BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan pembangunan Indonesia di sektor industri pada masa sekarang ini
dirasakan semakin pesat. Hal ini sejalan dengan pemahaman akan pentingnya peranan
industri sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Dengan meningkatnya
persaingan antar perusahaan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan sistem
produksi
yang
efektif
di
dalam
perusahaan.
Pemenuhan
kebutuhan
pelanggan
secara
tepat baik dari segi waktu dan segi jumlah menjadi salah satu strategi perusahaan dalam
menjaga loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, penjadwalan dibutuhkan perusahaan
dalam proses produksinya.
Penjadwalan
sebagai bagian dari
sistem produksi
merupakan
pengkoordinasian
waktu dalam kegiatan berproduksi, sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan-bahan
baku dan bahan-bahan pembantu, serta perlengkapan kepada fasilitas-fasilitas atau
bagian-bagian pengolahan dalam pabrik pada waktu yang telah ditentukan. Dalam suatu
perusahaan
industri,
penjadwalan
diperlukan
dalam mengalokasikan
tenaga
operator,
mesin, dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, pembelian material dan
sebagainya. Penjadwalan meliputi persoalan berapa banyak produk yang akan dihasilkan
dan bagaimana produk-produk tersebut akan diproduksi, yakni produk mana yang harus
didahulukan dalam proses produksi dan produk mana yang dapat dibelakangkan. Setiap
perusahaan perlu untuk melakukan penjadwalan sebaik mungkin agar memperoleh
utilisasi maksimum dari sumber daya produksi dan aset lain yang dimiliki.
|
2
PT
Mulia
Knitting
Factory
Ltd merupakan
sebuah
perusahaan
yang
bergerak
dalam bidang
produksi
perajutan
kain
dan
garment.
Penjadwalan
produksi
yang
diterapkan perusahaan saat ini hanya berdasarkan target produksi untuk tiap-tiap jenis
produk. Tingginya target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan menyebabkan target
produksi
untuk
beberapa produk
tidak
dapat
dipenuhi
oleh
bagian
sewing.
Selain itu,
perencanaan produksi sebagian besar masih dilakukan secara manual berdasarkan
instuisi
dari
pihak
manajemen
tanpa
menggunakan
suatu
metode
perhitungan
tertentu
dan belum di tunjang dengan aplikasi berbasis sistem informasi. Pemanfaatan teknologi
informasi pada PT. Mulia Knitting Factory Ltd sebagian besar hanya sebatas untuk
mendukung kegiatan penyimpanan dan pengiriman informasi data-data perusahaan saja.
Sistem
penjadwalan yang diusulkan akan didukung oleh aplikasi sistem
informasi penjadwalan sehingga diharapkan perusahaan akan mampu melakukan
penjadwalan secara tepat dan akurat sehingga dapat meminimalisasi dapat meningkatnya
kepuasan
pelanggan.
Sistem informasi
yang
baik
akan
membantu
perusahaan
untuk
meningkatkan
efisiensi
dan
efektifitas
kerja
di
dalam perusahaan
sehingga
dapat
memberikan keuntungan lebih baik dari sebelumnya.
1.2.
Perumusan Masalah
Setelah melakukan penelitian pendahuluan pada perusahaan, khususnya bagian
sewing Garment lokal, permasalahan yang dihadapi oleh PT. Mulia Knitting Factory Ltd
saat ini adalah:
Penentuan jumlah produk yang akan diproduksi tidak berdasarkan data-data historis
akan tetapi berdasarkan target produksi.
|
3
Target produksi
ditentukan dari
target
penjualan
pertahun
tiap area
distribusi
dan
ditambah dengan permintaan tambahan pada tiap bulannya apabila terdapat promosi
produk pada area distribusi tersebut.
Target produksi
yang telah dibuat tidak dapat dipenuhi oleh bagian
sewing karena
target
produksi
yang
dibuat
terlalu
tinggi. Dari
total target
produksi
untuk Singlet
R123B
pada
january
2006
-
agustus
2007 yaitu sebesar 338315 lusin hanya dapat
dipenuhi oleh bagian sewing
sebesar 278424
lusin dengan selisih 59891 lusin
yang
tidak terpenuhi. Selain itu target produksi untuk Singlet R123B pada bulan Agustus
2007 adalah 16615 lusin dan hasil produksi pada bulan tersebut hanya 14826 lusin.
Perbandingan target produksi dan hasil penjualan dari
januari 2006 agustus 2007
menunjukkan
bahwa
hasil
penjualan
tidak
pernah
melebihi
target
produksi
akan
tetapi selalu dibawah target produksi. Target produksi untuk R125B adalah 72922
lusin sedangkan hasil penjualannya hanya 55142 lusin. Target produksi untuk
R123BS adalah 95440 lusin sedangkan hasil penjualannya hanya lusin.
Terjadi
idle
karena
menunggu bahan
yang
akan
diproduksi
dari elemen
pekerjaan
sebelumnya.
Perusahaan tidak memperhatikan kapasitas produksi tiap mesin dan pengaturan
penjadwalan produksi yang ada akan tetapi perusahaan hanya berpatokan pada target
produksi yang telah dibuat.
Solusi
yang
dapat
diusulkan
adalah sebuah
pengaturan
penjadwalan
produksi,
dengan pengalokasian mesin-mesin tertentu. Penjadwalan yang diusulkan akan didukung
oleh aplikasi komputer sehingga proses penjadwalan dapat dilakukan secara lebih
tepat
dan akurat.
|
4
1.3.
Ruang Lingkup
Agar objek penelitian dapat terarah dengan baik sesuai dengan yang diharapkan,
maka dilakukan pembatasan ruang
lingkup permasalahan dalam pembuatan
skripsi
ini,
yaitu:
Penelitian dilakukan di PT. Mulia Knitting Factory Ltd, pada bagian garment lokal.
Penelitian
yang
dilakukan
pada
garment
lokal
terbatas
pada
bagian
sewing
yang
merupakan bagian penjahitan singlet, t-shirt dan brief untuk pasar lokal karena
bagian ini merupakan bagian utama dari proses produksi garment lokal.
Produk yang diamati adalah produk yang secara rutin dipesan.
Data historis yang digunakan adalah data produksi bulan September 2004 Agustus
2007.
Metode peramalan yang digunakan adalah metode Dekomposisi, metode Triple
Exponential Smoothing, metode Double Exponential Smoothing dan metode
Asosiatif.
Penelitian dilakukan pada tingkat ketelitian 95% dan tingkat keyakinan 5%.
Mesin-mesin
yang digunakan
untuk
memproduksi dan yang akan dijadwalkan
berada dalam kondisi yang baik, dan selama terjadi produksi, tidak terjadi kerusakan
apapun.
Bahan baku yang dibutuhkan selalu tersedia dalam gudang bahan baku.
Peramalan produksi hanya dilakukan untuk beberapa produk tertentu.
Penjadwalan
mesin
untuk produksi
yang akan
dibuat
adalah
pengalokasian
mesin-
mesin yang akan mengerjakan suatu produk.
|
5
1.4.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Mengusulkan metode peramalan yang tepat untuk menentukan jumlah produksi.
b. Mengusulkan penjadwalan untuk mengurangi idle yang terjadi antara tiap elemen
pekerjaan.
c.
Mengusulkan pengalokasian mesin yang tepat agar kapasitas yang ada dapat
digunakan secara optimal.
d.
Mengusulkan pengembangkan suatu
sistem informasi
yang berguna agar dapat
memberikan aliran informasi yang akurat dan tepat yang dibutuhkan departemen
yang terkait.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan penulisan skripsi ini adalah:
a.
Perusahaan
dapat
lebih
mudah untuk
membuat
perencanaan
produksi
berdasarkan peramalan permintaan konsumen yang ada.
b. Perusahaan dapat menghasilkan rencana penjadwalan mesin untuk produksi yang
efektif dan efisien.
c.
Perusahaan
mendapatkan
suatu
sistem informasi
yang
berguna
dalam
memberikan aliran informasi antar departemen.
|
6
1.5.
Definisi Operasional
1.5.1
Sejarah Perusahaan
PT. Mulia Knitting Factory Ltd merupakan perusahaan industri tekstil perajutan
tertua di
Indonesia yang didirikan pada tanggal 30 September 1955 oleh
Bapak Phan
Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya sampai dengan tahun 1981, PT. Mulia
Knitting Factory
berlokasi di Jalan
Aipda
K.K
Tubun
No.6 Jakarta
Barat. Kemudian
pada tahun 1982 berpindah lokasi ke Jalan Daan Mogot KM 16, Jakarta Barat dengan
luas ±
83000m².
Perusahaan
ini berbentuk
Perseroan
Terbatas
yang
didirikan dengan
akte notaris Mr. Rd. Soedja No. 230 tanggal 30 Juli 1955, ditetapkan
melalui Menteri
Kehakiman No. 3A5/118/22
tanggal
28 Desember 1955. Kemudian diberitakan dalam
Berita Negara No. 27 Tahun 1956, yang berkali-kali diubah, ditambah, dan terakhir
dengan Akte Notaris Henk Limanov No. 16 Tanggal 11 Januari 1984.
Pada
tahun 1967 bisnis
perusahaan
diserahkan
kepada
putranya,
yaitu
Bapak
Max
Mulyadi
Supangkat dan
istrinya
Ibu Surya Sutedja. Tahun 1976
merupakan titik
awal bagi perkembangan PT. Mulia Knitting Factory Ltd dan sejak saat itu perusahaan
terus mengalami
peningkatan. Kemudian pada tahun 1979 sampai saat ini putra
sulungnya,
Bapak
Henry
S
Supangkat
yang melanjutkan dan
mengembangkan bisnis
perusahaan. Saat ini Bapak
Henry
S
Supangkat
menjabat
sebagai
direktur
utama
PT
Mulia Knitting Factory Ltd. Dengan demikian,
Bapak
Henry
S
Supangkat
merupakan
generasi ketiga
yang
mengelola
bisnis
keluarga
ini. Saat
ini perusahaan
juga
dikelola
oleh kedua anaknya Hanan Supangkat yang membenahi masalah distribusi dan Yvonne
Supangkat yang merancang infrastruktur informasi teknologi perusahaan. Mereka
merupakan generasi keempat yang menjalankan perusahaan keluarga ini.
|
7
Pada tahun 1979, perusahaan mengadakan perluasan dalam bidang produksinya.
Hal
ini tidak lepas daripada bantuan pemerintah
yang berupa bantuan kredit dari Bank
Negara Indonesia 1946 (BNI46). Pada tahun itu, dengan mutu produk yang dapat
bersaing dengan produk dari Hongkong, Taiwan dan Korea, perusahaan mencoba untuk
memasuki pasar luar negeri yaitu Swedia, Perancis, Jerman dan juga Rumania. Semua
usaha-usaha yang telah dilakukan tersebut,
ternyata memberikan hasil yang tidak
mengecewakan serta memberikan gambaran masa
depan
yang
lebih
cerah
bagi
pengembangan PT. Mulia Knitting Factory.
Bidang inti perusahaan
ini ialah knitting factory (perajutan kain) di
mana
sejak
dini
proses
produksi
perusahaan
sudah
mencapai
tingkat semi
integrated.
Mulai
dari
proses perajutan (knitting), pemutihan (bleaching), pencelupan dan penyempurnaan
(finishing) hingga pakaian jadi (garment). Jenis pakaian yang diproduksi pada awal mula
berdirinya perusahaan ialah pakaian dalam pria dan wanita. Namun pada akhirnya hanya
memproduksi pakaian dalam pria saja.
Kerja keras dan keuletan pendiri serta pewaris generasi tampak pada dinamika
pengembangan usaha Mulia Knitting Factory. Pada mulanya hanya mempekerjakan 183
orang karyawan tetapi kini sudah tercatat lebih dari 1500 orang karyawan, sehingga
tampak, walau PT. Mulia Knitting Factory padat modal namun juga padat karya yang
secara otomatis menjadi aset nasional.
|
8
1.5.2
Perkembangan Perusahaan
Pada
mulanya
didirikan,
perusahaan
hanya
memfokuskan
diri
dalam usaha
pemintalan
kapas
menjadi
benang
(spinning)
dan
merajut benang
menjadi kain
(knitting). Tetapi
pada
saat
bisnis perusahaan diserahkan
kepada
Bapak
Max
Mulyadi
Supangkat, beliau melakukan terobosan dengan mengembangkan bisnisnya di luar
knitting, yaitu dengan membagi perusahaan menjadi tiga divisi dimana
terdiri dari
perajutan
(knitting), pencelupan (dyeing),
dan garment.
Perusahaan
semakin
berkembang dengan
melakukan ekspansi bisnis dengan membangun proses manufaktur
tekstil
terpadu.
Dalam masa ekspansi
ini, bisnis perusahaan berkembang dengan pesat.
Dapat dikatakan PT Mulia Knitting Factory Ltd merupakan salah satu produsen pakaian
dalam pria terbesar di tanah air yang menguasai pasar sekitar 35 %.
Pada saat badai krisis menerjang yaitu tahun 1997 1998, PT Mulia Knitting
Factory Ltd mengalami kesulitan membangun pasar dalam negeri (lokal) sebagai akibat
dari
merosotnya
nilai
rupiah.
Sehingga pada
saat
itu
PT Mulia
Knitting
Factory
Ltd
mulai mencoba untuk mengalihkan perhatian ke pasar export, seperti Eropa, Jepang, dan
Amerika. Pasar export ini didapatkan melalui buying house di Hong Kong dan Taiwan.
PT Mulia Knitting Factory Ltd mempunyai suatu misi yaitu untuk menyediakan
produk-produk dengan kualitas terbaik kepada pelanggannya. PT Mulia Knitting Factory
Ltd mempunyai beberapa pasar untuk memasarkan produknya yaitu pasar domestik
(untuk
produksi
pakaian
dalam khususnya
merek
Rider
dan
Swan),
pesanan
pemerintah, dan pasar ekspor ke Amerika dan Kanada (Osh Kosh, Tommy Hilfiger, Bass,
Polo Kid, Boss, Polo, dan lainnya), Eropa (Celio), dan Asia (Decade).
|
![]() 9
1.5.3
Struktur Organisasi Perusahaan
Bentuk perusahaan PT. Mulia Knitting Factory adalah Perseroan Terbatas
Tertutup, karena pemilikan sahamnya hanya diperuntukkan bagi orang-orang dekat
(keluarga) pendiri perusahaan saja dan tertutup bagi orang luar. Dimana bentuk struktur
organisasi masih tersusun berdasarkan fungsional. Dimana kedudukan tertinggi ada
ditangan
dewan
komisaris
dan
perusahaan dibagi
menjadi
empat
fungsional
atau
departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang manager.
Sumber : PT Mulia Knitting Factory Ltd
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Mulia Knitting Factory Ltd
Dewan Komisaris memiliki kekuasaan tertinggi untuk mengangkat dan
memberhentikan direksi serta mengawasi Direksi dalam mengelola perusahaan.
|
10
Perumusan kebijakan-kebijakan dan rencana-rencana usaha yang akan diambil
perusahaan dilakukan oleh Direktur Utama (Direksi). Selain itu direksi juga berwenang
untuk menjalankan roda perusahaan, memutuskan
persoalan penting, dan mengawasi
bagian-bagian
dalam perusahaan.
Dalam menjalankan
seluruh
tugasnya,
direksi
akan
dibantu
oleh
Humas dan Sekretaris perusahaan yang bertugas untuk membantu dalam
mengawasi bagian-bagian yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Tugas dan tanggung jawab serta wewenang seorang Direksi adalah:
a. Menjalankan roda perusahaan
b. Memutuskan persoalan penting
c. Mengawasi masing-masing bagian dalam perusahaan
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Direktur Utama juga dibantu oleh :
1
Manajer Personalia
Mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut:
Mengatur pelaksanaan
masalah tata usaha personalia atau kepegawaian dan
pembayaran gaji atau upah.
Mencari tenaga kerja baru apabila sedang dibutuhkan.
Bertanggung jawab atas penerimaan dan penempatan pegawai.
Manajer Personalia
membawahi dua bagian yaitu :
Bagian Personalia yang mencakup administrasi karyawan (pengurusan cuti, dan
lainnya), pembinaan karyawan baru, dan rekruitmen karyawan baru.
Bagian Umum yang
mencakup administrasi karyawan-karyawan
umum seperti
satpam, kebersihan, sopir, poliklinik, dan perawatan bangunan.
|
11
2
Manajer Pemasaran
Mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut :
Bertanggung jawab atas pembelian bahan-bahan baku, bahan pembantu dan
bahan-bahan lain yang berhubungan dengan produksi maupun tidak.
Bertanggung jawab atas penjualan atau pemasaran dari hasil produksi.
Bertanggung jawab atas penyimpanan barang di gedung dan pengiriman barang
jadi kepada agen.
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pemasaran membawahi 3 bagian, yaitu :
Bagian pembelian bertanggung jawab atas pembelian dan pengadaan bahan-
bahan baku, bahan pembantu dan bahan lain yang berhubungan dengan produksi
maupun tidak.
Bagian
penjualan
bertanggung
jawab
atas
penjualan
atau
pemasaran
dari
hasil
produksi.
Bagian
gudang dan transportasi bertanggung
jawab atas penyimpanan barang di
gudang dan pengiriman barang jadi kepada agen.
3
Manajer Keuangan
Mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut :
Menyediakan dana untuk semua anggaran.
Bertanggung jawab atas pembayaran utang kepada kreditur dan pembayaran
utang lainnya.
Menyusun kalkulasi
harga
pokok
produksi dan
menyusun
anggaran pembelian
barang-barang untuk keperluan produksi dan lainnya.
|
12
Manajer Keuangan membawahi 3 bagian, yaitu :
Bagian
kalkulasi
anggaran
yang
bertanggung
jawab
untuk
menyusun
kalkulasi
harga pokok produksi dan menyusun anggaran pembelian barang-barang untuk
keperluan produksi dan lainnya.
Bagian bendahara bertanggung jawab untuk menyediakan dana untuk semua
anggaran
dan
bertanggung
jawab
atas
pembayaran utang kepada kreditur dan
pembayaran utang.
Bagian
pembukuan
bertanggung
jawab
untuk
melakukan
pembukuan
arus
kas
masuk dan keluar (laporan keuangan) perusahaan.
4
Manajer Produksi dan Teknik
Mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut:
Bertanggung jawab atas kelancaran produksi.
Menyusun anggaran produksi.
Bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin.
Manajer produksi dan teknik membawahi 5 bagian, yaitu :
Bagian perencanaan produksi bertanggung jawab
untuk melakukan perencanaan
tahapan-tahapan produksi suatu produk.
Bagian perajutan bertanggung jawab akan produksi
hasil
rajutan benang
menjadi
sebuah kain hasil rajutan yang siap untuk tahapan produksi selanjutnya.
Bagian
Bleaching,
Dyeing, dan Finishing (BDF) bertanggung jawab akan tahap
penyelesaian akan suatu produk kain yang meliputi bleaching (pembersihan kain
hasil
rajutan
dari
kotoran
seperti
lilin),
dyeing
(pewarnaan
kain
hasil
rajutan
sesuai pesanan), dan finishing (proses membuat kain hingga siap digunakan).
|
13
Bagian Garment bertanggung jawab untuk memproduksi kain hasil rajutan
hingga menjadi menjadi produk jadi seperti brief, t-shirt, dan singlet.
Bagian Pemeriksaan dan Perbaikan bertanggung jawab untuk melakukan
pemeriksaan dan perbaikan dari mesin-mesin produksi yang digunakan.
1.5.4
Supplier dan Pelanggan
Bahan
baku
utama
yang
digunakan
untuk
kegiatan
produksi
bagian Knitting
(perajutan) perusahaan ini adalah benang. Pemasok benang diantaranya PT. Spindomill,
PT. Argotex, dan PT. Lawe. Jarum-jarum yang digunakan merupakan jarum import yang
dibeli dari distributor-distributor di Jakarta dan Bandung.
Supplier bahan kimia untuk kegiatan produksi di bagian BDF diantaranya
Alkindo,
Clariant,
Dua
Mutiara, dan
beberapa supplier
lainnya.
Beberapa
perusahaan
yang menjadi pelanggan kain jadi yang dihasilkan oleh perusahaan ini diantaranya PT.
Sinta Pertiwi,
PT.
Primajaya Pantes Garment, PT. Citra Sentosa
Garmindo,
PT.
Tri
Cipta Mandiri, PT. Raster Garment, PT. Hosana Busindo Lestary Pratama, dan lain-lain.
Produk-produk yang dihasilkan oleh bagian Garment yang berupa pakaian dalam
dipasarkan oleh bagian marketing perusahaan melalui departement store, supermarket
terkemuka di berbagai kota dan daerah serta beberapa area distribusi seperti East
Indonesia (Palembang), Central Indonesia (Jakarta), dan lain-lain.
|
14
1.5.5
Manajemen Sumber Daya Manusia
1.5.5.1 Tenaga Kerja
PT.
Mulia Knitting Factory Ltd
mempekerjakan
dua
tipe
karyawan
yaitu
karyawan tetap (bulanan) dan karyawan harian. Karyawan tetap (bulanan) terdiri dari
karyawan
kantor,
kepala
produksi,
pengawas dan
sebagian
staf
administrasi
lantai
produksi. Sedangkan karyawan harian terdiri dari sebagian staf administrasi lantai
produksi, operator mesin dan karyawan bagian produksi pada umumnya.
Untuk perekrutan karyawan, bagian Personalia menetapkan standar tertentu dan
beberapa proses pengujian yang harus dilalui calon karyawan. Jumlah tenaga kerja PT.
Mulia Knitting Factory Ltd hingga saat ini adalah sebagai berikut :
Karyawan tetap (bulanan) = 250 orang
Karyawan harian
= 1250 orang
Hari kerja pada PT. Mulia Knitting Factory Ltd adalah Senin
Jumat dengan
pembagian waktu kerja sebagai berikut :
Karyawan kantor
Jam kerja
: 08.00 17.00 WIB
Jam istirahat
: 12.00 13.00 WIB
Karyawan lantai produksi dan gudang umumnya dibagi menjadi 3 shift.
Shift I
: 07.30 16.30 WIB
Shift II
: 16.30 00.30 WIB
Shift III : 00.30 07.30 WIB
Namun,
masing-masing bagian
lantai produksi memiliki pembagian waktu kerja
sendiri sesuai dengan kebijakan perusahaan.
|
15
1.5.5.2 Sistem Penggajian
Sistem Penggajian
yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya adalah
sesuai dengan kebijakan UMR (Upah Minimum Regional) yang ditetapkan oleh
pemerintah. Dan peningkatan diberikan setiap tahunnya kepada masing-masing
karyawan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Perusahaan juga memberikan tunjangan-
tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dan Tunjangan Akhir Tahun (TAT).
1.5.5.3 Kesejahteraan Karyawan
Untuk meningkatkan kesejahteraan para
karyawannya
perusahaan
memberikan
asuransi seperti Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) dan fasilitas kesehatan seperti
poliklinik. Selain itu untuk mempererat hubungan
antara
karyawannya
perusahaan
mengadakan
kegiatan
(event)
pada
hari-hari
tertentu
misalnya
pertandingan
olahraga
pada hari kemerdekaan RI, perayaan hari ulang tahun perusahaan.
1.5.6
Sistem yang Sedang Berjalan
Saat ini, sistem penjadwalan yang dilakukan di bagian garment lokal PT. Mulia
Knitting Factory
Ltd
masih bersifat manual dan berbasiskan kertas. Komunikasi antara
divisi-divisi yang saling terkait dalam
pengaturan sistem penjadwalan produksi
dilakukan
secara
langsung.
Penggunaan
komputer
di
dalam perusahaan
hanya
untuk
membantu menyimpan arsip arsip yang dianggap perlu dengan menggunakan aplikasi
yang
sudah ada seperti Microsoft Office. Semua aktivitas dan kegiatan
produksi
yang
berkaitan dengan pengaturan
sistem penjadwalan dilakukan secara
manual berdasarkan
pengalaman dan feeling semata.
|
![]() 16
Tiap area distribusi (seperti area distribusi jakarta, surabaya, medan) akan
memberikan
target
penjualan
tahunan
dan permintaan
tambahan
pada
tiap
bulannya
apabila terdapat promosi
(target promosi).
Target dari tiap area tersebut akan diberikan
kepada kabag perencanaan produksi untuk digabungkan dan dihitung untuk
menghasilkan
target
produksi.
Target
produksi yang telah ditentukan
akan
diberikan
kepada staf produksi dan bagian sewing. Bagian sewing akan melakukan produksi sesuai
dengan target produksi tersebut.
Tiap
minggu staf produksi akan mengecek hasil produksi bagian sewing untuk
mengetahui apakah target produksi yang telah ditentukan dapat dicapai atau tidak.
Dalam penentuan jumlah produksi perusahaan tidak memperhatikan kapasitas produksi
tiap mesin dan pengaturan penjadwalan produksi yang ada akan tetapi perusahaan hanya
berpatokan pada target produksi yang telah dibuat. Hal ini mengakibatkan target
produksi
yang
telah
ditentukan
tidak dapat
dipenuhi
oleh
bagian
sewing.
Berikut
ini
merupakan rich picture dari sistem yang sedang berjalan tersebut:
Gambar 1.2 Rich Picture Sistem Berjalan
|