BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Business Model Canvas
Dalam membangun sebuah bisnis kita seharusnya memiliki sebuah model bisnis yang
solid. Osterwalder mendefinisikan model bisnis sebagai logika sebuah organisasi untuk
mampu menghidupi dirinya sendiri secara finansial. Sederhananya, model bisnis merupakan
logika dimana sebuah perusahaan mendapatkan hasil dari penghidupannya.
Sebagaimana halnya seorang arsitek menyiapkan sebuah blueprint untuk menyiapkan
pembangunan sebuah gedung, maka seorang wirausaha membuat sebuah rancangan model bisnis
untuk
mengarahkan jalan dan proses terbentuknya suatu perusahaan. Demikian pula seorang
manajer bisa menggambar model bisnis untuk memvisualisasikan bagaimana sebuah or ganisasi
bisa bekerja dan berkoordinasi.
Memahami cara kerja bisnis bukanlah tugas mudah. Bisnis yang besar atau kompleks
mempunyai banyak komponen sehingga tanpa visualisasi yang tepat akan sangat sulit untuk
menangkap gambaran besarnya. Business Model Canvas menyediakan sebuah visual ringkas
untuk menggambarkan bagaimana cara kerja dan saling terkaitnya elemen-elemen penting dalam
sebuah bisnis.
Terdapat 9 elemen penting dalam sebuah model bisnis menurut Osterwalder dan Pigneur
(2010) dalam teori nya mengenai sebuah model bisnis yang baik yang disebut dengan 9 building
blocks of business model canvas.
20
|
![]() 21
Gambar 2.1: 9 building blocks model canvas
(Sumber: Business Model Generation Osterwalder, 2010)
Terdapat 9 komponen penting dalam sebuah business model canvas, yakni:
1. Key Partnership
2. Key Activities
3. Key Resources
4. Value Propositions
5. Customer Relationships
6. Channels
7. Customer Segments
8. Cost Structure
9. Revenue Streams
|
22
Key Partnerships menggambarkan jaringan para rekanan yang dijalin dalam membangun
sebuah usaha bisnis. Kita bisa membagi key partnership menjadi 4 jenis yaitu, kerjasama
strategis dengan perusahaan non-kompetitor, coopetition adalah aliansi strategis yang dijalin
dengan perusahaan competitor. Joint Ventures, yaitu kerja-sama untuk membuat sebuah bisnis
baru dan buyer-supplier adalah hubungan yang dijaga dengan supplier agar kelangsungan supply
barang-barang terjamin.
Key Activities adalah kegiatan utama yang dilakukan sebuah bisnis dalam memberikan
nilai kepada customer untuk mendapatkan revenue. Beberapa kategori key activities adalah
production, problem solving, platform/network.
Key Resources merupakan asset-asset penting yang dibutuhkan sebuah bisnis agar bisnis
tersebut dapat berjalan dengan baik. Pihak yang termasuk dalam kategori ini ada berbagai
macam. Physical adalah asset-asset yang berbentuk fisik seperti alat, bangunan, mesin dan
transportasi logistik. Intellectual adalah sumber daya yang berupa hak intelektual, hak paten dan
brand yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Human adalah sumber daya manusia yang bekerja
untuk perusahaan tersebut. Financial adalah sumber daya berupa modal atau uang yang
digunakan untuk membiayai kegiatan bisnis sebuah perusahaan.
Value Proposition nilai atau manfaat bagi para pelanggan (customer) yang tercipta oleh
rangkaian jasa atau produk. Kemampuan untuk memberikan nilai yang istimewa adalah alasan
utama mengapa pelanggan memilih satu perusahaan dibanding yang lain. Berikut adalah elemen-
elemen dari value proposition yaitu, harga, desain, kenyamanan merek atau status, penguarangan
resiko dan pengurangan biaya.
Customer Relationship menggambarkan hubungan yang dijalin oleh perusahaan penyedia
jasa atau produk dengan para pelanggannya. Tiga motivasi yang mendorong perusahaan menjalin
|
23
hubungan dengan pelanggan adalah customer acquisition, customer retention dan boosting sales
(upselling).
Channels adalah saluran yang dipakai oleh perusahaan agar para pelanggan dapat
menerima nilai yang diberikan. Fungsi dari channels adalah menciptakan kesadaran adanya suatu
jasa atau produk, membantu para pelanggan mengevaluasi produk atau jasa tersebut,
memungkinkan pelanggan untuk membeli, menyampaikan nilai kepada pelanggan dan
memastikan adanya kepuasan purna-jual melalui dukungan.
Customer Segments adalah sekelompok individu atau organisasi yang ditargetkan untuk
menjadi pelanggan dari perusahaan. Segmentasi dari tipe pelanggan yang ditarget bergantung
kepada jenis produk atau jasa yang ditawarkan.
Cost Structure adalah biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan dan menyampaikan
nilai, mempertahankan hubungan dengan pelanggan dan mendatangkan pendapatan. Biaya dapat
dihitung secara kasar setelah mendefinisikan key resources, key activities dan key partnerships.
Revenue Stream merupakan uang yang didapatkan dari hasil penjualan nilai sebuah
produk atau jasa kepada para pelanggan yang tentunya setelah dikurangi dengan nilai biaya yang
dibutuhkan untuk membuat nilai tersebut.
2.2 Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran atau Marketing mix menjadi dikenal setelah H.Neil Borden
mempublikasikan artikelnya yaitu The Concept of Marketing Mix pada tahun 1964. Pada
dasarnya marketing mix itu sendiri terdiri dari 4P yaitu (Product, Price, Place, Promotion).
Marketing mix ini biasa dipakai oleh manager marketing untuk menargetkan goal dari sebuah
produk ataupun jasanya agar dapat memberikan perceived value dan juga respon yang positif
|
24
dari tar get marketnya, dan dalam perkembangannya sekarang lebih dikenal dengan 7P, dimana
terdapat 3 lagi tambahannya yaitu (People, Process, Physical evidence)
1. Product
Berupa barang atau jasa yang ditawarkan sebuah perusahaan kepada konsumennya.
Apa fungsi dan manfaat produk dan jasa anda bagi market.
Seperti apakah produk dan jasa anda?
Produk suatu perusahaan harus jelas manfaatnya.
Manfaat apakah yang didapat dari konsumen jika mereka membeli produk atau jasa
yang ditawarkan di perusahaan anda.
2. Price
Berapa harga yang akan anda pasang untuk dijual ke market?
Keuntungan apa yang diperoleh dari konsumen jika menggunakan produk atau jasa
anda?
Seberapa besar manfaatnya?
Berapa harga produk atau jasa perusahaan yang akan anda jual ke retail ataupun
wholesale?
Bagaimana strategi anda jika anda ingin memberi diskon?
Apakah harga produk atau jasa anda sudah sesuai dengan target market anda?
Apakah harga yang anda tawarkan sudah benar dengan mengetahui anda mempunyai
kompetitor?
3. Place
Setelah harga ditentukan dengan benar, selanjutnya tempat untuk menjual juga sangat
penting.
|
25
Kemana perusahaan akan menjual produk atau jasa yang sudah ditentukan, retail
atau wholesale?
Apakah perusahaan menjual secara langsung kepada konsumennya?
Dengan berkembangnya teknologi, perusahaan dapat menjual produk atau jasa
melalui internet?
Semua itu kembali kepada perusahaan dan itu semua disesuaikan dengan seperti apakah
target market produk atau jasa perusahaan tersebut.
4. Promotion
Promosi mencakup semua aspek dari advertising, yaitu brosur, packaging, social media,
salesman, hingga strategi pricing dari barang atau jasa tersebut. Promosi itu sendiri merupakan
upaya perusahaan agar semua fungsi-fungsi pemasaran suatu saat nanti akan berakhir denga
tahapan penjualan. Beriklan melalui cara yang unik akan berpengaruh besar kepada konsumen,
karena konsumen akan mengingat iklan produk anda. Tetapi konsumen juga harus mengerti
maksud dari pesan yang perusahaan ingin sampaikan mengenai produk atau jasa dari perusahaan.
Dikarenakan bisnis ini mengusung Social Movement maka dalam promosinya akan
menggunakan pemasaran sosial, yaitu adalah penerapan prinsip dan teknik pemasaran pada
upaya-upaya melakukan perubahan sosial yang positif, misalnya kampanye bahaya merokok,
peningkatan partisipasi masyarakat dalam program keluarga berencana (KB), penyadaran
masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai, penggunaan kondom untuk hubungan seks
yang aman dan sebagainya. Pemasaran sosial berbeda dengan pemasaran komersial seperti yang
dikenal secara luas, khususnya di lingkungan ilmu manajemen dan bisnis.
|
26
5. Process
Merupakan elemen ke 5 dalam 7P of marketing mix, proses pelayanan perusahaan yang
diberikan perusahaan kepada konsumen memberikan pengaruh pada psychological target market.
Dengan proses pelayanan yang memuaskan, maka konsumen akan mendapatkan hasil yang
sesuai dengan ekspektasi mereka. Konsumen akan datang kembali untuk membeli produk
ataupun jasa dan kepercayaan pun akan didapat.
6. Physical Evidence
Elemen yang ke 6 dalam 7P marketing mix yaitu merupakan bukti fisik yang
mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli dan menggunakan barang atau jasa yang
ditawarkan. Bukti fisik pada perusahaan yang menarik minat konsumen agar datang ke
perusahaan.
7. People
Elemen terakhir dalam 7P marketing mix yaitu people. Elemen terakhir ini sangatlah
berperan penting, mengapa demikian? Karena people ini adalah bagian dari perusahaan yan
berinteraksi langsung dengan konsumen. Saat berinteraksi, mereka akan saling bertukar persepsi
dan opininya secara langsung. Selain itu, disini juga terlihat apakah konsumen sudah puas
dengan produk atau jasa dari perusahaan, apakah konsumen mempunyai saran atau keluhan.
Dengan adanya people yang dapat berinteraksi langsung dengan konsumen akan membantu
perusahaan untuk mengembangkan atau memperbaiki produk dan jasanya. People juga
menentukan loyalitas dari konsumen.
|
27
2.3 Target pemasaran
Besar atau kecilnya perusahaan tidak menjamin perusahaan itu akan sukses kedepannya.
Target pemasaran sangatlah penting untuk memfokuskan konsumen seperti apakah yang menjadi
target market kita, seperti apakah behaviornya? Dimanakah mereka tinggal? Berapakah
penghasilan mereka perbulan, berapakah pengeluaran mereka perbulan?
Dengan adanya target
pemasaran ini, perusahaan akan dapat melayani pelanggannya dengan baik.
Untuk dapat melayani pelanggannya dengan baik, perusahaan harus menentukan target
pemasarannya. Menurut Kotler dan Amstrong (2004, p249) ada tiga langkah produk yang harus
diambil perusahaan untuk menentukan target pemasaran, yaitu:
1. Market segmentation
Tahap pertama di STP adalah mengidentifikasi dan membagi kelompokkelompok
pembeli yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Menurut
Kotler dan Amstrong (2004, p256 260), variabel utama segmentasi untuk pasar konsume
yaitu:
Geographic segmentation: Segmentasi yang digunakan untuk membagi pasar berdasarkan
letak geografis dimana para konsumen berada, contoh: (Negara apa, Kota apa, Regional
mana, lingkungan)
Demographic segmentation: Segmentasi yang digunakan untuk membagi pasar berdasarkan
demografis dari para konsumen, contoh (usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras dan kebangsaan)
Behavior segmentation: Segmentasi yang digunakan untuk membagi pasar berdasarkan
behavior dari para konsumen, seperti apa gaya hidup mereka, seperti apa pola mereka
|
28
berbelanja, bagaimana pola mereka menggunakan uang dan juga bagaimana manajemen
waktu mereka.
2. Market targeting
Tahap ke dua dari STP dimana perusahaan membagi grup, memfokuskan pada sisi
advertising pada sebuah bisnis dan memilih pasar mana yang akan dimasuki dan ditargetkan.
3. Market positioning
Tahap ke tiga dari STP, dimana perusahaan ber upaya untuk membangun brand image
dan keunikan yang terdapat pada produk ataupun jasanya kepada persepsi konsumen dan juga
mempunyai kekuatan tersendiri yang berbeda dari kompetitornya.
2.4 Analisa TOWS
Menurut Kotler (2003, p102) analisis TOWS merupakan evaluasi terhadap keseluruhan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini dibagi dalam 2 bagian, yaitu analisis
lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan analisis lingkungan internal (kekuatan dan
kelemahan). Penting bagi suatu perusahaan untuk menganalisis TOWS nya. Dengan mengetahui
aspek-aspek dalam analisa TOWS, perusahaan dapat mengantisipasi ancaman yang bisa terjadi,
kelemahan yang dimiliki, meningkatkan kekuatan untuk mengembangkan keungguluan
perusahaan menjadi sebuah diferensiasi dan melihat peluang yang ada. Umumnya TOWS sering
digunakan untuk kerangka kerja/paduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi
alternatif dasar yang menjadi pertimbangan perusahaan.
|
29
Berikut pengertian dari TOWS itu sendiri:
1. Threat (Ancaman)
Faktor-faktor eksternal yang membahayakan dan menjadi ancaman bagi perusahaan itu
sendiri.
2. Opportunities (Peluang)
Faktor faktor eksternal yang dapat meningkatkan perusahaan dan memberikan
keuntungan pada masa yang akan datang, dimana akan menjadi peluang atau kesempatan bagi
perusahaan tersebut mencapai sukses.
3. Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, lemahnya keterampilan dan
kurangnya kemampuan yang secara serius dapat menghalangi kinerja efektif perusahaan.
Keterbatasan dalam fasilitas, keterbatasan sumber daya keuangan, juga keterbatasan kemampuan
manajemen dan keterampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
4. Strength ( Kekuatan)
Kekuatan atau keunggulan yang relatif terhadap pesaing, mungkin dari kinerja ataupun
kualitas. Hal yang dimiliki oleh perusahaan tetapi tidak dipunyai oleh kompetitor dan menjadi
keunggulan merupakan Strength dari perusahaan tersebut.
2.5 Analisis Lima Kekuatan Industri
Sebuah perusahaan dalam menjalankan sebuah bisnis harus dapat fleksibel dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat serta perubahan tren di dalam pasar. Strategi yang
jitu sangat dibutuhkan agar sebuah perusahaan dapat terus menjaga sustainability nya. Pekerjaan
seorang strategist adalah memahami dan memberikan keputusan dalam menangani persaingan
|
![]() 30
yang ada. Namun, terkadang para manajer perusahaan mendefinisikan para pesaing dengan
konteks yang sangat sempit. Persaingan untuk mendapatkan profit tidak hanya datang dari
kekuatan perusahaan lain dalam sebuah industri, tetapi terdapat empat kekuatan dalam
persaingan bisnis lainnya.
Menurut pengertian Michael Porter dalam buku HBRs 10 Must Read on Stategy
(2010) terdapat lima kekuatan yang membentuk strategi dalam berbisnis (The Five Competitive
Forces That Shape Strategy). Teori ini diungkapkan oleh Prof. Michael Porter pada tahun 1979
dalam sebuah artikel pada Harvard Business Review dan masih digunakan hingga sekar ang
sebagai standar dalam analisa sebuah industri dalam mendapatkan strategi yang terbaik.
Gambar 2.2: Analisa 5 kekuatan dalam persaingan sebuah industry
|
31
Berikut penjelasan terhadap kekuatan-kekuatan yang ada dalam sebuah per saingan bisnis:
Threat of new entrants:
Michael Porter menjelaskan bahwa sebuah perusahaan baru yang masuk kedalam
industri disebut dengan market challenger, dan ini merupakan ancaman bagi semua
perusahaan yang ada didalam pasar tersebut. Semakin banyak nya pemain baru yang
masuk dalam sebuah industri dengan keinginan untuk merebut market share yang selama ini
dikuasai oleh market leader maka semakin ketat pula persaingan yang dihadapi perusahaan-
perusahaan yang berkecimpung dalam industri tersebut.
Besarnya ancaman dari market challenger tergantung dengan barrier to entry
(hambatan untuk masuk) yang dihadapi oleh perusahaan baru tersebut. Secara umum ada
enam sumber barrier to entry yang dihadapi oleh para pendatang baru, yaitu:
1. Economies of scale adalah ukuran skala industri yang dihadapi oleh para pesaing
baru, baik dari produksi, riset, marketing dan service.
2. Product differentiation merupakan bagaimana sebuah perusahaan baru yang masuk
kedalam persaingan meluncurkan produk dan jasa yang berbeda atau belum ada
dalam industri persaingan tersebut.
3. Capital requirements modal awal yang dibutuhkan untuk membuat, menjalankan dan
memelihara perusahaan tersebut agar dapat menjadi relevan dalam pasar yang
dimasukinya.
4. Cost disadvantages independent of size tidak adanya pengalaman dalam persaingan di
industri tersebut membuat sebuah kelemahan bagi para market challenger,
dibutuhkan learning curve untuk memahami peta persaingan dalam sebuah industri
yang sudah dimiliki oleh perusahaan yang sudah ada terlebih dahulu didalam pasar.
|
32
5. Access to distribution channels sebagai market challenger maka perusahaan yang
baru memasuki persaingan dalam pasar harus membangun jaringan distribusinya agar
menjamin kelancaran kinerja bisnis dari perusahaan tersebut.
6. Government policy pemerintah dapat turut andil dalam membuat sebuah barrier to
entry, sebagai contoh banyak izin-izin mendirikan usaha yang dibatasi oleh
pemerintah, hal ini perlu diperhatikan oleh market challenger bila ingin memasuki
sebuah persaingan dalam sebuah industri yang banyak dibatasi oleh peraturan
pemerintah.
Bargaining power of suppliers
Berbagai perusahaan sangat bergantung kepada supplier sebagai pemasok kebutuhan
raw material dalam produksi sebuah produk dan jasa. Menurut Porter para pemasok jug
mempunyai kekuatan untuk negosiasi kepada perusahaan dalam sebuah industri, terlebih bila
industri yang dimaksud adalah industri manufaktur.
Dalam teorinya mengenai kekuatan para supplier, Porter menjelaskan para pemasok
memiliki kekuatan terhadap perusahaan apabila:
Para supplier tidak hanya memasok bahan untuk satu industri yang spesifik, bila
supplier tersebut memasok kebutuhan perusahaan untuk berbagai industri.
Raw material yang dipasok oleh para supplier bersifat unik dan sangat spesifik
sehingga perusahaan akan menemukan kesulitan untuk menemukan pemasok
pengganti. Terlebih lagi perusahaan harus memikirkan biaya pengalihan kontrak
untuk supplier baru berikutnya.
Tidak ada substitusi bagi raw material yang dipasok oleh para supplier.
|
33
Bargaining power of buyers
Para pelanggan juga memiliki kekuatan terhadap suatu industri, pelanggan dapat
mempengaruhi dampak yang terjadi pada sebuah industri. Customer yang memiliki daya
tawar besar adalah pelanggan yang didorong oleh price sensitivity dan value oriented.
Customer mempunyai kekuatan apabila jumlahnya tidak terlalu banyak, atau setiap
customer membeli produk dengan kuantitas yang banyak
Produk yang ditawarkan dalam sebuah industri tersebut telah distandarisasi, sehingga
para customer tidak peduli akan sebuah brand dari produk yang mereka beli.
Para pelanggan tidak memerlukan biaya pengalihan yang signifikan bila berganti
vendor akan produk yang mereka beli.
Threat of substitutes
Menurut Porter (1998), Ancaman dari produk pengganti akan kuat bila konsumen
dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk substitusi tersebut mempunyai
har ga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu
industri.
Ancaman terhadap sebuah produk substitusi terjadi apabila:
Mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga/prestasi yang lebih baik ketimbang
produk yang ada dalam industri.
Menawarkan trade-off antara harga dan performa yang menarik bagi para pelanggan.
Switching cost (biaya pengalihan) dari sebuah produk ke produk substitusinya
tersebut rendah.
Dalam hal yang terakhir, produk pengganti sering kali dengan cepat ikut berperan jika
terjadi perkembangan tertentu yang meningkatkan persaingan dalam industr inya sendiri dan
|
34
menyebabkan penurunan harga/peningkatan prestasi. Analisis terhadap kecenderungan seperti itu
dapat menjadi penting dalam memutuskan apakah akan mencoba untuk menghadang produk
pengganti secara strategis/merencanakan strategi dengan menganggap produk pengganti sebagai
kekuatan pesaing yang tak terhindarkan.
Rivalry among existing competitors
Persaingan yang terjadi antar perusahaan yang bergerak dalam pasar industri yang sama.
Dalam menganalisa sebuah industri sebagai market challenger, maka harus melihat persaingan
yang terjadi di dalam industri tersebut agar tidak menggunakan strategi yang salah dalam
bermain di pasar. Persaingan dalam sebuah industr i dapat dibilang tinggi apabila:
Terdapat banyak kompetitor dalam industri yang sama dan kurang lebih memiliki
kekuatan sumber daya yang setara sehingga menimbulkan persaingan sengit antara
para pemain di dalam nya. Terlebih bila tidak ada industry leader sehingga para
pesaing berebut untuk menjadi market leader dalam industry tersebut.
Pertumbuhan industri lambat, sehingga menimbulkan ketegangan dan pertarungan
untuk merebut market share.
Hambatan untuk keluar dari persaingan dalam industri berat, hal ini bisa terjadi
karena para perusahaan telah menginvestasikan biaya yang banyak terhadap asset-
asset yang telah dibeli. Biasanya perusahaan yang tidak mendapatkan profit atau
bahkan mengalami kerugian tidak akan keluar karena beban biaya untuk keluar dari
industri lebih besar dari biaya terus menjalankan operasi perusahaan tersebut.
Komitmen yang tinggi dari perusahaan terhadap industri yang mereka masuki,
aspirasi untuk mencapai market leader juga menjadi motivasi untuk terus berada
didalam industry tersebut
|
35
2.6 Teori Triple Bottom Line (3P)
Menurut Adam Joseph (2010) menyangkut soal usaha yang berkesinambungan
(sustainability) dan CSR (Corporate Social Responsibility), maka seorang yang bekerja dibidang
marketing dapat menambahkan sebuah nilai lebih didalamnya. CSR adalah bentuk tanggung
jawab sebuah organisasi terhadap efek yang ditimbulkan kepada masyarakat dan lingkungan
akibat kegiatan usahanya.
Sebagai sebuah isu bisnis, CSR bukanlah hal yang baru, melainkan sudah ada semenjak
perdagangan dimulai. Pemikiran yang populer akan sebuah prilaku bisnis yang baik adalah
dengan memakai istilah triple bottom line yang terdiri dari 3P, yakni People, Planet dan Profit.
Sebuah teori yang dikemukakan oleh John Elkington pada tahun 1997.
Dilihat dari sisi marketing, hal ini merupakan sustainable marketing (marketing yang
berkelanjutan). Seseorang yang bekerja dibagian marketing adalah orang yang paling dekat
dengan konsumen, dan cara sebuah organisasi agar sustain ialah dengan mendengarkan apa yang
di inginkan oleh konsumennya.
Oleh karena itu demi mendapatkan sustainable marketing atau promosi yang
berkelanjutan, sebuah organisasi harus menjalankan kebijakan CSR atau tanggung jawab sosial,
hal ini akan menaikkan reputasi perusahaan tersebut dan akan mengizinkan perusahaan tersebut
untuk terus melakukan bisnis.
Tanggung jawab sosial nya adalah dari semua kegiatan bisnis organisasi tersebut harus
memikirkan dampak negatif yang diberikan oleh kegiatan bisnis nya terhadap 3P yang disebut
diatas tadi. Lebih baik lagi bila bisnis organisasi tersebut sudah memberikan dampak yang positif
kepada 3P, bila hal ini dapat dilakukan maka barulah perusahaan tersebut sudah merupaka
perusahaan CSR yang dapat sustain.
|
![]() 36
Gambar 2.3: Diagram Triple Bottom Line
2.7 Teori Investasi
Menurut Jack Clark Francis (1991), investasi adalah penanaman modal yang diharapkan
dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang. Menurut Frank Reilly
(2003) mengatakan, investasi adalah komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, akan
mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan:
1. Waktu dana tersebut akan digunakan
2. Tingkat inflasi yang terjadi
3. Ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
Berdasarkan definisi-definisi Investasi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi
merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk mendapatkan
keuntungan di masa depan dengan tingkat resiko tertentu.
|
37
2.7.1 Jenis-jenis Investasi:
a. Investasi dalam bentuk asset riil (real assets) = Yaitu investasi dalam aktiva berwujud
fisik seperti emas, batu mulia dan sebagainya.
b. Investasi dalam bentuk surat berharga/sekuritas (marketable securities financial
assets) = Yaitu investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pada dasarnya
merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga/perorangan tertentu.
Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah institusi/perusahaan dapat
dilakukan dengan dua cara:
1. Investasi langsung (direct investing)
Diartikan sebagai suatu kepemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu
institusi/perusahaan tertentu yang secara resmi telah terpublikasi dengan tujuan
mendapatkan tingkat keuntungan berupa deviden dan capital gain.
2. Investasi tidak langsung (indirect investing)
Terjadi apabila suatu surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh
perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan aset secara tidak
langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar, yang bertindak
sebagai perantara. Dalam perannya sebagai investor tidak langsung, pedagang perantara
mendapatkan deviden seperti halnya dalam investasi langsung serta capital gain atau
hasil perdagangan portofolio yang dilakukannya.
|
38
2.7.2 Nilai Waktu Dari Uang
1. Present Value (nilai sekarang)
Present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan
datang. Present value bisa dicari dengan menggunakan rumus future value atau dengan rumus
berikut ini:
PV = FV (1 + r)-n
Keterangan:
FV = Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n)
PV = Present Value à Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)
r = Suku Bunga
n = Waktu (tahun)
Rumus di atas mengasumsikan bahwa bunga digandakan hanya sekali dalam setahun, jika bunga
digandakan setiap hari, maka rumusnya menjadi:
FV = PV (1 + r/360)-360n
2. Nilai Masa Yang Akan Datang (Future Value)
Future value (nilai masa yang akan datang) adalah nilai uang di masa yang akan datang
dengan tingkat bunga tertentu. Future value dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
FV = PV (1 + r)n
|
39
Keterangan:
FV = Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n)
PV = Present Value à Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)
r = Suku Bunga
n = Waktu (tahun)
Rumus di atas mengasumsikan bahwa bunga digandakan hanya sekali dalam setahun, jika bunga
digandakan setiap hari, maka rumusnya menjadi:
FV = PV (1 + r/360)360n
2.7.3 Kriteria Investasi
a) Periode Pengembalian (Payback Period)
Periode Payback menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan
bisa kembali. Periode Payback menunjukkan perbandingan antara initial investment dengan
aliran kas tahunan, dengan rumus umum sebagai berikut:
Nilai Investasi
Payback Period = _______________
Proceed
Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang telah ditentukan proyek tersebut
diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk
|
40
mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan penerimaan yang dihasilkan oleh proyek
investasi tersebut juga untuk mengukur kecepatan kembalinya dana investasi.
b) Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Benefit Cost Ratio (B/C ratio) adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu proyek atau kegiatan investasi dapat
dikatakan layak apabila diperoleh B/C > 1 dan dikatakan tidak layak apabila diperoleh B/
<1. Sedangkan pengertian lain dari Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) terhadap suatu keadaan
yang akan kita sebut sebagai proyek, merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk melihat
sejauh mana perbandingan antara nilai manfaat terhadap nilai biaya dilihat pada kondisi nilai
sekarang/present value (PV). Perhitungan analisis BCR didasarkan pada tingkat suku bunga. Jika
nilai BCR pada suku bunga berlaku lebih besar dari 1, proyek dikatakan layak secara ekonomi
dan dapat dikatakan untuk dibangun. Ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek adalah:
1. Jika BCR > 1, proyek dapat dikatakan layak untuk dikerjakan.
2. Sebaliknya, jika nilai BCR < 1, proyek tersebut tidak layak utuk dikerjakan.
Secara umum, rumus perhitungan BCR adalah:
BCR = (PV dari manfaat) / (PV dari biaya)
c) Net Present Value (NPV)
NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang
perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima
dari suatu usaha selama umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu.
|
41
NPV = C0 + (C1 / (1 + r))
Dimana C0 = Jumlah uang yang diinvestasikan (karena ini adalah pengeluaran, maka
menggunakan bilangan negatif).
Jika:
NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV < 0 (nol) usaha/proyek ) /p y tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana
TR = TC dalam bentuk present value.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.
d) Internal Rate of Return (IRR)
IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan
indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila
laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila
melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu
biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum
acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate
return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh
seorang investor.
|
![]() 42
IRR merupakan suku bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari
penerimaan yang diharapkan diterima ( present value of future proceed) dengan jumlah nilai
sekarang dari pengeluaran untuk investasi.
Besarnya nilai sekarang dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
|