1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kec antikan mulai menjadi sebuah tren ga ya hidup di beberapa kalangan yang
tida k bisa ditinggalkan baik oleh kaum wanita maupun pria. Wanita maupun pria di
kehidupan yang berkembang seperti sekarang, banyak beraktifitas de ngan tuntutan
dari karirnya, hal terse but dapat menimbulkan stre s dan kurangnya perawata n tubuh,
sehingga dapat membuat penampilan kurang prima dan kesehatan me njadi
terganggu. Emansipasi mempengaruhi para wanita lebih memilih untuk menjadi
wanita karier yang dituntut untuk tampil sempurna yaitu tampil cantik, percaya diri,
berkepribadian dan berintelektual. Karena tuntutan inilah menjadikan wanita mau
tida k mau harus menjadikan kecantikan sebagai suatu gaya hidup mereka. Tak mau
kalah dengan wanita, pada saat ini kecantikan sudah bukan suatu hal ya ng aneh lagi
bagi kaum pria. Dilihat di pasaran saat ini sudah semakin banyak produk produk
dan perawatan kecantikan untuk lelaki. Pada perkembangannya, kecantikan
mengarah ke ga ya hidup para pria perkotaan modern yang berpenghasilan lebih dan
lebih cenderung pe duli kepada penampila n dan citra dirinya.
Banyaknya masyarakat khususnya kaum hawa ya ng ingin memperhatikan
penampilannya menyebabkan klinik dermatologi saat ini menjadi sebuah ke butuhan
bagi sebagian besa r masyarakat. Didukung oleh tingkat sosial ekonomi dari masing-
masing individu, klinik dermatologi bukan lagi menjadi suatu kebutuhan
akan
kesehatan kulit saja. Bahkan klinik derma tologi yang ada saat ini tidak hanya
menyuguhkan pelayanan kesehatan kulit, namun lebih mengarah ke perawatan
kecantikan dan kosmetik. Karena kulit merupakan lapisan paling luar
dari tubuh
manusia, maka kese hatan kulit tersebut era t kaitannya dengan penampilan dan
kecantikan fisik se seorang.
Indonesia sendiri tela h mengenal budaya perawatan kecantikan kulit maupun
tubuh sejak zaman Kerajaan Majapahit dan berkembangnya keraton-ke raton di Jawa.
Putri-putri keraton di Jawa seringkali mela kukan tradisi pe rawatan kulit secara rutin.
Mengandalkan kecantikan paras yang dilakukan wanita pada umumnya bertolak
|
2
bela kang dengan filosofi kecantika n seorang putri kera ton. Kec antikan putri keraton
sangat identik dengan kehalusan, kesopanan, ke anggunan, berkelas, dan berkharisma.
Salah satu pakar kecantikan Indonesia, Dr. Martha Tilaar mengata kan, konsep
kecantikan tradisional meyakini kecantikan lahiriah sebagai kecantikan batiniah.
Cantik ide al menurut filosofi Jawa ialah Rupasampat Wa hyabyantara yang diambil
dari bahasa Jawa Kuno ya ng memiliki arti perpaduan ha rmonis dan seimbang antara
kecantikan lahiriah dan batiniah. Jika seseorang tidak dikaruniai keca ntikan fisik
sempurna, kecantikan batinia h perlu dikembangkan guna memunculkan kharisma.
Lima tahun tera khir, tren dunia kecantikan modern yang muncul di Indonesia,
baik dalam bentuk fasilitas klinik keca ntikan, klinik perawatan kulit, maupun
perawatan tubuh lainnya cenderung kembali pada konsep back to nature.
Di
Indonesia, sudah sejak zaman dahulu kala, memakai ba han-bahan dari alam untuk
perawatan ke cantikan, misalnya jamu dan aromatera pi.
Dengan mengangkat konsep kecantikan lokal Indonesia, interior pada sebuah
klinik dapat me ningkatkan da ya jual terhadap masyarakat. Selain itu, klinik juga
dapat se kaligus mengenalkan kepada masyarakat bahwa budaya Indonesia sendiri
sudah mengenal perawatan kecantikan sejak lama. Sehingga masyarakat tidak hanya
mee nginginka n teknologi modern yang canggih namun dapat mengangkat kembali
kebiasaa n-kebiasaan perawatan kecantikan zaman dahulu yang se ringkali dila kukan
oleh putri-putri keraton.
Atas dasa r pemikiran tersebut, maka diperlukan perancangan fasilitas klinik
dermatologi yang dapat me nanga ni pasien pria maupun wanita dalam ke giatan
pela yanan pengobatan serta perawatan kesehatan kulit dengan memenuhi standar
kesehata n dalam peranc angan klinik dermatologi dan mampu menggabungkan
teknologi modern yang ada saat ini dengan sentuhan budaya ketimura n dan
kecantikan lokal Indonesia.
1.2 Identifikasi Per masalahan
Pena taan interior pada klinik dermatologi yang ada saat ini masih terpaku dalam
struktur yang higienis atau forma l, dapat terlihat dari susunan layout yang kaku dan
menampilkan kesan seperti di rumah sakit. Hal tersebut berpengaruh terhadap
|
3
kondisi psikologis pasie n yang mengakibatkan pasien tidak merasakan suasana
rela ksa si yang ingin dicapai saat berkunjung ke klinik derma tologi. Selain itu, klinik
dermatologi yang ada saat ini be lum mengangkat citra Indonesia, melainkan
menggunakan konsep modern pa da perancangan interiornya. Hal tersebut dapat
berpengaruh pada kesadaran pasien yang berkunjung yang akan menganggap bahwa
kecantikan fisik aka n didapatkan hanya denga n teknologi modern yang ada saat ini,
dan melupakan tradisi kecantikan lokal yang dapat dikombinasikan dengan teknologi
modern saat ini.
1.2.1 Rumusan Masalah
1. Faktor apa sa ja yang mempengaruhi proses perancangan desain
interior pada klinik dermatologi?
2. Bagaimana menc iptakan pembagian ruang di dalam klinik
dermatologi yang efektif dan sesuai dengan kegiatan serta
kebutuhannya masing-masing se hingga dapat memudahkan
pengunjung yang datang?
3. Bagaimana merancang fasilitas pendukung pada klinik dermatologi
yang dapat dijadikan sebagai daya jual dari klinik tersebut?
4. Bagaimana menghadirkan desain interior klinik dermatologi yang
sesuai fungsinya sebagai sebuah fasilitas la yanan kesehatan namun
mampu mewakili citra kecantikan lokal Indonesia tanpa mengurangi
standar kesehatan da ri sebuah klinik?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
1.3.1. Kawasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan yaitu klinik dermatologi yang berlokasi di daerah
Jakarta. Dalam pe nelitian ini akan dilakukan studi banding terhadap tiga klinik
dermatologi yaitu Erha Dermatology Clinic, Natasha Skin Care Clinic dan
Miracle Aesthetic Clinic , loka si klinik de rmatologi ini berada di Jakarta Barat
dan Jakarta Selatan.
1.3.2. Batasan Pene litian
Batasan penelitian dalam peranc angan klinik dermatologi yang digunakan
meliputi data-data internal klinik dermatologi, aktifitas yang terjadi di dalam
|
4
klinik dan fasilitas yang diperlukan di klinik
tersebut. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kapasitas pengunjung dan fa silitas apa saja yang diperlukan. Survei
lokasi meliputi pengamatan dan pengambilan gambar lokasi klinik dermatologi.
Selain itu, penelitian dilakukan juga pada pengunjung yang datang, kebiasaan
pengunjung, kebutuhan pengunjung, dan aktifitas pengunjung, meniliti saran dan
komentar dari setiap pengunjung yang datang ke klinik de rmatologi.
1.3.3. Batasan Perancangan
Me mbuat perancangan interior klinik dermatologi dengan batasan
pengelolaa n ruang yang berhubungan dengan area publik, se
publik, dan semi
privat. Pembahasan dalam perancangan ini hanya dalam lingk
bidang ilmu
desain interior yang didukung bidang ilmu lain yang berkait
seca ra langsung
dan tidak langsung yang diterapkan dala m pengolahan rua
dalam klinik
dermatologi.
1.4 Tujuan dan Manfaat Pene litian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Me rancang inte rior klinik de rmatologi yang dapat memenuhi kebutuhan fisik
maupun emosional pasie n dan sesuai fungsinya sebaga i fasilitas layanan
kesehatan, se rta menjadikan klinik tersebut berbeda dan iconic sesuai konsep
yang me representasikan sebuah klinik dermatologi yang mampu mewakili
c itra kecantikan loka l Indonesia.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Me nghadirkan sirkulasi ruang, penc ahayaan serta penghawaan yang tepat
pada klinik dermatologi.
2. Me mberikan nilai lebih pa da klinik dermatologi dibandingkan dengan klinik
sejenis dalam segi kelengkapan fasilitas maupun tingka t kenyamanan bagi
pengunjung.
3. Me wujudkan desain inte rior klinik dermatologi yang mampu me mberikan
daya tarik dan ciri khas tersendiri ya ng dapat berpengaruh terhadap pangsa
pasar serta daya jual se buah klinik.
|
5
1.5 Metodologi Penelitian
Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunaka n metode penelitian kualitatif,
yaitu pendekatan yang menghasilkan data deskriptif (menggambarkan karakteristik
dan fungsi), yang bertujuan untuk mengerti dan memahami gejala yang diteliti pada
objek studi yang bersifat deskripsi proyek berupa sebua h laporan perancangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pe nulisan skripsi ini ialah
sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Studi literatur adalah suatu bentuk pe ngumpulan data yang berhubungan
dengan klinik dermatologi pada umumnya, baik yang berhubungan dengan
jenis, fungsi, maupun kebutuhan ya ng a da dan da pat membantu dalam
peranca ngan klinik dermatologi tersebut. Pengumpulan data tersebut
mengenai tinjauan perancangan, tinjaua n desain interior, serta tinjauan klinik
dermatologi yang meliputi syarat-syarat pembangunan klinik, standar
kese hatan pada klinik, teori-teori desain interior, da n hal lainnya yang
berka itan dengan peranca ngan interior pada klinik dermatologi. Pada
peranca ngan ini, dibutuhkan juga studi mengena i te ori-teori kecantikan serta
psikologi wanita. Pustaka yang akan dijadikan acuan literatur dalam
peranca ngan ini a ntara lain Clinic Planning Design (Xiaobo, 2013) yang
berisi tentang dasar-dasar peranca ngan klinik dan sarana kesehata n, Undang-
undang Praktik Kedokteran tahun 2011 (Menkes RI, 2011) yang berisi
tentang peratura n-peraturan pembangunan dan penyelenggaraa n fasilitas
kese hatan atau klinik, dan Buku Kecantikan Pere mpuan Timur (Martha
Tilaar, 2008) yang menampilkan segi kehidupa n dunia Timur dalam lingkup
yang eksotik, keca ntikan. Selain ketiga buku tersebut, pengumpulan da ta juga
dilakukan pada buku-buku yang be rkaitan denga n teori-teori desain
interior,
estetika, dan perencanaan interior.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dibutuhkan untuk me ndapatkan data informasi lainnya
yang berhubungan dengan klinik dermatologi. Dari da ta tersebut yang
mencakup foto aktifitas yang dilakukan tiap individu di lokasi, fasilitas yang
dibutuhkan oleh sebuah klinik dermatologi, serta arus aktifita s sebuah klinik
dermatologi. Melalui teknik ini, dapa t langsung dilakukan pengamata n yang
dimulai
dengan survey data da n fisik. Observasi dilakukan pada 3 lokasi
|
6
klinik de rmatologi yang berbeda di Jakarta, yaitu Erha Dermatology Clinic,
Natasha Skin Care Clinic, dan Miracle Aesthetic Clinic. Observasi terhadap
pengunjung dan pengelola juga dila kukan guna mendapatka n data yang
diperlukan.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi menge
klinik
dermatologi yang akan ditinjau. Informasi tersebut berupa bagaima
sistem
yang berjala n dan kebutuha n a pa yang dibutuhkan dal
sebuah klinik
dermatologi. Adapun aspek ya ng ingin diungkap peneliti mela
wawancara
dalam penelitia
n ini a dalah hal-hal yang berhubungan deng
perancangan
desain interior klinik dermatologi. Meliputi karakteris
pengunjung yang
datang berdasarkan jenis kelamin, umur, maupun peke rja
kebiasaan
pengunjung, kebutuha n pengunjung, serta aktifitas pengunju
di dalam
klinik dermatologi.
1.6 Sistematika Penulisan
Siste matika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini be risi deskripsi tentang latar bela kang pemilihan judul,
batasa n masalah, maksud dan tujuan penulisan, pokok permasalaha n,
metode pengumpulan data, serta sistematika penulisa n yang
merupakan gambaran singkat dari materi perencanaan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan seca ra garis besar penge rtian dan fungsi dari
klinik dermatologi tersebut, mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan pokok permasalahan sepe rti pengertian klinik dermatologi,
data peranca ngan klinik dermatologi da n interior, serta menguraikan
tentang teori-teori yang berhubungan de ngan kebudayaan Indonesia.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai cara mendapatkan dan
menganalisis data untuk menguji hipotesis serta mendapatkan
jawaban pene litian, dan analisa hasil survei dari ketiga klinik
derma tologi terkait. Data-data ini dianalisis sehingga menghasilkan
kesimpulan atas penggabunga n data literatur dan hasil survei.
|
7
BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN
Bab ini berisi penelusuran masala h perencanaan dan perancangan
yang diba has dari da ta-data yang terkumpul untuk kemudian dicari
alte rnatif pemecahannya dengan mempertimbangkan aspek fisik serta
non fisik. Pembahasan mengenai konse p-konsep perancangan interior
yang akan dipergunakan se bagai dasar dala m perencanaan dan
perancangan desain. Meliputi konsep organisasi rua ng sampai dengan
penyelesaian elemen interior.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan tentang perancangan interior klinik
dermatologi dan mengemuka kan ha sil analisis dari penelitian dan
jawaban ata s pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah serta
sara n-saran sehubungan dengan pokok permasalahan laporan karya
tulis.
1.7 Kajian Pustaka
Acuan pustaka yang digunakan dala m perancangan ini berhubungan dengan
klinik dermatologi pa da umumnya, baik yang berhubungan denga n jenis, fungsi
maupun kebutuhan yang ada dan dapat membantu dalam perancangan klinik
dermatologi tersebut. Pada perancangan ini dibutuhkan juga studi mengenai teori-
teori kecantikan serta psikologi wanita. Pustaka yang akan dijadikan acuan literatur
dalam perancangan ini a ntara lain :
1. Clinic Planning Design (Xiaobo, 2013) yang be risi tenta ng dasar-dasar
peranca ngan klinik da n sa rana kesehatan, serta ketentuan-ketentua n yang
berhubungan dengan desain interior,
2. Undang-undang Praktik Kedokteran tahun 2011 (Menkes RI, 2011) yang
berisi te ntang peraturan-peraturan pembangunan dan penyelenggaraan
fasilitas kesehatan atau klinik, dan
3. Kec antikan Perempua n Timur (Martha Tilaar, 2008) yang me nampilkan segi
kehidupan dunia Timur dalam lingkup yang e ksotik dan berkaitan dengan
kecantikan.
Selain ketiga buku tersebut, pengumpulan data juga dilakukan pada buku-buku
yang berkaitan dengan teori-teori desain interior, estetika, dan pere ncanaan interior.
|