Start Back Next End
  
2
Dunia kita memang semakin dipenuhi oleh orang gemuk. Bukan hanya di negara
maju, di Negara berkembang seperti Indonesia sekalipun, angka kejadian obesitas makin
hari makin bertambah banyak. Makin meningkatnya jumlah manusia obesitas pada abad
ini, telah menjadi suatu bom waktu yang setiap saat siap meledak dan mematikan. Kita
tengok bagaimana dengan penduduk Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2010 menunjukkan 27,7 juta jiwa berusia di atas 18 tahun,
mengalami obesitas.
(Irvan, R. 22 September (2012). Peningkatan Jumlah Obesitas di
Indonesia, diakses 18 Juli 2013 dari http://www.neraca.co.id)
Berat badan yang berlebihan atau obesitas sudah diakui sebagai suatu penyakit
(berdasarkan wawancara Penulis dengan dr. Iman Suhartono (sedang memperdalam
spesialis Jantung di Universitas Sam Ratulangi Manado). Rata-rata pria dan wanita
dewasa memiliki 15 dan 25 % kelebihan jaringan lemak, ini setara dengan berat 10 kg
dan 15 kg, yang merupakan timbunan trigliserida. Dan, lemak ini akan menimbulkan
banyak pengaruh buruk bagi tubuh. Dampak buruknya bukan hanya jantung, hipertensi,
diabetes, stroke, gagal napas, sakit sendi dan tulang, batu empedu, gangguan hati, bahkan
beberapa penyakit kanker. Juga hal ini berpengaruh pada segi penampilan , psikologis,
kualitas hidup.
Salah satu penyebab obesitas adalah kenikmatan makan. Orang Indonesia lebih
banyak mengonsumsi makanan instan seperti di negara maju. Tawaran voucher makan
gratis atau murah sambil belanja, serta diskon beraneka ragam dengan bermacam-macam
paket All You Can Eat di restoran terjadi dimana-mana. Perubahan pola hidup demikian
membuat banyak orang berbisnis makanan dan membuka gerai-gerai junk food.
Celakanya lagi, makanan sekarang cenderung lebih manis, lebih asin, dan lebih
berlemak! Porsi makanan juga jauh bertambah besar.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter