BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
  Di  era  industri  modern  saat  ini,  setiap  perusahaan  dituntut  untuk  melakukan 
segala  sesuatunya  dengan  cepat,  efektif  dan  efisien.  Terkait  den gan  hal  tersebut 
perusahaan  berusaha  untuk  melakukan  efisiensi  biaya  produksi  (cost  of  production). 
Salah  satu  faktor  yang  dapat  memengaruhi  efisiensi  biaya  produksi  adalah  dengan 
menerapkan sistem outsourcing (AboutUsDGS, 2012).  Dalam  7 tahun belakangan ini 
karyawan/pegawai  den gan  status  outsourcing  makin  banyak  terdengar.  Sekarang, 
semua  orang  mengakui  nilai  pelatihan  sebagai  pengaruh  besar 
pada  keberhasilan 
organisasi. Pengetahuan peningkatan pelatihan  dan  informasi tentang  bidang  tertentu 
dan juga menambah keuntungan untuk jaringan untuk efisiensi dan kinerja karyawan. 
Mesin,  bahan  mentah  dan  uang,  benar-benar  tidak  akan  berhasil  tanpa  karyawan. 
Sumber  daya  manusia  adalah  aset  yang  paling  berharga  dalam  setiap  organisasi.   
Perusahaan tentu  saja mengharapkan sistem  “the right man  in the  right place”  dapat 
terlaksana,  oleh  karena  itu  baik  perusahaan  kecil  maupun  perusahaan  besar  harus 
memperhatikan  den gan  baik  sistem  manajemen  sumber  daya  manusia.  Pelatihan 
benar-benar  merupakan  pengembangan   sistematis  dari  pengetahu an,  keterampilan 
dan  perilaku  yang  dibutuhkan  oleh  kar yawan  untuk  melakukan  tugas  secara  tepat. 
Hal  ini  dapat  terjadi  dalam  berbagai  cara,  pada  pekerjaan  atau  di  luar  pekerjaan, 
dalam organisasi atau organisasi di luar.  
Di  Indon esia, strategi outsourcing  merupakan sesuatu  yang relatif baru d an mulai 
berkembang  sekitar  akhir  tahun  sembilan  puluhan,  dan  makin  pesat  sesudah  tahun 
2000.  Sejak  tahun  2002  makin  banyak  perusahaan  yang  menggunakan  strategi 
outsourcing  dalam  penyediaan  dan  pengelolaan  sumber  daya  manusia.  Oleh  karena 
itu,  pertumbuhan  perusahaan  outsourcing  (vendor)  yang  memberikan  pelayanan 
dalam penyediaan  dan pengelolaan jasa tenaga kerja  juga berkembang cepat (Idrus & 
Wahyuni,  2011).  Sistem  outsourcing  di  Indonesia  diatur  dalam  pasal  6 4  sampai 
dengan  Pasal  66  Undan g-und ang  No.12  Tahun  2003.  Berd asarkan  pasal  tersebut 
sistem  outsourcing  adalah  dimana  “perusahaan  dapat  menyerahkan  sebagian 
pelaksanaan  pekerjaan  kepada  perusahaan  lainnya  melalui  perjanjian  pemborongan
  
pekerjaan  atau  pen yediaan  jasa  pekerja  atau  buruh  yang  dibu
secara  tertulis‘’ 
(Yasar,  2012,  hal.  24-25).  Menurut  laporan  DCD 
(http://www.datacenterdynamics.com)  Intelligence  (2013),  Indonesi
diperkirakan 
naik  dari  10%  dari  tahun  2012.  Ada  juga  pertumbuhan  yang  ku
(20%)  dalam 
proporsi jejak outsourcing. 
Berikut adalah data kenaikan penggunaan jasa outsourcing di berbagai negara: 
Gambar 1.1 Data Kenaikan Penggunaan Jasa Outsourcing di Berbagai Negara
Dari  gambar  di  atas,  terlihat  bahwa  Indonesia  menduduki  peringkat  ke-2 
dalam  hal penggunaan  jasa outsourcing dengan  peningk atan  sebesar  20%  dari tahun 
2012  ke  tahun  2013  dari  beberapa  negara.  Banyak  organisasi  yang  menghadapi 
masalah  seperti perputaran karyawan  dan  ketidakefektifan  kinerja  kar yawan. Karena 
masalah-masalah  ini  organisasi  mengeluarkan  banyak  dana  untuk  memberikan 
pelatihan  kepada karyawan  tetapi tanpa  memerhatikan  skill mana  yan g  penting  bagi 
karyawan.  Berharap  dari  proses  training  tersebut  memberikan  d ampak   perubahan 
bagi  organisasi  tersebut. Bahkan, b eberapa pro gr am  training sudah  dijalankan  untuk 
meningkatk an  efisiensi  para  karyawan  dan  or ganisasi,  dan  lebih  banyak  lagi  dan a 
yang  dikeluarkan  untuk  program  training  yan g  berfungsi  untuk  meningkatkan 
standardisasi  edukasi  yang  pada  akhirnya  terbuang  sia-sia  setiap  tahunn ya  dan 
hasilnya  juga  kurang  memuaskan.  Sudah  disetujui  oleh  beberapa  penulis  bahwa 
pelatihan  seharusnya  dilakukan  saat  awal  perekrutan  dan  p ada  saat  menurunnya 
  
kinerja  akhirn ya  muncul  dan  sudah  di  antisipasi.  Di  saat  itulah  pelatihan  menjadi 
efektif. 
Menurut  Mathis  dan  Jackson  (2006)  kinerja  p ada  dasarnya  adalah  apa  yang 
dilakukan  dan  tidak  dilakukan  oleh  karyawan.  Kinerja  para  karyawan  individual 
sangat  memengaruhi  keberhasilan  suatu  organisasi.    Apabila  kinerja  karyawan  baik, 
maka  kinerja  perusahaan  akan  meningkat.  Sebalikn ya  apabila  kinerja  karyawan 
buruk,  dapat  menyebabkan  menurunnya  kinerja  perusahaan.  Dengan  dukungan 
perusahaan  dalam  meningkatkan  budaya  organisasi  dan  lingkungan  kerja  yang
memadai  dapat  memberikan dorongan kinerja  yang lebih  baik untuk para  karyawan, 
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 
  Penelitian  terdahulu  yang  ditulis  oleh  Azara  &  Syed  (2013)  dengan  topik” 
Emplo yees  Training  and  Organizational  Performance”  menyatakan  bahwa  terdapat 
hubungan  positif  antara  pelatihan  karyawan  dan  kinerja  karyawan.  Dampak  yan g 
paling  penting  dari  pelatihan  karyawan  dan  kinerja  organisasi  adalah  meningkatkan 
kualitas  dan  kuantitas  output  organisasi,  peningkatan   profitabilitas  organisasi, 
menjaga  stabilitas  organisasi,  meminimalkan  risiko,  mengur angi  biaya  dan 
pengeluaran  organisasi,  dan  meningkatkan  manajemen  organisasi.  Pelatihan  harus 
terkait dengan tujuan misi dan kinerja organisasi. Banyak variabel lain  yang mungkin 
menggantikan  dalam  bidang ini sehingga,  yang  akan  menjadi sangat  membantu  bagi 
para  peneliti  harus  mereka  melakukan  penelitian  di  bidang  ini  di  masa  mendatan g 
dengan  memasukkan  variabel  tambahan  seperti  kepuasan  karyawan,  kinerja 
karyawan,  motivasi  karyawan,  ef ektivitas  organisasi  bersama  dengan  kondisi  kerja 
lainn ya  dalam  kaitannya  dengan  pelatihan  karyawan  untuk  menciptakan  hasil  yang 
lebih  meyakinkan  yang  dapat  meningkatkan  pentingnya  pelatihan  karyawan. 
Sehingga  peneliti  menambahkan  variabel  employee  performance  untuk 
menyesuaikan perkembangan p enelitian terd ahulu. 
Salah  satu  perusahaan  yang bergerak  di  bidang  outsourcing  yaitu PT  Gelatik 
Supra,  perusahaan  berbentuk  Perseroan  Terbatas  (PT),  bergerak  dalam  bidang  Jasa 
SDM  (Sumber  Daya  Manusia).  Bisnis  utama  adalah  Jasa  Manpower  Outsourcing 
dengan cakupan  wilayah nasional. Berdiri  pada  tahun  1995 dengan sudah banyaknya 
cabang-cabang  hampir  di  seluruh  wilayah  Indonesia,  lingkup  usaha  dibatasi  sebagai 
penyedia  jasa  Sales  Marketing  support,  bukan  men yediakan  tenaga  kerja  saja  tetapi 
  
menyelen ggarakan  aktivitasnya  juga.  PT  Gelatik  Supra  memiliki  karyawan  tetap 
yang  lebih  dari  100  orang.  Dengan  memfocuskan  perusahaan  di  bidang  jasa 
outsourcing, PT Gelatik Supra selalu melatih karyawannya agar karyawan yang ingin 
disalurkan/diterjunkan  ke  lapangan  bisa  tanggap  dan  cekatan  dalam  bekerja.  Client 
PT  Gelatik  Supra  kebanyakan  dari  perusahaan  ternama  seperti  P&G,  Danone, 
Adidas, dan masih banyak lagi. 
Mempertahank an  tingkat  kinerja  karyawan  pada  perusahaan  outsourcing 
menjadi  suatu  tantangan   yang  harus  diwujudkan  dengan    baik.  Hal  ini  dibuktikan 
dengan  data  kinerja  karyawan  selama  3  tahun  yang  didap atkan  dari  divisi  human 
resource PT Gelatik Supra, diperoleh hasil  singkat  seperti yang tertera pada tabel 1.1 
dan 1.2 di bawah ini.   
Tabel 1.1 Target dan Pencapaian Realisasi
Sumber: Divisi Hu man Resource PT Gelatik Supra 
  
Tabel 1.2 Data Kinerja Karyawan
  
  
  
Tahun 
Melebihi Harapan 
Memenuhi Harapan 
Tidak Memenuhi Harapan 
2010  6,38%  91,49%  2,13% 
2011  6,12%  89,80%  4,08% 
2012  4,08%  87,76%  8,16% 
Sumber: Divisi Human Resource PT Gelatik Supra 
Jika dilihat dari tabel di atas terlihat adanya penurunan kinerja kar yawan pada 
PT  Gelatik  Supra  pada  tahun  2010  hingga  2012,  penurunan  kinerja  terjadi  karena 
beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  kinjerja  karyawan  b elum  tercapai,  yaitu  faktor 
disiplin.  Menurut  peneliti,  kedisiplinan  menurun  ketika  karyawan  keluar  dari  PT 
Gelatik  Supra  saat  berpindah  tempat  kerja  di  perusahaan  baru.  Ini  terjadi  karena 
menurut  peneliti kurangnya  pengawasan  yang ketat  lagi dari pihak  PT Gelatik Supra. 
Dengan  demikian  bahwa  kinerja  maupun  prestasi  kerja  merupakan  cerminan  hasil 
yang dicapai  oleh seseorang atau  sekelompok  orang.  Kinerja  perorangan  (individual 
performance) dengan kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan 
yang  erat.  Dengan  perkataan  lain  bila  kinerja  k aryawan  (individual  performance) 
baik  maka  kemungkinan  besar  kinerja  perusahaan  (corporate  performance)  juga 
baik.  Perusahaan  harus  segera  melakukan  suatu  tindakan  yang  dapat  membuat 
perusahaan  dapat  bertahan  dan mampu  meningkatkan  kinerja karyawan.  Jika  hal  ini 
terus  dibiarkan,  maka  bisa  terjadi  kemungkinan  perusahaan  akan  mengalami 
kekurangan  client  dalam  penyalur jasa  tenaga  kerja.  Oleh  karena  itu  peneliti  tertarik 
untuk  menganalisis  dan  membuat  penelitian  dalam  bentuk  skripsi  yang  berjudul 
“Analisis Pengaruh Employee  Training terhadap  Organizational Performance  dengan 
Emplo yee Performance sebagai variabel mediator  di PT Gelatik Supra”.  
  
1.2  Identifikasi Masalah
1.  Apakah  ad a  pengaruh  employees  training  terhadap  employees  performance 
PT. Gelatik Supra? 
2.  Apakah  ada  pengaruh  employees  performance  terhadap  organizational 
performance  PT. Gelatik Supra?
3.  Apakah  ada  pen garuh  employee  training  dan  organizational  performance 
terhadap employees perfo rmance PT. Gelatik Supr a? 
1.3  Tujuan Penelitian
1.  Untuk  mengetahui  pengaruh  employees  training  terhadap  employees 
performance PT. Gelatik Supra
2.  Untuk  mencari  tahu  pengaruh  employees  performance  terhadap 
organizational performance  PT. Gelatik Supra
3.  Untuk  mengetahui  pengaruh  employee  training  dan  organizational 
performance terhadap  employees performance PT.
Gelatik Supra 
1.4  Manfaat Penelitian
1.  Penulis 
• 
Sebagai  bentuk  nyata  dalam  mengaplikasikan  teori-teori  yang  telah 
dipelajari semasa kuliah. 
• 
Penulis dapat menganalisa suatu permasalahan.  
• 
Penulis  mendapat  wawasan  dan  pengetahuan  serta  ilmu  yan g  lebih 
luas mengenai ilmu manajemen 
2.  Perusahaan  
  
Diharapkan  dapat memberikan informasi  serta saran dan  rekomendasi kepada 
perusahaan dalam melangsungkan kegiatan ekonominya. 
3.  Pembaca 
Diharapkan  dapat  memberi  manf aat  dan  informatif  bagi  para  pembaca  dan 
juga  dapat  dijadikan  referensi  bagi  penelitian  di  bidang  yang  sama  di  masa 
yang akan datang.