
faktor
yang
dinilai
untuk
tingkat
kepentingan
dan
kinerja
adalah
karakteristik efektifitas
kelompok
atau
gugus
yang
meliputi
:
iklim,
diskusi, sasaran,
pendengaran
pendapat, ketidaksesuaian
|
9
pendapat,
konsensus,
kritik,
keterusterangan, rencana
tindakan,
kepemimpinan, dan
umpan balik sehingga kelompok QCP yang dinilai
dapat
diketahui
kinerja
kelompoknya berdasarkan karakterisitik
efektifitas kelompoknya.
1.4
Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan
permasalahan dan
batasan
yang
telah
ditetapkan,
penelitian
disusun dengan tujuan sebagai berikut :
Menganalisis
bagaimanakah
penerapan
Quality
Control
Project
pada
PT.
Sari Lembah Subur
untuk
menangani masalah kualitas kelapa sawit kebun plasma,
apa
saja perubahan
atau
improvement yang
dihasilkan
serta
menganalisis apa
saja
kekurangan dari
penerapan
QCP
tersebut
sehingga
akan
dibuat
suatu
usulan
penerapan yang lebih baik dari
yang sudah
ada. Selain
itu penelitian ini dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui bagaimana
hasil
penilaian
terhadap
kelompok
Quality
Control
Project
yang
menangani masalah
kualitas
kelapa
sawit
plasma
tersebut.
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
Memperkenalkan Quality
Control
Project
sebagai
salah
satu
metode
dalam
pemecahan masalah antar
lintas departemen dan bagaimana penerapannya sehingga
membantu
perusahaan
lain
untuk
dapat
memecahkan masalah
yang
kompleks
dan
membawa
hasil
yang
lebih
efektif
dan
menyeluruh. Selain
itu
penelitian
ini
juga
memberikan manfaat bagi karyawan dan perusahaan PT. Sari Lembah Subur, yaitu :
|
10
Membantu
perusahaan
dalam
meningkatkan kualitas
kelapa sawit plasma
sehingga
juga
meningkatkan kualitas
produksi
CPO
atau
minyak
kelapa
sawit
Membantu
perusahaan
dalam
mengusulkan perbaikan
terhadap
Quality
Control Project yang ada
sehingga
menghasilkan penerapan
Quality
control Project yang lebih baik.
Mempermudah dalam pengambilan keputusan apabila terjadi pada masalah
lain
yang juga melibatkan lintas departemen sehingga juga lebih
menggalakan Quality Control Project.
Mengetahui keefektifan kelompok Quality Control Project.
Memperbaiki kinerja kelompok Quality Control Project.
Mempererat hubungan antara karyawan dan manajemen perusahaan.
Memupuk kesadaran karyawan sehingga termotivasi untuk dapat ikut serta
dalam Quality Control Project.
1.5
Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1
Riwayat Singkat Grup Astra
PT
Astra
International
tbk
adalah perusahaan
induk
dari
Grup
Astra
yang
pada
awal
kegiatan
operasinya,
bergerak dalam
bidang
usaha perdagangan
umum
terutama
hasil bumi. Kemudian Astra International
melakukan perluasan
usaha ke
bidang distribusi kendaraan dan alat-alat berat serta komponen kendaraan bermotor,
disamping melakukan penyertaan baik secara langsung maupun tidak langsung pada
anak-anak
perusahaan
dan perusahaan
yang mempunyai
hubungan
afiliasi
yang
|
11
bergerak dalam berbagai bidang
usaha antara
lain
kendaraan bermotor,
jasa
keuangan, industri, perkebunan, serta usaha-usaha lainnya.
Kegiatan usaha Grup Astra dapat dikelompokkan menjadi 5 divisi yaitu :
1. Divisi
Astra Motor
meliputi
:
distribusi,
penjualan,
dan penyewaan
kendaraan bermotor, bisnis mobil bekas, suku cadang, dan jasa purna
jual.
2.
Divisi
Astra
Industri
meliputi
:
manufaktur kendaraan
bermotor,
komponen otomotif, dan alat-alat berat.
3. Divisi Astra Finance meliputi :pembiayaan mobil dan sepeda motor,
asuransi kerugian dan jiwa, dan perbankan.
4. Divisi
Astra
Resources
meliputi : industri berbasis
perkebunan
dan
perkayuan.
5. Divisi
Astra
System
meliputi
:peralatan kantor,
dan
teknologi
informasi, serta infrastruktur.
PT
Astra
Agro
Lestari
merupakan
salah
satu
perusahaan
yang
berada
di
dalam Divisi Astra Resources PT Astra International tbk, atau divisi yang bergerak
dibidang pengolahan sumber daya alam seperti agribisnis dan pengolahan kayu.
|
![]() 12
ASTRA INTERNATIONAL
ASTRA
FINANCE
Consumer
Finance
Asuransi
Bank
ASTRA RESOURCES
Agribisnis
Perkayuan
ASTRA MOTOR
Distribusi :
Astra Motor -Toyota
Astra Motor - Daihatsu
Astra Motor - Isuzu
Astra Motor - Nissan Diesel
Astra Motor - BMW
Astra Motor - Peugeot
Astra Motor - Honda Motorcycles
Astra Motor - Suku Cadang
Astra Motor - Sewa & Leasing
Astra Motor - Mobill Bekasi
ASTRA INDUSTRIES
Perakitan Mobil :
Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, BMW, Peugeot
Perakitan Motor :
Honda
Pabrik Komponen dan Suku Cadang :
Roda 4 dan 2
Alat Berat :
Mesin Konstruksi, Kontrak Pertambangan, dan Material Handling
ASTRA SYSTEM
Perlengkapan Kantor dan Teknologi Informasi
Infrastruktur
Gambar 1.2. Struktur grup Astra
1.5.1.1 Sejarah PT Astra Agro Lestari
PT
Astra
Agro
Lestari
tbk
atau
Perseroan, didirikan dengan
nama
PT
Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, yang dibuat
di
hadapan Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., Notaris di Jakarta kemudian dirubah
dengan
nama PT Astra Agro Niaga dengan
Akta No.
9
tanggal 4
Agustus
1989,
|
13
yang dibuat di hadapan Notaris
yang sama. Akta nama telah
mendapat persetujuan
Menteri
Kehakiman
Republik
Indonesia
berdasarkan Surat
Keputusan
No.
C2.10099.HT.01.01-Th89 tanggal
31
Oktober
1989
dan
telah
didaftarkan
di
Pengadilan negeri Jakarta Pusat di bawah No.2553/1989
tanggal 9 November 1989
serta
diumumkan dalam
Berita
Negara
Republik
Indonesia
No. 101 tanggal
19
Desember 1989, Tambahan No. 3626.
Pada
tahun 1997,
Perseroan
melakukan Penawaran Umum
Saham
kepada
masyarakat sebanyak 10% dari modal disetor dan ditempatkan pada waktu itu, atau
sebanyak Rp. 125.800.000 saham, dengan nilai nominal Rp.500 setiap saham,
dengan harga penawaran Rp. 1.550 setiap saham.
PT
Astra
Agro
Lestari
tbk
merupakan
perusahaan dari
kelompok
Astra
International,
yang
mengkhususkan diri,
tumbuh
dan
berkembang
menjadi
perkebunan minyak sawit terkemuka di
Indonesia. PT Astra Agro Lestari tbk, yang
berkantor
pusat
yang
beralamat di
Jl.
Puloayang
Raya
Blok
OR 1, Kawasan
Industri Pulogadung ini bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan
penjualan minyak goreng dan penyertaan modal kepada perusahaan-perusahaan
yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, teh, dan pengolahan
serta penjualan hasil perkebunan tersebut.
Visi PT
Astra
Agro
Lestari adalah menjadi sebuah perusahaan
agribisnis
yang
ramah
lingkungan
terintegrasi-inovatif dan
luas.
Sedangkan
misinya
adalah
menjadi sebuah perusahaan agribisnis panutan
Grup
Astra
Agro
membiayai
pengeluaran modal
kerja
dan
barang
modal
melalui
kombinasi
pinjaman
jangka
pendek dan
panjang,
setoran
modal,
dan
kas
yang dihasilkan dari kegiatan operasi usaha.
|
14
Perkembangan konsumsi
CPO
di
dunia
masih
terus
meningkat
(sumber:
Oilworld 2020). Konsumsi dunia atas produk kelapa sawit terhadap total konsumsi
minyak dan
lemak
memegang proporsi
17%,
sedangkan untuk
negara-negara Asia
proporsinya mencapai
27%.
Untuk
memenuhi konsumsi
CPO,
Indonesia
dan
Malaysia telah
memproduksi
80%
dari
total produksi
CPO dunia.
Hal
inilah
yang
membuat PT
Astra
Agro
Lestari
tbk
percaya
bahwa
dengan
kuatnya
permintaan
minyak
kelapa
sawit
baik
dari
dalam
maupun
luar
negeri
dan
rendahnya biaya
produksi
di
Indonesia. PT
Astra
Agro
Lestari
tbk
Perseroan sebagai
salah
satu
perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia, akan terus menjadi produsen yang efisien
dan kompetitif, menopang prospek Indonesia sebagai penghasil minyak kelapa sawit
terbesar di dunia.
Grup
Astra
Agro
memiliki 2
laboratorium penelitian
yang
terletak di kantor
pusat. Laboratorium Tanah bertanggung jawab
untuk
melakukan survai dan analisa
kesesuaian
tanah
lahan
yang
akan
dikembangkan
serta
merekomendasikan dosis,
jenis, serta frekuensi pemupukkan tanaman yang diteliti dan diterapkan pada kebun-
kebun
percobaan
yang
tersebar
pada
anak
perusahaan (demplot).
Laboratorium
Proteksi
Tanaman
bertanggung
jawab
untuk
mengidentifikasi hama
dan
penyakit
yang menyerang tanaman dan juga musuh-musuh alam hama dan penyakit tersebut.,
serta memanfaatkan tanaman-tanaman
yang berguna untuk
melestarikan musuh
alami
di
kebun,
serta
cara-cara
penanggulangannya seperti
burung
hantu
untuk
mengusir tikus pada tanaman kelapa sawit, dan lain-lain.
Laboratorium mempunyai hubungan kerja sama yang erat dengan Departemen
Proteksi
Tanaman
yang
memantau
jenis
dan
populasi
hama
dan
penyakit.
Kerja
sama ini meliputi tindakan pencegahan dengan sistem pengamatan dini (Early
|
15
Warning
System),
dan
tindakan
pengendalian hama
terpadu
(Integrated
Pest
Management). Hasil pengamatan tersebut dilaporkan setiap hari dari perkebunan ke
kantor pusat
untuk didata oleh Divisi Manajemen Sistem Informasi, sehingga dari
analisa dapat disimpulkan tindakan-tindakan tepat yang akan dilakukan.
1.5.1.2 Letak Geografis
PT
Astra
Agro
Lestari
tbk
melaksanakan kegiatan
usaha
mulai
dari
penanaman, panen, pengolahan dan perdagangan hasil
tanaman
yang
dilaksanakan
oleh perseroan
sendiri maupun dioperasikan
melalui
42 anak perusahaan,
yang
terdiri dari 30
perusahaan yang bergerak dalam bidang kelapa sawit, 2
perusahaan
dalam bidang karet, 4 perusahaan dalam bidang kakao, 5 perusahaan dalam bidang
perkebunan teh, serta 1 perusahaan dalam bidang penjualan minyak goreng. Secara
keseluruhan per tanggal
31
Agustus 1999,
Grup Astra Agro
menguasai 41 proyek
plasma
dan
KKPA
seluas
41.081
hektar.
Dari
jumlah
tersebut, 184.552
hektar
ditanami kelapa sawit dan 8.854
hektar ditanami karet,
3.213
hektar
ditanami
teh,
dan 2.882 hektar ditanami kako. Dari seluruh perkebunan yang dioperasikan, 95.558
hektar terletak di pulau Sumatera, 59.487 hektar di pulau Kalimantan, 38.736 hektar
di pulau Sulawesi, dan
sekitar
5.720 hektar
di pulau Jawa. Grup Astra Agro
juga
mengoperasikan 14 fasilitas pengolahan kelapa sawit, 5 fasilitas pengolahan karet, 6
fasilitas pengolahan teh, dan 6 fasilitas pengolahan kakao.
|
![]() 16
Tabel
1.1. Anak perusahaan perkebunan kelapa sawit AAL
Perkebunan Kelapa Sawit
Lokasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Eka Durna Indonesia
Tunggal Perkasa Plantation
Surya Panen Subur
Cakradenta Agung Pertiwi
Gunung Sejahtera Raman Permai
Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi
Agro Menara Rahmat
Letawa
Mamuang
Pasang Kayu
Sawit Asahan Indah
Waru Kaltim Plantation Laras
Astra Kartika Persadabina
Nusantara Abadi Gunung
Sejahtera Puti Pesona
Gunung Sejahtera Yoli Makmur
Gunung Sejahtera Dua Indah
Surya Indah Nusantara Pagi
Lesatari Tani Teladan
Sari Aditya Loka Karya
Tanah Subur Perkebunan
Lembah Bhakti Sari
Lembah Subur
Bhadra Cemerlang Cipta
Narada Lestari Nirmala
Agro Lestari Kimia Tirta
Utama Sukses Tani Nusa
Subur
Riau
Riau
Riau
Sulsel
Kalsel
Kalteng
Kalteng
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Riau
Kaltim
Sumsel
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Sulteng
Jambi
Aceh
Aceh
Riau
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Riau
Kaltim
Sumber:
Laporan
Tahunan AAL (2003).
1.5.1.3 Sumber Daya Manusia
Perusahaan
sangat
menyadari
pentingnya sumber
daya
manusia
terhadap
keberhasilan Grup
Astra Agro dalam melakukan aktivitas usahanya. Divisi Sumber
Daya Manusia PT
Astra
Agro
Lestari
tbk
mempunyai
misi
yang jelas
yaitu
untuk
menopang tujuan keseluruhan Grup Astra Agro dengan menciptakan :
1. Organisasi yang solid
2. Karyawan yang kompeten
3. Suasana dan kondisi kerja yang sehat
Usaha yang dilakukan PT Astra Agro Lestari tbk memerlukan jumlah karyawan
yang
cukup
besar.
PT
Astra
Agro
Lestari
tbk
mempekerjakan karyawannya dari
|
![]() 17
beberapa
sumber
yaitu
tenaga
kerja
yang
berpengalaman,
tenaga
kerja
yang baru
lulus
sarjana,
lulusan
SMU
pertanian, dan angkatan
kerja
antar
daerah
dan
lokal.
Semua
karyawan
yang
baru
direkrut
menurut
jenjang
jabatannya harus
melalui
program pelatihan PT Astra Agro Lestari tbk .
Tabel 1.2. Komposisi karyawan menurut jenjang
jabatan
Keterangan
Jumlah
Persentase
Direktur
Kantor Pusat:
Manager % Senior Manager
Penyelia
Karyawan
Perkebunan :
Manajer
Manajer Lapangan
Penyelia
Karyawan Administrasi
Karyawan Lapangan / Pabrik
6
47
22
305
34
126
604
688
11618
0.04%
0.35%
0.16%
2.27%
0.25%
0.94%
4.49%
5.12%
86.38%
Jumlah
13450
100.00%
Sumber: Laporan Tahunan AAL (2003).
Tabel 1.3. Komposisi karyawan menurut jenjang
pendidikan
Keterangan
Jumlah
Persentase
S2 + S3
S1
Sarjana Muda (D3)
SLTA, SLTP, lain-lain
17
608
281
12544
0.13%
4.52%
2.09%
93.26%
Jumlah
13450
100.00%
Sumber:
Laporan
Tahunan AAL (2003).
|
![]() 18
Tabel 1.4. Komposisi karyawan menurut jenjang usia
Keterangan
Jumlah
Persentase
< 26
26 30
31 35
36- 40
> 41
3040
3810
3225
2122
1253
22.60%
28.33%
23.98%
15.78%
9.32%
Jumlah
13450
100.00%
Sumber:
Laporan
Tahunan AAL (2003).
|
![]() 1.5.1.4 Struktur Organisasi
Shareholders
Board of Commissioners
Audit Committee
Senior Technical Advisor
Board of Directors
President Director
Vice President Director
Supporting
Industries (SIN)
Maufacturing
Downstream
Industries (DSI)
Refinery
Marketing
Palm Oil Commodity (POC)
Finance
&
Corporate
Secretary
Corporate
Function
procurement
Banking, Treasury, Investor
Director in Charge
President Office
Mgmt & Ops
Improvement
Internal Audit
Business
Development
Safety, Heath &
lth &
Environment
Plantation
Dvelopment
Contro (PDC)
l (PDC)
Plantation Development (PDO)
Agronomic Development Control
Engineering
Development
Control (EDC)
Process & Quality Control
Human
Resources,
Genera Affair &
l Affair &
Community
Development
(HGC)
Plantation & Mill
Operation (PMO)
Business Divisions
Infrastructure
Transport & Non-Palm Ol (TNP)
il (TNP)
Accounting Tax & Budget
Corporate Legal
Information Technology
Project Development
Human Resources (HR)
General Affairs & Asset Man.
Community Development
Andalas 1 Area
Andalas 2 Area
Borneo 1 Area
Borneo 2 Area
Celebes Area
Jawa Lampung Area
Gambar 1.3. Struktur Organisasi PT Astra Agro Lestari tbk
19
|
20
1.5.2
Sejarah Quality Control Circle di PT. Astra Agro Lestari
Pada
tahun
1990
kegiatan
QCC sebagai
bagian dari
sistem
manjemen Total
Quality Control (TQC) diperkenalkan ke kelompok perusahaan astra agro. Hanya saja
motif
penerapannya ketika
itu
hanya
sekedar
mengikuti
pola
induk
perusahaan
kelompok astra
yang
sudah
jauh
lebih
dulu
menerapkan sistem
manajemen
TQC.
Pokok pemikiran yang melatar belakangi kegiatan QCC tidak disadari benar sehingga
unsur
mentalitas
dasar
yang
memotovasi karyawan
bahkan
manajemen
tidak
mengakar. Lahirnya kelompok QCC lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas.
Dapat dimengerti bahwa kegiatan QCC yang
tidak dilandasi mentalitas dasar,
akhirnya
merasa
bahwa
kegiatan
QCC
hanya
menjadi
beban
dan
buang
buang
waktu
saja.
Hanya
tiga
tahun
kemudian
(tahun
1993)
kegiatan
QCC
di
kelompok
astra agro dihentikan.
Pada bulan Mei tahun 1999 terjadi pergantian direksi di PT.AAL. Dua
direktur senior dari Astra
grup duduk sebagai pemimpin puncak. Sistem
manajemen
astra yang didasarkan pada konsep TQC, yang
melibatkan semua jajaran dan
tingkatan didalam
manajemen kebijakan perusahaan, kemudian diterapkan di
AAL.
Karyawan biasa (floor worker) yang selama ini bekerja sekedar menjalankan perintah
atasan
kini
mempunyai peranan
seperti
peningkatan kualitas
dan
produktivitas,
penurunan biaya, adalah sasaran dimana peran serta floor worker sangat menentukan.
Untuk itu kegiatan QCC diminta untuk dihidupkan kembali.
|
21
Program
ini
dimulai dengan
mengadakan pelatihan di
seluruh
anak
perusahaan
untuk penyegaran kembali konsep Total Quality Control (TQC) dan Quality Control
Cicrle
(QCC).
Banyaknya anak
perusahaan yang
jumlahnya
42
perusahaan dan
letaknya
menyebar
mulai
dari
Aceh
sampai
ke
Sulawesi,
merupakan kesukaran
tersendiri. Namun komitmen yang kuat dari pimpian puncak, akhirnya
membuahkan
hasil. Dimulai sejak Juli 2001
pada review 3
bulanan di setiap wilayah perkebunan
ditampilkan 1
QCC
yang
paling pertama
yang
menyelesaikan temanya ditampilkan
pula pada rapat pimpinan PT.AAL. Pada bulan Agustus dari 71 QCC yang terbentuk,
42 QCC telah menyelesaikan tema pertamanya. Akhirnya konvensi QCC yang
pertama diselenggarakan pada tanggal 19 Oktober 2002, diikuti oleh 12 QCC dari 42
yang telah menyelesaikan tema.
1.5.3 Sejarah perusahaan PT. Sari Lembah subur
Pengolahan perkebunan kelapa sawit ini merupakan suatu kegiatan yang tidak
terputus
sepanjang waktu,
yang
pada
setiap
kurun
waktu
tertentu hampir
selalu
terdapat semua tahap dan bentuk kegiatan, sehingga merupakan suatu siklus kegiatan
pengelolaan yang berazas berkesinambungan produksi, kegiantan tersebut antara lain
:
pengolahan
tanah,
pembibitan,
peremajaan
tanaman,
pemeliharaan tanaman,
eksploitasi
(pemanenan Tandan
Buah
Segar
atau
TBS),
penebangan pohon-pohon
sawit tua
yang sudah
tidak produktif, eksplorasi (perluasan areal
tanam) dan
|
22
pengelolaan hasil sampai pengolahan TBS menjadi CPO untuk memenuhi kebutuhan
dalam dan luar negeri.
Kegiatan
ini
telah
direncanakan sedemikian rupa
sehingga sepanjang
tahun
hampir selalu terdapat semua tahap bentuk kegiatan tersebut dengan intensitas yang
hampir sama dari waktu ke waktu.
Salah satu usaha pemerintah untuk mengembangkan usaha perkebunan adalah
dengan pola PIR
yang
mana pemerintah
telah menyetujui 29 perusahaan yang akan
mengembangkan usaha
perkebunan
dengan
pola
PIR
Trans
yang
terdiri
dari
24
perusahaan swasta
dan 5
perusahaan Negara (PTP)
yang
terbesar
di
10
Propinsi.
Dalam
rangka
menunjang
program
serta
kebijaksanaan pemerintah
ini
maka
berdirilah
PT.
Sari
Lembah
Subur
sebagai
salah
satu
Perusahaan
Perkebunan di
Indonesia.
1.5.3.1 Gambaran Perusahaan
PT.
Sari
Lembah
Subur
merupakan
salah
satu
anak
perusahaan
PT.
Astra
Agro
Lestari Tbk.
yang
bergerak
dalam
bidang/sektor perkebunan
yang
terdiri
dari
perkebunan Inti, Plasma & KKPA serta tahap pengembangan di Afd. OX/OY seluas
450 Ha.
Kebun
PT.
Sari
Lembah
Subur
dimulai pada
tahun
1987, sedangkan Pabrik
mulai beroperasi bulan September 1992. Terletak di Kecamatan Pangkalan Kuras dan
Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Namun sekarang
setelah Otonomi Daerah terjadi Pemekaran Kabupaten yang mana sekarang PT. Sari
|
23
Lembah Subur berada di
Kecamatan Pangkalan
Lesung Kabupaten Pelalawan
Provinsi Riau.
1.5.3.2 Letak Geografis
Kebun
Perkebunan Kelapa Sawit
PT.
Sari Lembah Subur
terdiri dari
3
kebun
yaitu
kebun PT. Sari Lembah Subur-1 pola PIR-TRANS, kebun PT. Sari Lembah Subur-2
pola PBSN (Perkebunan Besar Swasta Nasional) dan PT. Sari Lembah Subur-3 pola
KKPA.
Perkebunan PT.
Sari
Lembah
Subur-1
seluas
10.000
Ha
yang
terdiri
dari
Plasma
8.000
Ha dan inti 2.000 Ha
serta
KKPA seluas 3.050 Ha. Perkebunan
PT.
Sari Lembah Subur-2 adalah perkebunan pola PBSN murni seluas 15.000 Ha.
Dengan luasan areal tersebut diharapkan perusahaan dapat mencapai target Produksi
TBS yang telah ditetapkan management sebesar 24 Ton/Ha/Tahun.
PT. Sari Lembah Subur memiliki 3 Kebun inti, KKPA & Plasma yang terdiri dari :
1. Kebun Kampar memiliki 5 Afdeling yaitu : Afdeling OA, OB, OC1, OC2 &
OY/OX
2. Kebun Tanglo memiliki 4 Afdeling yaitu : Afdeling OM, ON, OQ & OR
3. Kebun Kerumutan memiliki 4 Afdeling yaitu : Afdeling OO, OP, OS & OT
4. Kebun KKPA
memiliki 8 Afdeling yaitu
:
Afdeling AA, BB, CC, DD,
EE,
FF, GG & HH
5. Kebun Plasma memiliki 9 SP yaitu : SP1, SP2, SP3, SP4, SP5, SP6,SP7,SP9A
&
SP9B.
|
24
1.5.3.3 Proses Produksi
Secara umum, proses awal
untuk setiap proses pengolahan buah kelapa sawit
menjadi CPO
melalui beberapa tahap
yaitu, penanaman, panen, pengolahan produk
kelapa sawit, dan pengolahan produk
non
kelapa
sawit.
Penanaman dimulai ketika
Astra
Agro
membeli
lebih
dari
90%
bibit
kecambah kelapa
sawitnya dari
Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), sebua
lembaga pemerintah. PPKS adalah pemasok
terbesar
bibit
dan
kecambah kelapa
sawit
di
Indonesia. Bibit
tersebut
kemudian
dipelihara dan setelah 3 bulan ditanam di pembibitan. Tanaman tumbuh dipembibitan
selama 9 bulan kemudian dipindahkan ke perkebunan. Pada periode
TBM ini,
yaitu
dari
pemindahan kie
perkebunan
sampai
mencapai
tahapan
TM
(kurang
lebih
36
bulan),
tanaman
kelapa
sawit
muda
memerlukan
pemeloharaan yang
efektif.
Pemeliharaan
ini
mencakup pemupukan
yang benar atas
TBM,
pembebasan daerah
sekitar
TBM dari
tanaman
lain,
penanaman sekitar
TBM dengan
tanaman
penutup
tanah dan dihindarinya serangan hama dan penyakit.
Tanaman kelapa sawit
mulai
menghasilkan setelah 30
bulan setelah ditanam
tetapi produksi
komersil dimulai kira-kira 36
bulan. Tingkat kematangan TBS
yang
dipanen adalah sangat penting untuk memaksimalkan produksi tanaman kelapa sawit
dan kualitas CPO. Seluruh buah yang
lepas dari tandan dikumpulkan oleh pemanen
untuk diolah bersama
TBS,
untuk memaksimalkan rendemen/ekstraksi CPO dan
inti
sawit.
|
25
Proses
pengolahan kelapa sawit dimulai dengan panen
TBS
yang sudah
masak
dari
perkebunan dan kemudian diangkut dengan truk
ke tempat penampungan di
pabrik
pengolahan kelapa sawit
untuk dipilah menurut kualitasnya. TBS tersebut kemudian
diangkut
ke
tempat
sterilisasi
untuk disterilisasi dengan
uap
dalam
ruang
tertutup
bertekanan
untuk
memudahkan pemisahan buah
dari
tandan.
Tandan
kosong
kemudian dibakar
untuk
mendapatkan
abu
janjang
dengan kandungan
pupuk
yang
tinggi dan
dimanfaatkan kembali
sebagai pupuk
organik di perkebunan. Buah
yang
sudah
terlepas
dari
tandan
diteruskan ke
tempat
pemerasan untuk
dilkeuarkan
minyaknya, kemudian diteruskan ke
tempat penjernihan. Di
tempat penjernihan
ini,
minyak
kelapa
sawit
akan
diproses
untuk
menurunkan kadar
air,
menghilangkan
ampas
dan
kotoran
untuk
memperoleh produk
CPO.
Hasil
sampingan dari
tempat
pemerasan dalah
serat, pecahan cangkang dan biji
inti
sawit.
Serat
dan
cangkang
kemudian digunakan sebagai bahan bakar boiler uap. Biji inti sawit diproses kembali
melalui stasiun pemecahan
dimana
biji inti sawit dipecah, dibersihkan
dan
dikeringkan untuk mendapatkan
hasil akhir produk inti sawit. Tingkat ekstraksi
sangat
ditentukan oleh
kualitas
dan
tingkat
kematangan TBS
Seiring
dengan
meningkatnya
umur
tanaman
kelapa
sawit
penghasil
TBS,
maka
tingkat
ekstraksi
juga meningkat.
Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan
industri melalui
proses
penyulingan,
penjernihan
dan
penghilangan bau
atau
RBDPO
(Refined,
Bleached
and
Deodorized
Palm
Oil).
Proses
pembuatan minyak
goreng
(Olein)
melalui proses sebagai berikut :
|
26
1. Pembuangan getah (degumming)
2. Penjernihan warna (bleaching)
3. Penghilangan bau (deodorising)
4. Pemecahan (fractionation)
Di samping
itu
CPO dapat
diuraikan
untuk
produksi minyak
sawit
padat
(RBD
Stearin) dan
untuk
produksi
minyak sawit
cair
(RBD
Olein).
RBD
Olein
terutama
dipergunakan untuk
pembuatan
minyak
goreng.
Sedangkan RBD
Stearin
terutama dipergunakan untuk
margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku
industri sabun dan deterjen. Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan oleokimia
dasar
yang
terdiri
dari
asam
lemak
dan
gliserol.
Secara
keseluruhan proses
penyulingan
minyak sawit
tersebut dapat
menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5%
PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan.
PT.
Sari
Lembah
Subur
memiliki 2
PKS
(
Pabrik
Kelapa
Sawit),
pabrik
pengolahannya dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Pada tahun 1995, kapasitas pabrik
ditingkatkan menjadi
60
ton
TBS/jam.
Dengan
demikian
dapat
menghasilkan
Rendemen
CPO
Golden
minimal
24
%
dengan
Kadar
FFA
(Keasaman) >
2,5
%.
Dalam proses produksinya PKS PT. Sari Lembah Subur
menghasilkan limbah dalam
bentuk
gas,
cair
dan
padat
dalam
jumlah
yang
relatif
besar.
Bebarapa upaya
telah
dilakukan untuk penanganan limbah yang dihasilkan pabrik dalam proses
produksinya, seperti pembuatan dan pengoperasian kolam pengolah limbah cair, dan
pemanaatan limbah
padat
sebagai
bahan
bakar
boiler
atau
untuk
dimanfaatkan
terutama oleh penduduk sekitar. Sekarang Limbah tersebut juga sudah dimanfaatkan
|
![]() 27
sebagai
Land
Aplikasi
melalui
Pipa-pipa
yang
disalurkan langsung
dari
Pabrik
ke
kebun untuk kesuburan tanah maupun pohon sawit tersebut.
1.5.3.4 Sumber Daya Manusia
Pada umumnya Pengelolaan Perkebunan selalu
melibatkan tenaga kerja yang
cukup
banyak.
PT.
Sari
Lembah
Subur
melibatkan karyawan
sebanyak
+
1.089
orang meliputi Departemen Tanaman, Pabrik, Teknik, Umum & Administrasi dengan
susunan sebagai berikut :
Tabel 1.5. Alokasi jumlah karyawan PT. Sari Lembah Subur
NO
PT
JUMLAH KARYAWAN
TOTAL
STAFF
SKU/BLK
BHL
1.
2.
3.
SLS-1
SLS-2
SLS-3
32
13
5
341
480
21
91
78
28
464
571
54
T
O T A L
50
842
197
1.089
Sumber : Divisi HRGA PT. SLS
Keterangan Tabel diatas :
Staff terdiri dari : Administratur, KTU (Kepala Tata Usaha), Ka. Kebun, Ka.
Pabrik,
Ka.Teknik, CDO
(Community
Development
Officer)/Pubilc Relations, Kapro (Kepala Proyek) KKPA,
Asisten Tanaman & Asisten Administrasi.
|
28
SKU/BLK
: Non Staff ( Mandor I/Krani I) & Karyawan yang sudah
diangkat
menjadi
karyawan
tetap
Harian
maupun
Bulanan Lokal.
BHL : Buruh Harian Lepas atau Karyawan yang belum diangkat
sebagai
karyawan Tetap
atau
masih
dalam
Training,
Karyawan kontrak.
|
1.6
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena
itu rumusan
masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat
pertanyaan.
Dikatakan
sementara
karena
jawaban
yang
diberikan
baru
didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta fakta empiris yang diperoleh
melalui
pengumpulan data.
Jadi
hipotesis
juga
dapat
dinyatakan
sebagai
jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
(sugiyono,
p51).
Jadi
berdasarkan
rumusan
masalah
yang
ada
dan
observasi
awal
yang dilakukan penulis, hipotesisnya adalah :
1. Diduga penerapan Quality Control Project pada PT. Sari Lembah Subur yang
dilaksanakan berdasarkan
prinsip
PDCA
dapat
mengatasi
masalah
kualitas
kelapa
sawit
plasma
dan
menghasilkan improvement
atau
perubahan
yang
signifikan dari sisi kualitas, biaya dan produktivitas.
2. Diduga penerapan Quality Control Project telah mengikuti kaidah penerapan
QCC dan menerapkan konsep PDCA dalam Total Quality Control.
3. Diduga penilaian kelompok Quality Control Project dilihat dari karakteristik
keefektifan kelompoknya, telah menghasilkan analisis tingkat kepuasan
yang
baik
antara
importance
dan
performancenya.
11
variabel karakteristik
keefektifan kelompok yang dinilai memiliki tingkat kesenjangan yang rendah
antara
importance
dan
performancenya
serta
memiliki tingkat
kepentingan
yang tinggi dan dilaksanakan perusahaan
dengan baik.
1
|