1
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini
terdapat banyak sekali tantangan
yang
akan dihadapi perusahaan-perusahaan yang ingin selalu berkembang secara dinamis.
Perkembangan  dan  pertumbuhan  perusahaan  sebagai  suatu  institusi  bisnis  akan
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari eksternal perusahaan maupun
internal perusahaan itu sendiri.
Suatu strategi
untuk
memenangkan
persaingan ketat dalam dunia bisnis adalah
dengan orientasi pengembangan/peningkatan secara terus menerus (Continous
Improvement).
Konsep
tersebut
memang
tepat
untuk
diterapkan
dalam segala
hal
termasuk  dalam  dunia  bisnis  karena  tidak  akan  pernah  habis  untuk  terus  digali
potensi-potensinya
untuk
mencapai ke tingkatan yang lebih baik (never ending
process).
Adanya dua paradigma besar dalam teori bisnis yang berkaitan dengan persoalan
perubahan lingkungan dan situasi persaingan. Paradigma yang bertumpu pada situasi
eksternal perusahaan, merupakan suatu
ujian bagi   
kemampuan organisasi
(organizational capabilities), atau
yang dikenal dengan pandangan Resources-Based
View (RBV). Persoalannya bukan mana yang lebih baik, melainkan mana yang lebih
mendesak. Urgensi persaingan menurut organisasi (perusahaan) mampu menciptakan
  
2
knowledge” sebagai bagian dari usaha untuk melakukan pembelajaran secara terus-
menerus (learning continuously) yang dalam prakteknya dapat muncul dalam bentuk
berbagai inovasi. Jadi salah satu agenda penting dalam turbulensi perubahan
lingkungan dan situasi persaingan seperti sekarang ini adalah menempatkan
pembelajaran   organisasi   (learning   organization)   sebagai   bagian   dari   strategi
korporasi (learning as corporate strategy).
Memperhatikan
kejadian
yang
terjadi
akhir-akhir ini, kondisi ekonomi, sosial
budaya dan keamanan baik skala nasional maupun internasional sedang mengalami
cobaan berat. Tentunya hal ini juga berdampak sangat serius bagi dunia bisnis saat ini
dan kedepannya. Memperhatikan kejadian yang ada, dapat dibuat suatu kesimpulan
bahwa faktor lingkungan, sosial serta ekonomi merupakan 3 elemen dasar yang saling
terkait dan berinteraksi dengan harmonis
untuk
menunjang
kehidupan
dunia
usaha
yang “sustain”. Strategi dengan menggunakan ketiga elemen dasar tersebut untuk
pengembangan  bisnis  kita  kenal  sebagai  strategi  “Tripple  Bottom Line”.  Semua
fungsi  dan  “value”  dalam  organisasi  tersebut  harus  secara  tegas  mencerminkan
strategi tersebut.
Dengan perkembangan kondisi pasar sekarang ini sudah mencapai kondisi
demanding markets. Situasi ini
merupakan suatu persaingan sesungguhnya.
Industri
dilatih untuk memenuhi kebutuhan konsumennya yang sangat “demanding” (cerewet
dan
penuntut).
Dalam
pasar
semacam ini,
perusahaan dituntut
inovatif
dalam
menciptakan
nilai
dalam
keseluruhan
rantai
aktifitas
proses
(process value
chain)
bisnisnya.  Tujuannya  adalah  menampilkan  kinerja  produk  dan  jasa  yang  paling
  
3
memuaskan konsumen baik dari segi kualitas, harga, waktu, pelayanan, moral dan
yang
tidak
boleh terlupakan
adalah tanggung
jawab
terhadap
masalah
lingkungan,
keselamatan dan kesehatan kerja (LK3) (QCDSME : Quality, Cost, Delivery, Service,
Moral
and Environment).
Tentunya
yang
paling inovatif
akan
memenangkan
persaingan.
Inovasi terjadi sebagai proses timbal balik seluruh rantai nilai bisnis (Kline &
Rosenberg, 1986), mulai dari teknologi, pemasaran, manajemen dan organisasi,
hubungan
dengan
konsumen
dan
pemasok,
dan
lain-lain.
Dengan
pemahaman
ini
maka innovativeness selalu menghasilkan efisiensi dan produktifitas, yang merupakan
modal utama persaingan.
Berpijak pada pemikiran diatas serta dengan melandaskan pada berbagai langkah
yang telah dilakukan dalam berbagai bidang, Astra sebagai suatu institusi bisnis telah
melaksanakan pendekatan yang benar untuk menjaga kelangsungan bisnis di masa
mendatang, yang penuh dengan persaingan keras dan ketat. Dari elemen lingkungan,
maka Astra Green Company merupakan “tools” yang tepat untuk digunakan meraih
kemenangan dalam persaingan bisnis. Oleh karena itulah PT. Astra International Tbk
membentuk Corporate Environment, Health,
Safety, Security and Community
Development
yang
terdiri
dari
:
Divisi
Environment,
Health
&
Safety dan
Divisi
Security and Community Development. Khusus
untuk Divisi Environment, Health &
Safety mengemban tugas dan tanggung jawab untuk membantu pengembangan
program pengelolaan
lingkungan
dan
K3
di
seluruh
grup
Astra
secara
berkesinambungan.
  
4
Menurut Edhie Sarwono, “Green Company
adalah
sebuah
perusahaan
yang
memiliki
manajemen
yang secara sadar meletakkan pertimbangan perlindungan dan
pembangunan
lingkungan,
keselamatan
dan
kesehatan
stakeholder
dalam setiap
pengambilan keputusan bisnisnya sebagai wujud nyata tanggung jawab dan upaya
memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Terwujudnya Green Company
merupakan hasil suatu usaha dalam rangka
menciptakan harmonisasi dan sinkronisasi dari integrasi komponen utama perusahaan
yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam pembuatan keputusan maupun program
dasar
perusahaan,
dan
secara
simultan terimplementasi
dengan
baik.
Astra
mengartikan komponen-komponen
yang
dimaksud
meliputi:
Green Strategy, Green
Process, Green Product, dan Green Employee.
Sebagai
wujud
penerapan Astra
Green
Company, serangkaian Green
Process
yang dilakukan oleh pihak industri harus mencakup keseluruhan mata rantai proses
bisnis untuk memenuhi tanggung jawab lingkungannya sesuai dengan standar yang
berlaku mengenai manajemen kualitas dan LK3, bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja, mengurangi dan memanfaatkan kembali limbah yang dihasilkan,
mencegah
terjadinya
kecelakaan
dan
penyakit
akibat
kerja,
mengurangi cost
serta
meningkatkan benefit yang diterima oleh perusahaan.
  
5
Adapun program Green Process sebagai salah satu komponen Green Company
dengan
tetap
berpedoman
pada
integrasi
Sistem Manajemen
Mutu
dan
LK3
yang
dilaksanakan
secara
bersamaan
merupakan suatu metode baru, yang hendaknya
diterapkan oleh perusahaan,
oleh karena itu perlu adanya
suatu
penelitian
yang
mengkaji bagaimanakah implementasi metode
ini di lapangan dan apakah
menguntungkan bagi bottom-line perusahaan.
Untuk mengetahui dengan jelas bagaimana dampak yang terjadi pada perusahaan
akibat penerapan program Green Process, maka penelitian tersebut dirasakan akan
menarik untuk dilakukan. Penelitian akan dilakukan dengan mengkaitkan competitive
advantage PT. SIM dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkait didalamnya dan
menemukan strategi yang perlu diterapkan perusahaan dalam menghadapi persaingan
yang semakin kompetitif.
  
6
1.2  Identifikasi dan Perumusan Masalah
Mata
rantai
yang
ada
dalam suatu
perusahaan
manufaktur
tentunya
akan
melibatkan pihak supplier yang memasok bahan baku, diproses oleh perusahaan
menjadi
suatu
produk
yang
akan didistribusikan
kepada
konsumen.
Setelah
pendistribusian juga diperlukan pelayanan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan
akan produk yang dihasilkan. Perlunya suatu sistem yang baik untuk menjaga proses-
proses tersebut diatas agar tetap lestari terhadap lingkungan dan aman bagi karyawan
tanpa mengurangi kualitas produk dirasakan sangat penting untuk dilakukan.
Berangkat   dari   permasalahan  
itu  
maka   penelitian   akan   dilakukan   meliputi
keseluruhan mata rantai bisnis untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1.
Apa sajakah
yang
merupakan keunggulan
bersaing
(competitive
advantage)
dari PT. Showa Indonesia Mfg ?
2.
Bagaimana penerapan Green Process dalam setiap aktivitas perusahaan dalam
kaitannya dengan proses bisnis ?
3.
Bagaimana
kaitannya
dengan
strategi
manajemen
perusahaan
dalam
persaingan yang semakin ketat ? dan Apa strategi ke depannya ?
  
7
1.3 Ruang Lingkup
Penelitian penerapan Green Process akan dilakukan pada affiliate company PT.
Astra
International
Tbk,
yaitu
PT.
Showa
Indonesia Manufacturing di
Kawasan
Industri Jababeka no.8 Kav.28-36, Cikarang, Bekasi selaku Juara Umum Astra Green
Company Award periode 2003.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui keunggulan bersaing yang dimiliki PT. SIM dalam persaingan
yang semakin kompetitif ini.
2. Mengetahui
bagaimana
penerapan
Green
Process
tersebut
dalam
setiap
aktivitas perusahaan dalam kaitannya dengan proses bisnis.
3. Mengetahui 
kaitan 
keunggulan 
tersebut  dengan  strategi 
manajemen
perusahaan dan mencoba menganalisis kondisi yang ada serta merumuskan
strategi yang perlu diterapkan untuk ke depannya.
  
8
Sedangkan
manfaat
yang dapat
diperoleh dari
hasil penelitian
yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Perusahaan
Semoga dengan hasil penelitian ini memberikan informasi yang bermanfaat
bagi PT. Astra International Tbk selaku induk perusahaan dan PT. Showa
Indonesia
Manufacturing
selaku
affiliate company
dalam
melakukan
penerapan Green
Process
pada
mata
rantai
perusahaan
secara
simultan
sehingga berjalan dengan baik.
2.
Bagi Universitas
Semoga 
hasil 
penelitian 
dalam 
rangka 
skripsi 
ini 
menambah 
koleksi
referensi dan pengetahuan yang bermanfaat dalam rangka pengembangan
kurikulum bagi
jenjang
Strata-1
jurusan
Teknik
Industri
Universitas
Bina
Nusantara, atau
bahkan menjadi
salah
satu
topik
skripsi
adik-adik
kelas
di
masa  mendatang  karena  mengingat  cukup  luasnya  cakupan  pembahasan
yang dilakukan.
3.
Bagi penulis
Semoga dengan berbagai usaha yang dilakukan penulis memberikan suatu
materi pembelajaran
yang positif dan berguna kelak sehingga
memperkaya
wawasan, pengetahuan dan pengalaman tentang
dunia
perindustrian
yang
hendaknya memegang prinsip peningkatan kualitas di berbagai sektor tanpa
menyampingkan aspek LK3.
  
9
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1 PT. Astra International Tbk.
1.5.1.1  Latar Belakang
PT. Astra International Tbk. merupakan sebuah perusahaan induk
Grup Astra yang didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 dengan nama PT.
Astra International Incorporated.
PT Astra
ini
didirikan
oleh dua orang
bersaudara Tjia Kian Tie dan William Soeryadjaya, dengan akte notaris Sie
Khwan Djioe No. 67 Tahun 1957 dan telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman RI dengan surat keputusan No.J.A.5/53/5, tanggal 1 Juli 1957.
Saat ini Astra telah menjadi Public Company dimana sejak tanggal
10 Desember 1991 Astra telah mencatat seluruh saham perseroan di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Oleh karena
itu, sejak tanggal 11
Juni 1997 Astra mulai berganti nama menjadi PT. Astra International Tbk.
dan
memusatkan
aktifitas
usahanya
di
Kompleks
Astra International
Jl.
Gaya Motor Raya No.8 Sunter II, Jakarta Utara yang diresmikan
penggunaanya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 11 Maret 1997.
Dukungan dari seluruh jajaran manajemen dan karyawannya yang
solid,  profesional,  dan  menjunjung  tinggi  Good  Corporate Governance
yang berjumlah lebih dari 91.000 orang (per 31 Desember 2003) pada 133
perusahaan
telah
menghantarkan
Astra
pada pertahanan eksistensi
dan
puncak kinerja keuangan terbaiknya di tahun 2003.
  
10
Dengan
segala
kerendahan
hati, prestasi dan penghargaan, baik
nasional
maupun
internasional, yang
kembali
diraih
menunjukkan
keseriusan
dan
komitmen
Astra
dalam membangun
organisasi
ini
untuk
memberikan 
yang 
terbaik 
bagi 
stakeholder-nya
dan  bermanfaat 
bagi
bangsa.
Sumber : Majalah ASTRA Edisi 05 Tahun XXIII-2003
Gambar 1.1 Good Corporate Governance Award
  
11
Far
Eastern Economic Review
pada bulan Maret
dan
Desember
2003, serta Januari 2004 telah menempatkan Astra sebagai salah satu
perusahaan Asia terdepan yang memiliki mutu pelayanan/produk yang
tinggi,
visi
jangka panjang, dan sebagai model perusahaan yang berusaha
diikuti oleh perusahaan lain.
Predikat
sebagai
salah
satu
perusahaan
yang
terbaik
dalam sisi
manajemen, relasi investor, komitmen pada
nilai pemegang saham,
kepemerintahan korporasi, dan manajemen keuangan juga diberikan oleh
Finance Asia pada bulan April 2003.
Pada tahun yang sama, majalah Investor memberikan Investor
Award kepada Astra sebagai Emiten Terbaik, Warta Ekonomi
dengan
predikat Perusahaan Idaman 2003,
dan majalah SWA dan Markplus&Co
dengan  penghargaan  salah  satu  perusahaan  terbaik  berdasarkan  konsep
EVA (Economic Value Added)
Dua
prestasi
lainnya
diraih
di
awal
tahun
2004,
yakni
sebagai
salah
satu
perusahaan
terbaik
dalam
manajemen
keseluruhan,
manajemen
keuangan,
dan
hubungan
dengan
investor
dari
Asia Money
serta
posisi
teratas 
Corporate 
Governance 
Perception 
Index 
dari 
The 
Indonesia
Institute for Corporate Governance.
  
12
Komitmen  kuat  yang  sama  untuk  menjadi  yang  terbaik  juga
terlihat
dalam mengelola
lingkungan
hidup,
keselamatan
dan
kesehatan
kerja melalui
implementasi Astra Green
Company
secara
konsisten
di
seluruh instalasi Grup Astra. Semuanya dilaksanakan selaras dengan usaha
menjaga   
aset    perusahaan    dan    pengembangan    masyarakat   
yang
berkelanjutan dalam berbagai program yang terintegrasi.
Sumber: Astra Green Company Annual Report 2003
Gambar 1.2 PT. Astra International Tbk – Head Office
  
13
1.5.1.2 Bidang Usaha
PT. Astra International Tbk. (“Perseroan”) yang sudah dikenal
sebagai sebuah perusahaan publik yang bergerak di berbagai jenis industri,
telah berdiri sejak tahun 1957. Jangkauan usaha dan investasi perusahaan
yang
semula
bergerak
di
bidang
usaha perdagangan hasil perkebunan ini
telah melebarkan
sayapnya
dan
sekarang
memiliki
enam
bidang
usaha
utama,  antara 
lain: 
Divisi 
Otomotif,  Divisi 
Alat 
Berat, 
Divisi 
Jasa
Keuangan, Divisi Agribisnis, Divisi Teknologi Informasi, dan Divisi
Infrastruktur. Berikut adalah gambaran singkat dari masing-masing bidang
usaha yang digeluti oleh PT. Astra International Tbk.:
1.   Divisi Otomotif
Divisi otomotif merupakan bisnis
utama PT.
Astra International,
Tbk, dengan kontribusi sekitar 83% dari total pendapatan
konsolidasi perseroan pada tahun 2002. Bidang usaha divisi
otomotif mencakup aktivitas manufaktur, penjualan dan distribusi
kendaraan bermotor roda dua dan roda empat dan komponennya,
serta layanan purna jual dan pemeliharaan bagi setiap produk yang
ditangani.
Selain
itu
perseroan juga
telah
meluncurkan
program
Astra World
guna
lebih
meningkatkan kualitas layanan demi
kepuasan pelanggan.
  
14
2.   Divisi Jasa Keuangan
Divisi 
jasa 
keuangan 
perseroan 
bergerak 
dalam  bidang
pembiayaan kredit konsumen, bidang asuransi umum dan asuransi
jiwa.
Melalui
divisi
ini
perseroan
menawarkan
solusi
satu
atap
yang menyeluruh bagi pelanggan, mulai dari pembelian kendaraan
sampai
asuransinya.
Astra Credit Company
(ACC)
merupakan
perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor terbesar di Indonesia
saat ini,
sedangkan pembiayaan untuk pembelian sepeda motor
disalurkan
oleh PT. Federal International Finance (FIF). Untuk
asuransi 
kerugian 
ditangani 
oleh 
PT. 
Asuransi 
Astra 
Buana
(AAB), dan asuransi jiwa oleh PT Astra CMG Life (ACMGL).
3.   Divisi Alat Berat
Divisi
alat
berat
berfokus
pada kompetensinya
yang
telah
teruji
pada bidang distribusi dan layanan purna jual mesin-mesin
konstruksi, pertambangan dan kehutanan dari merek-merek
terkenal di dunia, sekaligus meningkatkan kinerjanya di bidang
pertambangan batubara dan kontraktor pertambangan. Divisi alat
berat
berada
di
bawah
kendali
PT.
United Tractors
Tbk (UT),
untuk kontraktor pertambangan dibawah PT. Pamapersada
Nusantara (Pama), dan pertambangan batubara dibawah PT. Berau
Coal.
  
15
4.   Divisi Agribisnis
Di bawah kendali PT Astra Agro Lestari Tbk, Divisi agribisnis
mewakili  kiprah  bisnis  Astra  di  sektor  industri  berbasis
sumberdaya alam. Dengan kinerjanya yang kuat pada tahun 2002,
Divisi
agribisnis
merupakan
salah satu kontributor
pendapatan
terbesar di antara perusahaan-perusahaan grup Astra.
5.   Divisi Teknologi Informasi
Aktivitas usaha PT. Astra Graphia, Tbk dan anak perusahaan di
bidang 
Document 
Solution  (melalui  merek  Xerox)  dan
Information Technology (IT) Solution merupakan landasan yang
penting bagi kelompok perusahaan Astra untuk berkiprah di sektor
industri yang akan semakin penting di masa yang akan datang,
dimana teknologi informasi akan semakin diandalkan oleh dunia
usaha untuk meningkatkan kinerja.
6.   Divisi Infrastruktur
Divisi infrastruktur diwakili oleh PT Intertel Nusaperdana dan PT
Astratel
Nusantara, sebagai anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya oleh Perseroan. Intertel dan Astratel saat ini
menjalankan
beberapa
kegiatan terutama
di
sektor
industri
telekomunikasi di Indonesia.
  
16
Tabel 1.1 Pengelompokkan Perusahaan Astra
Group
Nama Perusahaan
Sales Operation
PT Astra International Tbk – Daihatsu
PT Astra International Tbk – BMW
PT Astra International Tbk - Honda
PT Astra International Tbk - Nissan Diesel
PT Astra International Tbk - Peugeot
PT Astra International Tbk - Toyota
Astra Motor I
PT Astra Honda Motor
PT Yutaka Manufacturing Indonesia
PT Mushashi Auto Parts Indonesia
PT Showa Indonesia Manufacturing
PT Suryaraya Rubberindo Industry
Astra Motor II
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
Astra Motor III
PT Astra Daihatsu Motor
PT Astra Nissan Diesel Indonesia
PT Astra Isuzu
Casting Company
PT Gaya Motor
PT Fuji Technica Indonesia
PT Inti Pantja Press Industri
PT Mesin Isuzu Indonesia
PT Pantja Motor
PT Pulogadung Pawitra Laksana
PT Tjahja Sakti Motor
Astra Motor IV
PT Astra Otoparts Tbk
PT Century Batteries Indonesia
PT GS Batteries Inc
PT Daikin Clutch Indonesia
PT Denso Indonesia Corp
PT DIC Astra Chemical
PT EDS Manufacturing
PT Aisin Indonesia
PT Federal Izumi Manufacturing
PT Aisin Takaoka Indonesia
PT Federal Nittan Industries
PT Federal Superior Chain Manufacturing
PT Indokarlo Perkasa
PT Kayaba Indonesia
PT Menara Terus Makmur
PT NHK Gasket Indonesia
PT SKF Indonesia
PT Tri Dharma Wisesa
  
17
Group
Nama Perusahaan
Heavy Equipment
PT Berau Coal - Tanjung Redeb
PT Bina Pertiwi
PT Dirgamenara Nusadwipa
PT Komatsu Indonesia Tbk
PT Pamapersada Nusantara
PT Traktor Nusantara
PT United Tractors
PT United Tractors Pandu Engineering
Astra Resources
PT Eka Dura Indonesia
PT Gunung Sejahtera Dua Indah
PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi
PT Gunung Sejahtera Yoli Makmur
PT Huma Indah Mekar
PT Letawa
PT Pandji Waringin
PT Rumpun Sari Antan 2
PT Sari Aditya Loka
PT Sari Lembah Subur 1
PT Tunggal Perkasa Plantations
PT Waru Kaltim Plantation
Astra System
PT Astra Graphia Tbk
Dari Berbagai Sumber
  
18
1.5.1.3 Visi dan Misi Astra
Landasan
filosofi
yang
kuat
dari berdirinya
suatu
perusahaan
sangatlah
diperlukan
sebagai
pedoman
pokok
dalam menjalankan
roda
bisnis. Untuk itu Astra menetapkan 4 poin pokok sebagai landasan filosofi
dalam menggerakkan laju kendaraan bisnisnya yang disebut Catur Dharma,
yaitu:
1.
Menjadi
milik
yang bermanfaat bagi
bangsa
dan
negara
/(to
be
an
asset to the nation).
2.
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan / (to provide
only the best service to the costumers).
3.
Saling 
menghargai  dan 
membina 
kerja  sama 
(to
respect 
the
individual and develop team work).
4.
Berusaha   mencapai   yang   terbaik   /   (to  continually  strive  for
excellence).
  
19
Sebagai
institusi
bisnis yang
sudah
diakui,
kemajuan
PT.
Astra
International Tbk. tidak terlepas dari rincian visi yang selalu dijadikan
sebagai acuan untuk selalu meningkatkan
prestasinya.
Visi
PT.
Astra
International, Tbk  antara lain:
1. Menjadi
salah
satu
perusahaan
terbaik
di
bidang
manajemen
di
kawasan
Asia   Pasifik   dengan   penekanan   pada   pembangunan
kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur
keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi. / (to be one
of the best-managed corporations in Asia Pasific with the emphasis
on building competence through human resources development, solid
financial structure, costumer satisfaction and efficiency).
2. Menjadi
perusahaan
yang
mempunyai
tanggung
jawab
sosial
serta
ramah lingkungan. / (to be a socially responsible corporation and to
be environmentally friendly)
  
20
1.5.1.4 Struktur Organisasi PT. Astra International Tbk.
Struktur organisasi PT. Astra International
Tbk dapat dilihat pada
Diagram 1.1 berikut ini:
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk.
ORGANIZATION STRUCTURE
Board of Commissioners
President Commissioner
:
Theodore Permadi Rachmat
Vice President Commssioner
issioner
:
Benny Subianto
Commissioners
:
Benjamin Arman Suriadjaya
Juwono Sudarsono Mari
Elka Pangestu Djunaedi
Hadisumarto Motonobu
Takemoto Patrick Morris
Alexander
Anrhony John Liddell Nightingale
Philip Eng Heng Nee
Neville Barry
Venter
Brian Richard Keelan
Adam Phlip Charles Keswick
ilip Charles Keswick
Board of Directors
President Director
:
Budi Setiadharma
Vice President Director
:
Michael D. Ruslim
Directors
:
Danny Walla
John S. A. Slack Prijono
Sugiarto Gunawan
Geniusahardja
Chief Executive Officer
Budi Setiadharma
Executive Commitee
Chairman
: Anthony John Lddell Nightingale
iddell Nightingale
Members                           : Philip Eng Heng Nee
Neville
Barry Venter
Brian Richard Keelan
Adam Philip Charles Keswick
Budi Setiadharma
Michae D. Ruslim
l D. Ruslim
John S. A. Slack
Audit Commitee
Chairman
: Patrick Morris Aexander
lexander
Members
: Fred B. G. Tumbuan
Kanaka Puradiredja
Remuneration and
Nomination Commitee
Chairman
: Anthony John Lddell Nightingale
iddell Nightingale
Members
: Philip Eng Heng Nee
Budi Setiadharma
Michae D. Ruslim
l D. Ruslim
Director In Charge
Corporate Functions
Corporate Secretary
Chief     
: Aminuddin
John S. A. Slack
Corporate Finance
Chief     
: Endang Indriati
Group nternal Audit & Risk Management      
Internal Audit & Risk Management      
Chief      : Kumaraguru N.
Michael D. Ruslim
Corporate Strategic Planning
and Business Development
Corporate Environment, Health, Safety,
Security and Community Deveopment
lopment
Chief     
: Endang Indriati
Chief     
: Arief Istanto
Corporate Legal
Chief     
: Robby Sani
Corporate Human Resources Development    
Chief     
: Julius Aslan
Budi Setiadharma
Corporate Communications
Chief     
: Aminuddin
Corporate Business Process &
Management Development
Chief     
: Yusnani T. W.
John S. A. Sack
lack
Corporae nformation Systems & Techology   
te nformation Systems & Techology   
Information Systems & Techology   
Chief     
: Ganda Kusuma
Budi Setiadharma
Corporate Functions
Multibrand Sales Operation
Chief Executive     : Yusnani T. W.
Michael D. Ruslim
Toyota Sales Operation
Chief Executive     : M. A. Imanto
Astra World
Chief Executive     : M. A. Imanto
Isuzu Sales Operation
Chief Executive     : Suparno Djasmin
Daihatsu Sales Operation
Chief Executive     : Johanes Loman
Prijono Sugiarto
Peugeot Sales Operation
Chief Executive    
: Wiwiek D. Santoso
BMW Sales Operation
Chief Executive     : J. Indratjuatja
Nissan Diesel Sales Operation
Chief Executive     : Djony Bunarto
Honda Sales Operation
Chief Executive     : Harry Siswanto
Astra Foundations
Michael D. Ruslim
Yayasan Dharma Bhakti Astra
Chief     
: Krisni Murti
Koperasi Astra International
Chief     
: Krisni Murti
Sumber: EHS Division
Danny Walla
Dana Pensiun Astra
Chief     
: Mamat Ma’mun
Politeknik Manufaktur Astra
Chief     
: Siswanto P.
Diagram 1.1 Struktur Organisasi PT. Astra International, Tbk
  
21
1.5.1.5 Divisi Environment, Health & Safety (EHS)
Salah satu pendorong yang melatarbelakangi berdirinya EHS
Division
adalah
komitmen
manajemen
PT
Astra International
Tbk
yang
ingin menjadikan grup Astra sebagai Good Governance Corporation, serta
diperkuat dengan dikeluarkannya EHS Corporate Policy oleh Director
in
Charge dan Chief Corporate Environment, Health and Safety yang intinya
akan membawa grup Astra menjadi GREEN COMPANY.
Environment,  Health  and  Safety  Division  (EHSD) berdiri pada
tahun 1989 dengan nama SEAD (Safety & Environmental Affair Division).
Waktu itu, SEAD hanya berfungsi untuk memonitor kondisi
Safety,
Environmental
&
Security anak
perusahaan
grup
Astra
dengan
cara
melakukan
audit. Pada tahun 1994 SEAD berubah
nama
menjadi
SEMD
dengan fungsi bukan hanya monitoring (audit) tapi juga konsultasi, analisa
laboratorium dan
training
di
bidang
health
and
safety,
environmental
&
security.
Saat
itu
SEMD
membawahi
tiga departemen
yaitu
Safety,
Environment dan Security. Pada akhir tahun 1998, SEMD dirampingkan
menjadi  dua  departemen  yaitu:  Departemen  Environmental, Health &
Safety
dan Departemen
Security. Peranan
atau
fungsi
SEM Division
juga
berubah  menjadi  policy makeraudit,  konsultasi  dan  laboratorium  di
bidang
Environment, Health & Safety, sedangkan
untuk
Security saat
ini
hanya berfungsi sebagai operasional khusus untuk PT. Astra Intenational,
Tbk - Head Office.
  
22
Pada  akhir  tahun  1999,  SEM  Division menjadi  EHS  Division
dengan ditandai pelepasan Departemen Security
ke Corporate Security
sehingga EHS Division hanya menangani bidang Environment, Health dan
Safety dengan organisasi yang berpola pada team based organization.
1.5.1.4.1 Visi dan Misi Divisi EHS
Dari visi Astra secara global perusahaan, maka Divisi EHS
menerjemahkan visi Astra tersebut ke dalam visi Divisi EHS secara
lebih khusus dan spesifik, yaitu menjadi perusahaan publik terdepan
dengan predikat “Green” melalui sinergi pengelolaan EHS pada
kegiatan bisnisnya, dengan pemberdayaan optimum dari : / (to be a
leading public company with a “Green” predicate through synergy
in EHS Management in its business activities, with an optimum
utilization of) :
1. Strategi manajemen / (Management Strategy)
2. Inovasi dan Konsistensi Proses
/
(Innovation and Consistent
Process)
3. Pengembangan Produk / (Product Development)
4. Sumber Daya Manusia / (Human Resources)
  
23
Untuk mewujudkan visi EHS yang tersebut di atas, maka
dilakukan
langkah-langkah
yang
tercantum dalam misi
EHS.
Misi
EHS yaitu membangun sistem EHS yang terintegrasi dengan sistem
operasional  agar  dapat  dicapai  kinerja  yang  optimal  di  segala
bidang sesuai semangat “Operational Excellence” / (to develop on
EHS system which is integrated with operational system, in order to
achieve optimal performance in all aspects, in accordance with the
spirit of “Operational Excellence”).
Sebagai pedoman dasar yang
harus dipegang teguh oleh
seluruh
anggota
divisi
EHS,
maka
ditetapkan target
yang
harus
dicapai sebagai indikator kesuksesan divisi ini bagi seluruh
perusahaan yang bernaung di bawah bendera Astra. Target yang
dimaksud adalah:
¾ 
25%   Affco  dapat   melakukan   pengelolaan   EHS   secara
mandiri
dan
masuk
kategori
Green Company
(nilai
900)
pada tahun 2001 / 25% Affco can perform EHS management
independently
and   categorized   as   “Green   Company”
(achieve Score 900) in 2001
  
24
¾ 
50%   Affco  dapat   melakukan   pengelolaan   EHS   secara
mandiri
dan
masuk
kategori
Green Company
(nilai
900)
pada tahun 2002 / 50% Affco can perform EHS management
independently
and   categorized   as   “Green   Company”
(achieve Score 900) in 2002
¾ 
100%  Affco
dapat 
melakukan 
pengelolaan 
EHS  secara
mandiri  dan  masuk  kategori  “Green  Company  (“Hijau”)
pada
tahun   2004   /   100%   Affco  can  perform  EHS
management
independently
and categorized
as
“Green
Company” (Green) in 2004
1.5.4.2 Struktur Organisasi Divisi EHS
Struktur
organisasi
dalam divisi
Environment,
Health
and
Safety dari PT. Astra International Tbk dapat dilihat pada Diagram
1.2 berikut ini:
Diagram 1.2 Struktur Organisasi Environment, Health and Safety Division
  
25
1.5.2.5 Green Company Implementation Phase
Setiap
melakukan
usaha
tentunya diperlukan proses dan
tahapan menuju kesuksesan. Demikian pula halnya dalam
pencapaian target divisi EHS.
Rencana kerja menuju kesuksesan
yang diinginkan tentulah harus melalui beberapa fase-fase dalam
membentuk
landasan
yang
kuat
bagi
terciptanya green
company.
Pada tahun 2004 saat ini ternyata sudah mencapai fase
pengembangan dan inovasi berlandaskan Green Concept.
Sumber: Astra Green Company Annual Report 2003
Grafik 1.1 Green Company Policy Implementation Phase
  
26
1.5.2 PT. Showa Indonesia Manufacturing
PT. Showa Indonesia Manufacturing / PT. SIM (didirikan 8 Maret 1978)
merupakan salah satu anak perusahaan (affiliated company)
PT.
Astra
International  Tbk yang berada dalam  grup Astra Motor  I yang bergerak di
bidang komponen otomotif, terutama
shock
absorber
dan produk rekayasa
lainnya.  Perusahaan  ini  berstatus  PMA  dengan  share  45%  PT  Astra  Honda
Motor (Indonesia) dan 55% Showa Corp. (Jepang) dengan total nilai kapitalisasi
(authorized) US$ 12 juta.
Dengan
visi
menjadi
pemimpin
industri
shock absorber
untuk
Original
Equipment Market (OEM) wilayah ASEAN, dan global supplier yang
handal
untuk shock absorber dan steering system
untuk
mencapai kepuasan pelanggan
melalui kualitas tinggi, harga kompetitif, kompetensi karyawan dan komitmen
untuk mejadi perusahaan yang ramah lingkungan / (to be a leader in shock
absorber industry for OEM in
ASEAN
region,
and reliable
global
supplier
of
shock
absorber
and steering
system to achieve
costumer
satisfaction
through
high
quality,
competitive
price,
people
competency
and
committed
to be
an
environmental friendly company).
Untuk
menjalankan
visinya,
SIM
menerjemahkannya
dengan
menetapkan
hal-hal yang akan dijalankan yang tertuang dalam misi perusahaan. Misi tersebut
adalah menyediakan komponen otomotif bertaraf internasional khususnya produk
shock absorber dan steering system untuk OEM dan REM dengan kualitas yang
terbaik  dan 
memperhatikan  keselamatan  dan  kepuasan  seluruh  stakeholder
  
27
perusahaan /
(provide
world-class
automotive
components
especially
shock
absorber and steering system, for global market of OEM and REM through
excellent quality and safety for stakeholder satisfaction).
Sebagai bukti pengukuhan dirinya, SIM telah menjalankan dan
mensertifikasi
Sistem Manajemen
Mutu
ISO
9001:
2000
(TüV),
Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 (TüV), dan Sistem Manajemen Keselamatan
&  Kesehatan  Kerja  (Sucofindo)  serta  Green Company (AFAQ  Astra  Joint
Certification).
Sumber : PT. SIM
Gambar 1.3 Sertifikat ISO 9001:2000, ISO 14001 dan SMK3