BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang M asalah
Dunia
industri
di
Indonesia
saat
ini
sarat
dengan
persaingan
yang
menuju
ke
arah
persaingan
global
yang
dikarenakan
oleh
perkembangan  pasar
dunia
yang
semakin
global,
terutama
dalam
menghadapi
perdagangan
bebas
ASEAN
yang
dikenal
dengan  sebutan 
AFTA  (ASEAN  Free Trade Area
pada  tahun 
2008
mendatang,
yang
memacu
munculnya
pemain-
pemain
baru dalam
dunia
industri,
menuntut setiap pelaku bisnis atau perusahaan-
perusahaan
untuk
terus melakukan
perbaikan
yang berkesinambungan
agar
terus
bertahan
dan
menjadi
yang terbaik.
Tantangan 
lain 
yang  dihadapi 
oleh 
dunia 
industri 
adalah 
tuntutan  pelanggan
(customer),
dimana
setiap
perusahaan
akan
melakukan
apa
saja
untuk
mencapai
kepuasan 
pelanggan 
(customer
sat isfaction).
Salah 
satu 
syarat 
utama 
untuk
mencapai kepuasan pelanggan adalah kualitas dari produk yang dihasilkan.
Kualitas
disadari  sebagai  suatu 
alat  yang 
mempengaruhi 
kepuasan  pelanggan
terhadap
suatu produk
dan
kemudian
akan
berpengaruh
pada kesetiaan pelanggan
terhadap  
produk  
tersebut, 
serta  
berdampak  
pula  
terhadap  
kemajuan  
dan
kelangsungan  usaha  bisnis 
yang
bersangkutan.  Kualitas 
tidak 
ditentukan  oleh
  
2
pembuat,  sebaliknya 
kualitas  adalah  karakteristik  suatu  produk 
dan 
jasa  yang
menunjang pada kemampuannya
untuk
memuaskan
kebutuhan
tertentu.
Peningkatan
kualitas
produk 
mempunyai
tujuan
meminim asi
jumlah
produk
yang 
cacat 
atau 
defect.
Dengan 
berkurangnya 
jum lah 
produk 
cacat, 
m
aka
penanganan 
terhadap 
produk 
cacat  pun 
dapat  diminimasi 
serta 
dapat
meningkatkan  
produktifitas  
dan  
pada   akhirnya   m eningkatkan  
profit   bagi
perusahaan.
Tak
dapat dipungkiri
lagi
bahwa
pencapaian
karakteristik
kualitas
produk 
sangatlah 
sulit 
dilakukan 
secara 
konstan. 
Karena 
itulah, 
peningkatan
kualitas
produk
secara
terus-
menerus
(continous
improvement)
perlu
dilakukan
oleh
para pelaku
bisnis
yang berdinamika dalam
dunia
industri.
Salah
satu metode
untuk
peningkatan
kualitas
adalah
TPM (Total
Produktive
Maintenance),
dim ana
PT
Dankos
Farm a
mempunyai
policy
TPM
yang
berbunyi
“PT
Dankos
Farma
bertekad
untuk
berproduksi
tanpa
gangguan
dengan
melibatkan
seluruh karyawan
dalam 
kegiatan 
pemeliharaan 
fasilitas 
produksi 
guna  mencapai 
tingkat
produktivitas
tertinggi, bermutu
prima dan ekonomis.”
Demikian 
pula  halnya 
dengan 
PT 
Dankos  Farm a  sebagai 
salah 
satu 
BO
(Business
Operation)
dari
PT
Kalbe
Fama
Tbk
yang
bergerak
di
bidang
farmasi.
Produk-
produk
yang
dihasilkan
oleh
Dankos 
term asuk
dalam
kategori
produk
obat
di
mana
kualitas
sangat
penting
bagi
konsumen
atau
pengguna
akhir
selain
bagi perusahaan.
Visi
perusahaan
Dankos
adalah
senantiasa
menjadi
perusahaan
farmasi
yang
berkomitmen 
kuat 
melalui 
penerapan 
ilmu 
dan 
teknologi 
untuk 
peningkatan
  
3
kesejahteraan
masyarakat.
Sehingga
untuk
mendukung visinya,
perusahaan
mempunyai misi
untuk
senantiasa berkomitmen
melakukan
perbaikan
yang
berkesinambungan  
untuk  
menghasilkan  
produk   kesehatan  
yang   berkualiats
melalui perkembangan
produk
yang
inovatif,
mudah
diperoleh
dan
terjangkau
sehingga
secara
tidak
langsung
ikut berperan
serta
dalam
meningkatkan
kesejahteraan 
masyarakat. 
Lebih  dari 
pada 
itu 
perusahaan 
membentuk 
motto
untuk 
mendukung 
visi 
dan 
misinya 
dimana 
mottonya 
adalah 
“Mutu 
untuk
kesehatan
dan
Hidup
yang lebih
baik”.
Dengan
demikian
peningkatan
kualitas
merupakan
kunci sukses dalam
agenda penting bagi PT
Dankos
Farma.
1.2
Identifikasi dan Perumusan
Masalah
Dalam 
menghadapi 
persaingan 
di  tingkat 
perusahaan-perusahaan 
farmasi
yang
mulai
berkembang
di
Indonesia
ini,
PT.
Dankos
Farma
selalu
berpegang
teguh
dengan
Best
Practice-nya
yaitu
(Total
Productive Maintenance
(TPM),
Customer
Care,
Int ernal
Customer
Satisfaction,
Excellent
Manufacturing,  5R,
dan
Continual Improvement).
Continous
Improvement
atau
yang biasa
disebut
dengan
perbaikan
yang
berkesinambungan
bertujuan
untuk
peningkatan
produktivitas
dan dijalankan
dalam
berbagai
faktor baik
produksi,
sistem
inform asi, perkantoran
maupun
hal-
hal teknis
lainnya.
Berbagai
perbaikan
telah
dilakukan
untuk
menaikkan
nilai
produksi 
dengan 
cara 
mempercepat 
proses 
produksi, 
m
emperbaiki 
sistem
informasi,
mengurangi
jam
kerja,
mengurangi
tenaga
kerja
dan
lain-lain
dengan
tanpa
mengurangi
kualitas
produk
itu
sendiri.
Peningkatan
produktivitas
yang
  
4
secara  bertahap 
terus-menerus 
dilakukan 
diperlukan 
untuk   
mempermudah
dalam
hal
prediksi
lamanya
proses
suatu
produksi. 
Hal
ini
akan
berhubungan
dalam
hal
pemenuhan
target
(Order
Fullfilment)
yang
dikeluarkan
oleh
bagian
PPIC (Production
Planning
In
Control)
untuk
setiap
produk
dalam
setiap
bulannya.
Apabila  produktivitas 
meningkat, 
maka 
akan 
mempermudah 
dalam
pemenuhan  
target   oleh   bagian   produksi   yang 
diberikan  
di 
awal 
bulan.
Selanjutnya
target
akan
dirubah
sesuai
dengan
kemampuan
produksi.
Pada
saat
ini
proses produksi
sulit
untuk
diprediksi,
dikarenakan
waktu
proses
yang
tidak
stabil
dan
cenderung
berubah-ubah
dalam
rentang
waktu
yang
lebar.
Sehingga
terkadang
target
yang
diberikan
oleh
PPIC
sering
tidak
terpenuhi
dikarenakan
waktu 
yang 
diperlukan 
kurang 
atau 
target 
yang 
diberikan 
terlalu 
mudah
dipenuhi 
sehingga 
proses 
produksi  menjadi  tidak  efektif 
dan  efisien. 
Oleh
karena
itu
perlu
dilakukannya
improvement
untuk
menyelesaikan
permasalahan
ini   dengan  
tanpa   mengurangi   kualitas   dari   produk  
itu   sendiri.  
Karena
produktivitas  dan 
kualitas 
merupakan 
satu
kesatuan 
yang
tidak
dapat
dipisahkan.
Dengan
dilakukannya
perbaikan
tanpa
mengurangi
kualitas
diharapkan
akan
terjadinya peningkatan
target
order
fullfilment
yang
sekaligus
akan
dapat
menambah profit sendiri
bagi perusahaan
ini.
Seperti  
yang  
telah   diuraikan   diatas   bahwa   proses   produksi   sulit 
sekali
diprediksi, khususnya
pada proses
injeksi kering
yang sulit dilakukan
dalam
hal
  
5
penentuan
target
produksi. 
Dari
pengalam an
dan
hasil
pengukuran 
yang
telah
didata,
rentang variasi
waktu
proses
produksi
terlalu
lebar
sehingga
hal
ini
akan
menyulitkan
bagian
PPIC untuk
penentuan
target
itu
sendiri.
Salah
satunya
yang
akan
diangkat
dalam
hal
ini
adalah
pada
langkah
proses
produksi
injeksi
kering
di bagian produksi.
Dalam
proses
injesi
kering
terdapat
banyak
faktor
yang mempengaruhi
akan
keberhasilan 
proses
produksi, 
seperti
diketahui 
bahwa 
injeksi 
kering
sangat
rentan
dengan
kondisi
lingkungan
sekitar.
Untuk
mendapatkan
hasil
maksimum
dalam
hal
ini
sterilitas
dan
kejernihan
vial
diperlukan
man
and
machine
yang
memenuhi
kreteria
CPOB
(Cara
Pembuatan
Obat
yang Baik).
Terdapat
tiga
langkah
proses
produksi
di
dalam
memproses
injeksi
kering
antara
lain
proses
pencucian
vial,
proses
sterilisasi
kering vial
dan
proses
pengisian
serbuk
injeksi
kering 
ke  dalam 
vial,  tiap  proses  yang  berlangsung 
memiliki  kondisi 
yang
berbeda
dan
pada akhirnya vial
yang keluar
harus
dalam
kondisi
steril
itu
adalah
syarat mutlak
di dalam
produksi
injeksi kering.
Selama ini proses
produksi
yang
berlangsung
dirasa
masih
kurang
optimal
dalam
artian
masih
jauh
dari
target
yang
telah
direncanakan,
untuk
mengetahui
apa
yang
terjadi
selama proses
produksi 
maka 
dilakukanlah 
pengamatan 
selama 
beberapa 
hari  untuk
mengetahui
faktor-
faktor
apa
saja
ynag
menghambat
proses
produksi
dengan
demikian
diharapkan
dapat
merubah
sistem
yang
ada
diganti
sistem
yang
baru
yang lebih efektif dan
efisien.
  
6
Pada
umunya
konsep
peningkatan
produktivitas
dimulai
dari
satu
continous
improvement
dimana
dari
improvement
ini
secara
langsung
akan
memperbaiki
kualitas
dari proses
dan
produk
itu
sendiri,
yang
pada
akhirnya
akan
menghilangkan  
berbagai 
akar 
penyebab 
masalah  
yang 
ada 
dalam   siklus
produksi
di
perusahaan
ini.
Dengan
hilangnya
berbagai
akar
penyebab
masalah
tersebut 
maka  akan 
terjadi
peningkatan 
produktivitas 
perusahaan 
yang  juga
akan meningkatkan
profitabilitas dari perusahaan
itu
sendiri.
Untuk
itu,
disini
peneliti
akan
mencoba untuk
mengidentifikasikan
permasalahan 
yang  ada 
pada 
bagian 
produksi 
terutama 
line 
injeksi 
kering
dengan
m
enganalisa
masalah-masalah
berikut
ini
:
1.  
Apa
yang
m
enjadi
faktor
utama
penyebab
munculnya
permasalahan  tidak
tercapainya
target produksi untuk produk injeksi kering ?
2.  
Tahapan
apa
saja
yang
merupakan
bottle
neck pada proses
produksi
injeksi
kering dan mengapa?
3.  
Bagaimana
langkah
perbaikan
yang dilakukan
pada
produksi
injeksi
kering
tersebut
agar
masalah bottle neck dapat diminimalkan?
4.  
Apakah   target 
produksi   yang 
telah 
ditetapkan   dapat 
tercapai   setelah
dilakukan
tindakan
perbaikan
dengan baik
dan
tepat. ?
1.3
Ruang
Lingkup
Di
sini
penulis 
ingin
m
elakukan
analisa
dan 
penelitian  secara
TPM
pada
bagian 
produksi 
injeksi 
kering 
mulai 
dari 
proses 
pencucian 
vial, 
proses
  
7
sterilisasi
kering
vial
dan
proses
pengisian
serbuk
injeksi
kering
ke
dalam
vial,
hal ini dilakukan
untuk
mengetahui
keefektivan
tiap proses produksi.
Untuk 
m
emperjelas 
arah  pemecahan 
masalah 
yang 
akan 
dibahas 
di 
dalam
skripsi nantinya,
berikut adalah
pembatasan terhadap masalah
yang di bahas:
1.   Penelitian
akan
dilakukan
pada
PT
Dankos
Farma
yang bertempat
di
kawasan
industri Pulogadung.
2. 
Pengukuran
penelitian
dilakukan
pada operasional
mesin
dan
hasil
produk
dari
mesin
pencucian
vial,
mesin
sterilisasi
kering
vial
dan
mesin pengisian
serbuk
injeksi kering ke dalam
vial.
3. 
Analisa
dan
pengukuran
menggunakan
metode
TPM dimana
dari
perhitungan
tersebut dapat
diketahui
time
losses
dan
performance
effeciencies
dari
tiap proses produksi.
4. 
Metode
yang digunakan
untuk
mengidentifikasi
dan
menganalisis
sumber
penyebab
terjadinya permasalahan
ini
adalah
metode
FMEA
(Failure Mode and Effect Anal
ysis
).
5.  
Data
yang
digunakan
untuk
m
enentukan
penyebab
terjadinya
bottle
neck
didapatkan
dengan melakukan
observasi,
wawancara
dan
brainstorming dengan pihak
perusahaan.
1.4
Tujuan dan Manfaat
Berikut ini adalah
beberapa
tujuan
yang dapat diperoleh dari penelitian
yang
dilakukan
dalam
hal peningkatan
produktivitas dengan metode TPM antara
lain:
  
8
1.  
Menurunkan
”Down
Time
Machine”
produksi
dalam
hal
ini
ketersediaan
change part yang diperlukan
khususnya line injeksi kering.
2.  
Meningkatkan
Performance Efficiency
Mesin
,
dapat
diketahui
dari
Time
Losses yang terjadi
dan
Actual
Yield dari masing- masing mesin.
3.  
Meningkatkan 
Quality
Ratio
Produk 
dengan 
diketahuinya 
besarnya
deffect 
product 
tiap 
batchnya 
maka 
dapat 
dicarikan 
solusi 
yang 
paling
optim al
yang dapat
menekan tingkat defect.
4.  
Merencanaan  target
tingkat
produktivitas
mesin
dimasa
datang
agar
dapat
terus
dimodifikasi 
kembali
berdasarkan
informasi
hasil
dari
improvem ent
yang terus berkelanjutan
Adapun beberapa manfaat
yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara
lain
:
1.  
Mengefektifkan 
peralatan
dan
mesin
khususnya
peralatan
atau
part
mesin
yang
mempunyai
umur
pakai
yang
singkat sehingga
dapat
disediakan
cadangan/ spare part.
2.  
Dengan
adanya
perhitungan
Time
Losses
dan Rat e off Qualit y Product
pada
tiap proses m aka dapat dikahui
mutu produk yang dihasilkan.
3.  
Perawatan 
otonomi 
oleh  operator 
yang  dapat
m
eningkatkan 
ketrampilan
karyawan, sehingga mengenal betul akan kondisi mesinnya.
4.
Penentuan
target produksi
dapat
dilakukan
lebih
mudah,
karena
sudah
dihasilkan  
suatu   standart   proses  
yang   sudah   mewakili   siklus  
proses
produksi.
  
9
5.  
Dapat digunakan
sebagai
bahan
masukan
dan
menjadi
bahan
penelitian
bagi
rekan-rekan
mahasiswa/i
untuk
yang
berminat
meneliti
dengan
topik
yang
sama dengan
penulis.
1.5
Gambaran
Um um Perusahaan
1.5.1
Sejarah Perusahaan
PT.
Dankos
Farma
yang awalnya
bernama
PT.
Dankos
Laboratories
Tbk.
didirikan
pada
tanggal
25
Maret
1974
di
Pulomas,
Jakarta
Timur
yaitu
sebuah
perusahaan
farmasi
dan
merupakan
induk
dari
beberapa
anak
perusahaan
yang
bergerak
dibidang
farm asi,
memulai
kegiatan
operasinya
di
bidang
obat-
obtan
pada
tahun 1978
dengan
lahan
seluas
500
m2.
Setelah
beroperasi
selam a empat
tahun
di Pulomas,
Dankos
memindahkan
kegiatan
operasionalnya
di Kawasan
Industri Pulogadung
dengan
luas
lahan 12.800 m2 dan luas bangunan
3925 m2.
Pada tahun
1986 Dankos
mendapatkan
lisesnsi
produk
dari
Fujisawa (Jepang)
dan  Daiichi 
(Jepang).  Produk-
produk 
yang
dihasilkan 
oleh  Dankos 
saat
ini
adalah
:
a.  
Obat
Bebas
(OTC)
Cream 
:
Trimadan
Granule 
:
X-ion
Liquid 
:
Mixagrip
Syrup
Stawberry & Orange
Tablet 
:
Fatigon, Mixagrip,
Mixadin,
Mixaflu
  
10
b.   Obat
Resep
(Ethical)
Cream 
:
Oxyzone
Injeksi Kering
:
Cefizox,
Broadced,
Foxim, Cefotaxime
Kapsul
keras  
:
Cefadroxil
500m g, Librocef
500mg,
Longcef
Tablet 
:
Topcillin,
Kalcef, Lizor, Cefspan
Sejalan 
dengan 
pertumbuhan 
ekonomi 
Indonesia, 
maka 
pada 
tanggal 
13
November
1989,
Dankos
melakukan
go
publik
dengan
mencatatkan
sahamnya
pada
Bursa
Efek
Jakarta dan
Surabaya.
Pada
tahun
1990
Dankos
mulai
melakukan
eksport
obat
bebas
(OTC)
ke
sepuluh
negara
(Asia
dan
Afrika).
Pada tahun
yang
sama
PT.
Dankos
memperoleh
100%
saham
PT
Bintang
Toejoe.
Dankos
memperoleh
sertifikat
GMP
(Good
Manufacturing
Practice)
pada
tahun
1991.
Dankos
membangun
gedung Penicillin
dan
gedung
Cephalosporin
pada
tahun
1993
untuk
perluasan
dan
peningkatan
produksi.
Pada
tahun
yang
sama
Dankos
memperoleh seluruh
asset
PT. Hexpharm
Jaya. Pada
tahun
1995
Dankos 
m
emperluas 
pabriknya 
menggunakan 
bangunan 
Ex 
Helios 
yang
letaknya
bersebelahan
dengan
luas
lahan
5.898
m2
dan
luas
bangunan
3.868
m2. 
Dankos  selalu 
berkomitmen 
untuk 
meningkatkan 
mutu 
dan 
kualitas
produk
yang
dihasilkan,
hal
uni
dibuktikan
dengan
menjadi
Industri
Farmasi
Indonesia 
yang  pertama 
kali 
memperoleh  sertifikat  ISO 
9001 
pada  tahun
1997,
perbaikan
yang
berkesinambungan,
5R (Ringkas,
Rapi,
Resik,
Rawat,
  
11
Rajin),
DCC
(Dankos
Customer
Care)
di seluruh
bagian.
Selain
itu
Dankos
menjadi
Industri
farmasi Indonesia
yang
mampu
memproduksi
obat
soft
capsule.
Pada
bulan
Juli
2004
Dankos
memperoleh
sertifikat
ISO
14001
mengenai
mutu  
lingkungan  
dan  
pengolahan  
limbah  
cair.  
Kemudian   pada 
bulan
September
2004
Dankos
memperoleh
sertifikat
OHSAS
(sertifikat
mengenai
K3),  
untuk  
menjaga  
serta  
meningkatkan  
keselam atan  
dan  
kesehatan
lingkungan
kerja.
1.5.2
Profil Perseroan
PT.Dankos   Laboratories   Tbk 
m
erupakan   perusahaan  
farmasi 
PMDN
terkemuka
di
Indonesia,
dan
sebagai perusahaan
Go
Publik sejak
tahun
1989,
dimana 
secara 
konsisten 
menerapkan 
CPOB 
dan 
ISO 
9001  dalam
memproduksi
obat-
obatan
(obat
resep
dan
obat bebas),
serta
memiliki
pemasaran 
di 
dalam 
dan 
luar 
negeri. 
Perseroan 
di 
tahun 
2000 
ini 
telah
menguasai
6,59
%
pasar
farmasi
Indonesia
yang
terdiri
dari
13,36
%
pasar
obat
bebas
dan
2,12
%
pasar
obat
resep,
melalui
perusahaan
ini
sendiri
dan
tiga anak perusahaan,
yaitu
:
1.  
PT. Bintang
Toedjoe,
dimana produk
yang dihasilkan antara
lain Extra
Joss, Kom ix, Waisan.
2.  
PT. 
Hexpharm 
Jaya 
Laboratorios, 
dim ana  produk 
yang  dihasilkan
antara lain
ATP Kyowa, Spasminal, dan Benacol.
  
12
3.  
PT.
Saka
Farma
Laboratories,
dimana
produk
yang
dihasilkan
antara
lain
Sakatonik
ABC, Sakatonik
Liver
dan Mextril.
Pada tahun
2005 PT.
Dankos
Laboratories Tbk
melakukan
merger dengan
2
perusahaan
besar
yaitu  PT.
Kalbe
Farma
Tbk
dan
PT.  Enseval
Tbk.  PT.
Dankos
Laboratories
Tbk
berganti
nama
menjadi
PT.
Buana
Inti
Cermelang.
Pada
tanggal
1
January
2007,
Perusahaan
ini
berganti
nama
lagi
menjadi
PT.
Dankos 
Farma
yang
merupakan 
Bisnis
Operasional 
dari
PT.  Kalbe
Farma
Tbk.
Dengan
merger
ini
perusahaan
Kalbe
Farma
yang
m
enjadi
induk
pasca
merger
merupakan
perusahaan
farmasai
terbesar
di
Indonesia
bahkan
di
Asia
Tenggara.
1.5.3
Kebijakan M utu
Kebijakan
Mutu
Perusahaan
ini
adalah
" Kami,
manajemen
dan segenap
karyawan     PT.   
Dankos   
Laboratories   
mempunyai   
kom itm en   
untuk
menghasilkan
produk
kesehatan
yang
bermutu
melalui:
Dedikasi
yang
tinggi
untuk
mencapai
mutu
dengan
Aktif
dan
terus
menerus
memahami
kebutuhan
konsumen
serta
Niat
yang
kuat
untuk
menghasilkan
produk
dengan
Kualitas
yang
Optimal
melalui
penerapan
Sistem
CPOB
(Cara
Pembuatan
Obat
yang
Baik), ISO 9001 dan Perbaikan
yang berkesinambungan".
Untuk
melengkapi
CPOB
dan
ISO
9001
yang
telah
diperoleh,
pada
bulan
Januari
2000
juga
telah
memperoleh
sertifikat SMK3
(Sistem
Manajemen
Keselamatan 
Kesehatan 
Kerja) 
dari 
PT. 
Sucofindo. 
Perseroan 
dan 
anak
  
13
perusahaan
Perseroan
secara
konsisten
menerapkan
CPOB
(Cara
Pembuatan
Obat
yang
Baik)
dan
ISO
9001.
Di
samping
itu
sejak
tahun
2000
juga
telah
secara
terus
m
enerus
menerapkan
sejum ah
lah
"Best
Practice"
yaitu
perbaikan
yang  berkesinambungan, 
kepuasan 
pelanggan, 
5R 
(Ringkas, 
Rapi, 
Resik,
Rawat  dan 
Rajin)
dan
pelatihan,  sehingga  akhirnya
dapat
m
enjadi
budaya
Perseroan. 
Hal 
ini  sesuai 
dengan 
visi 
Perseroan 
yang  senantiasa 
menjadi
perusahaan 
farmasi  yang
m
empunyai  komitmen 
kuat
untuk 
meningkatkan
kesejahteraan  masyarakat
m
elalui
penerapan 
ilmu  dan  teknologi
di  tingkat
nasional dan regional
serta sebagai pemberi
kerja terbaik
di Indonesia.
Disamping
itu
juga
sejalan
dengan
m si
isi
Perseroan
yaitu
sebagai
sebuah
grup
perusahaan 
yang 
senantiasa 
melakukan  perbaikan  yang  berkesinambungan
untuk 
menghasilkan 
produk 
kesehatan 
yang 
  berkualitas 
melalui
pengembangan
produk  yang
inovatif,
mudah
diperoleh
dan
terjangkau
oleh
masyarakat 
luas 
sehingga 
ikut  
berperan 
serta
dalam 
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Gb 1.1 Gambar
Dankos
Quality Excellence dengan
Best
Practice-nya
  
14
1.5.4
Pengaturan Jam
Kerja
PT.
Dankos
Farma
mempunyai
peraturan
untuk
jam
kerja dengan
menyesuaikan
kebutuhan
produksi
itu
sendiri.
Untuk
normalnya kegiatan
produksi
dilakukan
secara
2 shift
dan
apabila
permintaan
produksi
sangat
banyak, kegiatan produksi bisa dilakukan secara
long shift.
Hari
kerja
di
PT.  Dankos
Farm a
adalah
Senin
Jumat
dengan  pembagian
waktu kerja sebagai
berikut
:
Karyawan
Kantor
Jam kerja 
:
07.00 –
15.30
WIB
Karyawan
Lantai
Produksi
dan
Gudang
Shift I          
:           07.00 –
15.30
WIB
Shift II        
:           15.30 –
22.50
WIB
Long
Shift I
:           07.00 –
19.30 WIB
Long Shift II :           19.30 –
07.00
WIB
Untuk 
jam 
kerja 
normal 
kegiatan 
produksi 
diatas 
dilakukan   dengan
istirahat
selama
30
m
enit
disetiap
shiftnya. 
Dan
untuk  longshift
dilakukan
selama 
2
kali. 
Beberapa 
kali
juga 
diperlukan  kegiatan 
produksi
dilakukan
pada
waktu
hari
Sabtu
dan
Minggu
secara overt ime
sesuai
dengan
permintaan
produksi itu
sendiri.
  
15
1.5.5 Produk-produk
yang dihasilkan
Produk
yang
dihasilkan
oleh
PT.
Dankos
farm a
dibagi
berdasarkan
kategori
pemasaran.
Yaitu
produk
obat
bebas
(Over
The
Counter)
:
Mixagrip,
Fatigon,
Fatigon
Spirit,
Fatigon
Viro,
Mixadin,
Minigrip,
Extra
Joss,
Kom
ix,
OSK,
Irex,
Joss 
Kid, 
Sakatonik, 
Mextril, 
Sakatonik 
ABC,
Sakatonik 
Grenk, 
Sakatonik
Kaplet
dll.
Berikutnya
obat-obat
resep
(Ethical)
:
Neurotam,
Cefizox,
Brainact,
Reskuin,  
Cefazol,   Fixef,   Mikasin,  
Spiradan,  
Foxim,   Digest,   Cefotaxime,
Bintamox,
Ceftriaxone,
Sakaneuron,
Dextromethorphan
dll.
1.5.6 Jaringan Penjualan
PT.
Dankos
Farma
mempunyai jaringan
penjualan
untuk
dalam
negeri
(domestic) 
dan 
juga 
penjualan 
yang 
dikhususkan 
untuk 
ekspor 
kebeberapa
negara
seperti
Malaysia,
Myanmar,
Filipina,
Singapura,
Kamboja,
Thailand,
Sri
Lanka,
Mongolia,
Hongkong,
Afrika Selatan, Nigeria & Zimbabwe.
1.5.7 Fasilitas Perusahaan
Sebagai
salah
satu
perusahaan
farmasi
besar
di
Indonesia
yang
kemudian
bergabung menjadi Kalbe
Farma menjadi
terbesar
se-Asia Tenggara.
Investasi 
dalam 
fasilitas 
manufaktur 
dan 
pendukung 
yang 
terus
dikembangkan.
Mempunyai
dukungan
fasilitas
penunjang
yang
lengkap
:
penelitian
dan
pengembangan,
pelatihan
khusus dan
fasilitas pengujian
modern
  
16
Mempunyai 
gedung 
terpisah 
untuk 
produksi 
Obat 
kategori  Penicillin,
Cephalosporin
dan
Non
Beta
Laktam.
Fungsi
gedung
terpisah
ini
sesuai
dengan
peraturan
dari
GMP (Good
Manufaturing
Product)
Farmasi
untuk
menghindari kontaminasi
antara
jenis karakteristik obat
yang berbeda.
Untuk
mendalaim i pabrik
untuk
obat- obatan
golongan
Beta Laktam dapat
dilihat
diuraian berikut :
a.
Pabrik
untuk Obat- obatan
golongan
Beta Laktam Penicillin
Pabrik
ini
dibangun
hanya khusus
untuk
membuat
obat-
obatan
golongan 
Penicillin. 
Obat- 
obat 
golongan 
Penicillin 
ini 
harus
dibuat
terpisah
sama
sekali
dari
obat-
obat
lain
karena
kalau
tidak
obat-
obat
lain
dapat
terkontaminasi oleh
Penicillin.
Obat-
obat
golongan
ini
sangat
berbahaya
bagi
orang-
orang
yang alergi
terhadap
obat
ini.
Bentuk
sediaan
yang dibuat di pabrik
ini, yaitu :
o
Tablet Inti (Plain
Tablet)
o
Tablet Salut Selaput (Film
Coated Tablet)
o
Sirup
Kering (Dry Syrup)
b.   Pabrik
untuk
Obat- obatan
golongan
Beta Laktam Cephalosporin
Pabrik
ini
dibangun
khusus
untuk
m
embuat
obat-
obat
golongan
Beta  Laktam  Cephalosporin.  Obat  ini 
juga
dapat
m
enimbulkan
alergi,   meski 
efeknya   tidak   sedahsyat 
Penicilin  
karena 
obat
  
17
golongan 
ini  terkadang
diberikan
untuk
pasien
yang
tidak
tahan
terhadap
penicillin.
Bentuk
sediaan
yang dibuat di pabrik
ini, yaitu :
o
Tablet Inti (Plain
Tablet)
o
Tablet Salut Selaput (Film
Coated Tablet)
o
Sirup
Kering (Dry Syrup)
o
Kapsul
Keras (Hard
Capsule)
o
Injeksi
Serbuk (Powder Injection)
  
18
1.5.8
Struktur
Organisasi
1.5.8.1 Struktur Organisasi PT. Dankos
Farma
1.5.8.2 Struktur Organisasi Plant
PT. Dankos Farma
  
19
1.5.9
Proses Produksi
1.5.9.1 Proses Produksi Tablet/ Kaplet Inti
Langkah-
langkah
cara pembuatan
tablet/ kaplet inti adalah
:
Penimbangan
Bahan obat dari gudang bahan baku ditimbang sesuai formula
dan
prosedur
(bila perlu
diayak dahulu).
Granulasi
Pada proses
granulasi basah
dilakukan
pembuatan bahan
pengikat
serbuk,
kemudian dicampur
dengan bahan
obat sehingga terbentuk
massa granul
basah.
Kemudian
diayak dan
keringkan
sehingga
mencapai kadar
air tertentu dalam fluid
belt dryer,
lalu diayak
lagi.
Pada proses
granulasi kering bahan-
bahan
obat di slugging,
lalu
diayak.
Lubrikasi
Granul kering yang terbentuk pada proses granulasi basah atau
gaanulasi kering,
atau bahan
obat untuk
cetak
langsung dimasukan
ke dalam
mixer
dan
dicampur
dengan pelicin (lubricant).
Pencetakan
Hasil
lubrikasi dicetak dalam mesin
cetak.
Penyetripan
(Stripping)
  
20
Tablet/ kapsul dimasukkan
ke dalam hopper mesin
stripping
untuk
dilakukan penyetripan.
Pengemasan
Strip-
strip diberi catch
cover dengan mesin dan di kemas
dalam
individual box,
lalu diberi kartu kontrol
dan dimasukkan ke dalam
master box yang disegel.
Hasil pengemasan dikirim ke gudang obat
jadi.
Penimbangan
Granulasi
Lubrikasi
Pencetakan
Penyetripan
Pengemasan
Gb 1.2 Tahapan
Proses Produksi Kaplet Inti
1.5.9.2 Proses Produksi Tablet
Salut
Langkah-
langkah
pembuatan Tablet
Salut adalah
:
Penyalutan
  
21
Buat
larutan
penyalut sesuai
dengan formula.
Tablet
yang akan
disalut dimasukkan
ke dalam mesin film coating/
coating
pan,
kemudian dilakukan
penyalutan sesuai prosedur.
Polishing
Tablet yang
akan disalut
gula dimasukkan ke dalam polishing drum
untuk
selanjutnya dilapis dengan
larutan polishing.
Penyetripan/
Stripping
Sama
seperti pada penyetripan
tablet/
kaplet biasa.
Pengemasan
Sama
seperti pengemasan tablet/ kaplet.
Penyalutan
Po ishing
lishing
Penyetrip an
Pengemas an
Gb 1.3 Tahapan
Proses Produksi Kaplet Salut
1.5.9.3 Proses Produksi Kapsul Keras
Langkah-
langkah cara pembuatan kapsul
keras
:
Penimbangan
Bahan-  
bahan  
obat  
ditimbang   sesuai   formula   prosedur 
yang
ditetapkan.
  
22
Pencampuran
Bahan-
bahan obat
dimasukkan
ke dalam
mixer
kemudian
dicampur
sampai
homogen.
Pengisian dan Penutupan
Masukkan
kapsul
kosong ke dalam
mesin
pengisi
kapsul.
Bahan
obat
yang sudah
dicampur
dimasukkan
ke dalam
hopper
mesin,
kemudian
dilakukan pengisian
dan
penutupan
kapsul.
Penyetripan
Kapsul- 
ckapsul 
yang 
telag 
terisi 
dimasukkan 
ke 
dalam 
hopper
mesin strip un tuk
dilakukan
penyetripan.
Pengemasan
Strip-
strip
dikemas
dalam
individual
box,
lalu
diberi
kartu
kontrol
dan  
dimasukkan  
ke  
dalam  
master  
box  
yang   disegel.  
Hasil
pengemasan dikirim
ke
gudang obat
jadi.
Penimbangan
Penc amp uran
Pengisian &
Penutupan
Penyetrip an
Pengemas an
  
23
Gb 1.4
Tahapan Proses
Produksi
Kapsul Keras
1.5.9.4 Proses Produksi Sirup
Kering
Langkah-
langkah cara pembuatan sirup
kering
:
Penimbangan
Bahan- bahan
obat ditimbang sesuai formula prosedur
yang
ditetapkan.
Pencampuran
Bahan-
bahan obat dimasukkan
ke
dalam
mixer kemudian
dicampur
sampai
homogen.
Pengisian
Bahan obat dimasukkan ke dalam hopperb
mesin
pengisi,
lalu
diisi
ke dalam
botol.
Pengmasan
Botol
yang telah
berisi sirup
kering di pasang etiket dan dimasukkan
ke dalam
doos kecil
dan dilengkapi
dengan brosur.
Kemudian
dimasukkan
ke
dalam
individual
box.
Hasil pengemasan di kirim
ke
gudang obat jadi.
  
24
Penyalutan
Polis hing
Penyetrip an
Pengemas an
Gb 1.5 Tahapan
Proses Produksi Sirup
Kering
1.5.9.5 
Proses Produksi Injeksi Kering
Langkah-
langkah
proses pembuatan injeksi
kering:
Sterilisasi
Sebelum
proses produksi dimulai terlebih dahulu
dilakukan
sterilisasi ruangan,
mesin,
wadah
dan
perlengkapannya.
Pengisian
Vial  
yang   telah  
bersih   dan  
steril  
diisi   serbuk  
steril   dengan
menggunakan mesin pengisi lalu
ditutup.
Pemeriksaan
Visual
Vial yang telah
bwerisi
serbuk diperiksa secara visual untuk melihat
ada tidaknya partikel atau serat.
Pengemasan
  
25
Vial-
vial dimasukkan ke dalam doos kecil dan dilengkapi dengan
brosur.
Kemudian dimasukkan ke dalam individula box, duberi kartu
kontrol dan dimasukkan
ke dalam master
box,
segel.
Sterilisas 
i
Pengisian
Pemeriks aan Visual
Pengemas an
Gb 1.6 Tahapan Proses Produksi Injeksi
Kering