1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi informasi (TI), menurut OBrien (2007, p6) adalah
hardware, software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi
pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi
berbasis komputer. Banyak
perusahaan yang bergerak di bidang usahanya
menggunakan hal tersebut diatas sebagai media pendukung didalam
melakukan aktivitas bisnisnya sehari hari. Melalui dukungan teknologi
informasi maka kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya rutin dan non-
rutin menjadi dimudahkan. Perusahaan yang menggunakan teknologi
informasi akan mendapat keuntungan keuntungan kompetitif dibandingkan
dengan perusahaan yang belum menggunakan teknologi informasi sebagai
tulang punggung bisnisnya. (OBrien, 2005).
Ketika dalam dunia teknologi informasi (TI) tidak ada peran kontrol
atau pengendalian risiko suatu aset dalam aktivitas ruang lingkup TI, maka
disitulah adanya kebutuhan akan suatu manajemen risiko informasi. Dimana
manajemen atas risiko secara komprehensif sangat diperlukan, tidak hanya
dapat diaplikasikan dalam perusahaan perorangan tetapi juga instansi
pemerintah. Menurut Jake Kouns dan Daniel Minoli dalam bukunya yang
berjudul Information Technology Risk Management in Enterprise
Environments menyatakan Risk assessment and risk management have
acquired an important place in corporate environment as well as enterprise
management and governance framework.
Maka dapat disimpulkan bahwa
penilaian risiko dan manajemen risiko sangat penting dalam suatu lingkungan
perusahaan sehingga dapat menghindari kerugian yang akan dialami oleh
perusahaan.
Hughes (2006, p36), menyatakan bahwa kategori risiko teknologi
informasi antara kehilangan informasi potensial dan pemulihannya.
Pengukuran risiko TI berguna untuk mengetahui profil TI, analisa terhadap
risiko dan juga melakukan respon terhadap risiko sehingga tidak terjadi
dampak
dampak yang mungkin muncul dari risiko tersebut. Penerapan
teknologi informasi yang didukung dengan sistem pengamanan yang kuat,
|
2
prosedur yang baik, otorisasi yang baik, dan pemeliharaan berkala terhadap
sumber daya komputer, sehingga dapat menjamin keamanan aset perusahaan,
pemeliharaan integrasi data, dan penggunaan sumber daya yang tepat.
Telah dilakukan beberapa survey
yang menyatakan bahwa kerugian
perusahaan ditimbulkan akibat dari manajemen risiko perusahaan yang tidak
efektif. Sehingga manajemen risiko menjadi kebutuhan strategis dan
menentukan perbaikan kinerja perusahaan.
Risiko yang menurut Gondodiyoto (2009, p174) adalah suatu
chances. Perusahaan dapat memperkecil risiko dengan melakukan antisipasi
berupa kontrol, namun tidak mungkin dapat sepenuhnya menghindari adanya
exposure, bahkan dengan struktur pengendalian maksimal sekalipun. Dalam
dunia bisnis pun semakin besar sehingga risiko
yang ada tidak dapat
dihilangkan tetapi dapat diminimalkan dan dihindari dengan pengendalian
dan manajerial risiko yang baik. Perusahaan dituntut untuk menerapkan suatu
pengelolaan yang melihat potensi potensi atau hal hal apa saja yang harus
dilakukan agar risiko yang dapat terjadi sewaktu waktu dapat diminimalkan
sekecil mungkin. Potensi potensi risiko tersebut dapat dilihat dari berbagai
aspek baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja, sehingga perusahaan
diharapkan untuk mengelola berbagai risiko TI yang lebih baik dikemudian
dan mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
Menurut Purtell (2007), usaha untuk meminimalisir risiko-risiko yang
mungkin terjadi atau untuk mengatasi risiko-risiko yang telah terjadi didalam
proses bisnis dapat dilakukan dengan manajemen risiko. Manajemen risiko
memiliki peranan yang sangat penting untuk pengambilan keputusan terhadap
risiko-risiko yang terjadi, membantu pengaturan risiko TI, membantu
perkembangan proses bisnis dan memberikan keuntungan, efisiensi terhadap
pengendalian risiko, melakukan penghapusan nilai-nilai sisa, pengurangan
terhadap beban, dan manajemen sumber daya yang efektif.
Proses analisa risiko dilakukan dengan mengidentifikasi aset dan
menentukan aset mana yang paling kritis terhadap risiko serta
mengidentifikasi pengendaliannya. Dalam mengidentifikasi aset-aset yang
rentan terhadap risiko TI, antara lain server, perangkat keras dan perangkat
lunak, serta database
dan aplikasi bisnis. Manajemen risiko TI dalam
|
3
perusahaan dapat membantu menyeimbangkan risiko yang terjadi dengan
biaya yang dikeluarkan.
PT Pismatex Textile Industry adalah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang tekstil, yang didirikan sejak tahun 1972 oleh alm. Ghozi
Salim, memulai usahanya dengan pembuatan sarung hingga sekarang
berkembang ke pembuatan kain (bahan) dan baju. Hal ini lah yang
mendorong perusahaan untuk mengembangkan sistem yang berbasis
teknologi informasi untuk mempermudah jalannya proses bisnis kedepan.
Perusahaan dewasa ini lebih condong untuk menggunakan
pengendalian TI yang lebih efisien dan manajemen kepatuhan atas
pengendalian risiko tersebut. Dengan menerapkan pengendalian risiko,
perusahaan dapat mengelola maupun mendokumentasikan masalah masalah
yang ada dikemudian secara efektif dan efisien.
Oleh karena hal tersebut diatas, maka penelitian akan dilakukan pada
PT Pismatex Textile Industry sebagai objek penelitian analisa dan
pengendalian risiko teknologi informasi dengan metode FRAP yang menurut
Peltier (2005, p159-160), FRAP merupakan bentuk pendekatan analisis risiko
kualitatif yang paling banyak digunakan saat ini karena memungkinkan untuk
keterlibatan semua pihak. FRAP terdiri dari 3 komponen utama, yaitu Pre-
FRAP Meeting, Frap Session, Post-FRAP Meeting.
1.2
Perumusan Masalah
Dalam menjalankan dan mendukung proses bisnisnya, PT Pismatex
Textile Industry telah menggunakan teknologi informasi
agar
lebih efektif
dan efisien. Teknologi informasi
dirasa sangat diperlukan untuk membantu
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Namun, dalam penggunaannya
terdapat risiko
risiko yang mungkin terjadi dimana perusahaan harus
mampu mengelola risiko penggunaan tekhnologi informasi tersebut.
Risiko
risiko tersebut yang akan dianalisa
oleh penulis melalui
pengumpulan data. Dari penjelasan tersebut, menuntun penulis kepada
rumusan masalah yang perlu dipecahkan melalui suatu penelitian yang lebih
mendalam, yaitu :
a.
Risiko Risiko yang ada pada sistem informasi penjualan
PT Pismatex Textile Industry
|
4
b.
Penggunaan berbagai tabel dan alat pendukung analisa
lainnya dalam pengendalian risiko yang ada pada
PT
Pismatex Textile Industry
1.3
Ruang Lingkup
Untuk lebih memperjelas penyusunan skripsi ini, maka diterapkan
pembatasan ruang lingkup pada penelitiannya. Ruang lingkup penelitian
diantaranya adalah :
a.
Penelitian akan dilakukan pada PT Pismatex Textile Industry.
b.
Penelitian dilakukan untuk melihat kinerja operasional
penggunaan sistem informasi penjualan terutama dalam hal
implementasi tekhnologi informasi yang mencakup perangkat
keras dan perangkat lunak, aplikasi, dan juga sumber daya
manusianya.
c.
Metode atau alat analisa yang digunakan adalah FRAP.
1.4
Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal ini adalah :
a.
Mengidentifikasi dan memahami ancaman yang dapat
menimbulkan risiko dari penerapan sistem informasi penjualan
pada PT Pismatex Textile Industry
b.
Memprioritaskan faktor risiko tekhnologi informasi yang
ditemukan pada PT Pismatex Textile Industry
c.
Menentukan bagaimana risiko yang ada pada PT Pismatex Textile
Industry agar dapat dikontrol atau dikurangi.
1.4.2 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan proposal ini adalah :
a.
Dapat membantu PT Pismatex Textile Industry untuk mengelola
atau menanggulangi risiko yang akan, sedang dan telah terjadi
pada teknologi informasi yang diterapkan.
b.
Membantu PT Pismatex Textile Industry untuk mengelola dan
menanggulangi risiko yang terjadi pada sistem informasi penjualan
yang diterapkan.
|
5
c.
Memberikan beberapa solusi alternatif yang dapat
dipertimbangkan oleh perusahaan guna menjaga keamanan aset-
aset yang dimiliki.
d.
Hasil dari analisa dan pengendalian risiko yang dilakukan, dapat
dijadikan sebagai informasi bagi PT Pismatex Textile Industry
1.5
Metodologi Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang
dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan atau
kegunaan tertentu. Sehingga dalam melakukan penyusunan skripsi ini,
metode yang digunakan penulis untuk menganalisa risiko sistem informasi
menggunakan teknik antara lain :
1.
Metode Studi Pustaka :
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan teori dan informasi
dari buku buku, jurnal, hadil penelitian ilmiah, dan sumber lainnya yang
berhubungan dengan manajemen resiko tekhnologi informasi pada
perusahaan.
2.
Metode Studi Lapangan
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti akan meninjau
langsung ke PT Pismatex Textile Industry yang berlokasi di Jl. Raya
Bligo, Sapugarut, Buaran, Pekalongan 51157, Jawa Tengah, Indonesia.
Studi Lapangan dilakukan dalam 3 cara, yaitu :
i.
Wawancara
Proses wawancara dilakukan dengan melakukan tanya
jawab langsung terhadap pihak pihak yang terkait dengan
bagian IT untuk mendapatkan infromasi yang dibutuhkan
dalam penelitian.
ii. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dengan melakukan
kunjungan langsung ke perusahaan untuk mendapatkan
gambaran umum perusahaan yang mencakup aset yang
dimiliki oleh perusahaan seperti perangkat lunak, perangkat
keras, user serta aplikasi
aplikasi yang digunakan oleh
perusahaan. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti lebih
|
6
ditekankan pada pengelolaan risiko tekhologi informasi
pada perusahaan.
iii.
Kuisioner
Untuk mendukung penelitian, digunakan juga metode
pengumpulan data menggunakan kuisioner yang diisi oleh
pihak karyawan dan pejabat di perusahaan.
3.
Metode Analisis
Dari tekhnik yang ada untuk menganalisa risiko teknologi informasi,
maka kami memutuskan untuk menggunakan pendekatan FRAP
dikarenakan kemungkinan keterlibatan semua pihak, adanya
brainstorming, dan adanya fasilitator yang dapat memudahkan proses
analisa tingkat risiko dalam perusahaan (Pracoyo, 2003), melalui adanya
beberapa tahapan di dalam FRAP, yaitu :
1.
The Pre FRAP Meeting
a.
Menjelaskan mengenai proses FRAP dan komponen
sistem yang dianalisis
b.
Menentukan ruang lingkup
c.
Menentukan tim-tim yang akan ikut serta dalam proses
FRAP
d.
Menentukan waktu, ruang, dan berbagai kebutuhan lainnya
yang dibutuhkan selama meeting berlangsung
e.
Persetujuan terhadap efisiensi
2.
The FRAP Session
a.
Logistic : perkenalan anggota FRAP
b.
Overview
: pernyataan ruang lingkup (visual mode)
dan
persetujuan definisi
c.
Proses brainstorming
dilakukan dengan memberi
kesempatan kepada
tiap anggota tim untu menulis risiko
yang mungkin dari sistem yang didiskusikan pada
selembar kertas kecil. Setelah 5 menit, fasilitator akan
mengumpulkan kertas tersebut dan proses tersebut diulang
sampai tidak ada risiko yang dapat teridentifikasi lagi.
d.
Kemudian fasilitator akan menyortir dan mengumpulkan
risiko yang serupa serta menempelkannya pada papan.
|
7
Sementara anggota tim lainnya diberi kesempatan untuk
break selama 10-15 menit.
e.
Proses dilanjutkan dengan menentukan prioritas dari risiko
yang telah diidentifikasikan berdasarkan kriteria dan juga
definisi yang telah disepakati pada sesi pre-FRAP Meeting.
f.
Langkah berikutnya yaitu penentuan kontrol, dimulai dari
aset yang mempunyai risiko tinggi. Cara yang dilakukan
dapat seperti pada cara penentuan risiko (sample priority
matrix) atau dengan cara memberikan daftar kontrol
pengamanan yang cocok serta menentukan orang yang
berhak atau wajib melakukan kontrol tersebut.
3.
The Post FRAP Meeting
a.
Membuat cross-references sheet
yang berisikan masing-
masing kontrol dan risiko-risiko apa saja yang dapat
berkurang sebagai akibat dari pelaksanaan kontrol
tersebut.
b.
Project leader
dan fasilitator akan melihat kontrol mana
saja yang sudah diterapkan pada risiko yang ada.
c.
Project leader
dan fasilitator akan bertemu dengan
manajer bisnis untuk meninjau ulang dan mengidentifikasi
kontrol apa saja yang dapat digunakan untuk mengatasi
risiko-risiko yang masih terbuka
d.
Membuat action plan
untuk risiko-risiko yang masih
terbuka dan risiko-risiko yang akan diimplementasikan
kontrolnya. Project leader, fasilitator dan manajer bisnis
menentukan kontrol apa saja yang paling efektif dan
menentukan pihak mana saja yang akan
mengimplementasikan kontrol tersebut beserta dengan
tanggal pelaksanaannya.
Setelah risiko tersebut telah dikontrol atau ternyata manajer bisnis
telah mengidentifikasi bahwa risiko tersebut dapat diterima maka
final report akan dibuat.
|
8
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman penulisan
skripsi ini, maka penulisan dibagi secara sistematis kedalam lima bab,
yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang penilitian, perumusan masalah,
ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan berbagai definisi
definisi dan teori
teori umum yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
Landasan teori ini memberikan uraian dalam hal definisi,
pandangan, tekhnik analisis data, dan teori
teori yang
mendukung permasalahan permasalahan yang akan dibahas.
BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM YANG BERJALAN DI PT
PiSMATEX TEXTILE INDUSTRY
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang perusahaan, visi
dan misi perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas,
proses bisnis yang sedang berjalan, serta gambaran tekhnologi
informasi yang ada didalam perusahaan yang terdiri dari aset
aset tekhnologi informasi.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO IT
Bab ini akan menjelaskan mengenai pengukuran dan analisis
risiko dari penerapan tekhnologi informasi pada PT Pismatex
Textile Industry serta ditemukannya berbagai risiko yang ada
didalam perusahaan.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menyimpulkan keseluruhan dari isi skripsi yang
didasarkan pada hasil penelitian terhadap pengukuran dan
analisis risiko dari penerapan tekhnologi informasi yang ada di
perusahaan serta memberikan saran berupa perbaikan
perbaikan untuk menjaga keamanan aset organisasi.
|
9
|