BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Mata rantai perekonomian dunia
menuntut para pelakunya untuk terus
berkembang sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetitif yang ada di kalangan
masyarakat.
Perkembangan
ini
berdampak pada
persaingan
yang semakin
ketat,
terutama
dalam usaha
untuk
memenuhi kebutuhan
para
pelanggan.
Kompleksitas
persaingan
pun
meningkat
karena
kehadiran
para
pendatang
baru
dalam pasar.
Oleh
karena itu, sebagai salah satu pelaku industri, selain harus peka terhadap perubahan yang
terjadi perusahaan-perusahaan juga harus terus meningkatkan daya saing mereka agar
bisa terus bertahan.
Peningkatan
daya
saing
perusahaan
dapat dicapai dari beberapa aksi, salah
satunya adalah dengan cara
memenuhi pesanan pelanggan tepat pada waktunya. Bagi
perusahaan yang bersifat make-to-order, pemenuhan order dengan harga yang
kompetitif dan
tepat
waktu
merupakan
poin
penting
untuk
mendapatkan
penilaian
kredibilitas
yang
baik
oleh
para
pelanggan
perusahaan. Kredibilitas
perusahaan
yang
baik
dapat
meningkatkan
posisi
perusahaan
dalam pasar
dan
meningkatkan
kemungkinan penerimaan pesanan (order) yang lebih banyak sehingga profit perusahaan
dapat meningkat pula. Selain itu, ketepatan waktu pemenuhan pesanan juga berdampak
pada loyalitas pelanggan.
Penjadwalan produksi memegang peran
penting dalam ketepatan waktu
pemenuhan pesanan
yang
dijelaskan
di
atas.
Penjadwalan
produksi
yang
kurang
baik
|
2
dalam memenuhi
pesanan
dapat
menyebabkan
keterlambatan
penyelesaian
pesanan
produk, besarnya work-in-process inventory, tingginya biaya produksi serta hilangnya
kesempatan untuk menerima pesanan lainnya (loss sale) yang berakibat kerugian bagi
perusahaan. Penjadwalan produksi juga terkait dengan masalah utilisasi sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan, khususnya mesin-mesin yang digunakan untuk produksi.
Hingga
saat
ini,
PT.
Muliamakmur
Elektrikatama
menerapkan
sistem penjadwalan
produksi secara
manual
oleh bagian Estimator
(subdivisi
Sales Engineering)
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi.
Kesulitan
terjadi
saat
permintaan
pelanggan meningkat, sehingga banyak pekerjaan yang harus dijadwalkan. Akibatnya,
terdapat sejumlah pesanan yang terlambat untuk diserahkan kepada pelanggan.
Keterlambatan ini erat pula kaitannya dengan keterbatasan jumlah mesin produksi.
Dengan sistem penjadwalan yang baik, keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan cara
mengatur
urutan
job
yang
masuk
ke
dalam
mesin
berdasarkan
lamanya
waktu
pemrosesan untuk tiap operasi job tersebut.
Tata letak fasilitas perlu dirancang sedemikian rupa agar tidak menghambat
jalannya produksi. Penanganan material (material
handling)
mempunyai
kaitan
yang
sangat erat dengan susunan mesin-mesin produksi. Pola aliran material yang baik dan
lancar mendukung tercapainya target waktu produksi sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat. Permasalahan
intersection mengkibatkan delay, dan kemudian berdampak pada
meningkatnya flow time untuk job serta idle time untuk mesin. Oleh karena itu, penulis
merasa
perlu
memasukkan topik
perancangan tata
letak
fasilitas
(PTLF)
dalam
penelitian ini.
Mengingat perkembangan teknologi informasi yang memberi banyak manfaat
positif maka dirancang sebuah aplikasi sistem informasi penjadwalan produksi untuk PT
|
3
Muliamakmur
Elektrikatama.
Tujuan
perancangan
sistem ini
antara
lain
untuk
mempermudah dan mendukung aktivitas penjadwalan produksi pada perusahaan,
meningkatkan keunggulan kompetitif, mencegah terjadinya keterlambatan pemenuhan
pesanan pelanggan, dan menghasilkan informasi mengenai penjadwalan produksi yang
bermanfaat melalui laporan yang dihasilkan oleh sistem.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan
yang teridentifikasi
pada
PT
Muliamakmur Elektrikatama
dapat
diuraikan dalam beberapa poin berikut:
Bagaimanakah
rancangan
tata
letak
fasillitas
yang dapat
mendukung
proses
produksi
pada Mechanical
Fabrication
Department PT
Muliamakmur
Elektrikatama?
Bagaimanakah cara untuk
menentukan jadwal produksi yang dapat
mempersingkat waktu penyelesaian akhir untuk pekerjaan-pekerjaan pada PT
Muliamakmur Elektrikatama melalui penjadwalan mesin?
Sistem
informasi
seperti
apakah
yang
dapat
mendukung
aktivitas
penjadwalan produksi dengan metode penjadwalan mesin yang diajukan bagi
PT Muliamakmur Elektrikatama?
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi pada :
Penelitian dibatasi pada perancangan tata letak dan penjadwalan mesin pada
Mechanical Fabrication Department PT Muliamakmur Elektrikatama.
|
4
Tata letak yang dibahas adalah tata letak mesin-mesin pada Mechanical
Fabrication
Department
serta area-area yang mempunyai
kaitan
langsung
dengan
Mechanical
Fabrication
Department, yaitu
Storage
Area
dan
Electrical Fabrication Area.
Total
waktu
produksi tersusun atas waktu
untuk pemindahan
material
yang
dibutuhkan untuk produksi dan waktu permesinan untuk menghasilkan
produk.
Data pesanan yang digunakan adalah pekerjaan-pekerjaan yang terdapat pada
proyek
YMMWJ.
Data
ini
digunakan
untuk
perhitungan
penjadwalan.
Proyek
YMMWJ dipilih karena
merupakan proyek
yang paling sering
muncul di PT Muliamakmur Elektrikatama.
Tiap
proses
diasumsikan bahwa produksi
dilakukan
dalam keadaan
normal
tanpa memperhitungkan gangguan-gangguan atau perubahan-perubahan yang
ada, seperti mesin rusak, bencana alam atau kecelakaan kerja.
Waktu proses sudah termasuk waktu set up mesin.
Data
waktu
proses
untuk
setiap
operasi
didapatkan
dari
waktu
baku
yang
telah ditetapkan berdasarkan standar perusahaan.
Metode
penjadwalan
mesin
dibatasi
pada
teknik
penjadwalan
dengan
menggunakan algoritma NEH (Nawaz, Enscore, Ham).
Pengembangan
sistem
informasi
yang dilakukan hanya
berupa
perancangan
sistem informasi
untuk
mendukung
aktivitas
penjadwalan
produksi
yang
diusulkan.
|
5
1.4
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini adalah:
Membuat
rancangan tata
letak
fasilitas
yang
dapat
mendukung
proses
produksi pada Mechanical Fabrication Department perusahaan.
Mencari
metode
penjadwalan
mesin
yang dapat
mempersingkat waktu
penyelesaian akhir untuk proyek-proyek yang diterima oleh perusahaan.
Melalui
metode
penjadwalan
mesin yang
tepat,
diharapkan
terjadi
penghematan dan peningkatan efisiensi terhadap sumber daya yang ada.
Membuat rancangan sistem
informasi
yang dapat
mendukung aktivitas
penjadwalan dengan menerapkan metode penjadwalan mesin yang sesuai.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
Memperbaiki tata
letak fasilitas perusahaan, sehingga produksi bisa berjalan
lebih lancar.
Membantu perusahaan dalam menjadwalkan produksi dengan lebih baik,
sehingga produktivitas dan keuntungan perusahaan
meningkat, serta
waktu
penyelesaian akhir menjadi lebih singkat.
Sistem informasi dapat membantu pihak perusahaan dalam pengambilan
keputusan
untuk
penjadwalan
produksi
sehingga
waktu penyelesaian dapat
ditentukan
secara akurat,
mempermudah
aktivitas
penjadwalan,
dan
memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan.
|
6
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1 Sejarah Perusahaan
PT. Muliamakmur Elektrikatama adalah perusahaan nasional yang bergerak di
bidang elektronika (pembuatan dan perakitan berbagai peralatan dan panel listrik).
Perusahaan ini didirikan pada bulan Juli 1995 dengan nama PT Mulia Elektrika Agung.
Setelah berkembang selama dua tahun dengan prestasi
yang
gemilang, pada bulan Juli
1997 nama perusahaan berubah menjadi PT Muliamakmur Elektrikatama dengan Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar nomor 510/3-021/PERINDAGKOP & PMD/PB-
01/III/2007.
PT Muliamakmur Elektrikatama berlokasi di Jl. Jababeka VIIIA, SFB Blok B 11
V,
Kawasan
Industri
Cikarang,
Desa
Pasirgombong
Kecamatan
Cikarang Utara,
Kabupaten Bekasi dengan kode pos 17550. Semua divisi PT Muliamakmur
Elektrikatama berada di satu Kawasan Industri Jababeka I - Cikarang sehingga tercipta
suatu kondisi dimana masing-masing divisi bisa saling mengisi dan bekerja sama
dengan baik. Dengan demikian, diharapkan akan dihasilkan panel listrik yang sempurna
untuk diserahkan kepada pelanggan. Sumber daya manusia adalah syarat mutlak bagi
kemajuan, maka PT Muliamakmur Elektrikatama didukung oleh tenaga-tenaga ahli yang
terdidik,
terampil,
dan
berpengalaman
untuk
mengikuti
kemajuan
dalam
bidang
teknologi kelistrikan. Supaya
dapat
menghasilkan box panel
yang
prima,
PT
Muliamakmur Elektrikatama selalu menggunakan alat kerja dan prasarana kerja yang
memadai, mulai dari proses pemotongan, penekukan (bending), pelubangan, pengelasan,
sampai
tahap
treatment dan
pengecatan.
Suasana
kerja
yang
terbina
dengan
baik
membantu staff dan karyawan PT Muliamakmur Elektrikatama
untuk lebih
berkonsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.
|
7
Perusahaan umumnya
memenuhi
permintaan panel listrik untuk kebutuhan
pabrik-pabrik atau kontraktor-kontraktor, antara lain PT Taiyo Sinar Raya Teknik, PT
Sony Indonesia, PT Aldiguna, PT Mycom Indonesia, PT Naga Maseltraditama, dan lain-
lain. Sistem
produksi
yang
diterapkan
adalah
sistem Make
To Order
(MTO),
berarti
bahwa produk akhir hanya dibuat bila perusahaan menerima pesanan dari pelanggannya.
Divisi Quality Control PT Muliamakmur Elektrikatama senantiasa melakukan uji coba
untuk
setiap
panel
sebelum dikirimkan
kepada
pelanggannya.
Selain
itu,
PT
Muliamakmur Elektrikatama mempunyai divisi After-Sales Service yang selalu siap
kapan
saja
dan
dapat
membantu
para
pelanggan
dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
Motto PT Muliamakmur Elektrikatama yaitu: Kepuasan para pelanggan adalah
kebahagiaan bagi kami.
1.5.2
Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas pada Perusahaan
Setiap anggota organisasi memegang wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda. Masing-masing berhak menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk
menjalankan tugas sesuai dengan perintah kerja. Namun, setiap anggota
juga memiliki
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan hasil
pekerjaannya
pada
pemimpin
di
jenjang atasnya.
PT Muliamakmur Elektrikatama memiliki susunan fungsi perusahaan sebagai
berikut:
|
![]() 8
(Sumber: PT Muliamakmur
Elektrikatama,
2008)
Gambar 1.1 Struktur
Organisasi
PT Muliamakmur
Elektrikatama
|
9
Penjelasan rinci mengenai wewenang dan tanggung jawab di setiap jenjang
organisasi dijelaskan sebagai berikut :
a. President Director
Presiden direktur pada PT. Muliamakmur Elektrikatama mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut ini :
¾
Menentukan visi misi perusahaan dan melakukan perencanaan strategis.
¾
Memimpin
kegiatan
perusahaan
yang
berada
dalam peraturan perusahaan
dan
bertanggung jawab atas semua kegiatan perusahaan.
¾
Menentukan garis-garis kebijaksanaan dan keputusan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup perusahaan.
¾
Menandatangani dokumen-dokumen atau surat-surat penting
yang berkaitan
dengan perusahaan, terutama dengan pihak eksternal.
b.
Director
¾
Mengawasi jalannya proses bisnis perusahaan secara keseluruhan.
¾
Mendelegasikan tugas-tugas kepada para manajer.
¾
Bertanggung jawab kepada president director.
c. Financial Manager
¾
Menganalisis dan mengawasi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
¾
Mengawasi penagihan utang terhadap proyek-proyek yang telah selesai
dikerjakan.
|
10
¾
Membuat neraca rugi laba perusahaan untuk setiap periode yang telah
ditentukan.
Seorang
Financial
Manager
mengepalai
divisi
keuangan
yang
berada
di
jenjang
bawahnya, yaitu :
1. Accounting
Bagian
Accounting
menangani
urusan-urusan
yang
berhubungan
dengan
perpajakan dan perbankan.
Accounting mengepalai dua sub divisi berikut :
Finance
Disebut
juga
sebagai
kasir,
karena bagian
ini
bertugas
untuk
melakukan
pembayaran gaji kepada karyawan-karyawan perusahaan dan melakukan
pembayaran terhadap barang-barang
(komponen-komponen
dan
barang-
barang kebutuhan kantor lainnya) yang dibeli oleh perusahaan.
Budget Controller
Budget
Controller merupakan bagian yang mengawasi dan menganalisis
kesesuaian antara anggaran perusahaan
dengan
pengeluaran
sebenarnya.
Bagian ini juga memberikan informasi mengenai anggaran dan aktualnya
kepada bagian Accounting.
d.
General Manager
¾
General Manager bertanggung jawab mengawasi aspek operasional perusahaan
secara umum.
|
11
Seorang General Manager mengepalai lima divisi operasional yang terdiri dari divisi
Electrical Fabrication, Mechanical Fabrication, Procurement, Quality Control dan
Personalia. Untuk setiap anggota dari divisi operasional, wewenang dan tanggung
jawabnya dijelaskan sebagai berikut :
1. Electrical Fabrication
Bertugas menangani perakitan (assembling) dan pemasangan kabel
(wiring) ke
box panel, terdiri dari beberapa sub divisi berikut :
Busbar Department
Busbar
Department menangani
pembuatan
busbar
mulai
dari
pemotongan,
penekukan, dan pelubangannya.
Power Cable Department
Power
Cable
Department
menangani
rangkaian
kabel
listrik
untuk
mengalirkan arus dari breaker atau komponen penghasil daya listrik.
Circuit Cable Department
Circuit Cable Department menangani rangkaian kabel listrik yang digunakan
untuk mengalirkan arus yang akan dipasang pada panel listrik.
Utility
Bagian utility bertugas
untuk menyelesaikan tahap mechanical
setting pada
production process chart.
Administration
Bagian administrasi melakukan pencatatan tugas yang sudah dikerjakan, serta
menulis bila ada klaim dan laporan yang dihasilkan divisi ini.
|
12
2. Mechanical Fabrication
Bagian yang bertugas menangani pembuatan box panel untuk setiap proyek
perusahaan, terdiri dari sub divisi berikut :
Drafter
Drafter bertugas untuk membuat gambar-gambar rinci untuk tiap box panel,
berdasarkan gambar usulan dari sub divisi Drafter pada divisi Engineer.
Machine Department
Orang-orang di bagian ini bertugas sebagai operator
mesin yang terdiri dari
mesin
potong
(cutting machine),
mesin
tekuk
(bending
machine),
mesin
pelubang (punching machine), dan mesin penekuk sudut (cornering
machine).
Erection Department
Divisi
ini
melakukan
pengelasan
pelat-pelat untuk
membentuk
sebuah
box
panel listrik.
Painting Department
Bagian yang bertugas untuk menangani pengecatan (painting)
box
panel,
mulai dari treatment, spray booth, sampai dengan pengecatan oven.
Quality Assurance
Merupakan bagian yang bertugas untuk memastikan bahwa kualitas box
panel yang dihasilkan telah sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan, dari
sisi ukuran, bentuk, warna, dan kekuatan bahannya.
|
13
3. Procurement
Procurement
adalah divisi yang menangani
pengadaan bahan baku,
material
komponen,
peralatan,
dan
perlengkapan
untuk
keperluan
produksi
dan
kantor.
Sub divisi yang dipimpinnya sebagai berikut :
Utility
Bertugas untuk melakukan pemesanan komponen-komponen, peralatan, dan
perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Warehouse Keeper
Bertugas untuk menerima komponen yang datang dari supplier,
mengeluarkan komponen yang diminta bagian produksi, memeriksa kualitas
komponen-komponen utama ataupun komponen-komponen pendukung yang
disimpan
di
dalam gudang
serta
bertanggung
jawab
terhadap
pendataan
barang-barang di dalam gudang.
Administration
Bertugas untuk mengurus administrasi pemesanan komponen yang
diperlukan oleh perusahaan.
4. Quality Control
Divisi
Quality
Control bertugas
untuk
menjamin
bahwa
panel
listrik
yang
dihasilkan dapat berfungsi dengan benar dan baik secara fisik, sesuai dengan apa
yang telah dipesan oleh pelanggan, terdiri dari sub divisi berikut :
Quality Assurance
|
14
Bertugas
memeriksa
apakah
panel
sudah
baik
atau belum secara
fisik
dan
telah sesuai dengan gambar yang diberikan oleh divisi Engineering.
Quality Control
Bertugas untuk memeriksa apakah panel baik secara fungsional dengan
melakukan pengujian terhadap panel listrik
mulai dari kekuatan daya, tidak
terjadi hubungan arus pendek, dan sebagainya.
5. Personalia Manager
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
¾
Mengatur tata administrasi perusahaan.
¾
Menerbitkan surat-surat yang diperlukan oleh karyawan-karyawan.
¾
Menerima informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja dari setiap divisi.
¾
Melakukan perekrutan, wawancara, dan persetujuan kontrak tenaga kerja.
¾
Mengelola
absensi
karyawan,
menghitung
tunjangan
karyawan,
dan
kemudian diberikan kepada sub divisi Finance untuk penggajian.
Personalia manager mengepalai beberapa sub divisi sebagai berikut :
Receptionist
Resepsionis bertugas menerima tamu,
menjawab
dan
melakukan
panggilan
telepon dari internal dan eksternal perusahaan. Selain itu juga menyampaikan
pengumuman-pengumuman untuk bagian kantor maupun produksi.
|
15
Office Boy / Girl
Bertugas
untuk
membersihkan
lingkungan kerja,
menyiapkan
minuman
untuk para karyawan dan tamu, serta menjalankan aneka tugas ringan
lainnya.
Driver
Bertugas sebagai supir, yang menjemput dan mengantar karyawan ataupun
tamu perusahaan ke tempat-tempat yang dituju dengan
menggunakan mobil
perusahaan untuk kepentingan perusahaan. Namun ada juga supir yang
ditugaskan
untuk
mengirimkan
panel-panel listrik yang telah selesai
dikerjakan kepada pelanggan yang memesan.
Security Guard
Bertanggung jawab untuk menjamin keamanan perusahaan secara
keseluruhan.
e. Marketing
Seorang Marketing Manager memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
¾
Menyusun rencana kerja pemasaran dan menyusun penugasan kepada sub divisi
yang dipimpinnya.
¾
Membuat kebijakan-kebijakan mengenai hal-hal yang terkait dengan pemasaran.
¾
Mengawasi
kegiatan
pemasaran
agar
sesuai
dengan
target dan
kebijakan-
kebijakan yang telah digariskan.
¾
Membuat
laporan mengenai pemasaran dan bertanggung jawab kepada direktur
perusahaan.
|
16
Bagian marketing memiliki sub divisi yang terdiri dari :
1. Engineering
Membuat
rancangan
kasar
panel
listrik sesuai
dengan
deskripsi
kebutuhan
pelanggan (blue print), yang kemudian diberikan kepada Drafter untuk
dibuatkan rincian gambarnya, yang selanjutnya akan disetujui / di-acc ulang oleh
Engineer.
Terdapat dua sub divisi Engineering, yaitu:
Drafter
Drafter bertugas untuk membuat gambar-gambar yang benar ukurannya dan
menyertakan keterangan-keterangan yang diperlukan sesuai dengan blue
print yang diberikan divisi Engineering. Selain itu, drafter bertugas mencatat
data proyek yang telah disetujui pelanggan.
Administration
Bertugas untuk membuat pencatatan daftar spesifikasi komponen dan jumlah
unit
yang dibutuhkan pada daftar gambar, serta
memonitor tugas / task apa
yang belum atau sudah dikerjakan.
2. Sales Engineering
¾
Bertugas untuk mencari proyek yang bisa dikerjakan melalui kontraktor.
¾
Mencari informasi ke bagian produksi mengenai kapasitas produksi
perusahaan.
¾
Menyampaikan informasi mengenai proyek yang berhasil didapatkan kepada
bagian Engineering untuk dibuatkan gambarnya.
|
17
¾
Membuat jadwal produksi.
Sales Engineering dibantu oleh dua sub divisi berikut:
Estimator
Bertugas untuk membuat perkiraan
mengenai
jumlah
komponen
yang
diperlukan
serta
perkiraan
harga
proyek yang ditawarkan (disebut sebagai
surat penawaran). Estimator juga membuat surat perintah gambar (SPG) bila
surat penawaran telah disetujui oleh pelanggan.
Administration
Bertugas
untuk
membantu
menghubungi
supplier untuk
mendapatkan
informasi harga beli komponen dan memastikan data harga yang dimiliki
perusahaan tetap valid.
3. Maintenance Sales
¾
Melakukan instalasi panel listrik di tempat pelanggan.
¾
Membantu melakukan pengecekan kondisi panel listrik dan
melakukan
perbaikan bila ada permintaan / klaim dari pelanggan.
Bagian ini dibantu oleh beberapa assistants untuk menangani after sales services.
|
18
1.5.3
Sistem Kerja
1.5.3.1 Hari dan Jam Kerja
PT Muliamakmur Elektrikatama mempekerjakan karyawan kantor dan karyawan
lantai
produksinya
berdasarkan
kalender
nasional.
Berikut
hari
dan
jam kerja
yang
diberlakukan di perusahaan:
1. Kantor
Karyawan kantor bekerja dari hari Senin hingga hari Jumat. Pada hari Sabtu,
Minggu, dan hari-hari libur nasional, karyawan kantor akan diliburkan.
Hari Senin hingga Kamis dan Sabtu
Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 12.00 13.00 WIB
Hari Jumat
Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 11.30 13.00 WIB
2. Lantai Produksi / Pabrik
Pada
lantai
produksi
terdapat
dua
divisi
utama
yang bertugas untuk
melaksanakan
proses produksi panel, yaitu divisi mekanik
dan
divisi
elektrik.
PT
Muliamakmur
Elektrikatama
memberlakukan jumlah shift kerja yang berbeda untuk kedua divisi
tersebut dengan
pertimbangan bahwa
waktu
yang
diperlukan
untuk
membuat box
panel lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk merakit kabel (wiring, oleh
|
![]() 19
divisi
elektrik).
Karyawan
yang
ditempatkan
di
lantai
produksi
bekerja
dari
hari
Senin
hingga
hari
Jumat.
Pada
hari
Minggu dan hari-hari libur nasional, para
karyawan
diliburkan. Berikut rincian
hari
dan
jam
kerja
untuk karyawan di
lantai
produksi:
Divisi Mekanik
Shift 1
Hari Senin hingga Kamis dan Sabtu
Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 12.00 13.00 WIB
Hari Jumat
Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 11.30 13.00 WIB
Shift 2
Jam Kerja Aktif
: Pukul 17.00 02.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 19.00 20.00 WIB
Divisi Elektrik
Hari Senin hingga Kamis dan Sabtu
Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 12.00 13.00 WIB
Hari Jumat
Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 11.30 13.00 WIB
|
20
1.5.3.2 Upah
Upah yang diberikan oleh PT Muliamakmur Elektrikatama kepada karyawan
lantai produksi
telah
disesuaikan
dengan kebijakan
UMR
(Upah
Minimum Regional)
yang
ditetapkan
oleh
pemerintah
daerah
setempat.
Peningkatan
diberikan
setiap
tahunnya kepada
masing-masing karyawan sesuai dengan kebijakan perusahaan dari
prestasi yang diperoleh. Perusahaan juga memberikan tunjangan-tunjangan seperti
Tunjangan Hari Raya (THR) dan Tunjangan Akhir Tahun (TAT) yang ditentukan
besarnya sesuai dengan kebijakan perusahaan. Upah bagi karyawan diterima pada setiap
akhir bulan. Selain itu, karyawan juga menerima tunjangan rutin berupa tunjangan untuk
transportasi dan konsumsi yang diberikan setiap akhir pekan. Berikut rincian upah dan
tunjangan rutin yang diterima:
Upah kerja
: Rp 1.205.000,- / bulan
Tunjangan Rutin
: Rp 19.000,- / hari
|
21
1.5.4
Produksi
1.5.4.1 Produk
PT. Muliamakmur Elektrikatama menghasilkan macam-macam produk panel
elektrik sebagai berikut :
¾
Medium Voltage Panels
¾
Low Voltage Panels
¾
Control Panels / Instrument Panels
¾
Generator Synchronizing Panels
¾
Automatic Main Failure
¾
Automatic Transfer Switch
¾
Capacitor Bank Panels
¾
Motor Control Center Panels
¾
Transformer Cubicle
1.5.4.2 Material dan Komponen
Material untuk membuat sebuah panel terdiri dari tiga (3) kategori, yaitu :
1. Komponen Utama
Komponen utama
merupakan komponen-komponen penting yang menyusun sebuah
panel.
Tanpa
komponen-komponen
utama
ini, panel
listrik
tidak
akan
berfungsi.
Terdiri dari :
a. Breaker
Molded Case Circuit Breaker (MCCB)
MCCB merupakan breaker digunakan untuk panel dengan beban besar atau
untuk kabel power.
|
22
Molded Circuit Breaker (MCB)
MCB merupakan breaker yang digunakan untuk pengendalian / kontrol.
b. Cable
Bedasarkan fungsinya, terdapat 2 jenis kabel, yaitu :
Power Cable
Power cable merupakan kabel yang digunakan untuk menyalurkan listrik.
Control Cable
Control
cable
merupakan
kabel
wiring
(serabut)
atau
kabel
yang
menghubungkan komponen yang satu dengan komponen lainnya.
Diameter
kabel
yang
digunakan
disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas panel
yang diinginkan (kekuatan hantar arus yang diinginkan) dan disesuaikan pula
dengan komponen-komponen lainnya (diperhatikan kompatibilitasnya).
c. Relay
Jenis relay yang digunakan adalah combined thermal overload relay. Relay ini
berfungsi seperti saklar. Alat pemanas (heater) dihubungkan dengan mesin
(motor) yang ada dalam panel. Jika terjadi tekanan atau panas yang berlebihan,
maka relay akan melindungi mesin dengan cara mematikannya.
2. Komponen Pendukung
Yang dimaksud dengan komponen pendukung ialah komponen-komponen yang
berfungsi sebagai komponen pelengkap sebuah panel dan penghubung
bagi
komponen-komponen
lain
dalam panel.
Komponen-komponen
pendukung
tersebut
antara lain :
|
23
Lampu
Skun
Busbar
Insulator
Baut dan Mur
Selongsong (Vynil)
3. Pelat Aluminium
Box
panel
merupakan
rangka
atau body panel
yang
terbuat dari
pelat
aluminium.
Pelat-pelat aluminium diproses oleh bagian Mechanical Fabrication mulai dari
proses pemotongan, pelubangan, penekukan, dan seterusnya hingga menjadi sebuah
box panel yang utuh.
1.5.4.3 Mesin
Mesin-mesin
yang
terdapat
di
lantai
produksi
Mechanical
Fabrication
Department PT Muliamakmur Elektrikatama yaitu sebagai berikut:
1. Shearing Machine
Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong pelat-pelat aluminium. Pelat-
pelat
aluminium ini
digunakan
sebagai
bahan
untuk
membuat
box
panel.
Jumlah
mesin ini hanya satu (1) unit saja.
2. Punching Machine
Merupakan mesin yang berfungsi sebagai pembuat lubang pada pelat yang telah
dipotong. Lubang yang dibentuk bisa bervariasi ukurannya sesuai dengan kebutuhan.
Mesin dioperasikan secara manual. Terdapat 1 unit mesin ini di lantai produksi.
|
24
CNC Punching Machine memiliki fungsi yang sama dengan Punching Machine yang
diuraikan sebelumnya. Hanya saja, CNC Punching Machine dioperasikan secara
otomatis
dan
memiliki
kecepatan serta
tingkat
ketelitian
yang
lebih
tinggi
dibandingkan dengan Punching Machine manual. Namun, daya listrik yang
digunakan tentunya lebih besar pula. Mesin ini berjumlah 1 unit dan belum
digunakan secara rutin.
3. Bending Machine
Bending Machine atau Mesin Tekuk digunakan untuk menekuk atau
membengkokkan pelat aluminium sehingga bentuk box panel yang diinginkan dapat
diperoleh. Bending Machine ini hanya ada 1 unit.
4. Welding Machine
Disebut pula Mesin Las. Mesin Las digunakan untuk menyambung
pelat-pelat
aluminium hingga membentuk box panel. Terdapat 4 unit Welding Machine.
5. Steel Sheet Treatment Machine
Steel Sheet Treatment Machine ialah mesin atau alat yang digunakan untuk
melakukan tahap
box
treatment.
Bentuk
mesin
ini
adalah
bak
yang
berisi
cairan
kimia
dan
alat
yang
digunakan
untuk
menjepit
/
mengangkat box
yang
akan
dicelupkan. Jumlah bak yang ada sebanyak 4 unit/ set.
6. Spray Booth System
Spray Booth System merupakan sistem yang digunakan saat proses pengecatan box
panel. Oven
merupakan
mesin
yang
digunakan
pada
tahap
pengecatan box
panel.
Kelebihan
pengecatan
oven
adalah warna
yang lebih
tahan
lama
dan
tidak
mudah
mengelupas.
|
![]() 25
1.5.4.4 Proses Produksi
Aliran
proses
produksi
pada
PT Muliamakmur
Elektrikatama
merupakan
serangkaian
kegiatan
yang
harus dilakukan
untuk
menyelesaikan
pesanan-pesanan
panel
pelanggannya
(proyek).
Gambar
berikut
menunjukkan
tahap-tahap
pengerjaan
yang
harus ditempuh
:
(Sumber: PT. Muliamakmur Elektrikatama, 2008)
Gambar
1.2 Production Process Chart pada PT Muliamakmur Elektrikatama
Pembuatan
panel
listrik
ini
dibagi
ke
dalam
dua
kelompok
kerja
utama
yaitu
divisi
mekanik
dan divisi
elektrik.
Divisi
mekanik
berhubungan
dengan
pembuatan
box
panel,
meliputi
tahap
material
cutting,
punching, press
forming,
welding, box treatment,
dan painting.
Sedangkan
divisi
elektrik
berkaitan
dengan
perakitan
(assembling)
komponen-komponen
kabel dan sirkuit ke dalam box panel.
|
26
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan
deskripsi mengenai setiap tahap
pengerjaan pada production process chart di atas :
1. Housing
Housing
merupakan
proses
penerimaan
material
berupa
pelat
aluminium dan
komponen-komponen dari supplier ke gudang pabrik. Saat penerimaan, bagian
gudang harus melakukan pengecekan terhadap kesesuaian antara surat jalan dan
barang yang diterima, serta pengecekan terhadap kualitas barang.
2. Material Cutting
Material untuk membuat box panel berupa pelat-pelat aluminium yang dipotong
sesuai dengan
ukuran
yang
tertera pada
gambar rinci
yang dibuat oleh Drafter.
Pemotongan pelat ini dilakukan dengan menggunakan Shearing Machine.
3. Punching
Punching merupakan proses pelubangan pelat-pelat yang telah dipotong pada
langkah sebelumnya. Pada sebuah box panel terdapat banyak sekali lubang yang
digunakan untuk ventilasi udara dari dan ke dalam box panel. Pembuatan lubang
atau
punching
dikerjakan
dengan
memakai
Punching
Machine
(manual)
atau
CNC Punching Machine (otomatis).
4. Press Forming
Pada
tahap
ini,
pelat-pelat
yang telah
dilubangi
tadi
ditekuk dengan
menggunakan
Bending Machine.
Penekukan
ini
bertujuan untuk memberikan
bentuk pada box panel sesuai dengan gambar yang diberikan.
5. Welding
Pelat-pelat
yang
telah
dipotong,
dilubangi,
dan
ditekuk
kemudian
disambung
(dirakit) melalu proses pengelasan. Operator
merangkai pelat-pelat menjadi
|
27
bentuk
box dan
kemudian
dilas
dengan
menggunakan Welding
Machine.
Pengelasan
membutuhkan ketelitian yang tinggi dari operatornya dan memakan
waktu relatif lama dibandingkan dengan proses lainnya. Pada tahap ini, box panel
listrik sudah menjadi bentuk akhir.
6. Box Treatment
Box treatment merupakan
proses
pencelupan
box
panel
ke
dalam cairan kimia
agar box tersebut tahan karat. Steel Sheet Treatment Machine yang dipakai untuk
treatment ini
terdiri
dari
empat
(4)
bak pencelupan.
Proses
pencelupannya
dilakukan
secara
bertahap
dari bak yang pertama
hingga
yang
keempat
untuk
menghasilkan box tahan karat dengan sempurna.
7. Painting
Setelah proses pencelupan dan pengeringan, selanjutnya box
akan dicat sesuai
dengan warna yang diinginkan pelanggan. Pengecatan menggunakan spray booth
system dan setelah
itu box akan dimasukkan ke dalam oven. Sistem pengecatan
seperti ini menghasilkan warna yang lebih merata dan halus serta warna melekat
dengan sempurna (tidak mudah mengelupas).
8. Q/A Cubicles
Box
panel
yang
telah
dicat
akan diperiksa
oleh
bagian Quality
Assurance
-
departemen Mechanical Fabrication. Fokus pemeriksaan disini
adalah box
secara fisik, yaitu kesesuaian ukuran, warna, dan bentuk box panel dengan yang
tertera pada gambar rinci yang dibuat oleh Drafter. Jika terdapat ketidaksesuaian,
maka box akan diproses ulang sampai memenuhi kriteria yang diinginkan.
|
28
9. Mechanical Setting
Pada proses ini dilakukan pemasangan papan-papan
penyangga untuk swicth,
circuit
breaker,
relay, dan komponen
lainnya
ke dalam box; termasuk
rakitan-
rakitan komponen panel. Pemasangan pintu panel juga dilakukan di tahap ini.
10. Assembling Busbar
Busbar atau pelat tembaga berfungsi sebagai alat penghantar listrik yang dipakai
bersama-sama (joint)
oleh
switchboard, distribution
panel, dan
rangkaian
elektrik lainnya. Pelat tembaga ini dipotong, dicetak (press), dan dilubangi oleh
mesin Busbar Cut, Press, and Punch
Machine. Pada busbar dipasang insulator
sebagai pelindung agar arus listrik tidak melebihi batas normal dan tidak
merambatkan arus ke logam-logam di sekitarnya. Hasil rakitan busbar
dimasukkan ke papan penyangga yang sudah ada di dalam box.
11. Assembling Power Conductor
Hasil rakitan circuit breaker dan rangkaian listriknya disusun dan disambungkan
dengan komponen-komponen lain di dalam box.
12. Assembling Control Wiring
Terakhir, dilakukan pemasangan
kabel-kabel
yang
menghubungkan
semua
komponen-komponen yang ada agar dapat menghantarkan listrik sehingga panel
bisa berfungsi dengan baik.
13. Q/A Assembling
Proses ini meliputi pemeriksaan perakitan panel listrik yang sudah jadi, apakah
komponen-komponen
sudah
dipasang
pada
posisi yang benar atau tidak,
memperhatikan susunan kabel, serta
mengecek apakah jenis dan tipe komponen
yang dipakai berada dalam kondisi baik.
|
29
14. Testing
Pengujian
dilakukan
untuk
memastikan
apakah panel listrik dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Alat-alat yang digunakan untuk pengujian ini terdiri dari
switch board tester, single phase protective relay tester, three phase protective
relay tester, power
quality
analyzer,
insulation resistance
tester,
dan
infrared
thermometer.
15. Packing
Panel yang telah melalui proses pengujian dan dinyatakan layak, dibungkus
(packing) dengan
menggunakan plastik transparan agar kondisinya tetap terjaga
baik saat diterima oleh pelanggan.
16. Delivery
Produk panel yang telah dibungkus rapi dimasukkan ke dalam truk, siap untuk
diantar ke tempat pelanggan.
|
30
1.5.5
Tata Letak Fasilitas Produksi
Mesin-mesin yang terdapat di lantai produksi PT Muliamakmur Elektrikatama
disusun berdasarkan fungsinya. Penyusunan seperti
ini dikenal dengan process
layout.
Dalam tata letak menurut macam proses ini jelas sekali bahwa semua mesin dan
peralatan
yang
mempunyai
ciri-ciri operasi yang sama
akan
dikelompokkan
bersama
sesuai dengan proses atau fungsi kerjanya.
Tata letak berdasarkan proses ini sesuai untuk digunakan industri manufaktur
yang bekerja dengan jumlah dan volume produksi yang relatif kecil dan terutama untuk
jenis produk yang tidak standar. Tata letak seperti ini terasa lebih fleksibel dibandingkan
dengan tata letak berdasarkan aliran produk, di mana product layout lebih sesuai untuk
mass production.
1.5.6
Analisis Sistem Berjalan
Selama ini, aktivitas penjadwalan produksi pada PT Muliamakmur Elektrikatama
dilakukan secara manual oleh staf Engineering sesuai dengan urutan proyek yang masuk
ke
perusahaan
(berdasarkan
tanggal
pesan).
Pembuatan
jadwal dan
laporan
produksi
dibantu dengan software Microsoft Office Excel.
(1) Kegiatan dimulai pada saat staf Drafter menerima Surat Persetujuan Proyek
yang telah ditandatagani oleh pelanggan. (2) Staf Drafter kemudian memberikan catatan
proyek baru kepada staf Engineering agar dibuatkan
jadwal produksinya. (3) Lalu, staf
Engineering akan
menanyakan informasi
mengenai ketersediaan
mesin
untuk produksi
kepada
Kepala
Bagian
(Kabag.)
Divisi Mekanik. (4)
Kepala
Bagian
Divisi Mekanik
akan memberikan informasi mengenai target penyelesaian proyek yang sedang
dikerjakan di lantai produksi. (5)
Dari
informasi
ini, kemudian staf Engineering
|
![]() 31
membuat jadwal produksi untuk proyek yang diterima dari staf Drafter. Jadwal produksi
ini diberikan kepada Kabag. Divisi Mekanik untuk direalisasikan. (6) Hasil produksi dari
Divisi
Mekanik
akan
diserahkan
ke
Divisi
Elektrik.
(7)
Pada
akhir
periode,
Kabag.
Divisi Mekanik akan membuat laporan kepada pihak manajemen PT Muliamakmur
Elektrikatama.
Gambar 1.3 Rich Picture Sistem Berjalan
Masalah dalam Sistem Berjalan
Berikut
permasalahan
yang
teridentifikasi
pada
sistem
penjadwalan
PT
Muliamakmur Elektrikatama saat ini:
-
Sistem
penjadwalan
secara
manual
mengakibatkan
sejumlah
proyek terlambat
dikerjakan.
|
32
-
Tidak ada kepastian kapan sebuah jadwal produksi akan dimulai dan selesai. Hal ini
berpengaruh pada jadwal produksi selanjutnya dan aktivitas pengadaan material. Jika
jadwal terlalu cepat direalisasikan,
maka ada kemungkinan terjadi kekurangan
komponen karena komponen yang dipesan belum diterima dari supplier. Sementara,
jika
jadwal
ternyata
lebih
lambat
direalisasikan
daripada
yang
seharusnya,
maka
akan terjadi penumpukan komponen di
gudang.
Hal
ini
akan
meningkatkan biaya
simpan.
-
Data
yang
tidak
terintegrasi
mengakibatkan tidak efisiennya
aktivitas
penjadwalan
produksi pada perusahaan.
-
Data
mengenai
waktu
standar
operasi
yang
telah
dibuat
tidak
dimanfaatkan
oleh
perusahaan dalam perhitungan jadwal.
-
Dokumentasi data pesanan (proyek) dalam bentuk kertas membuat proses pembuatan
jadwal menjadi lama dan adanya risiko dokumen hilang atau lupa diberikan.
-
Besarnya pertimbangan individual dalam aktivitas penjadwalan.
-
Penjadwalan
produksi
dilakukan (memilih berdasarkan dokumen)
per proyek,
sehingga waktu menganggur menjadi tinggi.
Kebutuhan Informasi
Informasi yang dibutuhkan untuk melakukan penjadwalan produksi pada PT
Muliamakmur Elektrikatama meliputi: proyek yang diterima dan yang akan
dijadwalkan,
rincian
produk
yang
dipesan
dalam tiap
proyek,
waktu
standar
operasi
untuk mengerjakan setiap item yang di pesan, dan informasi ketersediaan mesin.
|