1
Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 
Bahasa merupakan media komunikasi berupa verbal atau kata yang
digunakan oleh setiap orang untuk saling berkomunikasi antara yang satu dengan
yang lain. Bahasa merupakan media paling penting dalam berkomunikasi dengan
semua orang.
Setiap negara memiliki ciri khas bahasa dan kebudayaan masing
masing yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk dapat
berkomunikasi dengan orang lain dari negara yang berbeda, kita harus
mempelajari bahasa dari negara yang bersangkutan. Dengan mempelajari bahasa,
kita dapat saling mengerti dan memulai komunikasi dengan lancar.
Bahasa-bahasa yang digunakan di dunia ini meliputi bahasa Cina, Korea,
Jerman, Yunani dan bahasa Inggris yang dianggap sebagai salah satu bahasa
yang paling paling banyak digunakan dalam berkomunikasi secara internasional.
Akan tetapi,
bahasa Jepang juga merupakan salah satu bahasa yang mengalami
peningkatan
secara pesat
dan mulai dipelajari oleh setiap orang, terutama di
Indonesia.
Berdasarkan hasil
survei yang dilakukan oleh Japan Foundation
(2012), beberapa tahun ini para pembelajar bahasa Jepang mengalami
peningkatan yang pesat. Pada tahun 2009 jumlah pembelajar mencapai 716.353
orang dari 272.719 orang pada tahun 2006, sehingga negara Indonesia menjadi
negara yang menduduki peringkat ketiga setelah Korea dan China berdasarkan
banyaknya jumlah pembelajar bahasa Jepang. 
  
2
Dalam mempelajari
suatu bahasa, kita harus memahami struktur dan sistem
penulisan dari suatu bahasa sehingga kita dapat menguraikan isi dan makna dari
bahasa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain, tanpa terkecuali bahasa
Jepang. Takebe dalam Renariah (2002) menyatakan bahwa asal mula dari sistem
penulisan jepang adalah dari huruf Cina yang  masuk ke dalam negara Jepang
sekitar abad 4 atau 5. Jumlah huruf yang masuk ke dalam negara Jepang
berjumlah sekitar 50.000 huruf.
Beberapa dari huruf kanji  tersebut kemudian
dikembangkan oleh masyarakat jepang menjadi huruf hiragana  dan katakana
Secara lebih lanjut, Vogler (1998) mengungkapkan bahwa huruf dari Cina masuk
ke dalam negara Jepang melalui proses perdagangan yang dilakukan oleh negara
Cina dan Jepang. Di dalam bahasa Jepang terdapat banyak pengucapan kata yang
sama tetapi memiliki arti yang berbeda. Negara Jepang yang tidak mempunyai
sistem penulisannya sendiri meminjam huruf dari bahasa Cina untuk mengatasi
masalah ini. Masyarakat Jepang menggunakan huruf kanji dari huruf Cina untuk
membedakan makna dari setiap kata yang memiliki bunyi yang sama.
Sistem penulisan Jepang merupakan salah satu aspek yang terkenal dengan
kekompleksannya di dalam bahasa Jepang.
Bahkan, dalam penulisan sederhana
dalam bahasa Jepang mengandung campuran dari dua
sistem penulisan yang
berbeda.
Kedua
sistem penulisan tersebut adalah sistem penulisan dengan
menggunakan huruf hiragana
dan katakana
dan sistem penulisan dengan
menggunakan huruf kanji. Sistem penulisan hiragana dan katakana secara umum
disebut dengan kana dan keduanya digunakan dalam penerapan pada suku kata di
dalam bahasa Jepang. Katakana lebih digunakan untuk menyalin kata-kata
yang
berasal dari luar negeri,seperti terebi (televisi).
Hiragana
digunakan untuk
  
3
penulisan
tata bahasa atau untuk menulis kata-kata Jepang
asli tanpa
menggunakan huruf kanji.
Sistem penulisan dengan menggunakan huruf kanji yang merupakan serapan
dari huruf Cina digunakan untuk mewakili sebuah makna.Setiapkanji
melambangkan makna yang berbeda.
Misalnya, kanji
dengan makna seperti
matahari , bulan, api, dan air masing-masing dinyatakan secara tertulis dengan
kanji tunggal
(Vogler, 1998). Selain kanji
tunggal, terdapat kanji
yang disebut
dengan kanji jukugo (??).
Kanji
jukugo
merupakan kanji
yang terbentuk dari
dua Kanji
tunggal atau lebih untuk membentuk suatu kata.
Kanji
jukugo
menggunakan kombinasi-kombinasi dari kanji tunggal yang berjumlah lebih dari
1800 karakter
untuk menghasilkan sebuah kata dengan makna yang berbeda
dengan kanji tunggal yang digunakan. Selain itu, ada pula kanji
gabungan yang
memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti yang sama
yang disebut
dengan
ruigigo kanji
(?????) (Halpern,1985:3). Hal inilah yang membuat
bahasa Jepang menjadi sangat sulit untuk dipelajari oleh para pembelajar,
terutama di Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai latar belakang
kanji
di dalam bahasanya
tentu akan
mengalami
kesulitan dalam
mempelajari
huruf kanji.
Kanji
merupakan salah satu huruf yang
penting dalam sistem
penulisan bahasa Jepang. Para pembelajar yang tidak mempunyai latar belakang
kanji
membutuhkan waktu yang lama dalam mempelajari huruf kanji.Berbeda
dengan para pembelajar
yang mempunyai latar belakang kanji
yang selalu
menerapkan
kanji
sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Mushiake dan
Sugawara
(2010: 68)
mengatakan,
bahwa
dalam mempelajari bahasa Jepang
  
4
pembelajaran kanji
sangatlah diperlukan.
Namun, hal ini merupakan masalah
besar bagi para pembelajar yang tidak mempunyai latar belakang kanji.
Para pembelajar bahasa Jepang yang baru memulai pendidikan bahasa Jepang
cenderung mempelajari kanji
berdasarkan dari bentuk dari pada arti dan makna
dari kanji yang dipelajari.
Dalam mengatasi kesulitan dalam mempelajari kanji,
diperlukan adanya media dan metode pembelajaran yang tepat. Metode
pembelajaran yang tepat harus mempertimbangkan cara pembelajaran yang
dilakukan oleh para pembelajar yang tidak mempunyai latar belakang kanji.
Metode pembelajaran yang diciptakan
memiliki fungsi untuk meningkatkan
motivasi dan pemahaman para pembelajar terhadap huruf kanji.
Yanagita
(2010:17)
memberikan penjelasan mengenai bagaimana
cara belajar yang
dilakukan oleh para pembelajar yang telah cukup lama mendalami pelajaran kanji.
Para pembelajar
cenderung mempelajari kanji
berdasarkan makna dan cara
penggunaan kanji pada suatu kalimat.
Dalam upaya untuk membantu para pembelajar kanji
dalam memahami
makna dan penggunaan kanji, metode yang paling tepat digunakan adalah metode
pembelajaran kooperatif.
Pembelajarn kooperatif merupakan salah satu metode
pembelajaran yang paling efektif untuk digunakan dalam meningkatkan motivasi
dan pemahaman para pembelajar.
Pembelajaran kooperatif
menekankan pada
pembentukan kelompok dan komunikasi (Kawano, 2012:46).
Dalam
pembelajaran kooperatif terdapat model  pembelajaran yang menekankan pada
pembelajaran dengan menggunakan memori dan didasarkan atas teori “Spaced
Repetition”
(Logandkk, 2012).
Model pembelajaran tersebut adalah
model
pembelajaran color-coded co-op cards yang di dalam proses pengajarannya
  
5
menggunakan bantuan dari media flash cards
untuk membantu merangsang
memori para pembelajar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menguji keefektivitasan
pembelajaran kooperatif model color-coded co-op cards
dalam penerapannya
terhadap pembelajaran ruigigokanji
(?????). Diharapkan agar hasil dari
skripsi ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran
alternatif bagi para pembelajar
yang kehilangan motivasinya dalam mempelajari huruf Kanji
dalam bahasa
Jepang.
1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang,
penulis ingin menguji keefektifan
metode
pembelajaran kooperatif
model color-coded co-op cards
pada pembelajaran
kanji.
Penulis akan meneliti sikap ataupun respon pembelajar terhadap proses
pembelajaran kanji dengan menggunakan metode kooperatif model color-coded
co-op cards.
1.3. Batasan masalah
Huruf kanji yang akan diujikan berasal dari buku intermediate kanji bab 10
yang terdiri atas 20 huruf kanji.
Kanji
yang digunakan
memiliki bentuk yang
berbeda namun memiliki makna yang sama yang disebut dengan ruigigo kanji
(?????).
  
6
1.4. Tujuan dan Manfaat
1.4.1.
Tujuan penelitian
Penulis melakukan penelitian untuk mengetahui hasil dari perbedaan
prestasi pembelajar dalam kelas experimen sebelum dan sesudah mempelajari
kanji
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model color
coded co-op
cards. Selain itu, penulis ingin mengetahui sikap dan
respon
pembelajar terhadap proses pembelajaran kanji dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif model color coded co-op cards.
1.4.2.
Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan hasil penelitian dapat membantu para
pembelajar yang mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengidentifikasikan kanji. Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat
digunakan
sebagai sebuah upaya alternatif dalam memilih dan
memanfaatkan media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar
mengajar 
1.5. Metodelogi Penelitian
1.5.1.
Jenis metode
Dalam menganalisis data diperlukan adanya percobaan atau
eksperimen dalam menentukan apakah data yang akan dianalisis tersebut
valid
atau tidak. Levy &
Ellis (2011:153) menyebutkan bahwa dalam
rancangan eksperimen terbagi menjadi
empat
kategori, yaitu pre-
experimental, true-experimental, factorial experimental, dan
quasi
  
7
experimental.
Dalam setiap kategori terdapat rancangan yang digunakan
untuk dapat menganalisis data dan mengambil kesimpulan.
Gambar 1.4.1 :Macam-Macam Design Eksperimen
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode  eksperimen
murni (true-experiment) dengan rancangan
pretest-posttest control group.
Metode ini digunakan sebagai jalan untuk menganalisa dan menguji
keefektifan dari pembelajaran kooperatif model color coded co-op cards.
Campbell & Stanley dalam Levy & Ellis (2011:153) memberikan penjelasan
bahwa eksperimen murni dengan rancangan pretest-posttest control group
digunakan
dan diakui secara umum oleh banyak peneliti dalam mengolah
data.
Eksperimen murni dengan rancangan ini diakui oleh banyak peneliti
mempunyai kekuatan untuk mengontrol ancaman terhadap internal validity
(validitas internal).
Ancaman yang dimaksud adalah data-data dari luar yang
yang dapat mempengaruhi data-data yang telah dikumpulkan untuk analisis,
sehingga dapat menimbulkan hasil yang tidak sah dalam analisis data yang
telah dilakukan.
  
8
Eksperimen murni dengan rancangan pretest-posttest control group
eksperimen terbagi menjadi dua
variabel yaitu variabel eksperimen dan
variabel kontrol. Dengan kata lain, penelitian ini membagi kelas menjadi dua
bagian yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Metode ini meneliti tentang
perbedaan hasil antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum
melakukan pretest dan setelah melakukan post test. Kelas eksperimen adalah
kelas dimana treatment dilakukan oleh peneliti dan kelas control adalah kelas
dimana treatment tidak dilakukan oleh peneliti.
1.5.2.
Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek penelitian.
Dalam
penelitian ini yang menjadi populasinya adalah mahasiswa bina nusantara
Sampel merupakan perwakilan dari populasi.
Sampel dalam penelitian ini
adalah mahasiswa BINUS jurusan sastra Jepang semester enam
yang
mengikuti mata kuliah intermediate kanji.
1.5.3.
Teknik pengumpulan data
a)
Studi literature
Digunakan untuk mengungkapkan dan mendalami konsep-
konsep para ahli yang berhubungan dengan permasalahan penelitian
dan sebagai landasan teoritis serta bahan acuan dalam menganalisis
data temuan penelitian ini.
b)
Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui proses kegiatan
belajar-mengajar kanji Jepang melalui permainan ini.
  
9
c)
Tes
Tes yang akan dilakukan dalam penelitian meliputi dua tahap,
yaitu:
Pre test
Test yang dilakukan di awal penelitian untuk
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh pembelajar.
Post test
test yang dilakukan di akhir penelitian, untuk
mengetahui apakah dengan metode ini, pembelajar
mengalami
kemajuan dalam menguasai kanji
1.6. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 bab yaitu:
Bab 1 
Menjelaskan
tentang
latar
belakang masalah, rumusan masalah, data
dan
sumber, tujuan dan manfaat, serta metode penelitian.
Bab2
Landasan teori
menjelaskan tentang
teori
yang
akan digunakan
oleh
penulis
untuk mendukung proses analisis yang akan dijelaskan di dalam bab3
Bab 3
Merupakan
analisis
data
berisikan
uraian
analisis
dan
data-data
yang
telah
dihubungkan dengan teori-teori yang telah dijelaskan di dalam bab 2.
  
10
Bab 4 
berisikan simpulan dan saran yang telah ditemukan oleh penulis berdasarkan
uraian dari bab 1 hingga bab 3. Saran penulis ikut disertakan untuk membantu
para pembaca.
Bab 5 
Merupakan
ringkasan dari seluruh isi skripsi
yang dijelaskan secara singkat,
padat, dan jelas.