BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Saat ini perkembangan dunia entertainment
sangat berkembang pesat.
Entertainment
sudah menjadi pusat perhatian mata dunia. Tidak hanya di luar negeri
tetapi di Indonesia pun perkembangannya sangat pesat. Bidang entertainment sangatlah
luas, seperti yang saat ini bermunculan ruang gerak entertainment
seperti perfilman,
sinetron, dan  modeling. Oleh karena itu banyak orang memanfaatkan situasi ini untuk
mengembangkan sebuah usaha di bidang entertainment. 
Di tengah persaingan bisnis banyak orang berusaha membuat sebuah inovasi
bisnis yang dapat  meraup keuntungan yang cukup menjanjikan. Persaingan bisnis ini
tidak hanya berlaku pada sesama pembisnis sebuah produk tetapi juga terjadi pada
pebisnis sebuah jasa talents agency. Bisnis ini menawarkan sebuah jasa para modeling
untuk dapat memperagakan sebuah peragaan busana, talents
pengisi sebuah event,
model iklan, Master of Ceremony,  pemain sinetron dan juga memerankan film layar
lebar.
Keuntungan hasil yang didapatkan tidak hanya menguntungkan pihak si pebisnis
sebagai penyalur jasa saja tetapi juga menguntungkan para talents atau model-model ini
yang dapat dipastikan dapat merauk keuntungan yang cukup lumayan. Bagi para model
ini tidak hanya keuntungan materi saja yang bisa mereka dapatkan tetapi juga mampu
dengan cepat menaiki pamor tangga kepopuleran.  Adapun beberapa model yang sudah
tidak asing lagi di telinga masyarakat seperti; Cathrine Wilson, Indah Kalalo, Arzeti
  
Bilbina,
Caroline Zahrie, Sari Nila, Bertrand Antholin, Zack Lee dan sebagainya.
Mereka adalah beberapa contoh talent
model yang saat ini sudah tidak asing nama
mereka menjadi perbincangan hangat di seluruh Indonesia. Ketenaran mereka tidak
luput dari tangan-tangan si pebisnis yang memang mahir dalam menyalurkan jasa-jasa
para model ini.
Si pebisnis ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang modeling pada
agency management yang menyalurkan jasa talents modeling
yang nantinya akan di
promosikan kepada calon klien. Dalam hal ini sangat dibutuhkan sebuah divisi yang
mampu mempromosikan dengan baik dan professional untuk dapat menciptakan sebuah
strategi yang membuat posisi perusahaan tetap dapat bereksistensi di dalam dunia
persaingan talent modeling management,  divisi ini adalah  Public Relations. Menurut
Jefkins (2004: 10), Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana,
baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian. Public Relations
senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan
akan muncul perubahan yang berdampak.  
Keberadaan divisi Public Relations
dalam menerapkan  Strategi Marketing
Public Relations untuk mempromosikan jasa para modeling ini sangat di perlukan. Salah
satu kegiatan Public
Relations adalah
membuat sebuah strategi  yang handal  untuk
mempromosikan kepada khalayak luas agar dapat menyalurkan jasa dari talents model
ini serta memperkenalkan perusahaan dan para modeling tersebut. Seperti yang
dipaparkan oleh  Jefkins (2004:63). Public relations
juga memiliki tujuan lain yaitu
  
untuk dapat menyebarluaskan cerita sukses mengenai perusahan dan produk untuk
membentuk image, membentuk identitas, serta membuka pangsa baru. Public Relations
ini tidak hanya menjalin hubungan dengan pihak eksternal saja tetapi juga menjalin
hubungan yang baik dengan pihak internal perusahaan, salah satu contohnya yaitu dapat
bekerja tim secara terarah dan saling menguntungkan dengan para talents yang akan di
promosikan. 
Marketing  Public Relations adalah suatu proses perencanaa, pelaksanaan, dan
pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasaan
konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui
kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau
produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan bagi para
konsumennya. (Ruslan, 2010: 239)
Pentingnya Marketing Public Relations
dilakukan oleh perusahaan  juga
membentuk interaksi terhadap audiens mereka yaitu klien (konsumen). Kegiatan
promosi yang didukung oleh teknologi yang semakin berkembang memudahkan dalam
mempromosikan para jasa talents ini untuk dapat diketahui oleh para klien. Kegiatan
marketing public relations
ini mampu memiliki dampak panjang, karena ketika klien
(konsumen) sudah terbangun kepercayaannya kemudian loyalitas, maka ini akan
semakin memperkuat perusahaan.
Strategi Marketing Public Relations adalah
sebagai perwujudan dari kegiatan
Public Relations
yang telah ditetapkan sebelumnya, terdiri dari 3 taktik atau dikena
dengan Three  Ways Strategy  menurut Rosady Ruslan (2010: 2) , yaitu untuk menarik
  
(pull strategy), untuk mendorong (push
strategy) dan upaya kemampuan untuk
mempengaruhi kesadaran publik (pass stratetgy).
PT. Posture Mahagaya kreasindo ( Posture Management
) adalah salah satu
perusahaan dibidang modelling
yang menjadi wadah dan dapat menyalurkan bakat
orang-orang yang memiliki talent khusus di bidang modelling. Adapun beberapa talent
modelling
yang sudah berhasil di promosikan oleh Posture Management yang telah
mampu melebarkan sayap karir mereka di dunia entertainment, seperti Melaney
Ricardo, Caroline Zachrie, Zack Lee, Indah Kalalo, Sari Nila, dan Bertarn Antholine.
Ketenaran serta keberhasilan mereka di dunia entertainment
tidak luput dari
campur tangan  Public Relations dalam mempromosikan mereka kepada para klien yang
bunafit sehingga mencapai target maksimal dan saling menguntungan di berbagai pihak.
Usaha promosi yang di tempuh Public Relations sangat direncanakan secara terarah dan
berkomitmen. 
Berdasarkan gambaran latar belakang diatas, maka saya sebagai penulis ingin
mengadakan penelitian dan menulis skripsi
dengan
judul “Strategi Marketing Public
Relations dalam Mempromosikan Jasa Talent Modeling di Posture Management
Jakarta (Periode Oktober-Desember 2012)”.
  
1.2 Ruang Lingkup
Dalam penulisan penelitian ini, ruang lingkup yang dibahas adalah 
1.
Membahas strategi Marketing Public Relations Posture Management dalam
mempromosikan jasa talent modeling
2.
Membahas penyebab kegagalan strategi Marketing Public Relations dalam
pencapaian goals atau target perusahaan
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah:
1.
Bagaimana strategi Marketing Public Relations yang dilakukan Public
Relations di Posture Management dalam mempromosikan Jasa Talent
Modeling?
2.
Mengapa dengan menerapkan strategi Marketing Public Relations dalam
mempromosikan jasa talents modeling ternyata masih belum dapat
memaksimalkan pencapaian goals di perusahaan?   
1.4  Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui dan menganalisi strategi Marketing Public
Relations
dalam mempromosikan jasa talent modeling,
sehingga perusahaan-pun mampu bersaing dan tetap
  
bereksistensi di tengah-tengah persaingan bisnis penggunaan
jasa talent modeling
2.
Untuk mengetahui penyebab mengapa strategi Marketing
Public Relations
dalam mempromosikan talent modeling
belum dapat mencapai target promosi yang diharapkan
1.4.2 Manfaat
Dari penelitan yang akan dilakukan ini, maka diharapkan manfaat
yaitu, manfaat akademis, manfaat sosial dan manfaat praktisi.
a.
Manfaat Akademis
Berdasarkan penelitian yang akan dibuat penulis, diharapkan
dapat memberikan manfaat dan kontribusi terhadap bidang ilmu
komunikasi sebagai sumbangan pemikiran terhadap studi ilmu
komunikasi terutama di bidang public relations yaitu strategi Marketing 
Public Relations
dalam mempromosikan talents modelling
dengan
strategi-strategi  jitu untuk dapat tetap bereksistensi di pasaran penjualan
jasa modeling.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktisi
Public Relations, khususnya bagi perusahaan  (PT. Posture Mahagaya
Kresindo) agar terus mampu mempertahankan posisinya dalam
  
mengahadapi persaingan dengan pembisnis jasa talent modeling lainnya
dengan menggunakan strategi Marketing Public Relations
dalam
mempromosikannya. 
Untuk masyarakat umum, diharapkan hal ini dapat menjadi
sebuah masukan serta dapat menjadi pengetahuan untuk
mengembangkan bisnis dengan meng-aplikasikan Marketing
Public
Relations sebagai salah satu taktik yang digunakan
untuk
menyempurnakan kegiatan promosi produk, jasa ataupun  perusahaan.
1.5
Asumsi  
1.
Posture Management adalah talent agent model professional yang
memiliki banyak pesaing, maka seharusnya perusahaan menggunakan
strategi Marketing Public Relations
dalam mempromosikan talent-nya
yaitu dengan menggunakan three ways tactics; Push, Pull dan
Pass
strategi
2.
Dengan kegiatan promosi yang telah dilakukan seharusnya dapat
meningkatkan goal target, yaitu dalam hal penjualan jasa para talent
tersebut. 
  
1.6
Metodologi Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian 
Metodologi penelitian system dan metode yang dipergunakan unutk
memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah (Ruslan,
2003: 24)
Metode yang digunakan penulis adalah metode penelitian kualitatif, yang
didefinisikan adalah metode yang bersifat fleksibel untuk peneliti agar dapat
menentukan langkah-langkah dalam penelitian. Metode kualitatif menghasilkan
data deskriptif  berupa kata-kata yang tertulis yang diamati. (Mahi, 2011: 37)
Penulis memilih metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini karena
sesuai dengan judul skripsi yaitu mengenai strategi Marketing Public Relations
yang dilakukan Posture Management dalam mempromosikan jasa talents
modeling
di Posture Management Agency, dimana penulis diharuskan
menjabarkan, mendeskripsikan
dan memaparkan mengenai strategi
Marketing
Public Relations pada saat mempromosikan talent modeling yang dilakukan oleh
Public Relations
PT. Posture Mahagaya Kreasindo (Posture Management
Agency) Jakarta.
1.6.2 Metode Pengumpulan Data
1.6.2.1 Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung baik dari individu
ata perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner
  
yang biasa dilakukan oleh peneliti (Ruslan, 2003: 29). Berikut adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk
mendapatkan data primer.
1.
Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2009: 72) definisikan
wawancara yang dikutip oleh sugiyono sebagai berikut:
”A meeting of two persons to eschange information and
idea through question and responses, resulting in
communication and join constructions of meaninf about
a particular topic”.
Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini penulis melakukan
wawancara
semitersturktur terhadap informannya untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan sebagai pendukung dalam
penelitian ini.
2.
Observasi
 
 
Menurut Nasution dalam Sugiyono
(2009: 64) 
menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. 
 
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi trustworthiness yang menurut Sugiyono (2009: 66) adalah
peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus
  
terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Dalam penelitian ini penulis hanya mengamati dan tidak terlibat
langsung dalam kegiatan yang diamati.
1.6.2.2  Data Sekunder
Menurut Mahi (2011: 72) data sekunder merupakan data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, berperan
sebagai data pendukung yang fungsinya menguatkan data primer.
Untuk mendapatkan data sekunder ini penulis melakukan:
1.
Studi pustaka, dilakukan dengan membaca buku literatur dan
jurnal yang berhubungan dengan penelitian
skripsi ini, serta
dokumen-dokumen dari perusahaan. Beberapa dokumen yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Laporan kegiatan selama melakukan promosi  yang
mempromosikan jasa-jasa talent modeling.
b.
Company Profile PT. Posture Mahagaya Kreasindo (Posture
Management Agency).
c.
Website resmi PT. Posture Mahagaya Kreaksindo
(Posture
Management Agency)
d.
Arsip dan dokumen lain yang didapatkan dari PT. Posture
mahagaya Kreasindo (Posture Management Agency)
e.
Dokumentasi Foto
  
1.6.3
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
a.
Pihak internal Posture Management (Karyawan)
b.
Pihak eksternal Posture Management (Talent Modeling)
2.
Sampel
Dalam penelitian ini penulis memilih teknik purposive
sampling.
Purposive sampling menurut Mahi (2011: 64) adalah pengambilan
sample berdasarkan kapasitas dan kapabelitas atau yang kompeten
atau benar-benar paham di bidangnya di antara anggota populasi. 
1.7
  Sistematika Penulisan
BAB 1      PENDAHULUAN 
Bab ini berisikan latar belakang masalah yaitu alasan yang melatar
belakangi penulis mengangkat permasalahan menjadi penelitian.
Selain itu terdapat ruang lingkup yang menegaskan batasan-batasan
masalah yang akan dibahas. Pada tujuan dan manfaat penelitian
dipaparkan tujuan dari penelitian ini dan manfaatnya baik bagi penulis,
bagi perusahan yang bersangkutan dan bagi pihak lain. Selanjutnya
pada metodelogi penelitian dijelaskan metode penelitian yang
digunakan oleh penulis yaitu metode penelitian kualitatif deskripstif.
Pada bagian terakhir yaitu sistematika penulisan dijelaskan satu per
satu kajian yang ada pada setiap bab.
  
BAB 2      KERANGKA TEORITIS
Bab ini memaparkan teori-teori dan definisi-definisi yang relevan 
dengan topik penelitian.
BAB 3    METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan
sejarah perusahaan,
stuktur
organisasi,
kinerja
dalam perusahaan, logo, prosedur yang berlaku, metode penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisi data, tempat dan waktu
penelitian, permasalahan, alternative permasalahan. 
BAB 4     ANALISIS PEMBAHASAN 
Bab ini memaparkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang
diangkat secara menyeluruh
 
BAB 5    SIMPULAN DAN SARAN
Uraian tentang ringakasan hasil analisis dan evaluasi data yang akan
menjelaskan tentang kesimpulan dan saran untuk diusulkan pada pihak
perusahaan sehubungan dengan permasalahan yang dibahas dalah
skripsi ini.