BAB 2
LANDASAN  TEORI
2.1
Supply Chain Management
2.1.1 
Pengertian Supply Chain
Supply Chain
adalah
suatu
sistem
tempat
organisasi
menyalurkan
barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p5).
Supply chain
is
a
network of
connected and
interdependent organizations
mutually and co-operatively
working
together to control,
manage
and improve the flow of
material and
information from
suppliers to
end
users.
(Indrajit 
dan 
Djokopranoto
2003,p29,source:J.Aitken).
Persediaan
rantai adalah suatu
jaringan
dari
organisasi yang
saling tergantung dan
dihubungkan
satu
sama
lain
dan
co-operatively bekerja
sama
untuk
mengendalikan,
mengatur dan
meningkatkan aliran material
dan informasi dari
para
penyalur ke pemakai
akhir.
2.1.2 
Pengertian
Supply Chain Management
Pengertian
Supply Chain Management menurut beberapa ahli antara lain:
Supply
Chain
Management
menurut
Chopra
dan
Meindl
(2004,p4)
adalah
sebuah
Supply Chain Management
terdiri
dari
pelibatan
setiap
mata
rantai
persediaan,
baik
itu
secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Supply
Chain
Management
adalah
koordinasi
dari
semua
aktivitas
supply
pada 
suatu organisasi dari supplier
dan partner ke konsumennya. (Chaffey 2002,pXIV).
Sedangkan 
menurut 
Kalakota  ( 
2001,p274) 
Supply
Chain
Management 
merupakan
sebuah
payung
proses
dimana
produk
diciptakan
dan
disampaikan
kepada
konsumen.
Dari
sudut
struktural,
sebuah
Supply Chain
merujuk
kepada
jaringan
yang
rumit
dari
6
  
7
hubungan   dimana   organisasi  
mempertahankan   dengan   partner  
bisnisnya   untuk
mendapatkan sumber, produksi dan menyampaikannya kepada konsumen.
2.1.3 
Komponen dari Supply Chain Management
Komponen dari Supply Chain Management menurut Turban (2004,p301) terdiri
dari tiga komponen utama yaitu:
1. 
Upstream supply chain
Bagian
upstream (hulu)
supply chain
meliputi
aktivitas
dari
suatu
perusahaan
manufacturing dengan
para  penyalurnya  (yang  mana 
dapat 
manufacturers,
assemblers, atau  kedua-duanya) dan  koneksi mereka kepada
para  penyalur
mereka
(para
penyalur
second-tier).
Hubungan
para
penyalur
dapat
diperluas
kepada 
beberapa  strata,  semua  jalan 
dari   
asal 
material  (contohnya 
bijih
tambang,
pertumbuhan
tanaman).
Di
dalam
upstream supply chain,
aktivitas
yang utama adalah pengadaan.
2. 
Internal supply chain
Bagian dari internal
supply chain meliputi semua p®oses inhouse yang digunakan
dalam
mentransformasikan
masukan dari
para
penyalur
ke
dalam
keluaran
organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam  organisasi. Di
dalam
internal
supply chain
,
perhatian
yang
utama
adalah manajemen
produksi,
pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
3. 
Downstream supply chain
Downstream
(arah  muara)
supply
chain
meliputi  semua  aktivitas  yang
melibatkan
pengiriman 
produk
kepada
pelanggan
akhir.
Di
dalam
downstream
supply chain,
perhatian
diarahkan
pada
distribusi,
pergudangan,
transportasi,
dan
after-sale service
.
  
8
2.1.4  Tujuan
Supply Chain Management
Tujuan
dari SCM adalah untuk
memaksimalkan
nilai keseluruhan yang dihasilkan
untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
permintaan
pelangan.
Di
sisi
lain,
tujuannya
adalah
untuk
meminimalkan
biaya
keseluruhan
(biaya pemesanan,
biaya
penyimpanan,
biaya
bahan baku, biaya transportasi dan lain-lain) (Chopra dan Meindl 2004,p5).
Sedangkan tujuan
dari
SCM
menurut
Miranda
ST
(2001,p87)
adalah
memaksimalkan
persaingan
dan
keuntungan perusahaan
dan
keseluruhan
anggotanya,
termasuk pelanggannya.
2.1.5 
Keuntungan
Supply Chain
Keuntungan dari Supply Chain menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp4-5):
1. mengurangi inventory barang dengan berbagai cara
a.  
Inventory
merupakan
bagian
paling
besar
dari
aset
perusahaan
yang
berkisar
antara 30%-40%.
b.   Sedangkan 
biaya 
penyimpanan 
barang  (inventory carrying
cost)
berkisar
antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan,
c.
Oleh 
karena 
itu 
usaha 
dan 
cara 
harus 
dikembangkan 
untuk 
menekan
penimbunan
barang
di dalam
gudang agar
biaya
dapat
ditekan
menjadi
sesedikit mungkin.
2. Menjamin kelancaran penyediaan barang
a.  
Kelancaran
barang
yang
perlu
dijamin
adalah
mulai
dari
barang
asal
(pabrik
pembuat),
supplier,
perusahaan
sendiri,
wholesaler,
retailer,
sampai
kepada
final customer
.
b.
Jadi,
rangkaian
perjalanan
dari
bahan
baku
sampai
menjadi
barang
jadi
dan
diterima
oleh
pemakai atau
pelanggan
merupakan suatu
mata
rantai
yang
panjang yang perlu dikelola dengan baik.
3. Menjamin mutu
  
9
a.   Mutu  barang  jadi  (
finished product
)
ditentukan 
tidak  hanya 
oleh 
proses
produksi
barang
tersebut,tetapi
juga oleh
mutu
bahan
mentahnya
dan
mutu
keamanan dalam pengiriman.
b.   Jaminan
mutu
ini
juga
merupakan
serangkaian
mata
rantai
panjang
yang
harus dikelola dengan baik.
2.1.6 
Proses Supply Chain Management
Proses  Supply Chain
Management
merupakan  proses  dimana  produk  dari
bahan
mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual
melalui fasilitas-fasilitas
yang terhubung oleh mata rantai sepanjang arus produk
dan
material.
Supply
Chain Planning
Information Flows
Supplier
Product
Flow
Manufacturer
Product
Flow
Distributors
Product
Flow
Retailers
Product
Flow
Consumer
Payment Flows
Supply
Chain Execution
A
Process View
of The
Supply Chain
Sumber: Kalakota (1999,p198)
Gambar 2.1
Proses Supply Chain
  
10
Menurut
Indrajit
dan
Djokopranoto
(2003,pp6-8)
dalam
Supply Chain
ada
beberapa
pemain
utama
yang
merupakan perusahaan-perusahaan
yang
mempunyai
kepentingan di dalam arus barang, para pemain utama itu adalah:
1. 
Suppliers
2. 
Manufacturers
3. 
Distribution
4. 
Retail Outlet
5. 
Customers
Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu antara lain sebagai berikut:
Chain 1 :
Suppliers
Jaringan
bermula
dari
sini,
yang
merupakan sumber
yang
menyediakan
bahan
pertama,
di
mana
mata
rantai
penyaluran barang
akan
mulai.
Bahan
pertama
ini
bisa
dalam
bentuk
bahan
baku,
bahan mentah,
bahan
penolong,
bahan
dagangan,
subassemblies
,
suku
cadang dan sebagainya.
Sumber
pertama ini
dinamakan Suppliers.
Dalam
arti
yang
murni,
ini
termasuk
juga suppliers’suppliers
atau sub-supplie®s
.
Jumlah
suppliers bisa
banyak
atau
sedikit,
tetapi
supplierssuppliers
biasanya
berjumlah
banyak
sekali.
Chain 1-2 : Suppliers -Manufacturers
Rantai  pertama  dihubungkan  dengan  rantai  kedua,  yaitu
manufacturer atau
plants atau assembler atau
fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan
membuat,
memfabrikasi,
mengasembling, merakit,
mengkonversikan, atau
pun
menyelesaikan
barang
(finishing).
Misalnya
sebut
saja
bentuk
bermacam-macam
tadi
sebagai
manufacturer
.
Hubungan
dengan
mata
rantai
pertama
ini
sudah
mempunyai
potensi 
untuk 
melakukan 
penghematan. 
Misalnya, 
inventoris
bahan 
baku, 
bahan
setengah
jadi,
dan bahan jadi yang berada
di pihak suppliers, manufacture®s, dan tempat
transit
merupakan
target
untuk
penghematan
ini.
Tidak
jarang
penghematan
sebesar
40%-60%,
bahkan
lebih,
dapat
diperoleh
dari
inventory carring cost di
mata
rantai ini.
  
11
Dengan
menggunakan
konsep
suppliers
p
artnering
misalnya,
penghematan
ini
dapat
dilakukan.
Chain 1-2-3 : Suppliers Manufacturers-Distribution
Barang 
sudah 
jadi 
yang 
dihasilkan  oleh 
manufacturers
sudah 
mulai 
harus
disalurkan
kepada
pelanggan.
Walaupun
tersedia
banyak
cara untuk
penyaluran
barang
ke pelanggan,
yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh
sebagian besar supply ©hain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang
distributor
atau
wholesaler
atau
pedagang
besar
dalam
jumlah
yang
lebih
kecil
kepada
retailers atau pengecer.
Chain 1-2-3-4 : Suppliers- manufacturer-Distribution-Retail Outlets
Pedagang
besar
biasanya
mempunyai fasilitas
gudang
sendiri
atau
dapat
juga
menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum
disalurkan
lagi
ke
pengecer.
Sekali
lagi
di
sini ada
kesempatan
untuk melakukan
penghematan
dalam
bentuk
jumlah
inventories dan
biaya
gudang,
dengan
cara
melakuakan desain
kembali
pola-pola
pengiriman
barang
baik dari
gudang
manufacturers
maupun ke toko pengecer (retail outlets).
Walaupun ada
beberapa pabrik yang langsung menjual barang
hasil
produksinya
kepada
pelanggan
relatif
jumlahnya
tidak
banyak
dan
kebanyakan
menggunakan
pola
seperti di atas.
Chain 1-2-3-4-5: Supplier-manufacturer-distribution-Retail outlets-Customers
Dari 
rak-raknya, 
para 
pengecer 
atau 
retailers 
ini 
menawarkan 
barangnya
langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang
termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko
koperasi,
mall,
club
stores
, dan
sebagainya,
pokoknya
dimana
pembeli
akhir
melakukan
pembelian.walaupun secara
fisik dapat dikatakan
bahwa ini
merupakan mata
rantai
yang
terakhir, 
sebetulnya 
masih 
ada 
satu 
mata 
rantai 
lagi, 
yaitu 
dari 
pembeli 
(yang
mendatangi r
etail outlets
tadi)
ke
real customers
atau
real user
,
karena
pembeli
belum
  
12
tentu
pengguna
sesungguhnya.
Mata
rantai supply
baru
benar-benar
berhenti setelah
barang tersebut tiba di pemakai langsung (pemakai 
yang sebenarnya)
barang
atau
jasa
dimaksud.
2.1.7
Penggerak Supply Chain
Supply
Chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa
supply chain
itu
sendiri.Menurut
Chopra
dan
Meindl
(2004,pp51-64)
penggerak
supply
chain adalah sebagai berikut:
1.
Inventory
Adalah
semua
bahan
mentah,
dalam
proses
dan
barang-barang
yang
telah
diselesaikan.
Inventory
merupakan
salah satu
penggerak
supply chain
yang
penting
karena
perubahan
kebijakan
inventory
dapat
mengubah
secara
drastis
tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52)
Komponen
dari
keputusan
mengenai
inventory
adalah
(Chopra
dan
Meindl,2004,pp57-58):
a.
Cycle Inventory
Cycle Inventory
Adalah jumlah rata-rata
dari
inventory
yang
digunakan
untuk
memenuhi
permintaan
dalam
suatu
waktu.
Misal
dalam
sebulan
memerlukan
10
buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku
dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3
hari.
Ini
tergantung
dari
strategi
supply
chain
apa
yang
mereka
terapkan
(responsive
atau
efisiensi)
dengan
memperhitungkan  
ordering cost
(biaya
pesan) dan
holding cost
(biaya penyimpanan).
b. 
Safety Inventory
Safety Inventory adalah
inventory yang
dibuat
untuk
berjaga-jaga
terhadap
perkiraan
akan
kelebihan
permintaan. Ini
digunakan
untuk
mengatasi
ketidak
pastian akan permintaan yang tinggi.
  
13
c. 
Seasional Inventory
Seasional inventory  
adalah
inventory
yang
dibuat   
untuk
mengatasi
keragaman  
yang dapat diprediksi dalam
permintaan.
Perusahaan
ynag
menggunakan
seasional
inventory akan
membangun
inventory mereka
pada
periode
permintaan
akan barang
rendah
dan
menyimpannya
untuk
periode
permintaan akan
barang
menjadi
tinggi,
dimana
pada
saat
permintaan
tinggi
dimana mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi
permintaan.
2. Transportasi
Transportasi  
adalah
memindahkan
inventory
dari
titik
ke
titik
dalam
suppy chain.
Transportasi
terdiri
atas
banyak
kombinasi
dari
model
dan
bentuk
yang
memiliki keunggulan
masing-masing.
Pemilihan transportasi juga mempunyai
dampak
yang besar
dalam
tingkat
responsifitas dan efisiensi
supply chain.(Chopra
dan Meindl,2004,p52).
Komponen
dari
keputusan
mengenai
transportasi
menurut
Chopra
dan
Miendl
(2004,pp59-60) adalah sebagai berikut:
a. Modes of transportation
Modes of transportation
adalah
cara-cara
dimana
sebuah
produk dipindahkan
dari
satu
lokasi
dalam
jaringan
supply chain ke
tempat
lainnya.
Terdapat
5
cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:
1. Udara
Udara
merupakan
cara
transportasi
yang
paling
cepat,
tetapi
memiliki
biaya yang mahal.
2. Truk
Truk cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
3. Kereta
kereta cara yang murah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.
  
14
4. Kapal
Kapal
cara
yang
paling
lambat
tetapi
sering
menjadi
pilihan
yang
paling
ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
5. Pipa saluran
Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.
b
.
Route and network selection
Route adalah
jalur
jalan
dimana
sebuah
produk
dikirimkan
dan
network
adalah
sebuah
kumpulan
lokasi
dan route
dimana produk
dapat
dikirimkan.
Perusahaan 
membuat 
beberapa 
keputusan 
mengenai 
route 
pada 
saat
langkah desain supply chain.
c. In house or outsource
Secara 
tradisional, 
kebanyakan 
fungsi 
transportasi  dilakukan 
oleh
perusahaan sendiri,
namun
pada
saat ini
banyak
yang
telah
dilimpahkan
ke
perusahaan lain
(Outsorced).
3.  Fasilitas
Fasilitas
adalah
tempat-tempat
dalam
jaringan
supply chain
dimana
inventory
disimpan,
dirakit atau diproduksi.
Dua jenis umum
dari
fasilitas adalah
tempat
produksi
dan
tempat
penyimpanan.
Bila perusahaan memilih
tingkat
efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas
mempunyai dampak
yang
besar
dalam tingkat responsifitas dan
efisiensi supply
chain. (Chopra dan Meindl,2004,p52).
Komponen 
dari 
keputusan 
mengenai  fasilitas 
menurut 
Chopra 
dan  Meindl
(2004,pp55-56) adalah sebagai berikut:
a.
Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi
fasilitasnya
merupakan
bagian
yang sangat
besar dalam
langkah
desain
supply
chain.
Penentuan  lokasi 
secara  ekonomis,  sedangkan 
penentuan
  
15
lokasi
secara
desentralisasi
akan
menjadi
lebih
responsif
dalam permintaan
konsumen.
b.
Capacity
Perusahaan juga
harus
menetukan
seberapa
kapasitas
dari
fasilitas
yang
dimiliki  
oleh  
perusahaan   tersebut.  
Sejumlah   besar   kapasitas   akan
menjadikan perusahaan tersebut
menjadi
lebih
responsif,
demikian
pula
sebaliknya.
c.
Operation methodology
Disini digambarkan
bagaimana
metode
perusahaan
dalam
memproduksi
barang,apakah
mesin
yang
dipakai untuk
membuat
produk
itu
bersifat
fleksibel, maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk
membuat  produk
yang
lain
(responsive)
yang
biasanya
mesin
itu
relatif
mahal atau menggunakan mesin
yang dapat membuat 1 macam produk
saja
(efisien).
d.
Warehaouse methodology
Stock Keping Unit (SKU) Storage
Gudang
tradisional
yang
menyimpan
segala
macam
produk
dalam satu
tempat.
Job Lot storage
Yaitu
suatu
metode
penyimpanan
persediaan
dimana semua
produk-
produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau
memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
Crossdocking
Yaitu
sebuah
metode,dimana
barang sebenarnya tidak
disimpan dalam
fasilitas
(gudang)
perusahaan.
Truk
dari
pemasok
barang,
tiap-tiap
dari
truk tersebut membawa jenis-jenis
yang berbeda dari
barang yang
dipesan
yang
diangkut
menuju
fasilitas
perusahaan,
kemudian
dari
sana
dipecah
  
16
menjadi
bagian-bagian
kecil
dan
dengan
cepat diangkut
ke
retailer
menggunakan  truk-truk 
yang  berisi  barang-barang  yang  beragam  dari
truk-truk sebelumnya.
4. Informasi
Informasi terdiri
dari
data dan
analisis
berkaitan dengan inventory,
transportasi, fasilitas dan pelanggan
di seluruh
supply chain.
Informasi
menyajikan
pihak
manajemen
kesempatan
untuk
membuat
supply chain lebih
responsif
dan
efisien.
Informasi secara
potensial adalah penggerak terbesar performa
supply
chain.
(Chopra dan Meindl,2004,p52).
Komponen
dari
keputusan
informasi
menurut
Chopra
dan
Meindl
(2004,pp62-64)
adalah sebagai berikut:
1. Push versus Pull
Sistem
push
biasanya
menggunakan
MRP
(Material
requirement
Planning)
untuk
jadwal produksi,
jadwal
kepada
pemasoknya
untuk menetukan kapan,
jenis dan
banyak   barang  
yang  
dikirimkan  
ke  
perusahaan,   sedangkan   tipe   pull
menggunakan informasi atas permintaan aktual
konsumen,
sehingga perusahaan
dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
2. Coordinating and Information Sharing
Koordinasi
dari
supply chain terjadi
ketika
semua
tingkat-tingkat
dari
supply
chain
bekerja
menuju
tujuan
yaitu
memaksimalkan
keuntungan
total
supply
chain di
bandingkan
dengan
bekerja
sendiri-sendiri.
Kekurangan
koordinasi
berpengaruh
pada
kerugian
yang
besar
atas
keuntungan
supply chain.
Ini
bisa
dilakukan dengan
pertukaran
data antara
tiap-tiap bagian
dalam
supply chain
itu
sendiri.
3. Forecasting and Aggregate Planning
Forecasting adalah
suatu
ilmu
pengetahuan
dan
seni
untuk
membuat
rencana
mengenai
kebutuhan
masa
depan
dan
kondisinya.
Forecasting
(peramalan)
ini
  
17
digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan,maka
perusahaan
aggregate planning, yang
mengubah
peramalan
menjadi
rencana
aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.
4. Enabling Technologies
Untuk  mencapai  informasi  sharing
dan  intergasi  dalam
supply chain,
maka
terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:
Electronic Data Interchange (EDI)
EDI
memungkinkan perusahaan menjadi
lebih efisien,
juga menurunkan waktu
yang
dibutuhkan
produk
untuk
sampai kepada
konsumen,
transaksi
menjadi
lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
The Internet
Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka menjadi
sebuah faktor yang penting dalam supply chain.
Enterprise Resources Planning (ERP) system
Sistem ERP
ini
menyediakan
pelacakan
transaksi
dan
kemampuan
melihat
secara
keseluruhan
atas
informasi
dari
tiap-tiap bagian
perusahaan
dan
memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.
Supply Chain Management (SCM) Software
Yaitu 
program 
yang  menyediakan 
dukungan  terhadap 
analisis 
keputusan
dalam
penambahan
kemampuan
melihat secara
keseluruhan
terhadap
informasi.
2.1.8 
Perbedaan Manajemen Logistik dan Manajemen Supply Chain
Manajemen logistik
adalah
proses
secara
strategis
dalam
mengatur
penggadaan,perpindahan 
dan 
penyimpanan 
material,bahan  setengah  jadi 
dan
persediaan barang jadi. (Indrajit dan Djokopranoto 2003,p27).
  
18
Sedangkan menurut
Miranda
ST
(2001,p2)
Manajemen
logistik
merupakan
bagian
dari proses supply chain yang
berfungsi
untuk
merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan
keefisienan dan
keefektifan
aliran
dan
penyimpanan
barang,
pelayanan
dan informasi terkait
dari titik permulaan (Point-Of-Origin
)
hingga
titik
konsumsi (Point
Of-Consumption
)
dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
   Perbedaan manajemen logistik dan manajemen
Supply
Chain
menurut
Miranda (2001,p4)
adalah:
Tidak
ada perbedaan
yang
mencolok
antara
SCM
dan
manajemen
logistik,
hanya saja SCM
dipandang
sebagai
logistik bagian
luar
perusahaan
yang meliputi
pelanggan
dan
supplier
.
Manajemen
logistik
lebih
memfokuskan
pada
pengoptimalan
rencana
orientasi dan
kerangka
kerja berupa
pembuatan rencana
tunggal untuk
aliran
produk
dan
informasi
di
dalam
perusahaan sedangkan
SCM
merasa
tidak
cukup
hanya
integrasi bagian dalam.
Sedangkan 
perbedaan 
manajemen 
logistik 
dan 
manajemen 
supply
chain
menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,p27) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan antara manajemen logistik dan manajemen Supply Chain
Manajemen Logistik
Manajemen Supply Chain
Mengutamakan pengelolaan termasuk
arus barang dalam perusahaan.
Berorientasi pada perencanaan dan
kerangka kerja yang menghasikan
rencana tunggal arus barang dan
informasi di seluruh perusahaan
Mengutamakan arus barang antara
perusahaan, sejak paling hulu sampai
paling hilir.
Atas dasar kerangka kerja ini
mengusahakan hubungan dan
koordinasi antar proses dari perusahaan
lain dalam Business pipeline, mulai dari
Suppliers sampai kepada pelanggan.
Sumber: (Indrajit dan Djokopranoto,2003,p27)
  
19
2.1.9  Pengertian Downstream Supply Chain Management
Berdasarkan
pendapat
Noori
dan
Radford
(1999,p343).
Downstream supply
chain management is management of material from company to customer.
Manajemen rantai hilir adalah manajemen material dari perusahaan ke pelanggan.
Sedangkan
menurut
Chaffey
(2002,p216).
Downstream supply
chain
management
is transaction
between
an organization
and its suppliers
and intermediaries
equivalen to buy side e-Commerce.
Manajemen
rantai adalah
transaksi
antar suatu
organisasi dan
para perantara
dan para penyalurnya setara dengan membeli sisi e-commerce
.
Upstream
Downstream
Supplier
Organization
Customers
Buy side e-commerce
Sell side e-commerce
Sumber : e-Business and e-Commerce Management (Chaffey 2002,p217)
Gambar 2.2
Upstream and Downstream supply chain
  
20
2.2
Internet, Extranet
2.2.1 
Internet
Internet Kepanjangan
dari
Interconnection
Networking,
atau
sering
disebut
juga
sebagai
CyberSpace.
Internet
adalah
suatu
organisasi
bebas
dari
ribuan
komputer.
(Oz
2002,p4)
Internet
adalah
teknologi
dengan
banyak
peralatan
yang
mempunyai
potensial
untuk
memindahkan
landscape yang
kompetitif
di
banyak
industri
dan
pada
saat
yang
sama menciptakan industri yang baru. (Afuah 2001,p6)
Berdasarkan
pendapat
Turban
(2002,p290)
Internet
adalah
sebuah
jaringan
komunikasi publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada setiap
organisasi
melalui
sebuah
Local Area nerwork (LAN) atau   Internet Service Provider
(ISP). Internet
adalah
jaringan
public
yang
terhubung
dengan gateway.
Sedangkan 
menurut Emericks
(2000,p1)
Internet adalah
worldwide
network
of
computer that provides a highly interactive
system for marketing
communication nothing
more and nothing less.
Artinya
Internet merupakan
jaringan
komputer
yang
luas
yang
menyediakan
sistem interaktif yang tinggi untuk komunikasi pemasaran tidak lebih dan tidak kurang.
Jadi
Internet
merupakan
sebuah
sistem
komunikasi
global
yang
menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.
Setiap komputer dan jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung ke
beberapa
jalur
utama
yang
disebut
Internet Backbone” dan
dibedakan
satu
dengan
yang lainnya menggunakan
Unique name yang disebut alamat IP.
2.2.2
Extranet
Extranet adalah
sebuah
jaringan
yang
menghubungkan
Intranet
dan
Internet dari
berbagai
lokasi
Internet Protocol (IP)
dan
Transaction Protocol (TCP).
(Turban 2002,p291).
  
21
Extranet
adalah
network
dimana
yang
bisa
melakukan
akses
bukan
hanya
perusahaan 
tetapi  juga  bisa  di  akses  oleh  supplier dan  konsumennya.  (Chaudhury
2002,p104).
Sedangkan menurut
Indrajit
dan Djokopranoto
(2003,p168) Ext®anet
adalah
jaringan komputer yang menghubungkan sistem jaringan perusahaan (intranet
misalnya)
dengan
sistem
jaringan
para
mitra
bisnisnya,
seperti
supplier (pemasok)
dan
vendor.
Kesimpulannya
Extranet dapat
diartikan
sebagai
jaringan
yang
dibangun
sebagai
alat
komunikasi antar perusahaan dengan rekanan bisnisnya.
Extranet
Pemasok
Firewall
Intranet
Distributor
Pelanggan
Tunneling
Internet
Firewall
Intranet
Sumber :Anastasia (2001,p160)
Gambar 2.3
Arsitektur Extranet
 
Manfaat khusus Extranet
berdasarkan Anastasia (2001,p161-162):
1. Peningkatan komunikasi,meliputi:
Perbaikan komunikasi
internal.
Penyempurnaan saluran kemitraan bisnis.
Pemasaran,penjualan dan dukungan pelanggan yang efektif.
Dukungan aktivitas kolaboratif.
2. Peningkatan produktifitas,mencakup:
  
22
Penyampaian informasi
Just-In-Time
.
Reduksi
information overload.
Kolaborasi produktif antar kelompok kerja.
Pelatihan berdasarkan permintaan.
3. Penyempurnaan proses bisnis,diantaranya:
Waktu yang lebih singkat dalam memasarkan produk.
Potensi melakukan rekayasa simultan.
Biaya desain dan produksi yang lebih rendah.
Relasi yang lebih baik dengan para klien.
Peluang bisnis baru.
4. Reduksi biaya,meliputi:
Berkurangnya kesalahan yang terjadi.
Membaiknya
comparison shopping.
Berkurangnya aktivitas perjalanan dan pertemuan.
Berkurangnya biaya administrasi dan operasional.
Eliminasi biaya percetakan menggunakan kertas.
5. Penyampaian informasi, mencakup:
Publikasi berbiaya rendah.
Penyempurnaan terhadap system yang sudah ada.
Sistem penyampaian informasi yang baku.
Kemudahan dalam pemeliharaan dan implementasi.
Eliminasi biaya percetakan dan pengiriman.
  
23
2.3
e-Business
e-Business
adalah sebuah
pemikiran
yang
kompleks
dari proses
bisnis,
aplikasi
enterprise dan
kebutuhan
struktur
organisasi
untuk
menciptakan
sebuah
model
bisnis
dengan kinerja yang tinggi. (Kalakota 1999,pXVI).
e-Busines adalah
semua
pertukaran
informasi
melalui
media
teknologi
antara
organisasi
dan
stakeholder
eksternalnya
untuk
mendukung
proses
keseluruhan
bisnis.
(Chaffey 2002,preface).
Menurut
Laudon
(2001,p23)
e-Business adalah
penggunaan
internet
dan
teknologi
digital
lainnya
untuk
komunikasi
organisasional dan
pengkoordinasian
manajemen perusahaan.
Sedangkan
menurut Phillips (2003,p1) e-Business
encompasses e-commerce
but
goes beyond
it to include the application
of information technologies for internal business
processes as
well for the activities in which a
company engages during commercial
activity. These activities can include functional activities such as finance, marketing,
human resources management and operations.
e-Business
meliputi
e-commerce
tetapi di
luar itu juga meliputi
aplikasi teknologi
informasi
untuk
proses
bisnis
internal
juga untuk
aktivitas
di
mana
suatu
perusahaan
melakukan aktivitas
komersil.
Aktivitas
ini
biasa
meliputi
aktifitas
fungsional
seperti
keuangan,pemasaran,manajemen sumber daya dan operasi.
  
24
2.4
e-Commerce
Definisi 
e-commerce
menurut  Tuban  (2000,p4),  adalah  suatu  konsep  yang
menggambarkan
proses
membeli
(
buying),
menjual
(
selling)
atau
pertukaran
produk,
jasa, dan indormasi lewat jaringan komputer termasuk internet.
Sedangkan
menurut
Esprit
(David
Whiteley,2000,p3)
e-Commerce
is a general
concept covering any form of bussiness transaction or information exchange executed
using Information
and Communication
Technologies
(
ICTS ). E-commerce
takse place
between companies
and public administrations.
Electronic
commerce
includes electronic
trading of goods, services and electronic material”
diartikan
bahwa
e-commerce
adalah
konsep
umum
yang
meliputi
beberapa
bentuk
dari
transaksi
bisnis
atau pertukaran
informasi
yang dilakukan dengan menggunakan Teknologi
Komunikasi
dan
Informasi. E-
commerce
juga
mengambil
bagian
antara perusahaan,
dan antar
perusahaan
dan
customer mereka atau antar perusahaan dan public administrations.
Beberapa 
kategori  e-commerce 
menurut 
David 
Whiteley 
(2000,p4)  adalah  sebagai
berikut ;
Electronic Market
Sebuah penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk melakukan
penawaran
sehingga
pembeli
bisa
membandingkan
harga
dan
atribut
lainnya
yang ditawarkan dan membuat keputusan pembelian.
Electronic Data Interchange ( EDI )
Sebuah standar
yang digunakan oleh sebuah sistem untuk
melakukan
transaksi
perdagangan
sehingga
dapat
secara
langsung
dikomunikasikan dari
satu
sistem
komputer ke lainnya tanpa membutuhkan pencetakan pemesanan, dan faktur
serta mengurangi kesalahan dalam
paper handling.
Internet Commerce
  
25
Teknologi
Informasi
dan
komunikasi
juga
digunakan
untuk
advertising (iklan)
dan
membuat once-offsales
dengan
jangkauan
yang
luas
dari suatu barang
dan
jasa.
2.4.1
Jenis-jenis
e-commerce
Menurut Turban
(2000,p11)
Jenis-jenis
e-Commerce
berdasarkan
sifat
dan
transaksi antara lain :
Bussiness to Bussiness (B2B)
Meliputi 
Transaction
Interorganizational System
(IOS)  dan
transaksi 
pasar
elektronik antar organisasi.
Bussiness to Costumer (B2C)
Transaksi retailing dengan pembeli individual.
Customer to Customer (C2C)
Konsumen menjual secara langsung kepada konsumen lain melalui internet.
Coustumer to Bussiness (C2B)
Meliputi
individu
yang
menjual
barang atau
jasa
kepada
organisasi
atau
perusahaan, dimana para individu
mencari
pembeli, berinteraksi
dengan
pembeli
dan mengadakan transaksi.
2.4.2
Website
Website
atau situs web adalah
sekumpulan informasi yang
terdapat pada
World
Wide Web
dan dikemas
dalam
bentuk
halaman
(web pages). Sekumpulan halaman
web
tadi  dikumpulkan  dalam  sebuah  alamat  unik  yang  disebut  URL  (Uniform Resource
Locator) dan diberi halaman awal (Home Page) untuk mewakili website
tersebut.
2.4.3
World Wide Web
Dalam World Wide
Web
terdapat
berbagai
istilah yang
berhubungan
dengan
website diantaranya seperti berikut :
Uniform Resource Locator (URL)
  
26
Adalah standar pengalamatan pada
internet
untuk
sebuah
resource
yang
dapat
berisi
berbagai
jenis
file,
mulai
dari
text hingga
animasi.
Jika
ada
banyak
URL
yang  memiliki  pola 
yang  sama,  maka  disebut  pathname. Website  biasanya
adalah sekumpulan
dokumen
yang berada
dalam satu pathname
yang sama dan
mempunyai
halaman
depan
(Home Page).
URL
juga
kadang
disebut
Universal
Resource Locator.
Hyper Text Transfer Protocol (HTTP)
HTTP adalah metoda
utama
untuk
membawa informasi kepada
World
Wide Web.
Fungsi utamanya adalah untuk
menerima dan menerbitkan
halaman
Hyper Text
Markup  Language 
(HTML). 
HTTP 
merespon 
protokol  diantara  klien 
dengan
server.
Klien
HTTP,
biasanya
sebuah
Web-Browser,
menjadi
jembatan
untuk
mengkonversi data menjadi sebuah informasi yang dapat dibaca.
Hyper Text Markup Language (HTML)
Hyper Text Markup
Language adalah salah satu basaha
pemrograman yang
digunakan
untuk
menyampaikan
informasi
kepada
klien
HTTP. HTML
terbentuk
dari gabungan
text
dan informasi lainnya seperti struktur
teks,
atau
tanda-tanda
lain,
yang
disebut
markup. Bahasa
markup
modern
yang
paling
dikenal
adalah
HTML.
Sebenarnya bahasa markup ini
digunakan pada
industri
penerbitan. HTML
dapat
memuat
segala informasi dengan bentuk
hampir
tidak
terbatas, mulai
dari
text, animasi hingga aplikasi yang berjalan pada beberapa platform.
2.4.4
Kriteria Website yang baik
Menurut www.toekangweb.or.id ada beberapa kriteria website yang baik, yaitu :
Usability
Sebuah
halaman
HTML
yang
memiliki
nilai usability
yang
bagus
harus
dapat
dipelajari
dengan
mudah
cara
penggunaannya oleh pengunjung, mudah
diingat
sistem
navigasinya,
dapat
digunakan
dengan efisien,
meminimalkan tingkat
kesalahan user, pengguna akan merasa puas dan akan kembali ke website tadi.
  
27
Sistem Navigasi
Kemudahan bernavigasi
dalam
site
tersebut,
melibatkan
sistem
navigasi
site
secara keseluruhan, dan desain Interface site
tersebut.
Graphic Design
Kepuasan
visual
user
(lewat
mata) secara subyektif. Melibatkan
bagaimana
desainer visual site tersebut membawa mata user menikmati dan
menjelajahi site
tersebut melalui pemilihan Layout, Warna, Bentuk dan Typografi.
Content / Isi
Simply
speaking,
Content
is
King,
sebagus
apapun
halaman
anda secara
design
grafis, tanpa contents
yang
berguna
dan
bermanfaat
akan
bernilai
nol
(kecuali
kalau itu site eksperimental atau show-off)
Masalah Kompabilitas
Seberapa
Luas sebuah
website
mendukung
kompatibilitas
dengan
perangkat-
perangkat
tampilannya
(BROWSER), atau
seberapa
luas sebuah site
memberikan
alternatif untuk browser yang tidak dapat melihat sitenya.
Waktu Panggil
Simply 
Speaking, 
BANDWITH!, 
BANDWITH!, 
BANDWITH! 
Seberapa 
Cepat
sebuah site muncul atau menampilkan sesuatu di layar Browser pengunjungnya.
Functionally
Seberapa
baik
sebuah
site
bekerja
dari aspek
teknologikal-nya.
Ini
melibatkan
programmer dengan SCRIPT-nya, misal HTML
(
DHTML), 404 Error pages,
PHP3,
ASP, ColdFusion, CGI, SSI dll.
2.4.5
Desain Web
Model Bussiness
Model Bussiness yang menjanjikan web adalah sebuah sebutan yang mendasar
diamana, bagaimana melakukan bisnis dengan menggunakan jaringan komputer.
Project Management
  
28
Mengatur
Manajemen
Proyek
Web
Desain
adalah
hal
yang
hampir
sama
pada
saat
anda
mengatur suatu
proyek
perusahaan,
tetapi
hal
yang
terpenting
fokus
terhadap desain dengan inkonsistensi hubungan terhadap pemakai.
Information architecture
Struktur
sebuah
site
adlaah
merupakan
bayangan bagaimana meningkatkan
perusahaan. Hal
yang
terpenting, site
adalah
merupakan struktur
bayangan
user
dan user dapat melihat ruang informasi yang ditampilkan melalui situs.
Page Design
Membuat
adalah melihat
gegrafi
dan bahwa
meningkatkan evolusi meningkatkan
kepuasan  
dengan   mendemokan   melalui   dalam   perusahaan. 
Demo  
yang
dilakukan
tidak
boleh
memiliki
response time
yang
melambat,
untuk
meningkatkannya dengan menggunakan web usability.
Content Authority
Menulis sesuatu pada kebutuhan akan style
dan kebutuhan bentuk tak beraturan
tidaklah
mudah sebagai penulis.
Hal
yang terpenting selalulah menulis.
Selain
itu
menciptakan  kemampuan 
pribadi 
pada 
penulisan 
dan 
style 
dalam
mengoptimalkan
bagi
pembaca online
dangan alat pembaca teks dan
bagaimana
mendapatkan informasi kedua diregulasikan demi kepentingan halaman web.
Linking Strategy
Meningkatkan site
halaman
anda
hanya satu hal
yang
terpenting
adalah
secondary deregulated untuk bantuan, tanpa menghubungkan, melink antar sites
dengan
yang lainnya
tanpa
mendesain
web
yang baik.
Untuk
bagian ini
banyak
perusahaan tidak
melakukan
dengan
penggunaan
link
ke
lain
web
padahal
ini
adalah merupakan salah
satu
hal yang terpenting
di dalam
mempromosikan
web
anda dan pada dasarnya tidak ada sebuah situs pada suatu pantai.
  
29
2.4.6
Page Desain
Page
Desain
merupakan
hal
terpenting
disaat
mengunjungi
web design. Dengan
technology browser, user
dapat
membuat
satu
halaman
pada
saat
bersamaan
atau,
dapat
menggunakan
dua
atau
tiga
halaman
dimana
mereka
dapat
melihat
bermacam-
macam tampilan yang dibuka pada layar monitor.
Web Pages
didominasi dengan content untuk menarik para pelanggannya. Sebab
yang
menjadi
permasalahan
utama
banyak
web
pages membuang
waktu
dalam
hal
ruang
layar monitor dan petunjuk
bagaimana
menggunakan informasi disaat
pengunjung
web sedang datang.
Dengan
demikian
didalam
mendesain
web
yang harus
diperhatikan adalah
memprediksi penggunaan monitor pada
pengguna,
sebaiknya
jika
membangun
bagian-
bagian
web
desain
hindarkan
waktu
tunggu
yang
terlalu
lama,
dimana
penggunaan
image gambar
sebaiknya
hanya
sedikit,
karena
dalam
mendesainnya
juga
harus
memikirkan pengguna yang menggunakan ukuran monitor kecil, dan sebaiknya gunakan
style sheet
sebagai
prosedur
utama
program.
Pada
saat
ini
biasanya
hal
utama
desain
web mewakili seluruh content untuk melanjutkan ke layar halaman web berikutnya.
Pada
desain
tradisional
Graphical
User
Interface
(GUI),
penggunaan
pixel
pada
layar
monitor
harus
dikontrol;
seperti
penggunaan
layout
dialog
box
dan
juga
dapat
melakukan uji coba untuk pengguna jenis layar monitor yang lain.
Desain web
yang
mendasar
adalah
mengontrol
navigasi
ke
halaman
berikutnya.
User dapat
menjalankan
web
tanpa
bantuan
desainer
web,
sebagai
contoh
dapat
melakukan
jump straight
ke situs lain
dengan
menggunakan
search engine, tanpa harus
keluar
dari
situs
yang
dibuat,
user
juga
dapat
mengontrol
menu
bookmark
dan
dapat
membuat peningkatan hubungan untuk situsnya.
Web desainer dapat mengakomodasikan kontrol terhadap navigasi, bagaimana
dapat
linking
ke
halaman
lain.
Sebagai
contoh,
dengan
meletakkan logo untuk dapat
ke
halaman lain baik didalam situs web sendiri atau keluar ke situs lain.
  
30
2.4.7
Content Desain
Content
Desain
adalah
keadaan
yang
paling
mewah
ketika
pengunjung
ke
website
anda dengan penampilan
content, dan
diikuti
tampilan latar
belakang.
Di
dalam
suatu web pengunjung mengakses dengan bantuan content.
Hal-hal yang perlu digaris bawahi mengenai web dalam penulisannya:
1.
Buatlah ringkas, sebaiknya
tidak leih
dari 50%
menggunakan
teks,
selain
itu
disarankan
menggunakan
cover yang
sama
didalam
menggunakan
materi yang mirip dengan cetakan iklan.
2.
Menulis untuk meningkatkan scannabiity.
3.
Gunakan  hypertext
dengan
membagi-bagi
jika
informasinya
panjang,
dengan menggunakan banyak halaman.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam scannability adalah:
1.   Struktur artikel dengan menggunakan dua atau tiga level
pada bagian
pokok
berita.
2.   Gunakan sesuatu yang lebih berarti untuk bagian
kepala surat.
3.   Tampilan tombol-tombol
dan
desain
sebaiknya
dibuat serupa
untuk
elemen-
elemennya, dan
penggunaannya
dengan
pergantian
tanda
atau
berbeda,
berupa teks yang diblok.
4.   Gunakanlah
tanda
yang
lebih
terang
untuk
penekanan
bagi
kata-kata
yang
dianggap lebih penting, tujuannya agar user
dapat melihat bagian tersebut.
Dalam penggunaan
legibility
,
hal yang perlu diperhatikan adalah:
1.   Gunakan warna yang kontras antara teks dan latar belakang.
2.
Gunakan
warna
standar
untuk
latar
belakang
atau
ekstrimnya
dapat
menggunakan standar dengan menggunakan texture.
3.   Gunakan
pula struktur
huruf yang agak besar, disebabkan
bahwa orang yang
membaca 
teks 
yang 
sedang 
surfing  melalui
internet 
tidak 
memiliki
penglihatan yang baik pada saat mengunjungi suatu web.
  
31
4.   Buatlah teks yang diam bukan animasi.
2.4.8
Site Desain
Page Design
kadang-kadang
memberikan
berbagai
perhatian.
Setelah
seluruhnya
dengan
melalui
web browser, dapat
terlihat
hanya
satu
halaman
pada
setiap
saatnya.
Suatu
site untuk dirinya sendiri
tidak
pernah jelas mempresentasikan
pada layar monitor.
Sebelum dengan menggunakan usability
secara perspektif,
desain site
akan memberikan
banyak
keberuntungan dan
biasanya juga
memberikan tambahan lebih
dari
kepentingan
halaman desain.
Homepage yang baik adalah homepage yang dapat memberikan jawaban:
1.   Dimana saya? (
Where am I?
)
2.   Pekerjaan-pekerjaan
apakah
yang
dapat
dilakukan
di
situs
ini?
(
What does
this site do?)
Jawaban dari pertanyaan tersebut
yang
terpenting adalah
bagaimana
fungsi-
fungsi penting dari homepage tersebut, dan hal yang terpenting fungsi-fungsi tersebut
dapat memberikan pelayanan dengan menggunakan skema navigasi.
  
32
2.5
E-Supply Chain Management
2.5.1
Pengertian
e-Supply Chain Management
E-Supply Chain
Management 
merupakan
suatu
konsep
manajemen
dimana
perusahaan berusaha memanfaat kan
teknologi
internet untuk
mengintegrasikan seluruh
mitra
kerja
perusahaan ,terutama
yang berhubungan dengan sistem
pemasokan bahan-
bahan
atau
sumber
daya
yang
dibutuhkan dalam
proses
produksi.(Indrajit
dan
Djokopranoto 2003,p169).
Menurut
Turban
(2004,p302)
e-Supply Chain Management
adalah
penggunaan
gabungan  atas 
teknologi  untuk  meningkatkan  aktivitas  operasi  supply ©hain
sebaik
Management
Supply Chain.
Dapat disimpulkan dari teori – teori diatas
bahwa e-SCM adalah kolaborasi untuk
meningkatkan
aktivitas
operasi
supply
chain
dengan
mengintegrasikan
seluruh
mitra
kerja perusahaan dengan memanfaatkan internet dan teknologinya.
2.5.2
Prinsip dasar perancangan
e-Supply Chain Management
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003,pp170-171) ada tiga
prinsip dasar
yang
harus
diperhatikan
dalam
merencanakan
sebuah
e-Supply Chain
Management
yaitu:
1.  
Melihat
bahwa
hakikat
informasi
dalam
hal
ini
harus
merupakan
pengganti
atau
substitusi
dari
keberadaan inventori
(biaya
terbesar
rata-rata
perusahaan),
maka
informasi  harus  diperlakukan  sama  persis  dengan  manajemen  inventory,
Jika
didalam
inventory
permasalahan
utama
yang
dihadapi
adalah
kapan
pemesanan
barang
harus
dilakukan dan
seberapa
banyak
barang yang
harus dipesan,
dengan
memperhatikan
unsur-unsur
seperti  
lead
time,
total cost,
dan
service level.
Dengan
kata
lain
prinsip Cheape®-better-faster
berlaku
pula
dalam
manajemen
informasi.
2.
Dari
ketiga unsur
tersebut
(biaya,
kecepatan,
dan
kualitas) persaingan
yang
sesungguhnya
terletak
pada
kecepatan
dan
ketepatan
informasi.
Informasi
yang
  
33
mengalir
dari mitra
usaha
ke
perusahaan dan
sebaliknya
harus
sedemikian
rupa
sehingga
benar-benar
memberikan manfaat
yang
signifikan
terhadap
proses
penciptaan dan penyebaran produk atau jasa (menciptakan
value).
3.   Manajemen
harus
menganggap
bahwa relasi antara mitra
bisnis
merupakan
asset
strategis
perusahaan
yang
harus
dibina sungguh-sungguh
keberadaannya.
Tidak
ada yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesialisme yang harus
selalu
di
jaga
keberadaannya
agar
menghasilkan
kinerja
yang saling
menguntungkan.
2.5.3
Kunci Sukses
e- Supply Chain Management
Menurut
Turban
(2004,p302)
Kesuksesan
sebuah
e-Supply
Chain
Management tergantung pada beberapa hal,antara lain:
1.   Kemampuan seluruh partner
Supply Chain untuk melihat kerjasama
partner
sebagai
aset
strategi. Itu
adalah integrasi
yang
kuat
dan kepercayaan diantara
partner
berdagang yang mengutamakan kecepatan,
agility dan biaya rendah.
2.   Informasi
yang
jelas
terhadap
seluruh
rantai
supply.
Informasi
tentang
persediaan
pada
banyak segment
dari
rantai,
permintaan
produk,
waktu
pengiriman
dan
informasi
yang
relevan
lainnya
harus
bisa
dilihat oleh
semua anggota
dari rantai
supply
kapan saja, maka informasi harus di atur dengan baik, dengan kebijakan yang
baik, disiplin dan pengawasan rutin.
3.   Kecepatan,
Biaya,
Kualitas
dan
pelayanan
konsumen,
Ini adalah
ukuran
dari supply
chain,
sebagai
konsekuensi
perusahaan harus
dengan
jelas
menggambarkan
pengukuran
untuk
masing-masing empat
ukuran
ini bersama-sama
dengan
tingkatan
ukuran yang akan di capai.Tingkatan target harus berbagi kapada mitra bisnis.
4.   Hubungan
rantai
supply
lebih
kuat.Suatu
rantai
supply
akan
menguntungkan
dari
integrasi atau hubungan
yang
lebih
kuat
antara
kedua
perusahaan dan
perusahaan
eksternal lainnya
membangun
supplier, partner
dagang, penyediaan logistik dan
jalur
distribusi.
  
34
2.5.4
Elemen dan unsur infrastruktur
e-Supply Chain Management
Elemen
dan
unsur
infrastruktur
e-Supply Chain Management
menurut
Turban(2004,
p303) adalah sebagai berikut:
1.
Extranet
Tujuan
utama
ekstranet
adalah
mendukung
komunikasi
dan kerja
sama atau
kolaborasi interorganizational.
2.
Intranet
Ini
adalah
jaringan
internal
perusahaan
untuk
kerja
sama
atau
kolaborasi dan
komunikasi.
3
.
Gateway
Perusahaan
Ini
menyediakan
suatu
pintu
gerbang
untuk
kerja
sama
atau
kolaborasi
internal
dan eksternal, komunikasi dan pencarian informasi.
4.  Alur kerja sistem dan perkakas
Ini adalah sistem yang mengatur alur informasi di dalam organisasi.
5.
Groupware
dan perkakas kolaboratif lain
Sejumlah
besar
perkakas
memudahkan
kerja sama
atau
kolaborasi
antara
dua
pesta
dan
antar
anggota kecil
seperti halnya
kelompok
besar.
Berbagai
perkakas
sebagian
secara
bersama-sama
dikenal sebagai
groupware
yang tersedia
untuk
tujuan kerja sama atau kolaborasi.
2.5.5
Peran
e-Supply Chain Management
dengan e-Business
Berdasarkan
pendapat Chopra
dan Meindl
(2004,
pp527-529), 
transaksi
Supply
Chain
yang 
melibatkan  e-business adalah 
termasuk 
akses  dari 
informasi,
produk dan uang. Sebagai contoh di bawah
ini
adalah
semua
transaksi
yang dapat
dilaksanakan dengan e-business:
1.   Menyediakan informasi produk untuk berpartisipasi sepanjang Supply Chain
2.   Menempatkan pesanan terhadap supplier
  
35
3.   Mengijinkan pelanggan untuk menempatkan pesanan
4.   Mengijinkan pelanggan untuk melacak pesanan
5.   Memenuhi
dan mengirimkan pesanan ke pelanggan
6.   Menerima pembayaran dari pelanggan
Menurut Chaudhury (2002, p31) Dalam
e-business terdapat tiga aktifitas utama yaitu:
1.
Supply Chain Management,
yaitu rantai atau
hubungan
antara perusahaan
dengan
mitra bisnisnya seperti supplier, retailer.
2. Enterprise Management,
yaitu pengaturan di dalam perusahaan itu sendiri.
3.
Customer Management
,
yaitu hubungan perusahaan dengan pelanggannya.
Tabel 2.2
E-Business Activities
Supply Chain
Management
Enterprise
Management
Customer
Management
Logistics
Distribution planning
Demand planning and
forecasting
Warehouse management
• 
Finance and administration
Operations planning and
execution
• 
Procurement
• 
Human resources
• 
Product development
• 
Inventory management
• 
Research and development
• 
Sales channel
management
• 
Marketing automation
• 
Customer relationship
management
• 
Personalization
Sumber: e-Business and e-Commerce infrastructure (Chaudhury dan Kuilboer 2002,p31)
E-Business
definisinya lebih
luas
daripada
e-Commerce
,
tidak
hanya
pembelian
dan 
penjualan  barang 
dan  pelayanan,  tapi  juga  melayani  customer, 
bekerja  sama
dengan rekan bisnis dan memperkenalkan transaksi elektronik dalam organisasi. (Turban
2004,p3).
  
36
Sedangkan
pengertian
Supply chain Management
Menurut
Chopra
dan
Meindl
(2004,p4)
ternyata  
Sebuah
SCM
terdiri
dari
perlibatan
setiap
mata
rantai
persediaan,
baik 
itu 
secara 
langsung 
maupun 
tidak 
langsung 
untuk 
memenuhi 
permintaan
pelanggan.
Supply Chain tidak
hanya
mencakup
manufaktur
atau
pabrik
dan
pemasok,
tetapi
juga
melingkupi
kegiatan konstruksi, transportasi,
pergudangan,
penjualan
eceran,
hingga ke pelanggan itu sendiri.
Menurut  
(
e-SCM  is 
an
optimization
of business processes and business value in every corner of the extended
enterprise - right from your supplier’s supplier to your customer’s customer.
E-SCM
adalah suatu
optimisasi proses
bisnis dan nilai bisnis
di dalam
tiap-tiap sudut
perluasan
perusahaan
yang
dimulai
dari
dari
pemasok
dari para
pemasok
anda
sampai
kepada customer
dari para customer anda.
Dari
teori-teori
di
atas
dapat
disimpulkan
terdapat
hubungan
dan
perbedaan
antara
e-business dan
e-supply chain management bahwa
e-business itu
membahas
seluruh
aspek
bisnis
dalam
dunia
elektronik
termasuk
di
dalamnya
aktivitas
supply
chain,sedangkan
e-SCM
merupakan
bagian
dari
e-business, e-SCM
menggunakan
teknologi
jaringan
dan
konsep
e-business untuk
mengatur
dari
luar
kedua
perusahaan
hulu 
dan 
ke  arah 
muara. 
Pendekatan 
secara  strategis 
ini 
mempersatukan  semua
langkah-langkah
di
dalam
siklus
bisnis,
dari
mendesain
produk
awal
dan
pengadaan
bahan
baku, sampai pengiriman,
distribusi, dan
pergudangan sampai
pada titik manakala
produk jadi dikirimkan
kepada pelanggan itu,
jadi e-SCM
hanya
mencakup sistem
supply
dari hulu ke hilir yang merupakan salah satu aktivitas utama dari e-business.
  
37
2.6
Analisis Porter
Persaingan
dalam
suatu
industri
tergantung
pada
lima kekuatan
persaingan
(five competitive forces) yang berpengaruh
terhadap struktur 
ekonomi
dalam industri.
Model
Porter membantu
perusahaan
mengidentifikasikan
ancaman
dalam
perusahaan
dan
membantu
perusahaan
dalam
menyiapkan
rencana
strategi perusahaan.
Lima
elemen 
kekuatan 
persaingan  dalam 
industri  menurut 
Michael  E.Porter  (Whiteley
2000,pp26-29) adalah sebagai berikut:
a.
Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants)
Ada
tujuh
sumber
utama
rintangan
masuk
bagi
pendatang
baru
yaitu
skala
ekonomi,
biaya
beralih
pemasok,
akses
ke saluran
industri,
biaya
tak
menguntungkan
terlepas
dari
skala ekonomi,
kebijakan
pemerintah,
kebutuhan
modal, dan diferensiasi produk.
b.
Ancaman barang pengganti (Threat of substitution)
Suatu segmen menjadi
tidak
menarik jika
terdapat substitusi potensial dari
suatu
produk.
Substitusi membatasi
harga
dan
laba
yang
dapat
dihasilkan
oleh
suatu 
segmen. 
Perusahaan 
harus 
mengamati 
secara 
dekat 
trend 
harga
substitusi.
Jika
kemajuan
teknologi
atau
persaingan meningkat
dalam
industri
substitusi, harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin akan menurun.
c.
Daya tawar pembeli (
Bargaining power of buyer
)
Daya
tawar pembeli
kuat
jika
membeli
sejumlah
besar
hasil industri,
hambatan keluar
tinggi,
produk
pemasok standar, dan perusahaan
yang terlibat
dalam persaingan memiliki strategi yang beragam.
d.
Daya tawar pemasok (
Bargaining
power of suppliers)
Daya 
tawar 
pemasok 
kuat 
jika 
di 
dominasi 
oleh 
sejumlah 
kecil
perusahaan  besar,  produk  substitusi  yang  baik  tidak 
tersedia 
bagi  pembeli,
  
38
pembeli
bukan
konsumen
penting
bagi
pemasok,
dan
produk
pemasok
penting
bagi pembeli.
e.
Persaingan antar perusahaan yang sejenis dalam industri
Suatu segmen
menjadi tidak
menarik
jika ia telah memiliki pesaing
yang
banyak,
kuat,
atau
agresif.
Ia
bahkan menjadi
lebih
tidak
menarik
jika
segmen
tersebut stabil
atau
menurun,
jika penambahan
kapasitas pabrik
dilakukan
dalam
jumlah
yang
besar,
jika
biaya
tetap
tinggi,
jika
penghalang
keluar
besar,
atau
jika
pesaing
memiliki
kepentingan
yang besar
untuk
tinggal
dalam
segmen
tersebut.
Berikut
ini
disajikan 
lima
elemen
kekuatan
persaingan
Michael
E.Porter
dalam
bentuk gambar:
Ancaman
Pendatang
Baru
Daya tawar
pemasok
Pesaing-
pesaing industri
Daya tawar
pembeli
Ancaman
Barang
pengganti
Sumber : David Whiteley,e-Commerce:Strategy,Technology and application,McGraw Hill,2000,p27
Gambar 2.4
Lima Elemen Kekuatan Persaingan
  
39
2.7
Kerangka Pemikiran
Ada
tiga 
komponen  utama  dalam
Supply Chain Management
yaitu
segmen
supply chain
hulu
(
upstream), segmen supply chain internal dan
segmen supply chain
hilir
(
downstream),
dalam
hal
ini
kami
menganalisis
supply chain segmen
hilir
(
downstream).
Untuk
mengetahui
kondisi
perusahaan
dengan melihat
persaingan
dalam
industri
dapat
diketahui
dengan
analisis
porter,
dari wawancara
kepada
pihak
perusahaan
diketahui
masalah 
yang  terjadi.  Sebuah  sistem
e-Supply Chain
Management
memiliki 
beberapa
keuntungan apabila
diterapkan
dalam perusahaan,
sehingga
dapat
dirancang
sistem
e-
Supply Chain Management
Downstream
yang dibutuhkan perusahaan.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:
PT. Rapino Bag Collection
Penerapan Downstream
Supply Chain Management
Wawancara kepada pimpinan
perusahaan untuk mengetahui
apa saja sistem e-SCM yang
dibutuhkan perusahaan
Analisis Porter
Keuntungan e-SCM mendukung kelancaran pesanan
produk, distribusi dan penyampaian informasi
Rancangan sistem e-SCM Downstream
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
  
40
2.8
Metodologi  Penelitian
2.8.1
Jenis dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif,
metode
penelitian
deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui
nilai
variabel
mandiri,
baik
satu
variabel atau
lebih
(independen)
tanpa
membuat
perbandingan atau menghubungkan
dengan
variabel yang lain.
(Sugiyono 2004,p11). Jenis
penelitian adalah studi kasus pada PT Rapino Bag Collection.
2.8.2
Teknik Pengumpulan Data
Jenis
data yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data
kualitatif,penulis
mengumpulkan data dengan cara:
1.
Field research
Yaitu 
metode
penelitian yang dilakukan
untuk
memperoleh data secara
langsung
dengan
meninjau
objek yang
diteliti, tujuannya
untuk
mendapatkan
data
yang
lebih
terperinci dan akurat. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dan informasi
langsung dari PT. Rapino Bag Collection dengan cara sebagai berikut :
1.
Wawancara :
Adalah
metode
pengumpulan
data
yang
diperlukan
dengan cara
mengadakan
percakapan,   tanya   jawab   serta   mendengarkan   keterangan-keterangan   dari
pimpinan perusahaan
dan staf
perusahaan mengenai segala
hal
yang berhubungan
dengan perusahaan yang dipimpinnya.
2.
Dokumentasi :
Yaitu
meneliti
dokumen-dokumen
dan catatan-catatan
didalam perusahaan
yang
diperlukan untuk
menunjang
penelitian,
antara
lain teknologi
yang digunakan,
jalur
distribusi, alur data dan lain sebagainya.
2.
Library research
Yaitu
metode
penelitian
berdasarkan
kepustakaan,
dilakukan untuk
memperoleh
data-data
yang dapat dijadikan landasan teori yang
berhubungan
dengan
materi dalam
  
41
penyusunan skripsi ini. Data-data diperoleh dari buku-buku, literature-literature, catatan-
catatan serta bacaan-bacaan,
dalam
melakukan
penelitian
ini, penulis
juga
menggunakan
internet 
sebagai 
media 
pendukung 
untuk 
mencari 
data-data 
yang 
terkait 
dalam
penelitian.
2.8.3
Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran
E-Supply Chain
Management
adalah  penggunaan 
gabungan 
atas  teknologi
untuk
meningkatkan
aktivitas
operasi
supply chain sebaik
Management
Supply Chain.
(Turban 2004,p302).
Tabel 2.3
Variabel
Indikator
Definisi
Teknik analisis
1. Keresponsifan
2. Prioritas retail
Keanekaragaman
Produk
Persediaan Barang
Ketersediaan Produk
Pemenuhan
pemesanan Produk
Banyaknya  jenis  Tas  yang
di produksi.
Kemampuan perusahaan
untuk
memenuhi
permintaan pasar.
Konsumen tidak kesulitan
mendapatkan produk
yang
diinginkan.
Retail mementingkan
ketepatan dalam hal
pemenuhan akan
pemesanan produk.
Observasi
Wawancara
Wawancara
Observasi
  
42
2.8.4
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis
data
yang
digunakan
Kami adalah
teknik
analisis
data
statistik
deskriptif. Menurut
Sugiyono (2004,p142) Metode statistik
deskriptif
adalah statistik
yang
digunakan
untuk
menganalisa
data
dengan
cara
mendeskripsikan atau menggambarkan
data
yang
telah
terkumpul sebagaimana
adanya
tanpa bermaksud membuat
kesimpulan
yang
berlaku
umum
atau
generalisasi.Kami
juga
melakukan
wawancara 
kepada
pihak
perusahaan PT.
Rapino Bag
Collection,
hasil
wawancara
didapat
informasi
untuk
melakukan analisis sebagai berikut:
Setelah mengumpulkan
semua
informasi
yang
diperlukan
dengan cara
wawancara terhadap
orang
yang
berkepentingan di perusahaan,
tahap
berikutnya adalah
memanfaatkan semua informasi tersebut kedalam model –
model
kuantitatif yang
umum
digunakan untuk perumusan strategi.