1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
 
Batubara  merupakan salah satu bahan yang dapat menghasilkan energi dan
penting dalam proses pembangkitan tenaga listrik.
Tidak hanya sebagai energi
listrik, batubara juga memiliki fungsi lain diantaranya bahan bakar
pembuatan
semen, produksi besi dan baja, bahan bakar kereta api, bahan bakar cair dan
pembuatan produk-produk tertentu.Kontribusi yang diberikan oleh batubara
adalah sekitar 30,1 % untuk kebutuhan energi global, lebih dari 40% untuk listrik
di dunia dan 70% digunakan produksi baja di dunia. Dalam industri
pertambangan dunia, China, Amerika Serikat, India,
Australia
dan termasuk
Indonesia sebagai
negara penghasil batubara terbesar di dunia. Berikut data
produksi negara penghasil batubara di dunia.
Gambar 1.1 10 Negara Penghasil Batubara di Dunia(dalam juta ton)
Sumber :  World Coal Association, 2013
Berdasarkan data statistik batubara World Coal Association, menyebutkan
bahwa negara dengan produsen batubara tertinggi masih diduduki oleh China
sebesar 3,561 juta ton. Amerika Serikat di posisi kedua dengan 904 juta ton,
India 613 juta ton, Indonesia sebesar 489 juta ton, Australia dengan 459 juta ton,
dan negara lainnya dengan produksi sekitar 100 hingga 300 juta ton. Secara
global, produksi batubara dari tahun 2012-2013 meningkat sebesar 29 juta ton.
Cadangan batubara terbesar ditemukan di Amerika Serikat, China, India dan
diprediksi akan habis sekitar 112 tahun ke depan. 
Salah satu penghasil batubara terbesar dunia dan menduduki peringkat ke-4
yaitu Indonesia memiliki sejumlah daerah dengan kandungan batubara yang tidak
sedikit dan tersebar di pulau-pulau besar, namun ada tiga daerah terbesar
  
2
penghasil batubara diantaranya Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan
Kalimantan Timur.
Saat ini, Indonesia hanya menguasai sekitar 3% cadangan batubara dunia,
tetapi perusahaan yang bersangkutan telah mengeksploitasinya secepat mungkin.
Selama beberapa tahun terakhir, produksi batubara telah mencapai lebih dari 400
juta ton pada tahun 2013. Permintaan batubara global terus bertambah seiring
dengan berjalannya tahun. Berikut data produksi batubara di Indonesia dari tahun
2006 hingga 2013. 
Gambar 1.2 Data Produksi Batubara di Indonesia (dalam juta ton)
Sumber : Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Berdasarkan data dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
menunjukkan bahwa dari tahun 2006 hingga 2013 produksi  batubara di
Indonesia mengalami pengingkatan. Pada tahun 2006 produksi batubara hanya
194 juta ton, dan meningkat 2 kali lipat menjadi 421 juta ton pada tahun 2013. 
Namun demikian, adanya krisis keuangan global pada tahun 2008, dimana
harga batubara menurun begitu cepat  dan tidak seimbang atau kompetitif dengan
harga operasional
yang berdampak pada penurunan permintaan, karena negara
tujuan ekspor tidak mampu membeli lagi dan membatasi konsumsi negaranya.
Hal ini membuat sejumlah
perusahaanterpaksa mengurangi target produksi
bahkan menghentikan produksi untuk batubara yang tidak laku di pasaran seperti
batubara berkalori rendah dibawah 6000 (5900,5700, 5100, dan lainnya). Seperti
menyatakan bahwa
adanya
kebijakan dari pemerintah Indonesia yang mewajibkan sektor pertambangan
untuk menambahkan nilai pada batubara
guna untuk meningkatkan penggunaan
batubara dalam negeri. Kebijakan tersebut sesuai amanat
UU No4/2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Selain kebijakan dari dalam negeri,
ancaman selanjutnya berasal dari negara ekspor seperti China yang membatasi
  
3
impor batubara berkalori rendah (sub-bituminous) yang tentu akan menyebabkan
kejatuhan harga batubara di Indonesia.
Jatuhnya ekonomi di Eropa dan AS
membuat permintaan terhadap industri manufaktur di China dan India yang
menjadi dua negara tujuan utama ekspor batubara Indonesia menjadi lemah dan
mengakibatkan pembelian batubara dikurangi.
Gambar 1.3 Pertumbuhan Konsumsi China periode 2009-2013 (dalam
persentase)
Sumber : The Wall Street Journal
Dengan melihat adanya kebijakan
dari pemerintah
dan larangan ekspor ke
negara besar mengingat faktor ekonomi dunia yang masih belum pulih,
dampaknya
tidak hanya bagi perusahaan pemilik lahan tambang, melainkan
kontraktor atau jasa penambangan. Adanya masalah tersebut tentu banyak
perusahaan yang tutup bahkan memperkecil target produksi yang tentu akan
berdampak pada pendapatan jasa penambangan.
Salah satu perusahaan
kontraktor
yang bergerak di industri pertambangan
batubara adalah PT. Pamapersada Nusantara yang berlokasi di Tanjung Enim,
Sumatera Selatan yang merupakan salah satu daerah penghasil batubara tertinggi
di Indonesia. PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) bergerak dibidang kontraktor
tambang dan mengerjakan proyek-proyek pertambangan batubara di seluruh
wilayah Indonesia dengan memiliki 13 area kerja. Saat ini, PAMA memiliki
kontrak kerja (proyek pertambangan) dengan customer
sekaligus owner
PT.
Bukit Asam (PTBA).
PT.Pamapersada Nusantarasebagai kontraktor pertambangan kelas dunia
yang bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pemegang saham
dan menyatakan visinya yaitu “To be a World Leader Mining Contractor with the
  
4
best Productivity Engineering, Safety and Environment (Best Present)”. Misi
perusahaan sendiri ada empat, diantaranya yaitu :
Menyediakan pelayanan operasional dengan perangkat keras berlatar
belakang pertambangan terbuka dan pemindahan tanah yang
memungkinkan pelanggan mendapatkan keuntungan terbaik di tingkat
dunia.
Memberikan kesempatan kerja kepada karyawan untuk mengembangkan
kompetensi mereka dalam mencapai tujuan.
Berupaya terus-menerus untuk menguasai teknologi dan kemampuan
rekayasa yang berwawasan lingkungan dan keselamatan manusia untuk
kemajuan bangsa dan negara.
Memberikan pengembalian yang terbaik bagi pemegang saham.
Tujuan dan fokus utama yang
ingin dicapai oleh PT. Pamapersada Nusantara
adalah menjadi market leader pada industri tambang batubara khususnya pada
bidang kontraktor. Perusahaan berkeinginan untuk meningkatanmarket
shareyaitu sebesar 55% dalam jangka 5 tahun ke depan, sedangkan pada saat ini
market share
perusahaan mencapai 41% pada tahun 2012 dan masih tergolong
tinggi. Namun, bukan tidak mungkin PAMA tentu ingin meningkatkan market
share
secara keseluruhan dalam tujuan jangka panjangnya
dengan melakukan
kontrak kerja 5 tahun berturut-turut dan menjadi kepercayaan sebagai  kontraktor
bagi perusahaan tambang di Indonesia.
Gambar 1.4 Market Share PT. Pamapersada Nusantara
sumber : PT. Pamapersada Nusantara (2012)
Tujuan lain dari PT. Pamapersada Nusantara adalah meningkatkan
pendapatan
stabil
menjadi 50-70% setiap tahunnya. Menurut data yang didapat
dari perusahaan, peningkatan melebihi 50% mengalami pencapaian yang baik
  
5
pada tahun 2013, namun revenue
perusahaan kembali menurun dibawah 50%
pada tahun berikutnya.Pada tahun 2012, totalrevenue
perusahaan mendapatkan
peningkatan menjadi 44%
dari tahun 2011. Tahun 2013, total pendapatan
mengalami peningkatan kembali menjadi
78% dari tahun 2012. Namun,
penurunan ditunjukan kembali pada tahun 2014 dimana total
pendapatanperusahaan  menurun kembali44% dari tahun 2013. 
Gambar 1.5 Data Pendapatan PT. Pamapersada Nusantara (dalam triliun rupiah)
sumber : PT. Pamapersada Nusantara
Kinerja perusahaan saat ini bisa dikategorikan sangat baik, karena adanya
peningkatan dari jumlah produksi batubara (coal)dan lapisan penutup tanah (OB
atau overburden) yang dikelola oleh perusahaan. Berikut data produksi
perusahaan berdasarkan target dan pencapaian kinerja pertahun.
Gambar 1.6 Data Target (Plan) dan Pencapaian (Actual) Kinerja PT.
Pamapersada Nusantara (dalam juta ton)
sumber : PT. Pamapersada Nusantara
  
6
Berdasarkan gambar di atas, terlihat kinerja perusahaan dalam produksi
batubara yang dikategorikan cukup baik. Terlihat di setiap tahunnya, produksi
batubara menunjukkan pencapaian melebihi target hingga 9 juta ton. Hanya pada
tahun 2013 produksi batubara menunjukkan ketidak tercapaian yang tidak terlalu
signifikan dan masih bisa dikategorikan 95%. Target yang diberikan pada tahun
2013 sebesar 9.401.000 ton sedangkan pencapaian perusahaan hanya sebesar
9.115.000 ton dengan selisih 286.000 ton batu bara.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu ketidakstabilan
dari cuaca seperti meningkatnya curah hujan, karena lokasi penambangan
menjadi berbahaya bagi para penambang yang dapat memperbesar resiko
kecelakaan dan
biaya dalam penanganannya. Hal ini terkait dengan KEPMEN
555k/26/M.PE/1995 pada pasal 487 mengenai tindakan pengamanan.
Dimana,
jika terjadi minimalisasi dalam kecelakaan selama proses produksi, maka biaya
yang dikeluarkan menjadi sedikit, tetapi sebaliknya, jika terjadi kecelakaan maka
perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. 
Faktor lainnya adalah penurunan harga jual batubara khususnya batu bara
berkalori di bawah 6000 karena harga ekonomi atau harga jual di pasaran
tidak
sesuai dengan biaya operasional. Selain harga jual yang rendah, permintaan pasar
yang menurun memaksa customersekaligus owner dari PAMA yaitu PT. Bukit
Asam, Tbkuntuk ikut menurunkan permintaan produksi batubara khususnya
berkalori rendah pada PAMA. Implikasi bagi PT. Pamapersada Nusantara yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Ekonomi global dan harga batubara yang melemah setiap tahunnya ikut
memaksa perusahaan untuk menurunkan harga jasa yang masih dianggap
terlalu mahal dengan efisiensi sistem yang masih belum optimal (lihat
gambar grafik 1.5)
Adanya penumpukan batubara khususnya dengan kandungan kalori
dibawah 6000 (5900, 5700, dan lainnya) sehingga mempersempit lahan
peletakkan atau
penumpukan batubara lainnya yang berkalori di atas
6000 yang menjadi target atau fokus utama dalam penggalian.
Produksi penambangan batubara dipengaruhi oleh permintaan dari
pemilik konsesi yaitu PT. Bukit Asam, Tbk, sehingga utilitas atau
kegunaan alat kerja berat seperti dump truck, excavator, bulldozer tidak
tercapai secara maksimal bahkan berhenti secara total jika permintaan
  
7
dari PTBA sedikit. Saat ini, produksi batubara berkalori dibawah 6000
diberhentikan mengingat harganya tidak kompetitif.
Selain faktor di atas, adanya pesaing atau kompetitor pada bidang kontraktor
sepertiPT. Bangun Karya Pratama Lestari (BKPL)
dan
PT. Sumber Mitra
Jaya(SMJ)
yang memiliki kesamaan dengan PAMA yaitu, PT. Bukit Asam
sebagai customer
sekaligus owner  tetap dari lahan pertambangan dengan
penetapan proyek berjalan selama 5 tahun. Secara garis besar, PAMA
menunjukkan kelebihan dibeberapa faktor diantaranya komitmen yang diberikan
untuk kesepakatan kontrak, standar pekerjaan subkon yang lebih baik,
pembukaan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar dan penerapan
operation excellent
sehingga menciptakan kenyaman di lingkungan district
MTBU.
Namun, hal ini menjadi kurang baik di mata customer karena dua pesaing
utama yaitu BKPL dan SMJ memiliki kekuatan tersendiri. Berdasarkan laporan
pengukuran kepuasan pada November 2013 yang diberikan dari PTBA kepada
PAMA, harga yang tinggi, management
lapangan dan SDM yang cenderung
muda dianggap sebagai kelemahan PAMA. Data yang diperoleh dari PT.
Pamapersada Nusantara tahun 2013 menjelaskan bahwa rata-rata indeks
kepuasan yang diberikan customer PTBA terhadap perusahaan yitu 4,26. Angka
ini lebih unggul dibandingkan dua kompetitor lain seperti BKPL 3,73 dan SMJ
3,00. Namun, grafik menunjukkan bahwa kelemahan PAMA terhadap kompetitor
berada pada harga yang terlalu tinggi mengingat kondisi batu bara saat ini sedang
tidak baik. BKPL dan SMJ menunjukkan grafik yang lebih baik karena
harga
yang ditawarkan oleh dua perusahaan ini lebih rendah dari PAMA dengan
performa atau kinerja yang sama atau bahkan lebih baik. Jika perusahaan tidak
menerapkan strategi yang lebih baik
dalam mengatasi ekonomi dunia dan para
pesaing, bukan tidak mungkin PTBA akan menghentikan kontrak kerja yang
memberikan dampak besar bagi perusahaan
PAMA District MTBU. Berikut
grafik penilaian kepuasaan dari PTBA terhadap PAMA. 
  
8
Gambar 1.7 Indeks Kepuasaan PTBA (customer) terhadap kontraktor PAMA di
MTBU
sumber : PT. Pamapersada Nusantara (2013)
Dengan melihat kondisi perusahaan dan industri pertambangan yang ada saat
ini, penulis memiliki keinginan untukmeneliti, menganalisis dan memberikan
sebuah strategi untuk mencapai tujuan perusahaanyang diberi judul “Formulasi
Strategi Bisnis Pada PT. Pamapersada Nusantara”
1.2 Ruang Lingkup
1.
Penelitian dilakukan pada PT. Pamapersada Nusantara
Distrik MTBU,
Tanjung Enim.
2.
Penelitian dilakukan pada proses bisnis terkait faktor internal dan eksternal
yang dimiliki PT. Pamapersada Nusantara.
3.
Perancangan formulasi strategi bisnis disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi oleh PT. Pamapersada Nusantara.
4.
Metode yang digunakan dalam penelitian terdiri dari Tahap Input (EFE, IFE,
dan CPM), Tahap Pencocokan (SWOT, SPACE, dan Grand Strategy
atau
Strategi Besar) dan Tahap Keputusan (QSPM)
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibuat penulis, maka identifikasi masalah yang
akan diteliti dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
  
9
1.
Bagaimana kondisi kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dan peluang
serta ancaman (faktor eksternal) yang dimiliki
oleh PT. Pamapersada
Nusantara?
2.
Bagaimana merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan Tahap
Masukan (input stage), Tahap Pencocokan (matching stage) dan Tahap
Pengambilan Keputusan (decision making stage)?
3.
Bagaimana strategi bisnis yang direkomendasikan
PT. Pamapersada
Nusantara dalam mencapai tujuan perusahaan?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk menganalisis kondisi kekuatan dan kelemahan
yang merupakan faktor
internal serta peluang dan ancaman yang merupakan faktor eksternal
yang
dihadapi oleh PT. Pamapersada Nusantara agar dapat mengembangkan
bisnisnya.
2.
Untuk mengetahui alternatif strategi yang didapatkan melalui hasil
perhitungan berdasarkan tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap
keputusan.
3.
Untuk menganalisis strategi bisnis yang tepat dan direkomendasikan untuk
PT. Pamapersada Nusantara.
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.
Bagi PT. Pamapersada Nusantara
Informasi mengenai kualitas internal dan eksternal yang didapatkan PT.
Pamapersada Nusantara dapat memberikan solusi untuk melakukan
penerapan strategi bisnis yang tepat dalam pencapaian target perusahaan
dalam industri pertambangan.
2.
Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengalaman dalam merumuskan dan menerapkan
strategi bisnis. 
3.
Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai strategi bisnis dalam
mencapai tujuan utama dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.
  
10
1.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 1. 1Penelitian Terdahulu
Judul Jurnal
Informasi Tambahan
Nama Penulis
Isi Jurnal
Barriers to
Effective Strategic
Planning
Bilal Latif : Desember
2012: Barriers to
Effective Strategic
Planning : International
Journal of Management
and Organizational
Studies, Vol 1, Iss 2, Pp
16-21 (2012) : diakses 2
Juni 2014
ISSN(s): 2305-2600
Available online 
Bilal Latif
Despite the best
intentions and a lot of
hard work, strategic
planning most
predictably fails. It’s
not that strategic
planning is a bad idea
but there are some
barriers which involve
in its failure. This paper
explores how and where
strategic planning goes
awry and what
executives can do about
it. The study finds some
of the most common
barriers in effective
strategic planning like,
strict time limits,
identical procedures,
lack of accountability,
power and influence
which organizations
frequently face in
strategy formulation
and implementation. It
is concluded that, in
order to achieve the 
  
11
Judul Jurnal
Informasi Tambahan
Nama Penulis
Isi Jurnal
goal of effective
strategic planning,
effective change
management and
leadership are
indispensable. On the
one hand, it is
mandatory for the
leadership to involve
employees in decision
making process, along
with the explicit
description of their
roles within the
organization, and on the
other hand, full
mechanism of
employees’
accountability and
regular checks are
required to remove
these barriers.
A Proposal of
Logistic Services
Innovation
Strategy for a
Mining Company
Felisa Margarita
Cordova, Claudia Durán,
Juan Sepúlveda, Alfredo
Fernández, Mauricio
Rojas : April 2012 : A
Proposal of Logistic
Services Innovation
Strategy for a Mining
Company: Journal of
Technology 
Felisa Margarita
Cordova, Claudia
Durán, Juan
Sepúlveda,
Alfredo
Fernández,
Mauricio Rojas
A logistic service
innovation strategy for
a mining company and
their key suppliers is
presented, using the
win-win concept with
the objective of
improve its position,
policies, strategic
objectives and 
  
12
Judul Jurnal
Informasi Tambahan
Nama Penulis
Isi Jurnal
Management &
Innovation, Vol 7, Iss 1,
Pp 175-185 (2012) :
diakses 2 Juni 2014
ISSN(s) : 0718-2724
Available Online
relationships between
companies. The strategy
allows increasing the
business profitability, to
diminish the operational
costs and the times of
negotiation and
learning. The chain
value of the productive
process is analyzed and
also the business
strategies of each
company in order to
identify the key factors
involved in the strategic
alliance. Contracts
negotiation between the
company and its
suppliers is examined
by SWOT analysis, 
Coping with
Imprecision in
Strategic
Planning: A Case
Study Using
Fuzzy SWOT
Analysis
Amin Hosseini-Nasab,
Hasan Hosseini-Nasab,
Abbas S. Milani :
Coping with Imprecision
in Strategic Planning: A
Case Study Using Fuzzy
SWOT Analysis : Maret
2011 : iBusiness, Vol
03, Iss 01, Pp 23-29
(2011) : diakses 2 Juni
2014
Amin Hosseini-
Nasab, Hasan
Hosseini-Nasab,
Abbas S. Milani
it is shown that using
the conventional SWOT
analysis in the vicinity
of strategic regions in
the matrix of internal
and external factors,
ambiguity can exist in
defining final strategies.
To cope with this
difficulty and to
enhance the accuracy of 
  
13
Judul Jurnal
Informasi Tambahan
Nama Penulis
Isi Jurnal
ISSN(s): 2150-4075,
2150-4083
Available Online
the decision process, a
straightforward fuzzy
SWOT analysis is
presented and
exemplified by
extracting and
analyzing strengths,
weaknesses,
opportunities and
threats in a company
known as KPPP. The
analysis is performed
based on actual field
data using 90 external
and 85 internal factors
and a group of 12
experts. Next to the
identification of the
fuzzy SWOT matrix, it
is shown that the
external threats and
internal weaknesses of
KPPP can have stronger
effects compared to its
external opportunities
and internal strengths.
MANAJEMEN
DAN
PENGEMBANG
AN
OPERASIONAL
TAMBANG 
Go Michelle : 2013 :
MANAJEMEN DAN
PENGEMBANGAN
OPERASIONAL
TAMBANG BATU
BARA PADA PT. TRI
Go Michelle
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
secara  umum dalam
menjalankan usahanya
atas Planning,
Organizing, Actuating,
  
14
Judul Jurnal
Informasi Tambahan
Nama Penulis
Isi Jurnal
BATU BARA
PADA PT. TRI
EKA BERSAMA
EKA BERSAMA :
AGORA Vol. 1, No. 3,
(2013) : diakses 20
Januari 2015
Available Online 
Controlling, PT. Tri
Eka Bersama sudah
dengan baik. Kemudian
dilakukan analisis
lingkungan internal
yang terdiri dari empat
aspek, yaitu
operasional, SDM dan
keuangan. Hasil analisis
lingkungan internal
menunjukkan
manajemen perusahaan
sudah berjalan dengan
baik. Analisis
lingkungan eksternal
menggunakan Porter’s
Five Forces Analysis
untuk mendapatkan
berbagai ancaman dan
peluang. Hasil
lingkungan eksternal
yaitu perusahaan
memiliki posisi
kompetitif yang cukup
kuat, tidak ada produk
pengganti, dan daya
tawar pemasok rendah.
Analisis lingkungan
internal dan eksternal
dilakukan dengan
analisis SWOT. Strategi
yang digunalan untuk 
  
15
Judul Jurnal
Informasi Tambahan
Nama Penulis
Isi Jurnal
perusahaan adalah cost
leadership
KAJIAN
DAMPAK
KERUSAKAN
LINGKUNGAN
AKIBAT
KEGIATAN
PENAMBANGA
N PASIR DI
DESA
KENINGAR
DAERAH
KAWASAN
GUNUNG
MERAPI
Yudhistira, Wahyu
Krisna Hidayat, dan
Agus Hadiyarto : 2011 :
KAJIAN DAMPAK
KERUSAKAN
LINGKUNGAN
AKIBAT KEGIATAN
PENAMBANGAN
PASIR DI DESA
KENINGAR DAERAH
KAWASAN GUNUNG
MERAPI :  JURNAL
ILMU LINGKUNGAN :
Volume 9, Issue 2: 76-
84 (2011) : diakses 2
Juni 2014
Available Online
Yudhistira,
Wahyu Krisna
Hidayat, dan Agus
Hadiyarto
Dampak sosial ekonomi
penyerapan tenaga kerja
karena sebagian
masyarakat bekerja
menjadi tenaga kerja 
di penambangan pasir,
adanya pemasukan bagi
pemilik tanah yang
dijual atau disewakan
untuk diambil 
pasirnya dengan harga
tinggi, banyaknya
pendatang yang ikut
menambang sehingga
dapat menimbulkan 
konflik,adanya
ketakutan sebagian
masyarakat karena
penambangan pasir
yang berpotensi 
longsor.Berdasarkan
analisis SWOT maka
langkah-langkah yang
perlu dilakukan untuk
menghindari dampak 
lingkungan adalah
dengan memanfaatkan
teknologi konservasi
lahan dan penegakan
hukum melalui 
  
16
Judul Jurnal
Informasi Tambahan
Nama Penulis
Isi Jurnal
peraturan perundangan
yang jelas, transparan
dan akuntabel serta
pelibatan peran aktif
masyarakat.