Home Start Back Next End
  
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 
Semakin banyaknya
“pemain” produk minuman di pasar
saat ini, membuat
semakin meningkatnya
ketajaman persaingan produksi diantara merek-merek yang
beroperasi di pasar. Setiap pemain dalam hal ini selalu berkompetisi dalam
menghadirkan produk baru serta meningkatkan kekuatan merek serta
mempertahankan tingkat merek yang sudah ada dengan mengelola segala asset yang
menjadi dasar ekuitas merek, sehingga dapat bersaing secara kompetitif di pasar
global. 
Setiap perusahaan pasti mengharapkan produknya dapat diterima di pasaran serta
kehadiran produk yang dipasarkan mampu mengalahkan produk yang menjadi
pesaingnya sehingga perusahaan mampu menguasai pangsa pasar tersebut. Karena
pada dasarnya, setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu ingin
mendapatkan hasil yang semaksimal
mungkin dengan keuntungan yang besar.
Konsep dari pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan
adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta memberikan kepuasan
yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing.
Walaupun PT Multi Bintang Indonesia (MBI) ini telah menjadi market leader
untuk pasar Indonesia (akhir 2004, PT MBI menguasai 65,5% pasar bir di
Indonesia), tetapi dalam memasarkan minuman beralkohol ini, PT MBI menemui
banyak kendala. Salah satunya karena adanya peningkatan harga bahan baku yang
memaksa produsen bir menaikkan harga jual produknya, yang secara tidak langsung
juga berakibat pada menurunnya permintaan akan produk bir. Produk minuman
beralkohol juga dikenakan cukai Rp 2.300/liter dan pajak barang mewah (luxury tax)
sebesar 40%. Lalu dilihat dari hasil riset yang dilakukan perusahaan, orang Indonesia
sebenarnya tidak terlalu menyukai rasa bir. Tak mengherankan jika pasar bir pun
hanya mengambil porsi yang sangat kecil dari total pasar minimum di Indonesia.
Tingkat konsumsi bir per kapita di Indonesia hanya sebesar 0,6 liter /tahun. Sebagai
perbandingan, negara Jerman mengkonsumsi bir per kapita sebanyak 120 liter /tahun
dan pasar bir Indonesia hanya sebesar 3% dari total pasar minuman. 
Melihat hal tersebut, pada akhir tahun 2002 MBI mencoba untuk menghilangkan
kandungan alkohol pada salah satu produknya yakni Green Sands. Langkah yang
ditempuh oleh MBI ini menunjukkan keberhasilan yang berarti, terbukti dengan
naiknya angka penjualan produk Green Sands
sebesar 50%, terhitung satu tahun
sejak hilangnya alkohol dalam produk Green Sands. 
Berdasarkan atas kesuksesan yang diraih oleh Green  Sands, pada Juli 2004 PT
MBI meluncurkan produk barunya yaitu Bintang Zero. Berbeda dengan Bir Bintang,
Bintang Zero hadir sebagai minuman malt bebas alkohol pertama di Indonesia
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter