BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam abad
XX,
mode
telah
berhenti
menjadi
ranah
pribadi
kaum
berada.Berbagai perubahan
di
bidang
sosial budaya, ekonomi,
dan teknologi di abad
XXini
telah
menjadi
sebab
terjadinya
revolusi
yang
luar
biasa
dalam perilaku
berpakaian.
Perilaku
ini
didasari
pada
suatu
kesadaran
akan
arti dari berpakaian itu
sendiri, yakni
mengekspresikan suatu kepribadian
yang khas.Dalam hal berpakaian dua
dekade pertama abad XX menunjukkan adanya suatu kegiatan untuk menemukan bentuk
dan gaya yang modern. Gaya modern yang diperoleh masih mengacu pada romantisme
abad
sebelumnya.
Sangat
indah,namun
menjarak.Dekade
kedua
hingga
keempat
abad
XX
adalah
periode
yang
mengungkapkan berbagai perubahan yang mendasar. Gaya
berpakaian perempuan seusai Perang Dunia
I
menampilkan
busana
dengan
pola
sederhana, agak longgar,bergaris pinggang rendah dan pendek. Hal ini terjadi karena
aktivitas perempuan yang mencari nafkah membutuhkan gaya yang praktis dan ringkas.
Prinsip
yang dianut
pada
masa
ini
adalah
form
follow
function
yang
menitikberatkan
pada segi fungsi dari rancangan karya tersebut.
Sejak pertengahan tahun 60-an, mode seolah-olah didominasi selera kawula
muda. Mereka ini adalah anak muda yang secara fisik tidak mengalami satu masa perang
pun.
Mereka dilahirkan setelah
perang
usai
atau
menyadari
kehidupan
setelah
perang
|
2
usai. Pada umumnya mereka adalah kelompok masyarakat berkelahiran 1941 ke atas.
Bagi orang muda era tahun 60-an, cara berpakaian mengungkapkan sesuatu yang
bersifat individual. Seruan anti mode adalah salah satu pernyataan yang pada dasarnya
mengandung suatu protes terhadap berbagai aturan-aturan yang mengacu pada
kekuasaan yang konservatif. Berpakaian dan berpenampilan sesuai kehendak sendiri
ditampilkan
lewat trend kaos oblong, celana jins, rok
mini, pakaian bekas, penampilan
seenaknyadan lain sebagainya menjadi mode dalam semangat anti mode tersebut.
Perubahan-perubahan fashion
yang
terjadi
sepanjang
masa
selalu
hadir
akibat
adanya
ketegasan
sebagai
simbol
status
sosial
tertentu. Fashion dapat
tampil
karena
adanya berbagai tingkatan sosial yang disadari dan diterima sebagai suatu hirarki yang
mendominasikannya. Namun pada saat
yang bersamaan fashion dapat juga diwujudkan
atas kemauan
masyarakat
yang
ingin
berubah
yang
menjadikan
kebutuhan
berbusana
dan berpakaian tidak hanya penutup tubuh atau pelindung cuaca melainkan untuk
menunjukan individualitas sebagai seorang yang berbeda.
Dimulai dari bertahun-tahun yang lalu semakin maraknya label
label fashion
dari luar negeri berdatangan tanpa henti,hal ini tentu saja sangat menarik perhatian bagi
para pecinta fashion. Dengan anggapan bahwa label fashion dari luar negeri dan
memiliki kualitas dan gengsi yang lebih baik jelas hal ini membuat para desainer lokal
dan
label fashion lokal
mengalami kemunduran.Gaya kebarat-baratpun mendominasi di
masyarakat karena gaya tersebut terlihat lebih gaya dan gaul.
|
3
Namun pada saat ini mulai tumbuhlah lagi semangat para desainer lokal Indonesia
untuk menggebrak
masyarakat
untuk
membuktikan bahwa hasil dari rancangan mereka
tidaklah kalah dari buatan luar negeri bahkan dapat lebih baik,dengan model-model yang
sangat
beragam dan
harga
yang
bersaing
akhirnya
satu persatu desainer
lokal
mulai
bertumbuhan dan mendapat pengghargaan yang lebih baik.Salah satunya adalah label
fashion
Geulis,label fashion
ini
menggunakan
bahan
tradisional
pada
setiap
karyanya
dengan tujuan dapat mengembalikan kebanggan masyarakat Indonesia pada produk luar
negeri dan juga pada kain tradisional Indonesia
Oleh karena itulah saya sangat tertarik untuk mempromosikan salah satu label
fashion Geulis ini agar dapat menarik perhatian masyarakat dan mengubah opini
masyarakat tentang label fashion dan kain tradisional selama ini.
1.1.1
Situasi Saat Ini
Semakin
banyak
label fashion
impor
yang
masuk
ke
Indonesia
dan
tampaknya masyarakatpun lebih memilih label impor dibandingkan dengan buatan
dalam negeri,
padahal
sekarang
ini
buatan
dari
para
desainer-desainer
muda
Indonesia tidak kalah bagusnya dengan buatan luar negeri.
1.1.2
Faktor Penyebab Permasalahan
Begitu banyak label fashion lokal di Indonesia, Jakarta pada khususnya
yang memiliki kualitas yang sama menariknya dengan label fashion impor namun
masih belum terkenal pamornya di masyarakat. Dan label fashion lokal itu memiliki
karakterisktik tersendiri yang sangat unik sehingga menarik untuk diangkat.
|
4
1.1.3
Alasan Pengangkatan Masalah
Label fashion lokal yang ada di Indonesia sudah memiliki kualitas yang sama
baiknya
dengan
label fashion
dari
luar
negeri,namun
sayangnya
masyrakat
masih
belum mengetahui
keberadaannya karena masih
sangat
minimnya
promosi
tentang
label-label fashion tersebut.
1.2 RUANG LINGKUP PROYEK TUGAS AKHIR
Dalam
kaitan
dengan
bidang
studi
Tugas
Akhir
yang
akan
saya
buat,
maka
lingkup proyek Tugas Akhir dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani atau
diselesaikan
melalui
pendekatan
Desain
Komunikasi
Visual,
dalam hal
ini
dengan
mendesain
sebuah
Promosi
Event
untuk
mendukung
opening
store
label fashion
Geulis,cara ini dibuat untuk lebih menganalkan Geulis kepada masyarakat.
|