![]() 21
merupakan input penyebab dalam sistem lahan. Curah hujan berinteraksi
langsung terhadap karakteristik fisik lahan, berproses menghasilkan suatu
keluaran sebagai respon permukaan lahan, dalam hal ini adalah banjir.
Arsyad (2006) menyebutkan bahwa kemiringan lereng merupakan
salah satu sifat topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan.
Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Kemiringan lereng
yang landai memiliki kerentanan banjir lebih tinggi dari lereng yang curam.
Hal ini dikarenakan laju air pada kemiringan datar/ landai lebih lambat bila
dibandingan pada lereng yang curam. Dengan kata lain, semakin kecil
kemiringan suatu wilayah, maka semakin rentan wilayah tersebut mengalami
genangan air/ banjir.
Drainase
Drainase merupakan parameter penentuan banjir yang terkait dengan
tekstur tanah. Tekstur tanah dapat menggambarkan kemampuan tanah dalam
meresapkan air. Tanah bertekstur halus lebih
lambat dalam meresapkan air
kedalam namun, mampu mengikat air lebih lama bila dibandingkan tanah
bertekstur kasar. Hal ini mendasari pemikiran bahwa tanah bertekstur halus
lebih cepat jenuh sehingga aliran permukaan dan genangan air lebih cepat
terjadi. Kondisi ini menunjukkan drainase yang buruk. Sehingga pada tanah
yang bertekstur halus memiliki drainase yang buruk dan mudah terjadi
genangan. Semakin buruk drainase maka kemungkinan terjadinya genangan
air atau banjir semakin tinggi.
|