1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
Bursa Efek Singapura memiliki berbagai jenis bidang usaha , antara lain yang
bergerak dalam bidang manufaktur, properti, perbankan, infrastruktur, jasa
dan pertambangan.
Dari data yang diperbaharui per 01 januari 2013
di
Bursa Efek
Indonesiatelah mencatat sebanyak 463 perusahaan telah terdaftar (sumber :
www.idx.co.id). Sedangkan di Singapura, tercatat sebanyak 1331 perusahaan
yang telah terdaftar (sumber : www.sgx.com). Terdapat
pengelompokan
atasindeks-indeks tertentu yang membantu para pengguna dalam
menggunakan laporan keuangan, contohnya seperti indeks LQ 45 dan indeks
Strait Times. Indeks LQ 45 merupakan nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham
yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar dari berbagai
sektor usaha. Sedangkan Strait Times
merupakan indeks yang mencerminkan
pergerakan dari 30 saham blue chip yang terdaftar di Singapura.
Aset merupakan salah satu faktor penunjang dalam kegiatan
operasional atau produksi dalam suatu perusahaan. Aset yang dimiliki oleh
perusahaan memiliki jenis yang berbeda-beda yaitu aset tetap, aset lancar dan
aset tak berwujud. Aset-aset tersebut dicatat dalam laporan keuangan sesuai
dengan standar yang berlaku pada saat itu.
Aset tidak berwujud
merupakan
aset non-moneter yang tidak
mempunyai wujud fisik, dan merupakan salah satu jenis aset yang dimiliki
|
2
oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
Aset tidak berwujud dapat
mengalami amortisasi dikarenakan memiliki umur masa manfaat. Dengan
memiliki umur masa manfaat ini perusahaan memiliki perlakuan yang
berbeda atas aset tersebut dalam pencatatan di laporan keuangan.
Setiap
perusahaan
didunia
pada suatu periode akuntansi perusahaan
akan
membuat laporan keuangan
sebagai bentuk pertanggung jawaban
mereka. Laporan keuangan ini dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Oleh karena itu informasi keuangan ini sangat di
butuhkan oleh
berbagai pihak terkait, contohnya sebagai kriteria dalam
pengambilan keputusan.
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil
dari proses
akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-
pihak yang berkepentingandengan data keuangan atau aktivitas perusahaan
(Sundjaja, Barlian, 2001,47). Laporan keuangan harus disusun berdasarkan
standar-standar yang telah ditetapkan di setiap negara.
Di indonesia laporan keuangan
yang disampaikan kepada Bapepam
wajib disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK).
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).Dalam penyusunan
PSAK tersebut,
IAI mengacu padaIAS/IFRS
yang
merupakan standar
akuntansi internasional yang di terbitkan oleh International Accounting
Standards Committe (IASC)/ International Accounting Standard
Board(IASB)
Dengan mengadopsi IFRS, diharapkan perusahaan-perusahaan di
Indonesia dapat meningkatkan kemampuan informasinya untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan.
|
3
Selain itu, adopsi IFRS diharapkan akan memberikan kemudahan dalam
pemahaman laporan keuangan secara internasional sehingga dapat
meningkatkan arus investasi global dan menurunkan biaya modal melalui
pasar modal dunia
Salah satu standar akuntansi keuangan yang mengalami perubahan
karena adopsi menuju IFRS mengenai pembahasan atas aset tidak berwujud
yaitu PSAK 19. PSAK 19 (revisi tahun 2010) : Aset Tidak Berwujud diadopsi
dari IFRS 38 : Intigible Assets.PSAK ini akan mulai berlaku secara efektif
mulai tanggal 1 Januari 2011.
Dengan adanya perubahan dan revisi dari standar-standar tersebut
menjadikan penyusunan atas
laporan keuangan pun menjadi
berubah.Walaupun PSAK tersebut
telah diresmikan sejak 1 Januari 2011
masih banyak perusahaan yang belum menerapkan perubahan kebijakan pada
standar tersebut pada laporan keuangan mereka. Penerapan dan
pengungkapan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum
perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang menyesatkan bagi para
pengguna laporan keuangan perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin membandingkan
kesesuaianaktivitas penerapanyang diberlakukan
di Indonesia untuk PSAK
No.19 revisi 2010
pada laporan keuangan perusahaan dengan indeks
LQ
45yang ada
di Bursa Efek Indonesia denganpenerapan
IAS 38pada
laporan
keuangan perusahaan
dengan indeksStrait Timesyang ada
Bursa Efek
Singapura
dalam penelitian yang berjudul
ANALISIS PENYAJIAN
PENGUNGKAPAN ASET TIDAK BERWUJUD MENURUT PSAK 19
(REVISI 2010)
/ IAS 38
DALAM LAPORAN KEAUNGAN
|
4
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM INDEKS LQ 45 DAN
STRAIT TIMES
1.2.
Ruang Lingkup Penelitian
Terkait banyaknya unsur-unsur dalam laporan keuangan perusahaan
dan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan
BursaEfek Singapura,maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang
akandilakukan, antara lain yaitu:
1.
Ayat-ayat yang terkait langsung dengan PSAK No.19tidak dijelaskan
terperincioleh penulis.
2.
Ayat-ayat yang digunakan pada PSAK No.22 hanya terbatas pada Goodwill.
3.
Laporan keuangan perusahaan yang mencantumkan item aset tidak berwujud
dalam laporan keuangannya.
4.
Analisa ini terbatas pada laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku
2012yang dilaporkan sampai dengan tanggal 1 Juni 2013.
5.
Analisa ini terbatas pada perusahaan yang termasuk di LQ 45di Bursa Efek
Indonesia dan perusahaan yang termasuk Strait Times
di Bursa Efek
Singapura (non banking).
1.3.
Tujuan dan ManfaatPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui kegiatan implementasi PSAK 19
revisi tahun 2010
dan
pada perusahaan selain perbankan yang termasuk dalam indeks LQ 45 di pada
laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
|
5
2.
Untuk mengetahui kegiatan implementasi IAS 38pada perusahaan yang
termasuk dalam indeks Strait Times di pada laporan keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Singapura.
3.
Untuk mengetahui tingkat perbandingan atas kesesuaian implementasi atas
PSAK 19 revisi 2010 / IAS 38
terhadap perusahaan di Indonesia dan
Singapura.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi perusahaan bersangkutan dapat memberikan informasi yang
bergunamengenai penerapan yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang harus diikuti.
2.
Bagi penulis dapat menambah wawasan tentang penerapan dari perlakuan
akuntansi terhadap aset tidak berwujud dengan PSAK 19 (revisi 2010) / IAS
38.
3.
Bagi pihak lain diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
I.4.
Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan survei yang
dilakuakn untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
topik yang di bahas. Penulis melakukan survei pada perpustakaan Universitas
Binua Nusantara dan pencarian data sekunder melali internet. Didapatkan
beberapa penelitan terdahulu yang membahas mengenai aset tidak berwujud,
|
6
berikut adalah informasi mengenai penelitian terdahulu yang ditemukan
penulis :
1.
Adoption of FRS 138 and Audit Delay in Malaysia
Penelitian ini dilakukan
oleh Ayoib Che Ahmad dari College of
Business
Universiti Utara Malaysia) yang disetujui 6 mai 2011, dan di
terbitkan pada 1 januari 2012. Peneliti membahas sehubungan dengan
penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS)
di
Malaysia,
yangtelah membuat auditor menjadi kewalahan dikarenakan
begitu banyak perubahan dari standar..
IFRS 138 adalah IFRS baru di Malaysia, yang merupakan standar
akuntansi pada
aset tak berwujud. Pertanyaannya adalah, apakah FRS
138 yang adopsi di Malaysia akan mempengaruhi efisiensi audit.
Oleh
karena itu, peneliti menguji hubungan antara penerapan FRS 138 atas
penerbitan tepat waktu laporan audit.
Penulis memakai 2.440 perusahaan yang dijadikan sampel untuk
penelitannya. Dengan analisis regresi panel, hasilnya mengungkapkan
adanya kolerasi positif
yang signifikan
antara adopsi FRS 138 dengan
audit delay. Hasilnya membuktikan bahwa FRS138 adalah standar yang
kompleks yang membuat auditor memerlukan lebih banyak waktu untuk
proses audit.
|
7
2.
Accounting for Reseach and Development Costs
Penelitian ini dilakukan oleh Sylwia Gornik-Tomazewski dari The
Peter J. Tobin Collage of Business, St. Johns University pada tahun
2005. Peneliti membahas kegiatan akuntasi seputarresearch and
development yang mengalami perubahandikarenakan adanya perubahan
standar dari U.S. Generally Acccepted Accounting Standar (U.S. GAAP)
menjadi International Financial Reporting Standards (IFRS).
Hasil dari penelitian peneliti, berdasarkan U.S GAAP, semua biaya
R&D akan diperhitungkan sebagai beban saat terjadinya. Sedangkan
berdasarkan IFRS, aset
tidak berwujud yang timbul dikarenakan tahap
pengembangan, harus memenuhi kreteria tertentu.
3.
Penelitian ini dilakukan oleh Diana dan Lani dari Universitas
Katolik Atmajaya pada tahun 2009.Penelitian ini menjelaskan mengenai
dampak
pengaruh struktur keuangan, kebijakan dividen, ekuitas
manajerial, serta struktur pengungkapan padaaset tidak berwujud dalam
laporan keuangan. Peneliti menggunakan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam penelitian ini. Penelitian ini
dilakukan selama tiga tahun dari 2007 sampai 2009. Sampel yang
digunakan adalah 100 laporan keuangan setiap tahunnya. Teknik
pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu Pengolahan data
|
8
menggunakan metode regresi logistik biner dengan
menggunakan SPSS
versi 17.0, dengan nilai signifikansi set (a) 5%.
Berdasarkan penelitian tersebut, hasil uji
hipotesis menunjukkan
bahwa struktur keuangan, kebijakan dividen, kepemilikan manajerial,
dan struktur dewan (proporsi dewan) mempengaruhi penyajian aset tidak
berwujud.
|