Home Start Back Next End
  
8
masalah pribadi lainnya sehingga cenderung memiliki komunikasi yang buruk
dengan anak-anaknya, kurang memberikan kehangatan, otoriter dan
menggunakan metode didikan yang keras, termasuk hukuman fisik. 
Dengan penelitian-penelitian yang telah mendokumentasikan efek negatif
dari pola
asuh yang banyak menggunakan hukuman dan kekerasan terhadap
kecenderungan perilaku pelaku pembulian pada anak. Rican, Klicperova dan
Koucka (1993, dalam Ahmed & Braithwaite, 2004) mengamati bahwa anak-anak
yang diasuh oleh orang tua dengan pola pengasuhan
otoritatif, terutama yang
mendukung kemandirian dan otonomi anaknya, cenderung kurang terlibat dalam
perilaku pembulian.
Penelitian mengenai pola asuh orang tua yang yang terkait dengan
bagaimana seorang anak menjadi korban pembulian masih memuat banyak hasil
yang bertentangan. Seperti, sejumlah peneliti melaporkan bahwa anak yang
menjadi korban pembulian menampilkan profil pola asuh yang diterima mirip
dengan pelaku pembulian (Komiyama, 1986; Bates, Dodge, Pettit, & Bass,
1997), sedangkan yang lain melaporkan bahwa mereka memiliki perbedaan yang
besar (Binney, Bowers, & Smith, 1992) (dikutip dalam Ahmed & Braithwaite,
2004).
Hal ini didukung dengan temuan yang menunjukkan bahwa pola asuh
orang tua yang permisif memprediksi anak cenderung menjadi korban
pembulian, sedangkan
pola asuh orang tua yang otoriter memprediksi anak
cenderung menjadi pelaku pembulian (Baldry & Farrington, 2000; Kaufmann et
al, 2000
dalam Georgiou, 2008). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang besar antara profil pola asuh yang diterima serta karakteristik
pelaku maupun korban pembulian.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter