Home Start Back Next End
  
5
regenerarisasi ekstrakurikuler futsal setiap peringatan 17 Agustus, yang
dilaporkan ke pihak berwajib pada 4 November 2008. Akhir tahun 2008, ditutup
dengan pemerasan dan tindakan kekerasan SMA 70 Bulungan Jakarta, dengan
cara kegiatan olahraga Bulungan Cup yang digunakan sebagai alasan
pengumpulan dana sebesar satu juta rupiah per kelas setiap minggunya, dan
dengan dalih pengukuhan nama angkatan, siswa kelas satu juga harus
menghadapi sejumlah kekerasan fisik (“Inilah Catatan”, 2008). 
Kasus pembulian di SMA di Jakarta, tidak berhenti sampai disitu. Pada
bulan November 2009, berita mencuat dari SMA 82 Kebayoran Baru Jakarta
Selatan. Ade Fauzan Mahfuzah (15 tahun) merupakan siswa kelas satu sekolah
tersebut dipukuli oleh sekitar 30 siswa kelas tiga, seniornya, hingga dirawat di
rumah sakit Ade dianiaya karena melewati “Jalur Gaza” yang terlarang dilewati
oleh siswa kelas satu dan dua (“Kak Seto”, 2009). 
Bulan April 2010, 2 kasus pembulian muncul bersamaan yaitu kasus
Novia Yuma, siswi kelas satu SMA 70 Bulungan, yang diintimidasi dan menerima
kekerasan dari seniornya karena tidak memakai singlet atau kaos dalam (“Tak
Pakai”, 2010), dan kasus Okke Budiman, siswa kelas satu SMA 46 Jakarta yang
mengaku dianiaya siswa kelas 3, berupa pemukulan dengan helm dan tangan
kosong, tendangan di punggung, dan 5 sundutan rokok di lengan kanannya
(“Kasus bullying”, 2010). 
Kasus terbaru, pada akhir 2011 lalu, 15 orang tua siswa SMA 70 Jakarta,
melapor ke KPAI bahwa anak-anak mereka menjadi korban pembulian kakak
kelasnya. Anak-anak tersebut di doktrin hal yang tidak baik, dipukul, ditempeleng,
ditendang, dan untuk anak perempuan diberi kata-kata kasar yang tidak pantas.
Bahkan pemalakan atas dasar acara resmi sekolah juga dilakukan oleh para
senior (Anak jadi, 2011).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter