1
Bab 1
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang Penelitian
Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen; Inggris: short story)
merupakan
dua
bentuk
karya
sastra
yang sekaligus
disebut
fiksi. Bahkan dalam
pengembangannya
yang
kemudian,
novel
dianggap
bersinonim dengan
fiksi.
Dengan
demikian, pengertian fiksi seperti yang dikemukakan di atas, juga berlaku untuk novel.
Sebutan
novel dalam
bahasa
Inggris
inilah yang
kemudian
masuk
ke
Indonesia
yang
berasal dari
bahasa
Itali novella berati
sebuah
barang
baru
yang kecil,
dan
kemudian
diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Abrams, 1981: 119).
Cerpen, sesuai dengan namanya, adalah cerita pendek. Akan tetapi, berapa
ukuran panjang pendek itu memang tidak ada aturannya, tak ada satu kesepakatan di
antara para pengarang dan para ahli. Panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen
yang pendek (short short story), bahkan mungkin pendek sekali: berkisar 500-an kata;
ada cerpen yang panjangnya cukupan (middle short story), serta ada cerpen yang
panjang (long short story), yang terdiri dari puluhan (atau bahkan beberapa puluh) ribu
kata. Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan secara lebih
banyak secara implisit dari sekedar apa yang diceritakan (Nurgiantoro, 2002: 9-11).
Cerpen Rashomon hasil karya Akutagawa Ryunosuke pertama kali
dipublikasikan di
majalah
sastra
Teikoku
Bungaku
pada
November
1915.
Majalah
ini
diterbitkan oleh alumni Universitas Tokyo sejak 1895. Dilihat dari urutan penerbitannya,
Rashomon merupakan karya Akutagawa yang keempat setelah Ronen (Mei 1914, Taisho
|
2
3), Seinen to Shi (September 1914), dan Sennin(September 1915, Taisho 5) (Wibawarta,
2004: 182).
Rashomon mengambil bahan dari karya klasik yang sangat disukai oleh
Akutagawa, Konjaku Monogatari, jilid ke-29 kisah ke-18 yang berjudul
Rajomon nite
Uwakoshi ni Nobori Shijin wo Miru Nusubito no Monogatari (Kisah Seorang Pencuri
yang Melihat Mayat di Atas Rajomon) dan jilid ke-31 kisah ke-31, Tachi Haki no Jin ni
Sakana wo Uru Ona no
Monogatari (Kisah Perempuan Tua
yang Menjual Ikan Pada
Para Serdadu). Konjaku Monogatari adalah kumpulan cerita fiksi yang dihimpun pada
abad ke-12 (Wibawarta, 2004: 183).
Karena Rashomon berlatar zaman Heian maka
cerpen ini dimasukkan dalam
kelompok karya
yang disebut dengan Ochomono (berlatar belakang zaman Heian) dan
dianggap sebagai karya sejati Akutagawa
yang pertama. Karya ini
merupakan landasan
bagi karya-karya Akutagawa selanjutnya, khususnya karya-karya yang berkaitan dengan
sejarah, atau yang disebut rekishimono (karya yang beerlatar belakang sejarah).
Walaupun demikian karya ini sepi dari opini publik ketika pertama kali dipublikasikan
(Wibawarta, 2004: 188).
Patut dikemukakan di sini bahwa deskripsi tentang bencana yang menimpa Kota
Kyoto
dalam Rashomon
berasal
dari
karya
Kamo
no
Chomei,
Hojoki
(abab
ke-13),
namun ia lebih bersifat fiksi daripada fakta sejarah. Selain itu, Rashomon, nama gerbang
tersebut aslinya bernama Rajomon. Akutagawa mungkin mengubah Jo (istana) ke Sho
(hidup)
untuk
mengangkat masalah hidup dan
mati dalam cerita
ini (Wibawarta, 2004:
191).
Akutagawa
berhasil
mengembangkan
cerita
sederhana
dalam
Konjaku
Monogatari
menjadi sebuah karya yang berbobot dan menarik melebihi cerita aslinya.
|
3
Tokoh
utama dalam Rashomon adalah Genin. Genin bukanlah
nama orang, melainkan
orang yang rendah derajatnya atau hina. Akutagawa memilih Konjaku Monogatari
karena cerita dan karakter dalam kumpulan karya fiksi ini aneh dan misterius.
Akutagawa
Ryunosuke
adalah salah seorang penulis
Jepang era Taisho (1912-
1926)
yang meraih
pembaca
di
luar
Jepang
sangat
banyak.
Karya-karyanya,
sebagaimana karya-karya Natsumesoseki dan Mori Ogai, banyak mengilhami para
sastrawan Jepang
modern. Hingga
akhir
hayatnya ia
menulis
lebih
dari seratus cerita
pendek (cerpen).
Akutagawa
lahir dengan
nama Ryunosuke di Irifunecho, Tokyo, pada 1 Maret
1892 sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Sejak kecil Akutagawa Ryunosuke
banyak melahap karya-karya klasik Jepang dan Cina. Minatnya terhadap kesusastraan
memang sudah tampak sejak ia duduk di sekolah dasar. Ia juga
menyukai para penulis
pertengahan
zaman
Meiji,
seperti
Ozaki
Koyo
dan
Koda
Rohan,
dan
akrab
dengan
karya-karya para sastrawan besar seperti Natsume Soseki dan Mori Ogai. Ia mengenal
pula
karya-karya
para
penulis
Eropa
seperti
Maupassant, Balzac,
Tolstoy,
Anatole
France,
dan
Dostoyevski sejak duduk
di bangku sekolah menengah umum(SMU). Di
bangku SMU ini pula ia sudah membaca buku-buku Euken dan Spinoza. Kebiasannya
yang lain adalah melihat pameran dan menghadiri diskusi sastra bersama teman
sekolahnya, Tsuneto Kyo, serta membaca buku di perpustakaan umum atau
perpustakaan keliling (Wibawarta, 2004: 3).
Pada 1913 ia masuk jurusan Sastra Inggris Universitas Tokyo. Bersama Kume
Masao dan Kikuchi Kan ia menghidupkan kembali majalah sastra universitas,
Shinshicho (Aliran Pemikiran Baru), yang sudah mati dan mulai menerbitkan karyanya
di
majalah tersebut. Ia
memulai debutnya dengan
menerjemahkan karya France,
|
4
Balthasar.
Karya
aslinya
yang
pertama,
yang
muncul
di Shinshicho, berjudul
Ronen
(1914). Setahun kemudian, 1915, ia meluncurkan Rashomon, salah satu cerpennya yang
terbaik dan menjadi judul kumpulan cerpennya yang pertama.
Pada Juli 1927, usia 35 tahun, Akutagawa agaknya benar-benar sudah tidak kuat
lagi menanggung kelelahan mental dan fisik yang dipikulnya sehinggal nekat bunuh diri
dengan menelan obat tidur secara overdosis. Foto terakhirnya yang diambil pada bulan
Juni 1927 menunjukkan wajahnya yang kurus, mata sayu, dahi berkeriput, dan dengan
rokok di mulut yang menunjukan ekspresi putus asa.
Tanda-tanda bahwa ia mengalami putus asa sebenarnya sudah terlihat jelas
dalam Kappa,
sebuah
dongeng
penuh
humor
dan
satir
yang
ditulis
beberapa
bulan
sebelum kematiannya. Narator ceritanya adalah seorang pasien sebuh rumah sakit
jiwa
yang berkeinginan menyingkirkan ketakutannya terhadap penyakit gila turunan, dan
tokohnya yang bernama Tok, seorang pujangga depresi yang akhirnya melakukan bunuh
diri. Kedua tokoh ini dianggap oleh banyak kritikus sastra sebagai potret diri Akutagawa.
Sebuah kumpulan refleksi diri, Jippon no Hari (Sepuluh Jarum), juga muncul menjelang
kematiannya.
Sebelum dua
esai
berbau
Kristiani,
Saito
no
Hito dan
sekuel
Zoku
Saiho
no Hito. Menang menjelang akhir hayatnya Akutagawa selalu membaca Injil menjelang
tidur (Wibawarta, 2004: 11,12).
Setelah Akutagawa meninggal terbit beberapa karyanya, seperti Aru aho no issho
(Kehidupan Si Tolol) dan
Haguruma, yang dianggap sebagai karya agungnya yang
terakhir. Hidup Akutagawa memang sangat pendek, tapi karya-karyanya dinilai sangat
luar biasa, sehingga dinobatkan sebagai raja cerpen dalam kesusastraan Jepang modern.
Teman
lama
Akutagawa,
Kikuchi Kan,
mendirikan Penghargaan
Akutagawa
( Akutagawasho) pada 1935 untuk
mengenang Akutagawa. Sampai sekarang
|
5
Akutagawasho
menjadi penghargaan
kesusastraan
paling
bergengsi
bagi para
penulis
baru (Wibawarta, 2004: 14, 15).
Dalam skripsi ini penulis menganalisis salah satu cerpen Akutagawa Ryunosuke
yang berjudul Rashomon, yang dilihat dari psikologis tokoh utamanya. Tokoh utama
dalam cerpen
Rashomon
memperlihatkan
masalah
ego
yang
menarik
untuk
dianalisis
dimana ego
nya berperan besar dalam mempengaruhi perubahan sikap psikologis
yang
dialami. Penulis juga tertarik dengan ego yang ditunjukkan oleh tokoh utama di akhir
cerita, sehingga penulis mencoba menganalisis penyebab munculnya
ego yang pada
akhirnya membawa tokoh utama kepada pandangan hidup yang berbeda dengan awal
cerita.
Dalam membahas
tokoh
utama
yang
terdapat
dalam cerpen Rashomon,
akan
digunakan
adalah
teori
psikoanalisis
yang
dilihat
dari Id,
Ego,
dan
Superego
yang
ditunjukan
oleh tokoh
utama,
untuk
itu
saya
akan
menggunakan
teori
dari
Sigmund
Freud
karena
ia
merupakan
orang
pertama
yang
mengemukakan
teori
psikoanalisis,
selain itu teori dari Sigmund Freud telah banyak digunakan dalam bidang psikologi dan
sastra. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud yang akan penulis pergunakan untuk
menganalis
tokoh
utama dalam cerpen
Rashomon
adalah,
Struktur
Kepribadian
yang
terdiri dari Id, Ego, dan Superego, Dinamika Kepribadian yang terdiri dari kecemasan
atau ketakutan, dan Perkembangan Kepribadian yang terdiri dari Identifikasi dan
Mekanisme Pertahanan.
|
6
1.2.
Rumusan Permasalahan
Dalam penelitian
ini saya akan
menganalisis
mengenai
masalah psikologis
yang
terdapat pada tokoh
utama dalam cerpen
Rashomon karya Akutagawa Ryunosuke. Ego
yang
ditunjukan
tokoh
utama
oleh
karena
perubahan
psikologis
yang
dialami
tokoh
utama inilah yang akan menjadi fokus penelitian.
1.3.
Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup dari permasalahan ini terdapat pada analisis psikologis yang
terdapat pada tokoh utama cerpen Rashomon karya Akutagawa Ryunosuke.
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari makalah ini adalah menjelaskan analisis psikologi pada tokoh utama
dalam cerpen Rashomon.
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah dapat mengerti perubahan
psikologis secara bertahap yang ditunjukan oleh tokoh utama dalam cerpen Rashomon.
1.5.
Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode kepustakaan, yaitu mengadakan penelitian
terhadap data-data yang diperoleh, dimana penulis akan menggunakan data kepustakaan,
dengan menggunakan buku-buku yang terdapat di perpustakaan
Universitas
Bina
Nusantara, Universitas Indonesia, Japan Foundation untuk mengumpulkan beberapa
teori mengenai egoisme dan juga mengumpulkan data-data melalui internet.
|
7
1.6.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah, sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Berisikan
tentang
latar
belakang, rumusan
permasalahan,
ruang
lingkup
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan. Alasan pendahuluan
ditulis pada bab 1 adalah agar pembaca dapat mengerti secara umum hal apa yang akan
dibahas dalam skripsi ini.
Bab 2 Landasan Teori
Dalam bab
ini
saya
akan
membahas
mengenai
teori
penokohan
dan
teori
psikoanalisis.
Bab 3 Analisis Data
Dalam bab
ini
berisikan
mengenai
analisis
alur,
penokohan,
dan
juga
permasalahan sikap egoisme yang ditunjukan oleh tokoh utama dalam cerpen Rashomon.
Bab 4 Simpulan dan Saran
Pada bab 4 ini akan diberikan simpulan dari
hasil analisis
yang diperoleh dari
penelitian secara deskriptif analitif.
Bab 5 Ringkasan
Pada bab ini akan diberikan ringkasan dari seluruh isi skripsi, dimulai dari
pendahuluan hingga simpulan sebagai jawaban dari permasalahan dalam skripsi ini.
|