1
Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam jenis kesenian seperti
tarian adat, alat musik, lagu dan sebagainya, yang menampilkan ciri khas dari masing-masing
daerah di tanah air. Tidak sedikit orang asing yang mengunjungi Indonesia karena
ketertarikannya terhadap kesenian daerah Indonesia, sebut saja Bali, pulau dewata yang
terkenal dengan Tari Kecak-nya. Indonesia di mata dunia sudah menjadi ‘gudang seni’ yang
mana tentunya memiliki perbedaan yang cukup jelas dengan negara Asia lainnya, salah
satunya adalah Jepang.
Jepang sebagai negara maju merupakan negara yang dikagumi oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Sushi, komik, anime, dan dorama merupakan hal-hal yang kerap kali
digunakan sebagai icon dari negeri Sakura ini. Selain itu, musik asal negara ini pun sering
diperdengarkan, mulai dari lagu tema dari anime sampai dengan J-rock
yang merupakan
genre musik rock khas Jepang.
Film dan anime Jepang yang masuk dan beredar di Indonesia sangat beragam, bahkan
tidak sedikit di antaranya juga ditayangkan di berbagai stasiun televisi di seluruh Indonesia.
Penerjemahan lirik lagu pun dilakukan pada saat film atau anime tersebut ditayangkan di
televisi. Berbagai jenis lagu diterjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia agar dapat
dinyanyikan sebagai pengganti lagu tema dari film atau anime.
Sebaliknya, ternyata ada pula lagu Indonesia yang disukai oleh masyarakat Jepang.
Salah satu contoh yang paling terkenal adalah lagu Bengawan Solo (Gesang, 1940). Penulis
menemukan versi Jepang dari lagu Bengawan Solo, dinyanyikan oleh Matsuda Toshi pada
  
2
tahun 1948. Setelah Penulis menganalisa lirik lagu tersebut, ternyata terdapat kesesuaian dari
irama lagu. Berikut merupakan kutipan dari lirik lagu Bengawan Solo:
“Bengawan Solo riwayatmu kini
sedari dulu jadi perhatian insani
Musim kemarau tak seberapa airmu. Di musim hujan, air meluap sampai jauh
Mata airmu dari Solo terkurung Gunung Seribu.
Air mengalir sampai jauh akhirnya ke laut.
Itu perahu, riwayatnya dulu
Kaum pedagang selalu naik itu perahu.”
(sumber: Wikipedia)
Berikut merupakan lirik lagu Bengawan Solo versi Jepang:
??????????
?????????????
??????????????????????
???????????
????????????
??????????
???????????
(sumber: memberdiary.blogspot.com)
Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan dari versi Jepang apabila dibandingkan
dengan versi aslinya namun irama dari lagu terjemahan tetap sesuai dengan lagu aslinya.
Adapun pemahaman yang salah tentang lagu yang diterjemahkan salah satunya adalah
lagu yang dinyanyikan dengan lirik yang sama sekali berbeda namun dengan melodi yang
sama. Hal ini sama sekali tidak dapat digolongkan sebagai penerjemahan lagu. Sebagai
contoh, terdapat lagu Jepang berjudul ??????????yang dinyanyikan oleh
Sakamoto Kyuu pada tahun 1961. Lagu ini kemudian dinyanyikan oleh grup duo penyanyi
Belanda bernama Blue Diamonds pada tahun 1963 dengan judul “Sukiyaki”. Judul tersebut
diberikan karena menurut duo penyanyi ini, judul lagu aslinya terlalu panjang dan sulit
  
3
diingat, sedangkan “Sukiyaki” dianggap identik dengan Jepang dan mudah diingat sehingga
mereka pun memilih kata tersebut untuk dijadikan sebagai judul lagu yang mereka serap dari
lagu ??????????.
Lirik lagu “Sukiyaki” sendiri sama sekali berbeda dengan lirik lagu ???????
??? yang sesungguhnya mengisahkan tentang laki-laki tidak boleh menangis, harus gagah
dan terus menjalani hidup dengan tidak meratapi kesedihan. Adapun lagu “Sukiyaki”
dinyanyikan dalam beberapa versi, salah
satunya yang paling terkenal adalah versi yang
dinyanyikan oleh grup asal Amerika bernama Taste of Honey pada tahun 1984. Lagu
“Sukiyaki” versi mereka pun tidak memiliki kecocokan lirik dengan lirik lagu
??????
????. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
lagu “Sukiyaki” baik versi Blue
Diamonds maupun versi Taste of Honey bukanlah merupakan hasil penerjemahan lirik lagu
melainkan merupakan lagu baru yang dinyanyikan dengan melodi yang sama dengan lagu
?????????? dan tidak dapat disebut sebagai lagu terjemahan.
Berikut merupakan lirik lagu ??????????yang dinyanyikan oleh
Sakamoto Kyuu.
????????
??????????
???????
???????
????????
?????????
???????
???????
???????
???????
????????
??????????
  
4
???????
???????
???????
???????
????????
????????
Berikut merupakan lirik lagu Sukiyaki versi Blue Diamonds.
The charms of Sukiyaki, the arms of Sukiyaki
Are all I long for since I left old Nagasaki
Why did I roam, far away from home
I hope that she will wait for me
Her smile cannot deceive me, sweet almond eyes don’t leave me
My whole life through I’ll be true darling please believe me
That if I say I’ll be back someday
Promise that you will wait for me
When orange blossoms are starting to bloom
We’ll be united a bride and a groom
I’ll take my Sukiyaki and make my Sukiyaki
The only queen to be seen in old Nagasaki
And from our home we will never roam
When I make Sukiyaki mine
Why did I roam far away from home
I know that she will wait for me
Oleh karena itu, Penulis memutuskan untuk menganalisa lirik lagu Sepasang Mata
Bola kemudian menerjemahkan lagu tersebut agar dapat dinyanyikan dengan irama lagu yang
sama. Penulis memilih lagu Sepasang Mata Bola karena melodi dari lagu ini sangat khas
  
5
Indonesia, maknanya pun mendalam. Tingkat kesulitannya berada pada penerjemahan idiom
yang terdapat dalam lirik lagu tersebut serta pemilihan kata agar ritme lagu tetap sesuai
dengan lagu asal. Hal tersebut bertujuan supaya lagu dapat dinyanyikan kembali ke dalam
bahasa tujuan yang dalam kasus ini adalah bahasa Jepang, bukan hanya diterjemahkan sesuai
arti yang ada tanpa bisa dinyanyikan kembali.
Lagu Sepasang Mata Bola adalah lagu yang diciptakan oleh Ismail Marzuki (1914-
1958). Beliau merupakan komposer Indonesia ternama yang telah menciptakan banyak lagu
kepahlawanan seperti Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, Halo Halo Bandung, dan
sebagainya. Pada tahun 2004 Beliau dianugerahkan gelar pahlawan nasional Republik
Indonesia dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November (Puspa Swara: 2007).
Di bawah ini adalah lirik lagu Sepasang Mata Bola yang akan diterjemahkan nantinya.
“Hampir malam di Jogja ketika keretaku tiba
Remang-remang cuaca terkejut aku tiba-tiba
Dua mata memandang seakan akan ia berkata
Lindungi aku pahlawan dari pada sang angkara murka
Sepasang mata bola dari balik jendela
Datang dari Jakarta menuju medan perwira
Kagum kumelihatnya sinar sang perwira rela
Hati telah terpikat semoga kelak kita berjumpa pula
Dua mata memandang seakan akan ia berkata
Lindungi aku pahlawan daripada sang angkara murka
Sepasang mata bola gemilang murni mesra
Telah memandang beta di Setasiun Jogja
Sepasang mata bola seolah-olah berkata
Pergilah pahlawanku jangan bimbang ragu bersama doaku”
(Puspa Swara: 2007)
Kini lagu Sepasang Mata Bola telah digolongkan sebagai lagu nasional. Lagu yang
bernada keroncong ini menceritakan tentang semangat, doa dan harapan yang didedikasikan
untuk para pahlawan yang pada masa itu tengah berjuang untuk merebut kemerdekaan
  
6
Indonesia. Lagu ini seperti sebuah kisah yang dilantunkan oleh seseorang kepada orang yang
ia kasihi, dimana satu sama lain saling mendukung dan memberikan semangat.
Penulis ingin menekankan bahwa definisi penerjemahan lagu menurut Torikai
Kumiko dan Noah S. Brannen, dikutip dari Masalah Penerjemahan Dan Terjemahan Jepang-
Indonesia
yang disusun oleh Prof. Sheddy N. Tjandra, adalah penerjemahan lirik lagu atau
nyanyian yang memerlukan pertimbangan khusus dalam pemilihan kata-kata terjemahan agar
sesuai dengan irama lagu aslinya.
1.2.
Rumusan Permasalahan
Bagaimana menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola ke dalam bahasa Jepang
agar dapat dinyanyikan dengan melodi dan ritme serta ketukan yang sama.
1.3.
Ruang Lingkup Permasalahan
Penerjemahan lirik lagu Sepasang Mata Bola dengan penyesuaian makna yang paling
mendekati makna lirik lagu dalam bahasa sumber pada lirik lagu dalam bahasa sasaran agar
sesuai dengan ketukan dan ritme dari lirik lagu dalam bahasa sumber serta dapat dinyanyikan
dalam bahasa Jepang dengan melodi, ritme dan ketukan yang sama dengan lagu aslinya.
1.4.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat dari skripsi ini adalah untuk mengaplikasikan teori Functional
Equivalent
dan teori semantik dalam penerjemahan lirik lagu serta menerjemahkan
lagu
Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki dalam bahasa Jepang
yang dapat dinyanyikan
dengan melodi yang sama sehingga dapat diperkenalkan ke masyarakat Jepang.
  
7
1.5.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kepustakaan dengan
pendekatan kualitatif. Analisis data dilakukan berdasarkan teori yang telah didapatkan dari
hasil pendekatan kualitatif kepustakaan berupa buku-buku teori dan tesis dari mahasiswa
(kini Beliau telah menyandang gelar Master), yang merupakan hasil dari penelitian terdahulu
oleh para ahli bahasa dan ahli penerjemah. Pendekatan kuantitatif tidak diperlukan karena
tidak adanya kebutuhan mengenai data berupa angka dalam menerjemahkan lirik lagu
Sepasang Mata Bola.
1.6.
Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab dalam bahasa Indonesia dan satu bab dalam bahasa
Jepang.
Bab 1, merupakan Pendahuluan
yang menjelaskan tentang latar belakang
mengapa
Penulis memilih tema ini sebagai bahan untuk diteliti,
rumusan permasalahan
yang
diangkat oleh Penulis, ruang lingkup masalah
yang akan dibahas dalam skripsi ini,
tujuan
penulisan skripsi, data dan sumber data
yang akan diteliti oleh Penulis, metode
penelitian yang akan digunakan, landasan teori
yang akan  menjadi alat penelitian, dan
kerangka penulisan skripsi.
Bab
2, merupakan Landasan Teori
yang menjabarkan tentang teori yang akan
digunakan dalam menganalisa data. Terdapat dua teori yang akan digunakan yaitu teori
penerjemahan yang akan dijabarkan dalam ideologi penerjemahan, metode
penerjemahan, teknik penerjemahan, dan teori Functional-Equivalent sebagai teori
penerjemahan utama yang digunakan, serta teori semantik yang digunakan sebagai teori
pendukung.
  
8
Bab 3 merupakan Pembahasan
yang terdiri dari dua butir utama yakni penafsiran
makna dari lirik lagu secara keseluruhan dan analisis dan penerjemahan lirik lagu, yang
direpetisi sebanyak empat kali sesuai jumlah bait dalam lagu Sepasang Mata Bola.
Bab 4, berisi kesimpulan
yaitu hasil akhir terjemahan, dan saran untuk peneliti
selanjutnya.
Bab 5 yaitu ringkasan dari bab 1 sampai dengan bab 4.
Gaiyou, yaitu ringkasan skripsi yang disusun dalam bahasa Jepang.