1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan industri bisnis semakin pesat yang disertai dengan
pertumbuhan ekonomi pada industri-industri baik lokal maupun asing. Iklim
pertumbuhan ini menandakan bahwa semakin sengit pula persaingan di antara
perusahaan-perusahaan ini, dimana mereka dituntut untuk bisa mempertahankan
pasar atau target konsumen mereka. Berbagai cara dilakukan oleh banyak perusahaan
untuk bisa menjadi market leader atau setidaknya mampu bertahan dalam dunia
bisnis dan tidak kalah dalam persaingan. 
Industri bisnis yang mengalami perkembangan pesat di Indonesia salah
satunya bergerak di bidang ekspor-impor. Indonesia merupakan salah satu dengan
jumlah importir terbanyak untuk produk hasil industri. Menurut Kementrian
Perindustrian Republik Indonesia  (www.kemenperin.go.id) jumlah impor terbanyak
berasal dari negara-negara di bawah ini :
Tabel 1. 1 Negara Asal Impor Terbesar di Indonesia
Negara
2007
2008
2009
2010
2011
Rep. Rakyat
Cina
7.306.262.
880
14.176.571.
155
12.739.070.
057
18.722.124.
134
24.333.313
.948
Jepang
6.447.447.
201
14.754.153.
355
9.759.801.1
03
16.842.531.
731
19.233.696
.123
Singapura
3.866.056.
782
11.002.991.
250
9.203.462.3
23
10.005.939.
924
10.495.257
.685
Amerika
Serikat
3.597.785.
719
5.998.872.
871
5.928.429.
531
7.898.873.
689
8.391.843
.959
Thailand
3.999.023.
773
6.050.944.
272
4.333.927.
884
7.221.136.
816
9.936.536.
489
Sumber : Kementrian Perindustrian Republik Indonesia
Berdasarkan dari tabel di atas, negara RRC merupakan importir terbesar di
Indonesia. Jumlah impor dari negara Cina ini yang terbesar salah satunya adalah
industri mainan. Dari data Badan Standar Nasional (BSN), lebih dari 90% mainan
impor berasal dari China. Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Hatta Rajasa meyakini bahwa industri mainan di Indonesia dapat
menjadi salah satu yang terbesar pada tahun mendatang. Menurutnya, produk dan
  
2
jenis mainan dari industri Indonesia berpotensi menjadi pemain utama di wilayah
Asia.Bahkan saat ini, mainan impor telah membanjiri pasar dalam negeri dan
merambah pasar-pasar tradisional. Sementara itu, industri  mainan telah lama
menempatkan anak-anak sebagai target pasar. Dengan populasi anak usia 0-14 tahun
sebesar 28,9 % dari total penduduk, Indonesia merupakan pasar mainan yang cukup
besar dan sangat potensial. Dari data Kementerian Perdagangan, setiap tahun nilai
impor mainan anak di Indonesia telah mencapai 75 juta dollar AS, dimana lebih dari
90% berasal dari China.
Data importir mainan di Indonesia juga tercatat dalam situs Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia yang mengkalkulasikan perkembangan dari tahun
ke tahun, sebagai berikut :
Tabel 1. 2 Jumlah Importir Mainan Anak-Anak di Indonesia
Pemantauan Impor Hasil Industri Mainan Anak-Anak
Tahun
Jumlah (dalam US $)
2007
71.523.130
2008
76.926.517
2009
60.445.750
2010
80.034.294
2011
117.294.345
Trend
10,84%
Sumber : Kementrian Perindustrian Republik Indonesia
Fenomena impor mainan ini tidak dapat dipisahkan dari sumber impor itu sendiri
yang di mana sebesar 90% berasal dari negara Cina dan selebihnya dari Jepang,
Singapura dan Amerika Serikat. 
Industri mainan Indonesia yang semakin berkembang beberapa tahun
belakangan yang turut dipicu oleh peningkatan jumlah anak di Indonesia. Dapat
dikatakan potensi bisnis mainan di Indonesia sangat tinggi. Menurut data statistik
Indonesia bahwa angka kelahiran anak adalah 4.5 juta per tahun yang tentunya
berkorelasi dengan potensi bisnis mainan di Indonesia karena setiap anak dipastikan
membutuhkan mainan dalam proses tumbuh kembangnya. Hal inilah yang menjadi
latar belakang berdirinya sebuah wadah yang menjadi meeting point
dari berbagai
produsen, importir, dan pedagang mainan Indonesia bernama Asosiasi Mainan
Indonesia (AMI) yang secara resmi dikukuhkan oleh PemProv DKI Jakarta.
  
3
Peluang industri mainan di Indonesia yang sangat berpotensial ini,
perusahaan produsen maupun distributor mainan harus terus dapat mengembangkan
bisnisnya dengan lebih baik lagi dan memikirkan keberlanjutannya untuk dapat terus
bertahan dan bertumbuh. Salah satu kunci sukses agar suatu perusahaan dapat terus
bertahan dalam industrinya adalah dengan selalu meningkatkan kepuasan
pelangganmelalui produk berkualitas, ketepatan waktu pengiriman, dan efisiensi
biaya. Hal ini yang menjadikan para pelaku dalam dunia bisnis berlomba-lomba
untuk terus dapat menyediakan apa yang dibutuhkan oleh konsumennya. Dalam hal
ini, peran manajemen sangat dibutuhkan dalam menjaga kelancaran distribusi produk
di pasaran. Saluran distribusi merupakan saluran yang penting dan berdampak
terhadap keberhasilan produk dalam memenangkan pasar.
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk selalu
tersedia bagi konsumen pada tempat, jumlah, serta waktu yang tepat. Dalam
pendistribusian produk dibutuhkan perantara pemasaran (distributor) yang bertugas
memasarkan produk yang dihasilkan perusahaan kepada pengguna akhir dari produk
yang bersangkutan. Distributor termasuk kedalam kategori perdagangan besar karena
tidak menjual produk langsung kepada konsumen akhir. Data terbaru Badan Pusat
Statistik berdasarkan sensus ekonomi tahun 2006, mengelompokkan jenis usaha
perdagangan sebagai berikut :
Tabel 1. 3 Jenis Usaha Perdagangan
Jenis Usaha Perdagangan
Jumlah Perusahaan/Usaha
Skala Mikro
64.425
Skala kecil
159.294
Skala menengah
5.805
Skala besar
3.116
Sumber : Badan Pusat Statistik (2006)
Berdasarkan dari data di atas dapat dijelaskan jumlah perusahaan
perdagangan besar di Indonesia mencapai 232.640 perusahaan/usaha. Jumlah
tersebut terbagi lagi kedalam skala usaha mikro sebanyak 64.425 perusahaan/usaha,
skala kecil 159.294 perusahaan/usaha, skala menengah 5.805 perusahaan/usaha, dan
skala besar mencapai 3.116 perusahaan/usaha.
Distributor yang masuk kedalam kategori perdagangan besar, terbagi lagi
kedalam beberapa klasifikasi baku lapangan usaha. 
  
4
Tabel 1. 4 Jumlah Perusahaan Tahun 2009-2013
Sumber : Badan Pusat Statistik (2006)
Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah distributor yang menghasilkan
produk mainan lokal di Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 2009 sebanyak
1707 perusahaan, tahun 2010 sebanyak 1655 perusahaan, tahun 2011 sebanyak 1612
perusahaan, tahun 2012 sebanyak 1603 perusahaan, dan hingga tahun 2013 sebanyak
1592 perusahaan. 
Pertumbuhan industri mainan di Indonesia yang mengalami penurunan. Hal
ini terjadi akibat krisis global tahun 2001, kerusuhan Mei, dan demo kenaikan upah
buruhsehingga permintaan mengalami penurunan jumlah produsen ekspor mainan
sebanyak 40%-50%. Adapun salah satu alasan terjadi penurunan adalah adanya
pembatalan order dari sejumlah importir luar negeri karena ketidakpercayaan
terhadap kepastian pemenuhan order sehingga importir beralih ke negara lain.
Ketidakmampuan produsen Indonesia dalam menciptakan produk mainan
untuk kebutuhan dalam negeri ini, membuat Cina berupaya menguasai pasar
Indonesia dengan mengandalkan produk asal Cina yang harganya relatif murah dan
memiliki beragam model. 
Berdasarkan data Badan Pusat Statisik, lebih dari 8000 produsen mainan ada
di Cina dengan memproduksi lebih dari 30.000 jenis mainan atau sekitar 75%
mainan di dunia diproduksi di Cina. Peningkatan produk mainan Cina yang masuk ke
Indonesia juga ditandai pada peningkatan masuknya kapal dari Cina ke pelabuhan
internasional Indonesia. Sebelum diberlakukannya Perjanjian Perdagangan Bebas
ASEAN-Cina (CAFTA), barang-barang Cina sudah menyerbu Indonesia sejak tahun
2009. Badan Pusat Statistik mencatat, Cina merupakan negara pengekspor terbesar
ke Indonesia. Menurut harian Tempo pada tanggal 2 Februari 2010 menyatakan
sebulah setelah dibukanya pasar bebas ASEAN-Cina (CAFTA), lonjakan masuknya
barang-barang Cina mulai terasa di Pelabuhan Tanjung Priok. 
Fenomena
distribusi mainan impor ini menjadi landasan kuat bagi pelaku
bisnis mainan untuk dapat terus mengembangkan bisnisnya, salah satu caranya
Tahun
Jumlah Perusahaan
2009
1707
2010
1655
2011
1612
2012
1603
2013
1592
  
5
dengan selalu memastikan ketersediaan produk yang menjadi kunci utama
kesuksesan bagi perusahaan. 
PT. Panca Maju Jaya Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang industri mainan anak-anak. Perusahaan telah dipercaya untuk
mendistribusikan produknya hampir di seluruh kota-kota di Indonesia dan yang
paling besar jumlah distribusinya adalah ke daerah Surabaya, Semarang, Bandung,
dan Yogyakarta. PT. Panca Maju Jaya Prima memiliki berbagai jenis produk mainan
anak-anak yang merupakan hasil impor dari Cina dan didistribusikan ke pelanggan
setia mereka yang secara tidak langsung berperan sebagai distributor karena
PT.
Panca Maju Jaya Prima tidak menjual produknya secara eceran, melainkan menjadi
pemasok produkkepada para penjual grosiran (distributor) untuk selanjutnya
dipasarkan kepada para konsumen akhir. Pengiriman produk dilakukan sesuai
dengan permintaan masing-masing distributor dengan menggunakan sarana
transportasi darat yang memiliki resiko. Untuk ukuran perusahaan berskala sedang,
PT. Panca Maju Jaya Prima sudah memiliki banyak pemesanan khususnya dari
daerah-daerah besar tersebut, namun di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya
suatu perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi produk yang terkoordinasi
dengan baik, sehingga permintaan untuk semua masing-masing jenis produk mainan
kurang terkontrol sehingga mengakibatkan terjadinya kekurangan atau kelebihan
persediaan, baik di dalam perusahaan maupun masing-masing distributor tersebut. 
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Elvi Maruli selaku Manager
Pembelian PT. Panca Maju Jaya Prima, didapatkan informasi terkait kegiatan
distribusi selama periode 2014 di mana perusahaan sering mengalami
ketidaktersediaan produk untuk didistribusikan ke masing-masing warehouse
yang
ditunjukkan dengan angka 0 pada tabel 1.3 yang berarti perusahaan kehabisan
produk sehingga berakibat pada penurunan penjualan karena tidak dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu dan kuantitas. Namun, di satu sisi
perusahaan juga sering mengalami penumpukan produk hingga mencapai angka di
atas 1000 karton sehingga berakibat pada biaya penyimpanan yang tinggi dan juga
resiko produk rusak akibat penyimpanan terlalu lama. Kegiatan pendistribusian ini
harus diperhitungkan dengan tepat agar kebutuhan konsumen senantiasa dapat
terpenuhi. Ketidaktersediaan produk di pasaran, apabila hal ini sering terjadi, dapat
menjadi faktor beralihnya konsumen ke perusahaan lain. Hal tersebut tentunya dapat
menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan.
  
6
Tabel 1. 5 Stok Awal Produk Periode 2014
Bulan
Stok Awal
Motorcycle
(karton)
Kitchen Set
(karton)
Transformable Robot
(karton)
Januari
351
963
1389
Februari
311
0
0
Maret
0
922
0
April
298
0
1290
Mei
267
0
0
Juni
0
851
982
Juli
274
1278
905
Agustus
0
0
0
September 
571
0
877
Oktober 
0
739
0
November 
309
0
861
Desember 
286
762
946
Sumber : PT. Panca Maju Jaya Prima (2014)
Dengan melihat adanya permasalahan seperti ini, maka harus dilakukan
perencanaan dan penjadwalan distribusi yang baik. Salah satu metode untuk
penyelesaian masalah ini adalah dengan metode Distribution Requirement
Planning(DRP). Adapun hasil yang diharapkan dari metode ini adalah keberhasilan
dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja
penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan jumlah
sehingga pada akhirnya biaya distribusi dapat ditekan seminimum mungkin. 
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dialami oleh PT. Panca Maju Jaya Prima adalah dalam
hal pendistribusian produk. Perusahaan belum menerapkan suatu penjadwalan
distribusi produk yang terencana, baik dari segi waktu, kuantitas, dan jenisnya.
Dampak dari hal ini adalah tersendatnya aliran distribusi dari perusahaan ke
distributor. Proses distribusi produk mainan dari PT. Panca Maju Jaya Prima saat ini
bersifat FCFS (First Come First Serve). Apabila permintaan dari beberapa distributor
datang dalam waktu dan jenis yang sama, maka permintaan tersebut akan diproses
berdasarkan urutan permintaan dan dapat dipenuhi selama memiliki persediaan yang
cukup. Permasalahan yang dapat terjadi adalah jika persediaan produk pada
perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan dari para distributor dikarenakan
persediaan produk di perusahaan tidak mencukupi yang berdampak pada
keterlambatan kedatangan produk kepada masing-masing distributor tersebut. 
  
7
Permasalahan lain yang dihadapi oleh PT. Panca Maju Jaya Prima dan para
distributor adalah dalam hal penentuan kuantitas atau jumlah produk yang
didistribusikan. Pasokan produk mainan yang ada di para distributor terkadang tidak
dapat memenuhi kebutuhan konsumen pada suatu periode tertentu. Dampak dari hal
ini adalah timbulnya kerugian terutama bagi perusahaan karena dapat menyebabkan
terjadinya penurunan penjualan akibat banyaknya persediaan barang yang kurang.
Tidak hanya itu, seringkali terjadi pula produk yang menumpuk secara berlebih
akibat kesalahan perencanaan distribusi. Hal ini mengakibatkan biaya penyimpanan
menjadi semakin tinggi serta kualitas produk mainan yang beresiko rusak karena
disimpan terlalu lama.
Dengan melihat kondisi permasalahan yang terjadi di atas, berbagai
permasalahan tersebut dapat dirumuskan ke dalam point-point sebagai berikut :
1.
Bagaimana peramalan permintaan produk Motorcycle, Kitchen Set, dan
Transformable Robot dilakukan untuk dapat mengantisipasi permintaan
fluktuatif ?
2.
Bagaimana pengendalian persediaan Motorcycle, Kitchen Set, dan
Transformable Robot dilakukan untuk menyediakan kuantitas produk agar
siap didistribusikan PT. Panca Maju Jaya Prima ?
3.
Bagaimana penjadwalan distribusi produk Motorcycle, Kitchen Set, dan
Transformable Robot dilakukan untuk menjamin kelancaran aktivitas
distribusi PT. Panca Maju Jaya Prima berdasarkan metode Distribution
Requirement Planning ?  
1.3 Ruang Lingkup
Ada banyak hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Agar
pembahasan yang dilakukan lebih  terfokus, maka penelitian ini akan dibatasi dengan
pembatasan masalah sebagai berikut :
1.
Penelitian dilakukan di PT. Panca Maju Jaya Prima yang berlokasi di Jalan
Pintu Besar Selatan I No. 18A, Jakarta.
2.
Penelitian hanya menganalisa 3 jenis produk mainan yang memiliki jumlah
permintaan paling banyak
pada penjualan PT. Panca Maju Jaya Prima
yaituMotorcycle, Kitchen Set,danTransformable Robot. Produk-produk
tersebut akan menjadi sampel penelitian dari sekian banyak produk mainan
  
8
yang didistribusikan ke distributor Surabaya, Semarang, Bandung, dan
Yogyakarta. 
3.
Data yang digunakan untuk peramalan penjualan adalah data historis
penjualan pada periode Januari 2014-Desember 2014 dengan fluktuasi
permintaan relatif stabil.
4.
Perhitungan peramalan permintaan akan dihitung dariperiode Januari 2015-
Desember 2015berdasarkan data permintaan pada periode sebelumnya. 
5.
Perencanaan dan Penjadwalan distribusi produk ke warehouse
yang dibuat
adalah untuk periode Januari 2015-Desember 2015. Namun, peneliti juga
melakukan penjadwalan distribusi untuk periode Januari 2014-Desember
2014 sebagai data pembanding dengan sistem distribusi perusahaan saat ini.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Melakukan perhitungan peramalan penjualan produk Motorcycle, Kitchen
Set,dan Transformable Robot.
2.
Menentukan kuantitas produk Motorcycle, Kitchen Set,dan
Transformable
Robot agar siap didistribusikan PT. Panca Maju Jaya Prima
3.
Membuat usulan penjadwalan distribusi produk Motorcycle, Kitchen Set, dan
Transformable Robot untuk menjamin kelancaran aktivitas distribusi PT.
Panca Maju Jaya Primaberdasarkan metode Distribution Requirement
Planning
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak antara lain:
1.
Bagi PT. Panca Maju Jaya Prima
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di
masa depan untuk menerapkan sistem penjadwalan distribusi yang lebih baik
sehingga dapat memberikan kelancaran aktivitas produk distribusi
perusahaan. Selain itu, diharapkan agar penelitian ini bermanfaat untuk
perusahaan dalam menerapkan sistem pengendalian persediaan yang tepat
dan efisien agar tidak terjadi lagi kelebihan maupun kekurangan stok barang
sehingga perusahaan mampu untuk selalu memenuhi kebutuhan pelanggan
berdasarkan peramalan jumlah permintaan. 
  
9
2.
Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti untuk
memperdalam pengetahuan tentang pentingnya penjadwalan distribusi
dengan metode Distribution Requirement Planning, sistem pengendalian
persediaan, dan peramalan permintaan di dalam operasional suatu
perusahaan. Penelitian ini juga secara langsung telah menjadi praktik nyata
peneliti dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat selama perkuliahan
mengenai sistem manajemen operasional.
3.
Bagi Pihak Lain
Peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi pihak lain untuk
mendapat pengetahuan tentang sistem penjadwalan distribusi dengan metode
Distribution Requirement Planning, pengendalian persediaan, dan peramalan
permintaan. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber
referensi bagi pihak lain dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk
menjadi dasar pengambilan keputusan.
1.6 State of Art
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini sudah memiliki dasar berupa
penelitan terdahulu yang dilakukan oleh peneliti lainnya dan beberapa di antaranya
sudah diakui sebagai jurnal internasional. Di bawah ini adalah tabel rangkuman hasil
penelitian terdahulu terkait masalah yang diteliti :  
  
10
Tabel 1. 6State of Art
Judul Penelitian
Nama
Pengarang
Hasil Penelitian
Implementasi Metode
Distribution Requirement
Planning
(DRP) pada CV
Karya Mandiri Sejahtera
di Surabaya”, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol.
20 No. 1, 2013
Regina Steven
Surya
CV Karya Mandiri merupakan
perusahaan distributor minuman
ringan yang sering mengalami
kehilangan penjualan akibat
pendisitribusian yang terhambat
karena ketersediaan produk yang
tidak memadai untuk memenuhi
permintaan. Pemecahan masalah
ini dengan menggunakan metode
DRP yang dimulai dari
menentukan peramalan dengan
metode peramalan terbaik yang
hasilnya digunakan dalam
pengendalian persediaan  dan
penjadwalan distribusi. Hasilnya,
ketersediaan produk menjadi
memadai dan distribusi menjadi
lancar. 
Perencanaan dan
Penjadwalan Aktivitas
Distribusi dengan
Menggunakan
Distribution Requirement
Planning(DRP) di PT
XYZ”,
e-Jurnal Teknik Industri FT
USU Vol 3, No. 1,
September 2013,  p.57-66
Mas Heryanto
Sitanggang; Dini
Wahyuni; Rahim
Matondang
Metode yang digunakan untuk
merancang perbaikan sistem
distribusi adalah
metodeDistribution Requirement
Planning
(DRP). Metode ini
dimulai dengan peramalan
permintaan 1 tahun ke depan.
Permintaan tersebut kemudian
dialokasikan ke dalam DRP
worksheet menggunakan software
Cargowiz sehingga didapatkan
jadwal perencanaan distribusi yang
optimal.Dari hasil perancangan
yang dilakukan, didapatkan bahwa
dengan menerapkan DRP pada
sistem distribusi perusahaan dapat
diperoleh penghematan biaya
transportasi sebesar 7,87%.
Inventory Management :
A Tool of Optimizing
Resources in a
Manufacturing Industry A
Case Study of  Coca-Cola
Bottling Company, Ilorin
Plant”, J Soc Sci, 23 (2),
2010, p.135-142
S. L. Adeyemi;
A. O. Salami
Persediaan merupakan aset yang
paling penting dalam persaingan
industri manufaktur. Manajemen
persediaan dari Nigeria Bottling
Company, Ilorin menggunakan
model EOQ yang sehingga
perusahaan mampu menangani stok
yang berlebihan tanpa
  
11
menimbulkan biaya yang tidak
perlu. EOQ merupakan alat yang
penting bagi perusahaan untuk
dapat menjaga tingkat optimal
bahan baku di penyimpanan, yang
dapat mengurangi biaya
penyimpanan itu sendiri. 
Determination of Raw
Material Quantity of
Tempe Using EOQ
Method”, Agrotek, Vol. 4
N0. 1, 2010, p. 35-40
Noer Novijanto
Bagi perusahaan tempe ini
pengendalian stok bahan tempe
merupakan hal yang sangat penting
dan berdampak bagi keuangan
perusahaan. Hal ini kadangkala
menjadi permasalahan yang rumit
dimana sering terjadi kekurangan
atau kelebihan stok. Sebelum
menggunakan EOQ, kebutuhan
bahan baku sebesar 2297 kg
sementara jumlah bahan baku yang
ada hanya sebesar 2655,8 kg.
Dengan menggunakan EOQ,
manager menjadi mengetahui
berapa jumlah kuantitas pemesanan
yang optimal dan total order pun
menjadi lebih hemat Rp 134.650,-
per pemesanannya.
“The Evaluation of
Forecasting Methods for
Sales 
of Sterilized Flavoured
Milk in Chhattisgarh”,
ISSN: 2231-5381,
International Journal of
Engineering Trends and
Technology (IJETT), Vol.
8 No. 2, Feb 2014, p.98-
104
Pradeep Kumar
Sahu; Rajesh
Kumar
Adabeberapa model peramalan dan
aplikasi untuk peramalan penjualan
susu rasa yang disterilkan di
Chhattisgarh.
Menerapkan data
mingguan yang tersebar di Oktober
2011 sampai Oktober2012. Metode
peramalan yang dianalisis meliputi:
Model na?ve,Rata-rata
bergerak,
Rata-rata bergerak ganda,
pemulusan eksponensial
sederhana;dan metode semi rata-
rata. Keakuratandiukur dengan
menggunakan Mean Absolute
Deviation (MAD), Mean
Square
Error (MSE), 
Sumber : Olahan peneliti (2014)