BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dengan menyadari bahwa dunia ini sangat luas dan memiliki banyak kebud ayaan,
tentu saja bahasa yang digunak an juga berbeda-beda. Tanpa adanya bahasa, manusia
akan sulit untuk saling berhubungan. Definisi bahasa menurut Walija (1996 : 4) adalah
komunikasi yang paling lengk ap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,
perasaan dan pendapat kepada or ang lain. Menu rut Wibowo (2001 : 3), bahasa ad alah
sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
bersifat arbiter dan konvensional, yang dipak ai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan per asaan dan pikiran. Dari kedua pendapat
tersebut dapat kita lihat bahwa, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting
bagi manusia untuk saling berinteraksi. Oleh karena itu, menurut penulis bahasa ad alah
sesuatu yang sangat penting sebagai alat komunikasi.
Jepang adalah Negara maju dibidang ekonomi. Dalam perdagan gan luar n egeri,
Jepang berada
di pringkat ke-4 pengekspor terbesar dan pringkat ke-6 pengimpor
terbesar di dunia. Oleh karena itu, tidak heran bahwa begitu banyak perusahaan-
perusahaan Jepang yang masuk dan membuka cabang di Indonesia. Dengan begitu,
perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan tenaga-tenaga k erja yang memiliki
kemampuan b erbahasa Jepang, membaca huruf-huruf yan g dipakai di Jepang dan
mengetahui kebudayaan Jepang agar bisa bekerja sama dengan baik.
Dalam bahasa Jepang, mempunyai tiga bentuk huruf yang berbeda yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu hiragana, katakana dan kanji. Huruf
hiragana dan katakana sering disebut huruf kana. Huruf hiragana melambangkan suku
kata tunggal, dan digun akan untuk menulis kata-kata yang berasal dari Jepang asli.
Huruf katakana sama seperti huruf hiragana, bedanya digunakan untuk menulis kata-
|
kata yan g berasal dari bahasa asing yang sudah diserap ke dalam bahasa Jepang, dan
juga digunakan untuk penekanan suatu kata yang berasal dari Jepang asli. Kanji
merupakan huruf yang terbentuk dari gabungan garis-garis dan coret-coretan yang
disebut bushu sehingga membentuk satu huruf dan memiliki makna.
Huruf kanji berasal dari bahasa China. Huruf kanji yang berasal dari Cina
adalah merupakan lambang yang memiliki makna. Masuk ke Jepang kira-kira pada abad
ke-5 pada waktu negeri Cina zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut
dinamakan kanji yang berarti huruf negeri Kan (Iwabuchi dalam Sudjianto, 2003 : 40).
Jumlah huruf kanji sampai saat ini diperkirakan berjumlah sekitar 50.000 huruf. Tetapi
yang dipakai sehari-hari hanya berkisar 2000-3000 huruf kanji.
Bagi kita orang-orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan aksara kanji, berbeda
dengan orang China, Korea dan Jepang yang terbiasa dengan kanji, sulit untuk
mempelajari kanji. Oleh karena itu penulis berharap orang-oran g yang sedang
mempelajari bahasa Jepang maupun awam dapat mempelajari kanji melalui filosofi
pembentukkannya terutama pada kanji kata kerja yang berhubungan dengan kuda.
Misalkan memiliki arti kuda yang dalam kamus besar bahasa Indonesia (1996:
531) berarti binatang menyusui yang berkuku satu dan biasa dipelihara orang sebagai
kendaraan, menurut (Digital Daijisen, 2013 diakses 15 juni
2014 dari kotobank.jp)
yaitu mamalia berkuku satu. Pada umumnya berbadan besar, kepalan ya panjang,
memiliki surai, memiliki buntut panjang berambut. Tenaganya kuat, larinya ken cang.
Sudah dari dulu menjadi ternak dipakai untuk pertanian, pengiriman barang, kendaraan
penumpan g, kuda pacu dan dagingnya dapat di makan. Bidak catur,.sedangkan kanji
memiliki arti curan g atau menipu.
Huruf kanji pada b ahasa Jepang memiliki cara penyebutan yang berbeda d engan
bahasa China, walaupun bentuknya sebagian besar menyerupai kanji dalam bahasa
China kuno. Dalam bah asa Jepang huruf kanji memiliki peranan yang sangat besar untuk
membedakan makna dari kata yang homonim (memiliki pengucapan yang sama, tetapi
kanji dan artinya berbeda) dalam bahasa Jepang. Contohnya, hashi (jembatan) dan
|
![]() hashi (sumpit). Memang kalau dalam per cakapan, kita bisa tahu apa yang dimaksud
dari topik pembicaraan. Tetapi ketika kita melihat kanjinya, kita akan langsung tahu
hashi yang dimaksud adalah jembatan atau sumpit.
Selain itu, ada satu huruf lagi dalam tulisan modern Jepang yan g dipakai oran g-
orang Jepang, yaitu romaji. Romaji adalah huruf alphabet yang dipakai diseluruh dunia.
Tabel 1.1 Asal usul Hiragana
|
![]() Tabel 1.2 Asal usul Katakana
1.1.1 Sejarah Kanji
Huruf kanji lahir pada kira-kira 1500 tahun sebelum masehi di kalangan suku
Kan di Cina (Hamzon, 2007, hal. 82). Huruf kanji merupakan huruf yang mengutarakan
arti yang dibentuk meniru bentuk bendanya atau tanda-tanda yan g diberikan dalam
menunjukkan arti sesuatu benda atau sifat atau pekerjaan atau tanda-tanda lainnya.
Huruf kanji adalah sistem aksara dengan aksara piktografis sebagai dasarnya. Jumlahnya
tercatat 10 ribu lebih, diantaranya 3000 huruf sering dipakai. Dengan 3000 huruf itu,
terbentuklah kata-kata dan kalimat bahasa Kan.
Menurut Gakushuu Kanji Jiten (Firman, 2005), Pada 3500 tahun yang lalu
terdapat huruf Koukoutsu. Huruf tersebut ad alah nenek mo yang huruf kanji
yang
|
terdapat di Cina. Huruf ini dapat dilihat dikulit kura-kura. Yang dipercaya orang berisi
ramalan saat hendak berburu mengenai kesulitan-kesulitan yan g akan mereka temui.
Pada awalnya, secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang
lewat baran g-b arang yang diimpor dari Tiongkok melalui Semenanjung Korea mulai
abad ke-5 Masehi. Sejak itu pula, aksara Tionghoa banyak dipakai untuk menulis di
Jepang, termasuk untuk prasasti dari batu-batu dan barang lainnya.
Sebelu mnya di abad k e-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani datang
dari Baekje dimasa pemerintahan kaisar Ojin. Keduanya konon menjadi pen gajar
aksara Tiongkok bagi putra kaisar. Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Chu
dan buku pelajaran menulis aksara Tiongkok untuk anak-anak dengan judul Seribu
Karakter Klasik. Walaupun demikian, oran g Jepang mungkin sudah mengen al aksara
Tiongkok sejak abad ke-1 Masehi.
Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi yang diterima seb agai
hadiah dari Tiongkok untuk raja negeri Wa (Jepan g). Dokumen tertua yang
ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan imigran d ari Tiongkok.
1.2 Permasalahan Pokok
Dalam skripsi ini, permasalahan yang penulis ambil adalah analisis makna kanji
kata kerja yang berhubungan dengan kuda berdasakan filosofi pembentukkannya.
1.3 Formulasi Masalahan
Penulis akan menganalisis kanji-kanji kata kerja yang memiliki bushu uma pada
kanji yang terdiri dari satu kanji dalam filosofi pembentukannya yang terdapat dalam
Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia menggunakan teori rikusho.
|
1.4 Ruang Lingkup
Dalam skripsi
ini, penulis akan meneliti makna kanji kata kerja yan g memiliki
bushu uma hubungannya dengan makna uma berdasarkan filosofi pembentukkannya
menggunakan teori rikusho oleh Shimura (1990), yang akan diteliti adalah tiga kanji
kata kerja yang memiliki unsur kanji hewan kuda di dalamn ya, yaitu
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk lebih mengetahui secara mendalam
pembentukan kanji yang terdapat dalam satu huruf kanji kata kerja yang berhubungan
dengan kuda dan dapat memahaminya den gan tepat. Penulis berharap dari penelitian ini
akan memudahkan pembelajar bahasa Jepang dalam mengingat kanji-kanji Jepang
berdasarkan p embentukkannya serta untuk memudahkan masyarakat awam untuk
mengin gat kanji tersebut.
1.6 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang kanji yang memiliki unsur ka nji hewan tertentu tetapi tidak
memiliki makna kata dari kanji hewan tertentu tersebut sudah pernah diteliti oleh
Silviana (2011) dalam penelitiann ya dengan judul Analisis Bushu MUSHI pada Kanji
yang tidak termasuk pad a kelompok Serangga. Dia meneliti kanji hewan yang memiliki
bushu mushi tetapi tidak termasuk dalam kelompok hewan serangga. Sedangkan dalam
skripsi ini penulis melakukan penelitian yang berbeda yaitu kanji yang diteliti adalah
kanji kata kerja yang berhubun gan dengan kuda dal
filosofi pembentukkannya
sehingga berbeda dengan penelitian sebelumnya yang han
berfokus pad a kanji hewan
saja.
|