1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi yang sangat pesat, mendorong perkembangan
media internet. Perkembangan media internet, melahirkan banyaknya social media.
Social media
mengacu pada sarana interaksi antara orang-orang dimana mereka
berbagi informasi, bertukar informasi, mengomentari suatu informasi. Dijaman
sekarang ini, media internet bukan hanya sebagai sarana informasi, tetapi sebagai
sarana untuk mengekspresikan diri. Mereka mendeskripsikan kegiatan yang sedang
mereka lakukan, mencurahkan perasaan yang sedang mereka rasakan, pengalaman
yang telah dilalui, dan lain-lainnya. 
Pada masa sekarang ini, untuk mengekspresikan dirinya kaum muda
akan
menulis tentang keseharian atau perasaan mereka di twitter, blog, dan lain-lain. Akan
tetapi dengan hanya menulis kata per kata saja, informasi, nuansa, perasaan penulis
blog tersebut tetap sulit dimengerti. Kesan pada informasi yang didapat dalam teks
juga terkadang mengalami kesalahpahaman. Maka dari itu digunakanlah emoticon
untuk mewakili perasaan.
Menurut Naruki Shirahama
(2012)
Emoji atau Kaomoji pada
umumnya
disebut
emoticon
(berasal dari emotion+icon), menurut penelitian jenis emoticon
memiliki
hubungan timbal-balik baik dengan arti dan emoticon
itu
sendiri. Kaomoji
tidak
dapat dipisahkan dari alat komunikasi yang diperlukan, diantara user
yang sering
menggunakan emoji dengan yang tidak menggunakan emoji, kesalahpahaman dalam
berkomunikasi seharusnya berkurang.
Emoticon
Jepang memiliki perbedaan dengan emoticon
yang biasa dikenal di
Amerika. Walapun memiliki fungsi yang sama, rupanya perbedaan budaya, dapat
menyebabkan perbedaan bentuk emoticon.
Menurut Hawisher
(2000) banyak
emoticon
yang berbeda diantara dua budaya. Senyum di Amerika biasanya
menggunakan :-). Di Jepang senyum biasanya menggunakan (^_^).
Suatu tanda dapat memiliki banyak interpretasi, begitupula dengan emoticon.
Sehingga penulis akan menganalisa emoticon berdasarkan teori-teori dari ahli. Teori
yang akan dipakai guna menganalisa data data adalah teori semiotik dan pragmatik. 
  
2
Semiotik berasal dari bahasa Yunani semesion
(sign), semainon
(signifier), dan
semainomenon (signified). Secara harafiah, arti semiotik adalah pengetahuan tentang
tanda. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tanda-tanda dan segala sesuatu
yang berkaitan dengannya. (Munaf, 2001:67)
Tokoh semiotik
terkemuka, Charles S. Peirce, mengemukakan bahwa sebuah
tanda atau representamen
memiliki relasi ‘triadik’ langsung dengan interpretan dan
objeknya. Penulis memisahkan representamen pembentuk kaomoji
sesuai dengan
objek atau bagian wajah yang direpresentasikan. kemudian penulis berperan sebagai
interpreter untuk menjelaskan interpretan atau nuansa yang muncul dalam tanda
tersebut dengan cara membandingkan penggunaan beberapa kaomoji yang memiliki
unsur tanda serupa.
Pragmatis adalah teori komunikasi linguistik.
Pragmatik adalah studi tentang
bagaimana interpreter menggunakan atau mengikutsertakan pemakai tanda atau
penerima tanda pada saat pemaparan (pengonstruksian dari interpretan) tanda itu
sendiri. (Kustiani, 2010:18)
Teori tindak tutur dikembangkan oleh John Austin dan John Searle. Dalam teori
ini, bahasa dilihat sebagai “a form of acting” (bentuk dari tindakan). (Kustiani,
2010:19). Klasifikasi tindak tutur terdiri dari representatif/asertif, direktif, komisif,
ekspresif, dan deklarasi. Hal inilah yang akan dikaitkan pada fungsi dari kaomoji.
Dalam penulisan skripsi ini, penelitian terhadap kaomoji
merupakan bentuk
penelitiaan yang fokus pada kaomoji yang tersedia pada tool yang tersedia pada saat
penulisan blog di http://ameblo.jp/. Unsur-unsur dalam kaomoji akan diulas terlebih
dahulu, guna mengerti arti kaomoji. Setelah itu teks pada artikel blog tersebut yang
terkandung kaomoji
akan dianalisa berdasarkan toeri-teori yang sudah disebutkan
diatas, yakni teori semiotik, triadik, pragmatik, tindak tutur. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan mengenai fungsi penambahan emoticon pada teks dalam penulisan blog
1.2 Masalah atau Isu Pokok
Isu pokok masalah penulisan dalam skripsi ini yakni kesalahpahaman nuansa dan
interpretasi dari kaomoji pada teks dalam penulisan blog.
1.3 Formulasi Masalah
Formulasi masalah dalam penulisan ini yakni penulis akan membahas interpretasi
dan fungsi kaomoji di laman web http://ameblo.jp/ 
  
3
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah teks yang terdapat kaomoji di laman web
http://ameblo.jp/ . Penelitian ini membahas unsur-unsur yang terdapat dari kaomoji.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur yang
terdapat dari kaomoji
sehingga dapat lebih mengerti interpretasi dari kaomoji
dan
menjelaskan tentang fungsi penambahan emoticon pada teks. 
1.6 Tinjauan Pustaka
Sebelum penulisan skripsi ini, penulis juga mempelajari penelitian-penelitian
orang lain yang telah dilakukan sebelumnya sebagai landasan dalam penulisan ini,
khususnya penelitian mengenai kaomoji. Pada tahun 2007, Tsukasa Hirashima
melakukan penelitian tentang interpretasi emoticon
dari emoticon
dalam email
di
telepon seluler Jepang. Dalam pembahasan di jurnalnya, beliau menjelaskan tentang
banyaknya interpretasi yang didapat dari satu
emoticon
saja. Beliau juga
membandingkan antara interpretasi positif dan interpretasi negatif dalam emoticon.
Dalam penelitiannya beliau membandingkan penggunaan emoticon
antara
menggunakan teks dan tanpa teks. Sehingga mendapat kesimpulan bahwa emoticon
dianggap negatif karena satu emoticon saja dapat memiliki banyak interpretasi yang
memungkinkan. 
Pada tahun 2010, Kustiani melakukan penelitian tentang penambahan emoticon
pada teks verbal dalam wacana electronik  Jepang. Dalam penelitiannya beliau
membedakan mana
emoticon
yang berfungsi sebagai pengganti isyarat nonverbal
dalam CMC
dan mana yang bukan. Sehingga mendapat kesimpulan penambahan
emoticon pada teks verbal akan memperjelas ilokusi/maksud dari suatu ujaran.