1
PENDAHULUAN
1.1
Pada era globalisasi saat ini dimana perubahan dapat terjadi dengan sangat
cepat telah menciptakan suatu kondisi yang membuat organisasi untuk dapat
mengikuti perubahan tersebut dengan terus melakukan perubahan-perubahan kecil
hingga radikal. Salah satunya dengan melakukan perubahan terhadap cara organisasi
mengatur sumber daya manusianya yaitu karyawan. Menurut Ike Kusdyah
Rachmawati (2008:1), sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi
kesuksesan suatu organisasi.
Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia
dalam suatu organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing.
PT. Elangperdana Tyre Industri merupakan perusahaan yang bergerak pada
industri otomotif dengan memproduksi ban kendaraan bermotor khususnya mobil
dan truk dengan kualitas terbaik dengan merek Accelera, dan Forceum. PT
Elangperdana didirikan pada 15 November 1993 di Citereup, Bogor. Pabrik PT.
Elangperdana Tyre Industry telah didesain secara baik didukung dengan adanya
mesin berteknologi terbaru, dan peralatan-peralatan yang dikirim langsung dari
Eropa.
Dalam usaha untuk meningkatkan persaingan antara sesama perusahaan
sejenis, PT. Elangperdana Tyre Industry harus senantiasa mampu memuaskan
kliennya melalui kualitas produk dan customer
service
yang memuaskan. Hal ini
tentu bergantung pada bagaimana karyawan pada perusahaan yang harus memiliki
kemampuan di bidang Sales dan Marketing. Untuk itu diperlukan seorang pemimpin
yang memiliki gaya kepemimpinan yang dapat memberdayakan karyawannya dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan kinerja karyawan bagian
penjualan dan penjualan produk dari tahun ke tahun. Namun, selama tahun 2013,
perusahaan mendapati penurunan penjualan yang cenderung naik turun atau tidak
stabil terhitung dari bulan Januari hingga November tahun 2013. Penjualan produk
PT. Elangperdana Tyre Industry dapat dilihat pada grafik berikut:
|
![]() 2
Gambar 1.1 Penjualan PT. Elangperdana Tyre Industry Tahun 2013
Sumber: PT. Elangperdana Tyre Industry
Dari
tabel grafik diatas, dapat dilihat penjualan dalam 3 jenis produk
mengalami fluktuasi. Berdasarkan wawancara, salah satu penyebab naik turunnya
penjualan produk ini adalah karyawan yang dinilai kurang aktif dalam memasarkan
produk, kurangnya inovasi dan kreatifitas dalam bidang marketing
karyawan
sehingga perusahaan hanya mengandalkan expo atau pameran-pameran yang
diadakan pada bulan tertentu. Seperti pada bulan Januari, April, dan Juni dimana
penjualan ban NHPT, HPT, BIAS mengalami kenaikan yang dratis, hal ini
disebabkan oleh adanya expo atau pameran-pameran yang membantu perusahaan
untuk memasarkan produknya, sedangkan pada bulan-bulan lain dimana tidak
diadakan expo, perusahaan mengalami penurunan penjualan.
Usaha untuk
memperoleh keuntungan melalui peningkatan volume penjualan tersebut
memerlukan tenaga marketing
(karyawan bagian penjualan). Sebab yang harus
berhubungan secara langsung dengan para pelanggan adalah marketing. Mengingat
pentingnya peran marketing
tersebut, maka pihak perusahaan sudah sepatutnya
memotivasi mereka agar selalu loyal serta dapat meningkatkan produktivitas dan
kinerja mereka.
Agar marketing
berhasil melaksanakan tugasnya, membutuhkan latihan atau
training. Training dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi
dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Adapun manfaat training
bagi
|
3
karyawan perusahaan adalah diperolehnya serangkaian pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan bekerja dengan baik sehingga produktivitas dapat tercapai (Fadzillah,
2006).
Disamping itu, permasalahan-permasalahan lain yang dialami oleh karyawan
marketing adalah:
1)
Karyawan hanya bekerja seadanya saja dalam menjalankan tugas-tugas
penjualan yang diberikan oleh manajer dan ketika terjadi kesalahan dalam
menjalankan tugas tersebut ada beberapa karyawan yang tidak mau
bertanggung jawab.
Menurut Fadzillah (2006),
Karyawan sebagai aset
penting organisasi perlu diajak untuk ikut serta memikirkan dan
menangani permasalahan strategis bahkan sampai kepada diberikannya
tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
2)
Karyawan dinilai kurang aktif dalam berperan untuk membantu mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Padahal manajer menginginkan karyawannya
untuk aktif dan dapat mengambil keputusan yang benar secara mandiri.
Artinya karyawan lebih responsif terhadap permasalahan-permasalahan
yang terjadi di dalam perusahaan tidak hanya bergantung pada manajer.
Menurut
Gaudreau (2012), untuk dapat meningkatkan kinerja individu
dan organisasi, seharusnya dilakukan pemberdayaan karyawan agar dapat
menjadikan suatu individu aktif, responsif dan fleksibel dalam usaha
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Jika permasalahan
ini
dibiarkan
dapat menyebabkan perusahaan tertinggal
oleh perusahaan-perusahaan pesaing yang memperhatikan karyawannya di bidang
sales and marketing.
Kinerja karyawan dapat dilihat sebagai fungsi dari kemampuan untuk
melakukan, kesempatan untuk melakukan, dan kemauan untuk melakukan
(Bohlander, Snell, & Sherman, 2001; Eysenck, 1998). Menurut Sudarmanto
(2009:8), menjelaskan bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang
diproduksi/dihasilkan atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivitas selama
periode waktu tertentu dan seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan
organisasi. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi
|
4
elemen yaitu kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil,
kehadiran atau absensi, dan kemampuan bekerja sama (Mathis dan Jackson, 2006).
Menurut Bass dalam Robbins (2008), gaya kepemimpinan terbagi menjadi 2,
yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional. gaya kepemimpinan
transaksional mengutamakan reward
yang diberikan kepada karyawan atas
pencapaian yang didapat karyawannya, sedangkan gaya kepemimpinan
transformasional mengutamakan hubungan yang dekat dengan karyawan dengan
membantu karyawannya melalui inspirasi dan motivasi untuk mencapai tujuan
pemimpin. Menurut Clutterbuck yang dikutip dari Syarif Makmur (2008),
pemberdayaan merupakan upaya mendorong dan memungkinkan individu-individu
untuk mengemban tanggung jawab pribadi atas upaya mereka memperbaiki cara
mereka melaksanakan pekerjaan-pekerjaan mereka dan menyumbang pada
pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Faktor-faktor umum yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah
kepemimpinan dan pemberdayaan. Hal ini diperkuat dengan penilitian yang
dilakukan oleh H.M. Thamrin (2010) dengan judul The Influence of
Transformational Leadership and Organizational Commitment on Job Satisfaction
and Employee Performance, ditemukan bahwa kepemimpinan transformasional
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan Gaudreau, Meyerson,
Blanchard, and Dewenttinck (2008) dengan judul Effect of Empowerment on
Employees Performance
yang menemukan bahwa pemberdayaan karyawan
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Di sebuah era kompetisi global dimana lingkungan bersifat dinamis, banyak
organisasi mengubah paradigma kepemimpinan mereka dari gaya kepemimpinan
transaksional ke gaya kepemimpinan transformasional dengan tujuan untuk
mencapai tujuan dan strategi organisasi (Bass, 1999; Howel & Avolio, 1993).
Kepemimpinan transformasional meyakinkan bahwa hubungan antara pemimpin dan
pengikutnya harus terfokus pada pengembangan penuh potensi, kebutuhan yang
tinggi, sistem penilaian yang baik, moralitas dan motivasi. Jika pengembangan ini
dijalankan dengan benar akan memotivasi pengikut untuk bersatu, mengubah tujuan
dan kepercayaan.
Untuk mendorong karyawannya agar termotivasi untuk meningkatkan
kinerjanya, pemimpin transformasional melakukan tiga cara yaitu dengan mendorong
|
5
karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha dan mendorong karyawan
untuk mendahulukan kepentingan kelompok serta meningkatkan kebutuhan
karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi diri. Kemampuan
pemimpin dalam mempraktekkan gaya kepemimpinan transformasional ini akan
berefek terhadap kinerja karyawan dalam menjalankan fungsi organisasi (Howell &
Avolio, 1993; Politis, 2002).
Selain itu, pemimpin perlu memperhatikan bagaimana pemberdayaan yang
diterapkannya terhadap karyawan karena pemberdayaan mempengaruhi kinerja
karyawan melalui gaya kepemimpinan pemimpin itu sendiri secara tidak langsung
(Bartram & Casmir, 2007; Moye& Henkin 2006). Dengan semakin intensifnya
kompetisi sehingga organisasi perlu memperdayakan orang untuk melawan
tantangan kompetisi.
Berdasarkan penjelasan diatas, perusahaan melalui penulis ingin melakukan
penelitian untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui pemberdayaan karyawan
dan gaya kepemimpinan transformasional yang berjudul Analisis Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan Pemberdayaan Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Elangperdana Tyre Industry.
1.2
Beberapa masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan
transformasional terhadap pemberdayaan?
2.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara
gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja karyawan?
3.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pemberdayaan terhadap
kinerja karyawan?
4.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara
gaya kepemimpinan
transformasional terhadap
pemberdayaan karyawan dan memberikan
dampak terhadap kinerja karyawan?
|
6
1.3
Berdasarkan identifikasi diatas, tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan antara gaya
kepemimpinan transformasional terhadap pemberdayaan.
2.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan.
3.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan
antara
pemberdayaan terhadap kinerja karyawan.
4.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan transformasional terhadap pemberdayaan dan dampaknya
terhadap kinerja karyawan.
1.4
1.
Bagi Perusahaan
Untuk bahan pertimbangan dan sekaligus masukan bagi perusahaan
untuk menganalisa apakah pemberdayaan dan gaya kepemimpinan
yang ada saat ini berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2.
Bagi Penulis
Untuk mengetahui penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah
dengan realita yang terjadi di perusahaan, mengenai masalah-masalah
yang ada dalam sumber daya manusia khususnya mengenai
pemberdayaan, gaya kepemimpinan, dan kinerja karyawan
3.
Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai gaya
kepemimpinan, pemberdayaan, dan kinerja karyawan.
|
![]() 7
1.5
Judul
Variabel
Penulis
Hasil Penelitian
Relationship Between
Transformational
Leadership,
Empowerment, and
Followers Performance
Kepemimpinan
Transformasional (X)
Pemberdayaan (Y)
Kinerja Karyawan (Z)
Azman Ismail,
Nur Baizura
Natasha Abidin
And Rabaah Tudin
University
Sarawak
Malaysia
(2009)
hasil penelitian ini
menemukan bahwa
kepemimpinan
transformasional
mempengaruhi kinerja
dengan pemberdayaan
sebagai variabel mediasi
The Influence of
Transformational
Leadership and
Organizational
Commitment on Job
Satisfaction and
Employee Performance
Kepemimpinan
Transformasional (X)
Kinerja Karyawan (Z)
H. M. Thamrin
(2010)
Kepemimpinan
transformasional
memiliki pengaruh
positif secara signifikan
terhadap kinerja
karyawan
Effect of Empowerment
on Employees
Performance
Pemberdayaan (Y)
Kinerja Karyawan (Z)
Gaudreau,
Meyerson,
Blanchard,
Dewenttinck
(2012)
Pemberdayaan
karyawan telah
meningkatkan kinerja
karyawan.
The Relations of
Transformational
Leadership and
Empowerment with
Employee Job
Satisfaction: A Study
among Indian Restaurant
Employees
Transformational
Leadership (X)
Empowerment (Y)
Gill
Flaschner
Shah
Bhutaniz
(2010)
gaya kepemimpinan
transformasional
berpengaruh terhadap
pemberdayaan secara
positif dan signifikan
The Two Faces of
Transformational
Leadership:Empowerment
and Dependency
Kepemimpinan
Transformasional (X)
Pemberdayaan (Y)
Kark,
Shamir
(2003)
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kepemimpinan
transformasional
berpengaruh signifikan
terhadap pemberdayaan.
|