![]() 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
BINUS University saat ini memiliki empat lokasi kampus yang berbeda
di
Jakarta yaitu Kampus Syahdan, Anggrek, Kijang dan JWC (Joseph
Wibowo Center) yang lokasinya dapat dilihat pada Gambar 1.1. Dari keempat
lokasi tersebut, lokasi kampus yang saling berdekatan adalah Kampus
Syahdan, Anggrek, dan Kijang.
Gambar 1.1 Peta BINUS University
Binus Square Hall of Residence didirikan pada bulan Juli 2010
sebagai asrama yang diperuntukkan untuk BINUSIAN.
Namun,
perjalanan
dari Binus Square menuju kampus dengan berjalan kaki cukup melelahkan
karena jarak yang relatif
jauh. Jarak dari Binus Square menuju Anggrek
sekitar 1,2 km, Binus Square menuju Syahdan
1,3 km, sedangkan Binus
|
![]() 2
Square menuju Kijang 0,815 km. Oleh karena itu, Binus Square menyediakan
fasilitas transportasi berupa shuttle bus
yang akan melayani para boarder
secara gratis dari Binus Square
menuju Kampus Kijang, Syahdan, Anggrek
dan kembali ke Binus Square.
Berdasarkan kuesioner seperti yang tertera pada Lampiran 1 yang
telah disebarkan kepada 312
responden pada bulan
April
Mei 2013 di
Lobby
Binus Square
dapat disimpulkan
bahwa penumpang menginginkan
pendirian halte di lokasi Binus Square,
Kampus
Syahdan, Anggrek, dan
Kijang.
Pada lokasi Binus Square,
para responden
mengeluhkan kondisi
tempat menunggu
yang tidak memiliki tempat
duduk, panas dan tidak
memiliki atap.
Sedangkan pada Kampus Syahdan
(area musholla), para
responden
mengeluhkan kondisi tempat menunggu yang panas, tidak
memiliki
tempat duduk dan sulit melihat kedatangan bus.
Di Kampus
Anggrek, responden menyatakan bahwa lokasi menunggu panas, tidak ada
tempat duduk, tidak ada atap, dan kotor. Sementara di Kampus Kijang,
responden mengeluhkan kondisi tempat menunggu yang panas, tidak ada
tempat duduk, tidak ada atap, dan jauh dengan lokasi tempat bus berhenti.
Selain itu, secara umum responden juga menginginkan adanya kursi, jadwal
shuttle bus dan atap ketika menunggu shuttle bus. Oleh karena itu, penelitian
ini berfokus mengenai penentuan posisi halte di keempat lokasi dan
perancangan halte untuk lokasi Binus Square.
1.2
Rumusan Permasalahan
Posisi
manakah
yang paling tepat untuk didirikan halte
di masing-masing
lokasi?
Bagaimana rancangan halte yang ergonomis?
Berapa total biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikan halte tersebut?
Batasan masalah penelitian ini adalah:
Mendirikan halte sesuai lokasi dan posisi yang diinginkan penumpang dengan
mengutamakan sisi ergonomis, namun suhu lingkungan tidak menjadi
prioritas ketika membuat perancangan halte.
Desain halte yang dirancang hanya merupakan desain halte untuk lokasi
Binus Square.
Bahan yang digunakan dalam perancangan halte merupakan bahan yang
cukup umum digunakan di Jakarta
menurut pandangan sumber, sehingga
dalam penelitian ini tidak dilakukan perbandingan antara berbagai bahan
berdasarkan kriteria apapun, termasuk harga ataupun kekuatan bahan.
Estimasi biaya hanya berdasarkan rancangan halte, tidak termasuk biaya
perawatan.
1.3
Tujuan dan Manfaat
Menentukan posisi pendirian halte yang paling tepat.
Menentukan rancangan halte yang ergonomis.
Menentukan perkiraan total biaya yang diperlukan untuk mendirikan halte.
1.4
Sistematika Penulisan
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai
latar belakang permasalahan yaitu penjelasan
mengenai pentingnya penelitian tempat menunggu penumpang shuttle bus
|
3
Binus Square.
Berdasarkan hasil kuisioner, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas penumpang menginginkan didirikannya halte di beberapa kampus
tertentu.
Mereka juga menginginkan tempat menunggu yang memiliki
kriteria-kriteria kenyamanan tertentu, yaitu halte atau tempat menunggu
memiliki tempat duduk, jadwal bus, dan atap atau kanopi.
Pada bab ini juga disebutkan mengenai rumusan permasalahan
serta
tujuan dan manfaat penelitian. Permasalahan yang dihadapi adalah penentuan
lokasi yang paling tepat untuk mendirikan halte, dan desain halte yang
ergonomis.
BAB 2. LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori penunjang yang dibutuhkan dan digunakan
dalam pembahasan yaitu teori mengenai ergonomi termasuk mengenai
antropometri,
kursi, pencahayaan, penerangan, kebutuhan ruang gerak yang
nyaman di dalam halte, dan juga model empiris proporsi ukuran data sampel.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang langkah-langkah penelitian yang digunakan
dalam menyelesaikan masalah yang ada, yaitu diawali dengan observasi,
penentuan rumusan masalah, studi literatur, pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data dan langkah terakhir membuat simpulan dan saran.
BAB 4. ANALISIS DAN BAHASAN
Bab ini berisi hasil analisis mengenai data-data yang telah didapatkan,
yaitu data hasil kuesioner yang diolah melalui program Microsoft Excel dan
hasil dari studi literatur. Data yang didapatkan melalui hasil analisis adalah
posisi pendirian halte di masing-masing lokasi yang dibutuhkan, dan
kebutuhan sisi ergonomis dalam rancangan halte seperti tinggi tempat duduk
yang diperlukan, posisi atap, serta tinggi penempatan informasi jadwal dan
rute bus.
Pada bab ini juga akan dibahas mengenai usulan rancangan halte
sesuai dengan kriteria ergonomis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Rancangan halte akan ditunjukkan melalui visualisasi dengan program
AutoCAD.
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab 5 akan dibahas mengenai hasil kesimpulan dari analisis dan
bahasan yang telah dilakukan sebelumnya.
Selain itu, juga akan diberikan
saran yang mencakup perkembangan yang sebaiknya dilakukan untuk
penelitian selanjutnya.
|