6
Membangun merek bukan hal yang mudah. Merek bukan harus mudah diingat
saja, sehingga membekas di benak
konsumen,
mudah
diucapkan,
sehingga
tidak menimbulkan kerancuan, tetapi sekaligus berasosiasi dengan produk dan
kualitas produknya. Dengan pendekatan brand equity,
maka
merek
yang
dikenal
luas (merek
terbaik)
memiliki
persepsi
jaminan
atas
kualitas dan
asosiasi
positif
sehingga
memiliki
kekuatan untuk
menarik
konsumen,
dipercaya mampu
memenuhi harapan,
dan
menyebabkan
konsumen
bergantung pada merek tersebut.
Sebagai pendatang baru dengan
menawarkan diferensiasi dari beragam
rasa, penjualan Kuku Bima Ener-G terus saja membengkak. Target penjualan
pada
tahun
2007
sebesar
satu
miliar
sachet
dapat
terlampaui.
Kuku
Bima
Ener-G
dapat
merebut
pangsa
pasar sebesar
11,8
%
yang
menempati
posisi
ketiga top brand
minuman energi yang ada setelah Extra Joss (45,6%) dan
Hemaviton (20,2%) (AC Nielsen). Tahun 2008, penjualan Kuku Bima
Ener-G
menyentuh
angka
tertinggi,
yakni
200
juta sachet
per
bulan.
Padahal,
pada
awal
diluncurkan,
Kuku
Bima
Ener-G
hanya
mampu
terjual
5
juta sachet
perbulannya.
Untuk
membangun
merek
yang
seperti itu
perlu
upaya
promosi
yang
biayanya bisa mencapai miliaran rupiah. Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G
sama-sama
gencar
memasarkan
produknya
di
televisi
atau
radio.
Keduanya
tak
mau
kalah
dalam perang
iklan
agar
produknya
menjadi
top
of
mind
di
benak
konsumen
dan
menjadi
produk
yang
paling
dikenal
di
pasar
energy
|