BABl
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberhasilan
suatu
perusahaan
untuk
memenuhi
tuntutan
konsumen
agar
sesuai
dengan
kepentingan
dan keinginan
mereka,
yang
meliputi
antara
lain
harga,
kualitas,
ketersediaan
produk
serta pelayanan,
nilai bentuk,
kemampuan
serta
penampilan
produk
salah satunya ditentukan
oleh tingkat
efisiensi
kegiatan
proses
produksi.
Kegiatan
pemeliharaan
mesin
sangat
mempengaruhi kegiatan
proses
produksi.
Pemeliharaan
atau
maintenance
adalah kegiatan
untuk
memelihara
atau
menjaga
fasilitas/peralatan
pabrik dan
mengadakan
perbalkan
atau penyesuaian/penggantian
yang diperlukan
agar supaya
terdapat suatu keadaan
operasi
produksi
yang
memuaskan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan.
Perawatan
pencegahan
(Preventive
Maintenance)
sampai
saat
ini
masih
kurang
menjadi
perhatian ,
kecuali
pada
beberapa
perusahaan
yang
telah
memahami
pentingnya
sistem
pemeliharaan
mesin
untuk
menunjang
kelancaran
proses
produksi
dan
menjaga
kualitasn
produkuya.
Pada
umumnya
perusahaan
hanya menitik beratkan
kegiatan
maintenance
pada
kegiatan
corrective
maintenance
saja. Hal inilah yang juga diterapkan
oleh PT. Astra
Otoparts
Tbk
div.
Nusametal,
kegiatan
perawatan
preventive
bukan
menjadi
target
|
utarna
divisi
maintenance
mereka,
melainkan
kegiatan
pemeliharaan
korektif
yang
seringkali
atau
selalu
menelan
biaya
jauh
lebih
besar
dari kegiatan
perawatan
preventive.
1.2 Identifikasi dan Pemmusan
Masaiah
Dari
penelitian pendahuluan
didapatkan
bahwa
perusahaan
belum
merasakan
pentingnya
menerapkan
kegiatan preventive
maintenance
untuk
menekan
biaya
down
time
dan
untuk
meningkatkan
kualitas
dan
kuantitas
output
produksi. Kegiatan
maintenance
yang dilakukan
sebagian
besar berupa
perawatan
korektif
yang
seringkali
menyebabkan down
time yang panjang
dan
berlarnt-larnt.
Jadwal
untuk
melakukan
preventive
maintenance bukan tidak ada, namun
terlampau
lama
tenggang
waktunya dan
seringkali tidak ditepati oleh perusahaan.
1.3
Ruang Lingkup
Untuk
menghindari
pembahasan
yang
terlalu
luas, rnesm
yang diarnati
di
penelitian
ini
dibatasi
pada kornponen
insert pin
dari rnesin dies Cover
R-KPH
karena
mesin
inilah
yang dipakai
terus-menerus
dalam
jangka
satu
tahun
yaitu tahun
2004,
dan menurut
perusahaan,
kornponen
insert
pin adalah
termasuk
critical
unit dari
mesin R-KPH.
Lokasi
pengarnatan
ini
dilakukan
di PT Astra Otoparts
div.
Nusarnetal
khususnya di bagian Dies Maintenance.
|
1.4
Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari pengamatan di PT Astra
Otoparts
div.
Nusametal
adalah
sebagai
berikut
:
l.
Menentukan
frekuensi
pemeriksaan yang optimal.
2.
Menentukan
interval
waktu
pemeriksan yang optimal.
3.
Menentukan
interval
waktu
penggantian
pencegahan
komponen
kritis
pada perawatan
pencegahan
berdasarkan kriteria
minimasi
downtime.
4.
Menentukan
total
availability
dan
reliability
dari setiap
mesin
dies.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian
ini adalah:
1.
Dapat
menjadi
bahan
pertimbangan
bagi PT
Astra
Otoparts
div
Nusametal
dalam
mengambit langkah
perbaikan
pada
bagian
dies
maintenance
2.
Dapat
mengetahui
ketidakefisienan
dari setiap
proses
dies
maintenance
di PT Astra Otoparts div.
Nusametal
3.
Dapat berguna
untuk
menambah
pengalaman
dan
wawasan
berpikir
serta
mencoba
untuk
mengaktualisasikan
teori dan itmu
yang
didapat
selama
perkuliahan
dengan
dunia
kerja
yang sesungguhnya
|
1.5
Gambanm
Umnm Pernsabaan
1.5.1
Latar
Belakang Pemsabaan
Dengan
pesatnya
perkembangan
industri
otomotif
di
Indonesia,
maka
kebutuhan
akan
komponen otomotif
pun
meningkat.
ASTRA
GROUP
sebagai
salah
satu
perusahaan
otomotif
terbesar
di
Indonesia
menyadari
besarnya potensi
untuk
mendirikan
fasi!itas
die casting
di Indonesia
untuk
memproduksi
komponen
komponen otomotif
Sebagai
realisasinya,
maka ASTRA mendirikan
pabrik
pengecoran
grafity
dan die
casting
yang bemama PT.
Honda
Federal
di
bawah
divisi Federal
Group.
Pada saat
itu,
sebagian
besar perusahaan
yang
bergeralc
di bidang
die
casting
menggunakan
mesin-mesin
dengan
kapasitas
250 ton atau kurang.
Disadari
bahwa
keadaan
ini
akan
menyebabkan
tidak
terpenuhinya
antara
permintaan
dengan
pesatnya
perkembangan
industri
otomotif
di
Indonesia;
mesin
dengan
kapasitas
besar,
kua!itas
tinggi,
dan
dapat
diandalkan
sangat
dibutuhkan.
Dalam
keadaan
yang demikian,
PT.
Honda
Federal
sendiri
kurang
mampu
untuk
memenuhi
permintaan
akan komponen
otomotif
tersebut,
maka
Federal
Group
merasa
perlu
untuk
mendirikan
pabrik
die
casting
untuk
mendukung PT
Honda Federa!.
1.5.2
Lokasi Pemsaha:u1
Berbekal
delapan
tahun
pengalaman
memproduksi
komponen
aluminium
untuk
industri
otomotif,
maka pada tanggal
22 Februari 1990 Menteri
Perindustrian
Ir.
|
Hartarto
meresmikan
pabrik
yang
khusus
bergerak
di bidang
die casting
yang
bernama PT.
Federal
Nusametal.
Perusahaan
ini
berlokasi di
Jl.
Pegangsaan Dua
Km
2,1 Jakarta
14250
dengan
nomor
izin usaha
781/IIPMDN/1990..
Perusahaau
ini
ini
mempunyai
luas taual133.330
m²yang
terdiri
dari pabrik
seluas
13.700
m² dau kantor
seluas 770
m²·
Pendirian
pabrik
ini
dalam
rangka menjawab
sekaligus
mengantisipasi
perkembangan
industri
yang
meningkat
dengau
pesat. Sedangkan
kebijakan
pemilihan
bidang
die
casting
yang
khusus bertujuan
untuk
menciptakan
peluang
penguasaan
teknologi
secara
lebih
terarah
dan
mendasar
serta
pencapaian
tingkat
produksi
yang
efisien
sehingga
dapat
tercipta
produk
yang
mendukung kebutuhan
pelanggan.
1.5.3 Perliembang:m Bisnis
PT. FEDERAL
NUSAMETAL
yang
memulai
produk
komersilnya
pada Agustus
1991,
dilebur
sebagai
DIVISI
l\'USAc\1ETAL
dari
PT.
ASTRA
OTOPA..'ZTS Tbk
pada 1 JANUARI
1998.
dan
merupakan
pabrik
aluminium
die casting
paling
modem
di Indonesia,
karena
memiliki
mesin casting
dengan
kapasitas
Tonase
yang besar
yaitu 1650 tonase
serta dukungan
teknologi
dari kerjasama
teknik
dengan
AHRESTY
Corp, salah satu
die
caster
terbesar di
Jepang.
Produk-produk
yang dihasilkan oleh perusahaau
ini adalah komponen
untuk
otomotif seperti
transmission
case,
cover
crank
case,
hub
wheel
,
komponen
elektronik seperti
canopy lamp, street
light,
frame
lamp
dan komponen
lainnya
|
seperti
treager,
bearing
house
yang
disuplai ke
perusahaan-perusahaan yang
bereputasi Internasional
seperti PT.
TOYOTA ASTRA MOTOR, PT.
HONDA
ASTRA
MOTOR, PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR, PHILIPS ELECTRONIC ,
dan diekspor ke
Mancanegara.
Pada
mulanya, pabrik
ini
hanya
menggunakan
tiga
unit
mesm,
dan
dengan
m,enggunalan
dies
milik
customer
tetapi
akhirnya
meningkat
menjadi
enam
unit.
Kini, pabrik
ini beroperasi dengan total
26
buah
mesin
die casting
dengan kapasitas
antara 250 - 1650 tonase dan
3
buah
Central
Melting
Furnance
serta fasiltas-fasi!itas
lainnya,
total
penjualan
divisi NUSAMETAL
pada
tahun
2002
mencapai
Rp.l70.960.000.000,00
meningkat dari
total penjualan tahun
sebelumnya,
yaitu
Rp.ll2.700.000.000,00. Selain
itu pabrik
ini
sudah beroperasi dengan dies hasil
produksi
sendiri.
1.5.4 M:majemen Sumber Daya Man usia
Karyawan PT.
ASTRA OTOPARTS
divisi NUSAMETAL selumhnya
berjumlah
789
orang
(menurut
data
terkhir
pada
bulan Juli 2004)
yang terdiri
dari
karyawan
tetap yang berjumlah 577
orang dan
karyawan
tidak tetap sebanyak 212
orang.
Karyawan tidak tetap terdiri dari
karyawan sub-kontrak, kontrak training, honorer dan
harian.
Dalam suatu perusahaan, efisiensi
maupun
produktivitas
pemsahaan
sangatlah
tergantung dari
faktor manusianya. Karena itu
suatu pemsahaan atau organisasi hams
memiliki suatu struktur yang sesuai dengan sasaran, tujuan, maupun target yang ingin
|
dicapai
oleh
suatu
orgamsasL
Selain
itu
struktur
orgamsas1
juga
dapat
menggambarkan
secara jelas pembagian
kegiatan
dalam
unit-unit
yang dibentuk
sesuai
dengan
pengelompokan
fungsi dan spesialisasi
serta koordinasi
antar unit-unit
tersebut.
Struktur
organisasi
di
PT. ASTRA
OTOPARTS
divisi NUSA.t\illTAL
merupakan
struktur
organisasi
fungsional.
HaJ
ini
terlihat
dari
pengelompokkail
aktivitas
atau
kegiatan
ke
daJam suatu divisi
yang membawahi
beberapa
departemen
yang
kemudian
dipecah
lagi
menjadi
seksi-seksi
yang
masing
masing
memiliki
tanggung
jawab tertentu
yang
terspesialisasi.
Beberapa
keuntungan
menggunakan
struktur organisasi
fungsional
adalah
:
1.
Efisiensi kerja yang
tinggi
2.
Penyederhanaan
dalam haJ pengendalian aktivitas
3.
Tanggung jawab masing-masing didefinisikan
secara jelas.
4.
Karier
individu dapat dikembangkan
sesuai fungsi
maupun
profesinya.
5.
Mempertahankan
pengambilan keputusan
yang bersifat
strategis secara sentrai
oleh
top
management
atau
Board Of Director.
Untuk
lebih jelasnya
Struktur
Organisasi
PT.
ASTRA
OTOPARTS
divisi
NUSAMETAL
dapat dilihat pada
lampiran.
|
![]() 1.5.5
PerencanlU!Ill dan Pengendalian Produksi
Perencanaan
dan
pengendalian produksi
merupakan
aktivitas
manajemen
produksi
Rencana
P®
o
d
u
k
yang bertujuan
untuk
merencanakan
dan
mengendalikan
aliran
material
yang
masuk
melalui
berbagai
tabapan
proses.
Perencanaan
Produksi pada perusabaan
ini dibuat
berdasarkan
pesanan
dari
customer,
yang diterima
oleh
marketing.
Pertama
tama seksi
PPIC
menerima
Sales
Order
dari
marketing,
berdasarkan
Sales Order
tersebut
staff Inventory
Control
akan
mengecek
kebutuhan
material
dan
membuat
form permintaan
pembelian
jika
raw
material
sudab
mencapai
minimum stock dan staff PPIC akan membuat
rencana
produksi
untuk setiap bagian!
seksi dan
master
rencana
pengiriman
untuk bagian
shipping.
Perencanaan produksi
dilakukan
dengan
menggunalcan perhitungan
waktu
yang
tersedia dibagi dengan cycle time tiap produk pada
tiap bagian .
.
jam ker
ja x 3600
x
efisiensi
sz
"----'------'-----
cycletime
Ket:
jam
kerja: shift!= 8
jam
shift2= 7
jam
shift3= 6,5 jam
efisiensi
=
85
%
|
Master
rencana
produksi
itu
diberikan
kepada setiap bagian, dan setiap
harinya
staff PPIC
melakukan
monitoring
untuk mengecek
kesesuaian
rencana
dengan
kondisi aktual
yang
terjadi di lapangan.
Jika
terjadi
deviasi
(penyimpangan)
akan
dipenuhi
dengan
menggunakan level
stock (safety
stock),
jika masih terdapat
deviasi,
staff
PPIC
akan
mengecek
apakah
deviasi
tersebut
berpengaruh kepada
jadwal
pengiriman
atau
tidak.
Jika
berpengarub kepada
jadwal
pengiriman,
maka
hams
dikomunikasikan
kepada
pihak customer
untuk
merevisi
jadwal
pengiriman.
Jika
tidak berpengaruh
kepada
jadwal pengiriman,
maka stafPPIC hanya perlu
melakukan
revisi rencana
produksi per
minggu.
Sedangkan
untuk
penjadwalan
produksi, PPIC
menjadwalkan
produksi
dengan
berdasarkan
dari due date (batas
waktu
pengiriman
barang
yang diminta
oleh
customer) dan
jum!ah permintaan customer.
Diperlukan
kerja
sama
dan komunikasi
yang
baik antar setiap bagian dan
departemen agar
tidak
terjadi
bottle
neck
di
satu
bagian
yang
dapat
mengakibatkan
terganggunya
rencana
produksi
selanjutnya yang
dapat
mempengaruhi
jadwal
pengiriman
ke
customer.
1.5.6
Sistem
Kerja
Dari
segi
waktu
kerja,
Sistem
kerja
di PT.
ASTRA
OTOPARTS
divisi
NUSAMETAL
dibagi
menjadi
3
shift (Senin-
Jum'at) untuk
pegawai
pabrik
dan
sebagian
supervisor
dengan
pembagian waktu sebagai berikut
:
|
Shift
1
:
07
00- 16.00
Shift 2:
16.00-24.00
"
Shift 3
:
24.00- 07.00
Sedangkan
untuk
karyawan
kantor
,
Kepala
Departemen
dan Kepala
Seksi
serta
sebagian
supervisor
bekerja
selama
5 hari kerja
(Senin - Jum'at) dari jam 7.30 -
16.30 setiap harinya.
PT. ASTRA
OTOPARTS
divisi NUSAMETAL
menerapkan
system
kerja SK, 2 S.
Kriteria 5 K yaitu:
"
Meletakkan
barang yang kita
pakai pada Keteraturan- Ringkas
(Seiri)
Menata yang perlu dan
membuang
yang
tidak diperlukan
"
Kerapihan- Rapih (Seiton)
Tempatnya sehingga
siapapun
mengetahui
letaknya
dengan
mudah
Kebersihan- Resik (Seiso)
Membersihkan
diri,membersihkan
barang dan
tampat kerja
setiap waktu
Kelestarian - Rawat (Seiketsu)
Menjaga 3
hal
(tertib,rapi dan
bersih) tetap terpelihara
"
Kedisiplinan- Rajin
(Shitsuke)
Menjaga
diri agar segala
sesuatu
yang telah
ditetapkan
berjalan
dengan
baik
dan
benar
|
Sedangkan 2 S
adalah
:
"'
Semangat Kerja
Semua
karyawan
hams
mempunyat
semangat
kerja yang tinggi
untuk
mencapai
produktivitas dan
kualitas
yang bagus
Safety
(Keselamatan Kerja)
Demi
keselamatan dalam
melakukan
aktifitas
produksi,
karyawan
diharuskan
menggunakan alat keselamatan diri
yang baik dan
benar sesuai fungsinya
1.5.7 Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik
adalah
tata cara pengaturan
fasilitas
-
fasilitas
pabrik
guna
menunjang
kelancaran
proses
produksi. Pengaturan
tersebut
akan
mencoba
memanfaatkan
luas
area
untuk
penempatan
mesin atau
fasilitas
penunjang
produksi
lainnya,
kelancaran
gerakan
perpindahan
material,
penyimpanan
material,
pekerja
dan
sebagainya
Pada umumnya tata
letak pabrik dapat diklasifikasikan
menjadi tiga
macam yaitu :
1.
Tata letak berdasarkan aliran produk
(product
layout)
Mesin dan fasilitas
produksi
lainnya diatur
menurut prinsip
"machine after
machine"
dan
diletakkan
berdasarkan
garis aliran dari suatu produk.
Contoh : pabrik yang berproduksi secara
missal
2.
Tata leta!< berdasarkan aliran proses (process
layout)
|
Metode pengaturan dan
penempatan dari
mesin
dan
segala fasilitas
produksi
dengan tipe
/macam yang sama dalam sebuah departemen.
Contoh : industri yang beroperasi berdasarkanjob
order
3.
Tata letak
berdasarkan posisi (fixed position layout)
Material
dari komponen atau
produk utamanya akan tinggai tetap pada
lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti tools ,
mesin, manusia serta
komponen kecillainnya
akan bergerak menuju lokasi material atau
komponen
produk utamanya.
Contoh :
industri
perakitan
pesawat
terbang, ship
building.
PT.
ASTRA
OTOPARTS
divisi
NUSAMETAL
menggunakan
tata letak
berdasarkan aliaran proses. Hal
ini
terlihat dari
peletakan
mesin
dan fasilitas produksi
yang
berkelompok
sesuai
dengan
jenis
dan
fungsinya. Dan untuk material
hand!ingnya,
menggunakan
handtruck,
forklift dan crane.
Keuntungan
aplikasi
layout
menurut
aliran
proses ini
adalah :
0
Total
investasi
yang
rendah
untuk
pembelian
mesin
dan peralatan
produksi
kainnya
karena
disini
yang
dipergunakan
adalah
mesin
dengan tipe
umum.
Fleksibilitas
produksi
yang
besar
karena
dapat
mengerjal<an berbagai macam
jenis produk.
Mudah
untuk
mengatasi
breakdown
mesin
tanpa
menggangu aliran
produk
yang
lain.
|
<>
Aktivitas supervisi lebih baik
dan
efisien.
Luas total areal tanah pabrik
ini
adalah 33.330
m² dengan
luas area pabrik 13.700
m²
yang
terbagi
atas
dua
bangunan
dan
luas
kantor
770
m²
.
secara
umum dapat
di1ihat
babwa
pabrik
ini
menempatkan
beberapa
fasilitas
plant
service
(mushola
dan
ka11tin) di atas lantai
produksi,
hal
ini
memudahkan
karyawan
yang
mayoritas
berada
pada
lantai produksi
untuk
menggunakan fasilitas
itu.
1.5.8 Manajemen Mutu
Sistem
manajemen
yang
diterapkan pada
PT.
ASTRA
OTOPARTS
divisi
l\TUSAJVIETAL
sudah
bertaraf
intemasional,
hal
ini dapat
terlihat
dari
sertifikasi
yang
diperoleh oleh perusahaan
ini,
yaitu QS
9000 dan
ISO 14000.
QS-9000
adalah kependekan dari
"Quality
System
Requirement
-9000".
Standar
ini
pada
dasarnya
berisikan
persyaratan
yang
hams dipenuhi
oleh
para
pemasok
dari
ketiga
OEM
(Original
Equipment Manufacturer)
diatas.
Struktur
dari QS-9000
adalah
mengacu
kepada
standar
sistem
manajemen
mutu
IS0-900!versi
tabun
1994.
Namun
demikian
telah ditambahkan
beberapa
persyaratan
yang berkaitan
dengan
kebutuhan
industri
manufaktur
otomotif,
khususnya
pada
bagian
Perencanaan
Mutu
dan
Pengendalian Proses.
Penerapan
dari standar
QS-9000
dapat
dilakukan
pada
berbagai jenis
perusahaan
pemasok,
baik
berupa
perusahaan
manufaktur
(manufaktur
suku cadang)
maupun
|
perusahaan
jasa
(pengecatan,
pengujian).
Penekanan
pada
standar
QS-9000 adalah
pada
tindakan
pencegahan
produk
gaga! dan
pemborosan
pada
proses
mata
rantai
pemasok.
Sehingga
umumnya
perusahaan
yang
membutuhkan
standar
ini
adalah yang
memiliki konsumen berupa dunia industri.
Sedangkan ISO
14000 adalah
sertifikasi di
bidang
lingkungan. ISO
14000
berfungsi
untuk
membantu
organisasi
penghasil
produk
dan jasa mengembangkan
sistem manajemen lingkungannya. Seri
dari ISO 14000 sebenarnya adalah ISO 14001
yang berisi syarat atau aturan komprehensif tentang Sistem Manajemen Lingkungan
(Environmental
Management
System
atau
EMS)
dalam
suatu
organisasi. Di
dalam
ISO 14001, organisasi diminta melakukan banyak hal,
misalnya
membuat
statement
kebijakan
lingkungan,
mengenali
dampallingkungan yang mungkin
terjadi dan
menyusun langkah pencegahan dampak berikut
targetnya,
mempunyai
struktur
organisasi
yang jelas
untuk
menanganai
masalah
lingkungan,
melakukan
pelatihan
lingkungan
terhadap
stafuya,
medokumentasi
semua
aspek
lingkungan,
melakukan
evaluasi dan audit lingkungan yang rutin.
Selain
sertifikasi
yang
didapatkan,
PT.
ASTRA
OTOPARTS divisi
NUSAMETAL
juga
menerapkan
system
pengendalian
mutu
Total
Quality
Control
(TQC).
TQC
adalah
proses
pengendalian
mutu yang
berfokus
kepada
konsumen,
perbaikan proses yang terns menerus dan keterlibatan total dari
seluruh pihak melalui
gugus kendali
mutu!Quality Control
Circle
(QCC), dimana seluruh pihak harus
mempelajari,
mempralctekkan
dan
berpartisipasi dalam kendati mutu. Caranya dengan
ikut
memherikan usulan-usulan atau perbaikan-perbaikan balk
dari segi
alat
maupun
|
proses
yang
dapat
meningkatkan
mutu
dan
efisiensi
perusahaan.
Untuk
memotivasi
diberikan reward/penghargaan
bagi
yang
dapat
mengusulkan
serta berhasil
mengimplementasikannya dalam perusahaan.
1.5.9 Proses Produksi
Proses
prodnksi
dapat
diartikan sebagai
teknik
atau
metode
yang
dipakai untuk
meningkatkan kegunaan barang atau
jasa
dengan
menggunakan sumber-sumber
(tenaga
kerja,
mesin,
bahan-bahan
dan
dana)
yang
ada.
Proses produksi secara umum dapat dibagi atas dua bagian ,
yaitu
:
1.
Continous
Process
(proses
prodnksi
yang
terus-menerus)
Proses
ini
umumnya
dimaksudkan
untuk
menghasilkan
volume
output
yang
besar. Karena
sifat
operasinya
yang
beru!ang-ulang maka dapat
dicapai
optimasi dan
efisiensi
yang
tinggi
dalam
penggunaan
sumber
daya,
baik
peralatan maupun tenaga kerja.
2.
Intermittent/Batch
Process
(proses
produksi
yang
terputus-putus)
Proses semacam ini
digunakan bila
pabrik menangani bermacam-macam
proses berbeda. Peralatannya terdiri
dari
mesin generalpwpose sehingga lebih
lebih fleksibel. Industri kategori
ini
akan membuat produk dalam jumlash atau
skala
medium
size.
Sejumlah
produk
dalam
hal
ini
bisa
dibuat hanya sekali
atau
bisa
juga
diproduksi
pada
interval
waktu tertentu.
Maksud
dari
process
ini
seringka!i untuk memuaskan
kebutuhan
konsumen
akan
suatu produk
secara
kontinyu.
|
![]() PT.
ASTRA OTOPARTS
divisi NUSAMETAL pada produksinya
menggunakan
lntermitteni'Batch
procces.
Hal
ini
terlihat
dari
varisi produk yang dapat diproduksi
menggunakan satu
jenis
mesin
(general purpose machine).
PT.
ASTRA
OTOPARTS divisi NUSAMETAL
menghasilkan
komponen
untuk
otomotif dengan ukuran antara O.Olkg-
15kg
seperti
transmission case,
cover crank
case, hub wheel
,
komponen
elektronik
seperti
canopy lamp,
street light, frame lamp
dan
komponen
lainnya
seperti
treager,
bearing
house
yang
disuplai
ke
perusahaan
perusahaan yang bereputasi Internasional
Gambar
1.1. Produk PT. ASTRA OTOPARTS divisi NUSAMETAL
Aliran proses produksi secara garis besar pada perusahaan ini
adalah :
Melting
Casting
Finishing
Machining
Painting
Gam bar 1.2. Alinm proses produksi
|
![]() Tetapi
belum
tentu
semua
produk
melewati
seluruh
proses.
Hal ini tergantung
pada
permintaan dari
customer.
Raw
material berupa
ingot akan
dilebur
di
proses
melting
menjadi
molten
yang
kemudian
akan digunakan
sebagai
bahan
baku pada proses
casting.
Produk
basil
proses
casting
(pengecoran)
kemudian
dilanjutkan ke
proses finishing
untuk
dilak:ukan
penyelesaian akhir
seperti
perataan
permukaan.
Setelah
itu
pada
proses
machining,
produk
akan di
proses
menggunakan
cutting
tool
untuk
mendapatkan
dimensi
dan
spesifikasi
yang diinginkan
seperti
pembuatan
lubang
dan
ulir.
Setelah
proses
machining, beberapa produk
akan dicat pada proses painting.
Lebih
lanjut tentang
proses
produksi
akan dibahas
pada
BAB 3 terutama
pada
proses
casting
(pengecoran),
karena
proses
ini
merupakan
inti dari
seluruh
proses
yang ada, dimana sebenamya
pada proses inilab produk
dibuat/diproduksi.
Tabel 1.1. Daftar
mesin Die
Casting
250
860
X
860
350
940
X940
580 X
580
300-700
420
500
1070 X
1070
660 X 660
350-850
560
650
1!90
X
1!90
750
X750
350-900
630
800
1350 X 1350
850 X850
400-950
760
!.650
2260 X2060
1500 X
1300
800- 1600
1000
|