Home Start Back Next End
  
2
konsumen dengan produsen. Para pesaing bisa saja
menawarkan produk
yang
mirip, tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama.
Keller 
(2008) 
berpendapat 
bahwa 
sekalipun 
proses 
produksi 
dan
desain produk dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing, namun kesan yang
sudah melekat pada benak konsumen
melalui pengalaman dengan produk
merek
tertentu
tidak
mudah
direproduksi. Hal
ini
dapat
terjadi
karena
merek
menciptakan asosiasi dan makna yang unik bagi suatu produk.
Simamora
(2001),
mengatakan brand equity adalah kekuatan merek
atau  kesaktian  merek 
yang  memberikan  nilai  kepada  konsumen.  Dengan
brand  equity,  nilai  total  produk  lebih  tinggi
dari
nilai  produk  sebenarnya
secara obyektif. Artinya, bila brand equity-nya tinggi, maka nilai tambah yang
diperoleh
konsumen
dari
produk
tersebut akan semakin tinggi pula
dibandingkan merek-merek produk lainnya.
Karena
hal
itu,
pada
akhirnya
brand
akan
mampu
menjadi
sumber
daya saing yang bisa berlangsung lama dan bisa menjadi penghasil arus kas
bagi perusahaan dalam jangka panjang (Janita, 2005). Produk yang telah
memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru. Lain dari produk yang bisa dengan
mudah ditiru oleh pesaing, sebuah brand
yang
kuat
akan
sulit
ditiru
karena
persepsi
konsumen
atas
nilai
suatu brand
tertentu
itu
tidak
akan
mudah
diciptakan. Dengan brand equity yang kuat, konsumen memiliki persepsi akan
mendapatkan nilai tambah dari suatu produk
yang
tak
akan
didapatkan
dari
produk-produk lainnya.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter