BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi Informasi
Menurut Alter
(1999, p42) teknologi informasi adalah perankat keras dan
perangkat
lunak
yang
digunakan
oleh
sistem informasi.
Perangkat
keras
merupakan
sekumpulan peralatan fisik yang terlibat dalam pemrosesan informasi, seperti komputer,
peralatan jaringan, tempat penyimpanan data, dan peralatan transmisi (transmision
device). Perangkat lunak merupakan program komputer yang mengintrepretasikan
masukan
(input)
oleh
user
dan
memberitahukan
kepada
komputer
tentang
apa
yang
harus dilakukan.
2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi memiliki banyak definisi. Seiring dengan perkembangan jaman
dan
teknologi
maka
definisi
sistem informasi
menjadi
sangat
kompleks.
Hal
ini dapat
dilihat dari beberapa pendapat para ahli dibawah ini.
2.2.1 Pengertian Sistem
Dalam perkembangan
sampai
saat
ini
banyak
para
ahli
yang
telah
mengemukakan apa itu sistem, sehingga timbul banyak pengertian mengenai sistem.
Salah satunya
menurut McLeod (1998, p11)
sistem adalah
sekelompok elemen
yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan definisi sistem menurut OBrien (2003, p8), sistem mempunyai tiga
operasi dasar yang saling berinteraksi, yaitu :
6
|
7
Input adalah meliputi pengambilan elemen yang akan masuk ke dalam sistem
untuk diproses. Contohnya: bahan mentah, energi, data, dan sumber daya
manusia yang harus bisa mengatur prosesnya.
Proses adalah bagian yang meliputi proses merubah dari input menjadi
output. Contohnya: proses manufacture, kalkulasi matematika.
Output adalah bagian yang meliputi perubahan element yang telah dihasilkan
dari proses transformasi sampai masalah tujuan yang akan dicapai.
Contohnya penyelesaian produk, human service, dan manajemen informasi
harus berhubungan dengan usernya.
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi juga telah banyak yang mendefinisikannya, salah satunya adalah
menurut Obrien (2002, p4),
ia mendefinisikan sebagai pengaturan terhadap kombinasi
dari manusia, hardware, software, komunikasi jaringan atau network, dan sumber data
yang
dikumpulkan,
diubah
atau
diolah
dalam
sebuah
organisasi.
Manusia
dapat
menggunakan
sistem informasi
dengan
melakukan
hubungan
dengan
aspek
fisik
(hardware), proses informasi (software), komunikasi (network), dan tempat untuk data
(data resource).
Sedangkan
menurut
Turban
(2001,
p17),
sistem
informasi
adalah
sistem
yang
dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan
informasi untuk tujuan tertentu.
2.2.3 Proyek Sistem Informasi
Menurut Olson (2001, p19), proyek adalah sebuah rencana yang mempunyai
tujuan,
dan dirancang
untuk
menyelesaikan
suatu
hal
yang
terjadi
dalam
suatu
organisasi. Dalam suatu proyek mencakup:
|
8
Membangun
sesuatu, bisa
berupa
jembatan,
gedung, ataupun sebuah sistem
informasi.
Mengorganisasikan sesuatu, misalnya suatu pertemuan, rapat, dan sebagainya.
Melakukan sesuatu untuk pertama kalinya.
Berusaha
menyelesaikan
suatu
hal
baru
yang
tingkat
kompleksitas
masalahanya tinggi.
2.3 Information Economics
Menurut
Parker
(1988,
p101) information
economics
digunakan
untuk
menganalisis
biaya
dan
manfaat,
mengkuantifikasi
biaya
proyek
teknologi
informasi
(TI)
yang
hasilnya
diharapkan
dapat
memberikan manfaat kepada perusahaan.
Information
Economics
terdiri
dari
peralatan
untuk
analisa
cost
dan
value
serta
alat
untuk mengukur. Information Economics ini berhubungan erat dengan masalah investasi
dan resiko yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan. Information
Economics
menentukan
keputusan
investasi
yang berpusat
pada
proyek
aplikasi
dan
arsitektur
sistem informasi.
Sedangkan
menurut
Robson
(1997,
p237) Information
Economics
secara eksplisit
mengevaluasi
alternatif
investasi
sistem informasi dengan
mengidentifikasi dan lalu mengevaluasi, pemberian skor, dan pemberian peringkat
faktor postof (nilai) dan faktor negatif (resiko atau ketidakpastian) yang potensial dari
sekumpulan kandidat investasi.
2.3.1 Nilai (Value)
Menurut Parker (1988, p64) nilai didasarkan pada keuntungan dari persaingan
yang dicerminkan dalam kinerja
masa sekarang dan
masa
yang
akan datang.
Dimana
akan menambah keuntungan
yang
melebihi para pesaing dan
nilai tersebut akan
|
9
membuat pihak manajemen bersedia melakukan investasi. Dan nilai (Value) dapat
diklasifikasikan
menjadi
beberapa
kategori
yang
terdiri
dari Return On Investment,
Strategic
Match,
Competitive
Advantage, Management
Information
Support,
Competitive Response, dan Strategic IS Architecture.
2.3.2 Biaya (Cost)
Menurut Parker (1988, p90), biaya merupakan sebuah pengukuran atas sejumlah
sumber daya yang diperlukan dalam menghasilkan produk. Biaya dinyatakan
berdasarkan
ukuran (jenis)
mata uang
misalnya rupiah.
Dalam information economics,
terdapat
dua
macam biaya,
yaitu
biaya
pengembangan
dan
biaya
berjalan.
Biaya
pemeliharaan termasuk dalam biaya berjalan.
2.3.3 Manfaat (Benefif)
Benefit atau manfaat memiliki banyak arti, yang dapat dihubungkan dalam
berbagai bidang, tapi dalam Information Economics manfaat dipandang secara
ekonomis, baik yang tangible maupun intangible.
2.3.3.1 Definisi Manfaat
Dalam buku karangan Remenyi (1995,
p40)
dikemukakan
manfaat
teknologi
informasi
adalah
suatu
keuntungan
yang
diperoleh perusahaan yang bersedia untuk
membayar atas penggunaan TI tersebut.
2.3.3.2 Kategori Manfaat
Menurut Parker (1988, p92) terdapat tiga jenis manfaat
yaitu :
1. Tangible benefit, merupakan keuntungan nyata dan dapat dikalkulasikan
secara keuangan (keuntungan ini lebih mengarah pada sisi bisnis).
2. Quasi
tangible,
merupakan
keuntungan
yang
lebih
mengacu
pada
peningkatan efisiensi proses kerja yang sudah diterapkan dalam perusahaan.
|
10
3. Intangible benefit, merupakan keuntungan yang lebih mengacu pada
efektifitas proses kerja yang sudah diterapkan dalam perusahaan.
Sedangkan Remenyi (1995, p42) mengelompokkan
lebih
lanjut
kedua
jenis
manfaat
tersebut
dalam
IT
benefit
matriks.
Pengelompokan
tersebut
mengembangkan
dua jenis manfaat menjadi empat jenis manfaat, yaitu :
1.
Tangible measureable,
merupakan
manfaat
yang
membawa
dampak
langsung terhadap profitabilitas perusahaan dan dampak tersebut dapat
diukur secara objektif. Misalnya pengurangan staff dan peningkatan
penjualan.
2.
Tangible unmeasureable, merupakan manfaat yang membawa dampak
langsung terhadap profitabilitas perusahaan tetapi sulit untuk diukur secara
langsung, misalnya informasi yang lebih baik, perbaikan keamanan, dan
resiko yang lebih rendah.
3.
Intangible measureable,
merupakan
manfaat
yang
dapat
diukur
tetapi
dampaknya
tidak secara langsung dapat mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Misalnya informasi yang lebih cepat dan tanggapan positif dari
staff.
4. Intangible unmeasureable,
merupakan
manfaat
yang
sulit
diukur
dan
dampaknya tidak secara langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan ,
misalnya
terhadap
perubahan
pasar, persepsi
dari
konsumen
dan
calon
karyawan terhadap produk perusahaan.
2.3.4 Analisa Dua Domain
Menurut Parker (1988, p75) secara Information Economics, analisa dua domain
dapat diperluas menjadi dua model, dengan cara yang penting. Dua model umum
|
![]() 11
tersebut yaitu substitusi nilai (value)
untuk
keuntungan
dan
membagikan
biaya
sebenarnya
dari
jasa
yang
ada
dalam domain
teknologi
yang
diperoleh
dari
pendistribusian
biaya
dari
keseluruhan
biaya
yang
ada
ke
domain bisnis.
Agar
kedua
nilai tersebut dapat dicapai , maka harus dipisahkan justifikasi bisnis dari kelangsungan
teknologi
dan
mungkin dapat
memperbolehkan
manager
untuk
menentukan justifikasi
bisnis dan manager IT mengatur kelangsungan teknologi
Model
analisa
dua
domain
dalam
information
economics
dapat
dilihat
dalam
gambar 2.1 dibawah ini:
Jasa menciptakan nilai
bisnis
Domain Bisnis
Domain Teknologi
Nilai:
Dihasilkan dari penggunaan teknologi
informasi.
Menghasilkan
laba,
mengurangi
biaya
dan
meningkatkan
efektifitas dan nilai.
Biaya:
Menguraikan biaya sumber daya yang
digunakan untuk memberikan
pelayanan jasa kepada domain bisnis
termasuk resiko
Biaya:
Pembalik dari jasa dan fasilitas
Nilai:
Diuraikan sebagai atribut dari biaya
teknologi dan bisnis
untuk
sumber
daya
yang
digunakan
untuk
menghasilkan nilai. Termasuk resiko.
Nilai bersih yang dihasilkan:
Kelayakan bisnis dan justifikasi ekonomis
untuk proyek berdasarkan kinerja bisnis.
Biaya di recover atau keuntungan
dihasilkan atau investasi yang dibuat
dalam domain teknologi
Nilai pendukung yang dihasilkan:
Kelayakan teknis dan kelangsungan
ekonomis proyek berdasarkan
kelangsungan teknologi.
Gambar 2.1 Analisa Dua Domain
Model dibawah ini memperlihatkan perbedaan biaya (cost) dan nilai (value)
dalam dua domain tersebut. Dari sudut pandang domain bisnis,
nilai diciptakan dengan
menggunakan teknologi informasi, misalnya peningkatan pendapatan, pengurangan
biaya, dan peningkatan keefektifan. Dari sudut pandang domain
teknologi nilai dilihat
dari manfaat dalam domain bisnis, yaitu adanya pembiayaan kembali atau investasi lebih
|
![]() 12
lanjut
terhadap teknologi informasi. Nilai ini kemudian digunakan kembali
untuk
menciptakan manfaat terhadap domain bisnis.
Biaya dalam domain bisnis merupakan semacam pembayaran atas digunakannya
pelayanan dari
domain
teknologi
(merupakan
nilai
bagi domain
teknologi) dan biaya
pada domain teknologi merupakan penggunaan sumber daya teknologi informasi untuk
menciptakan layanan kepada domain bisnis.
Domain Bisnis
Jasa menciptakan nilai
bisnis
Domain Teknologi
+ Nilai
-Biaya SI untuk penggunaan jasa
Biaya Jasa
Pendapatan dan biaya SI +
-Biaya segi bisnis
Pembalik dari jasa
dan fasilitas
Investasi pada infrastruktur IT+
=Kelayakan bisnis dan justifikasi proyek
=Kelangsungan teknis dan kelayakan
ekonomis dari proyek
Gambar 2.2 Model Information Economics berdasarkan biaya (gambar 2.1)
Perbandingan
antara
gambar
2.2
dengan
model
tradisional
yang
digambarkan
pada gambar 2.3
menunjukan perbedaan, dimana analisa
tradisional cost benefit
bergerak secara horisontal yang menghubungkan
nilai
domain
bisnis
dengan
biaya
langsung dari domain teknologi.
|
![]() 13
Domain Bisnis
Domain teknologi
+ Keuntungan
Biaya dalam menghasilkan keuntungan -
Jasa dalam menciptakan
nilai bisnis
Perbandingan
antara keuntungan
dan
biaya
yang
dihasilkan
dari
dasar
justifikasi kedua segi
Gambar 2.3 Perbandingan Antara Biaya Dengan keuntungan
2.3.5 Analisis Biaya Manfaat
Menurut Parker
(1988, p91) analisis biaya
manfaat dapat digunakan dalam dua
cara,
yang pertama adalah sebagai alat perencana
yang
membantu dalam pengambilan
keputusan,
maksudnya adalah apakah suatu sistem layak atau tidak layak.
Yang kedua,
adalah analisa biaya manfaat digunakan sebagai alat evaluasi apakah proyek sistem
informasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Setelah menentukan
manfaat
yang
diharapkan dan biaya implementasi proyek, hubungan
antara
biaya
dan
manfaat
perlu
dijelaskan lebih lanjut. Dan satu hal yang perlu diingat bahwa analisa cost dan benefit
sangat dibutuhkan karena untuk mengambil sebuah keputusan dibutuhkan sekumpulan
data yang konsisten. Pendekatan untuk menjelaskan hubungan tersebut adalah Simple
Return On Investment (ROI),
teknik ini biasanya disebut juga sebagai accounting rate
of return. Simple return on investment (ROI) merupakan rasio dari rata-rata pendapatan
bersih proyek dibagi dengan
investasi proyek tersebut. Metode
ini cocok untuk proyek
pemrosesan data dan SI. Penggunaan metode ini mengasumsikan tersedianya dana untuk
mendukung implementasi SI. Tentu saja kondisi tidak selalu benar, oleh karena itu ROI
tidak bisa berdiri sendiri.
|
14
2.3.6 Lembar Kerja Untuk Menghitung ROI
Menurut parker (1988, p95) disebutkan bahwa untuk menghitung nilai
pengembalian suatu investasi dapat menggunakan tiga macam lembar kerja, yaitu:
2.3.6.1 Development Costs Worksheet
Dalam
lembar kerja ini mencakup lima kategori utama yaitu:
Development Effort (usaha pengembangan), mencakup biaya peningkatan
sistem dan
pemrograman,
biaya
peningkatan
adanya
tambahan
karyawan,
seperti administrasi data.
New
hardware,
mencakup
biaya-biaya
tambahan
untuk
berbagai
peralatan,
misalnya terminal, printer, monitor, jaringan komunikasi dan lain sebagainya.
New purchased software, mencakup semua biaya yang berkaitan dengan
adanya software baru dalam perusahaan.
User training, mencakup keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memberikan pelatihan bagi karyawan dengan adanya suatu sistem baru
Other cost, mencakup semua biaya yang dikeluarkan, termasuk juga di
dalamnya biaya pengujian sistem baru pada saat diimplementasi.
|
![]() 15
Development effort
Incremental system and programing
(eg, estimate days times $xxx/day)
Incremental staff support
(eg, data administration at $xxx/day)
New hardware
Terminal, printer, comunication
Other
New (purchase) software
Package application software
Other
User training
Other
Total
Year 1
Gambar 2.4 Lembar Kerja Biaya Pengembangan
2.3.6.2 Ongoing Expense Worksheet
Menurut Parker (1988, p95), lembar kerja biaya saat
ini
mencakup enam
kategori, yaitu:
Application Software Maitenance (pemeliharaan aplikasi software).
Incremental Data Storage Expense (peningkatan biaya penyimpanan data).
Incremental Communication (peningkatan biaya komunikasi)
New Software and Hardware Lease (peningkatan perangkat lunak dan keras
yang baru).
Supllies (perlengkapan).
Other (lainnya).
|
![]() 16
A. Application software maitenance
Development effort days
Ratio of maitenance to development
(based on experience, eg, 10 to 1)
Resulting annual maitenance days
Daily maitenance rate
Total application software maitenance
B. Incremental data storage required:
(eg, estimated MB at $xx.xxx)
MBx
Year 1-X
C. Incremental communication (lines, message, etc)
D. New software leases or hardware leases
E. Suplies
F.
Other
TOTAL ongoing expenses
Gambar 2.5 Lembar Kerja Biaya Saat Ini
2.3.6.3 Economic Impact Worksheet
Menurut Parker (1988, p97) dalam lembar
kerja ini berisi ringkasan dampak
ekonomis dari proyek teknologi informasi. Skor (nilai) diperoleh dari adanya hubungan
garis lurus untuk menghitung Return On Investment (ROI) dari periode aliran kas bersih
selama
masa
waktu
lima
tahun.
Bagian-bagian utama dari lembar kerja ini adalah
investasi bersih yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung dari
lembar kerja biaya pengembangan. Arus kas tahunan (yearly cash flow) didapat manfaat
ekonomis bersih (net economic impact) ditambah dengan pengurangan biaya operasi
(operating
cost
reduction)
menghasilkan
pendapatan
yang
belum kena pajak
(pre
tax
income),
kemudian
dikurangi
lagi dengan
yang
sedang
berjalan.
Simple
Return
On
Investment (Simple ROI) dikalkulasi
rata-rata lima tahun arus kas bersih yang dibagi
dengan
investasi
bersih.
Setelah
simple
ROI
didapat,
maka
skor
proyek
dapat
ditentukan.
|
![]() 17
Berikut ini adalah contoh lembar kerja dampak ekonomis menurut Parker (1988,
p97) :
Net Investment Required (from development cost worksheet)
Yearly Cash Flows: based on five twelve month periods following implementation of the
prposed system
Cash Flow can be negative
Total
Year 1
Year 2
Year 3
Year 4
Year 5
Net economic
benefit
0
0
0
0
0
Operation cost
reduction
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Pre-tax income
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
On-going
expense from
worksheet
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Net cash flow
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Simple ROI
calculation as B/
# YRS / A
Scoring economic impact
Score
Simple ROI
0
Zero to less
1
1% to 299%
2
300% to 499%
3
500% to 699%
4
700% to 899%
5
Over
Gambar 2.6 Lembar Kerja Dampak Ekonomis
2.3.7 Faktor-Faktor Dalam Perhitungan Skor Proyek
Menurut Parker (1988, p102) terdapat pembobotan dari tiga faktor atau variabel,
dapat dilihat pada gambar 2.7. Dimana akan dijumlahkan untuk mendapatkan skor
proyek, yaitu weighted simple ROI, weighted business domain, dan weighted technology
domain .
|
![]() 18
Weighted simple + Weighted business + Weighted technology
=
Project score
ROI
domain
domain
(quantification)
(assesment)
(assesment)
Gambar 2.7 Faktor-faktor Dalam Perhitungan Skor Proyek
Weighted simple ROI
merupakan
justifikasi
finansial yang menggunakan ketiga lembar
kerja yang diselesaikan sebelumnya. Ada lima variabel yang dipertimbangkan menurut
Parker (1988, p102). Di dalam bukunya dia mempertimbangkan dalam kalkulasi simple
ROI, yaitu traditional cost benefit, value linking, value acceleration, value restructuring,
dan innovation valuation. Traditional cost benefit adalah mutlak dilakukan sedangkan
keempat faktor lainnya tergantung dari sifat teknologi informasi yang
diimplementasikan. Gambar 2.8 memperlihatkan bagaimana hubungan antara kelima
variabel dalam kalkulasi simple ROI.
Cost benefit
+ Value + Value + Value + Innovation = Input simple
Linking
acceleration restructuring
valuation
ROI
Gambar 2.8 Teknik Information Economics untuk menghitung simple ROI
Untuk Mendapatkan skor domain bisnis dan domain teknologi terdapat beberapa
variabel
yang
perlu
dibobot,
dievaluasi
dan diformulasikan
melalui
beberapa
lembar
kuesioner
maupun tanya
jawab langsung. Variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Category
Business domain
Technolgy domain
Strategic value
Strategic match
Competitive advantage
Competitive response
Management
information
Strategic IS
architecture
Organizational risk and
uncertainty
Project
or
orgnanization risk
Definitional uncertainty
Technical uncertainty
IS infrastructure risk
Gambar 2.9 Variabel-variabel Domain Bisnis dan Teknologi
|
19
2.3.8
Value Linking dan Value Acceleration
Menurut Parker (1988, p111)
value linking
merupakan
bagian
dari Information
Economics yang
mengevaluasi
secara
finansial
dampak-dampak
yang
terjadi
dengan
adanya peningkatan kinerja dari seluruh fungsi dan beberapa hasil konsekuensi dari
fungsi yang tersebar. Value acceleration digunakan
unuk mengevaluasi
secara
finansial
setiap percepatan dan penghematan waktu dalam menghasilkan manfaat, karena adanya
hubungan
antara dua departemen
atau
fungsi
dalam hubungan sebab
akibat dan value
acceleration dipengaruhi oleh faktor waktu.
2.3.9 Value Restructuring
Menurut
Parker
(1988,
p122)
value
restructuring
digunakan
untuk
mengukur
nilai dari peningkatan produktifitas yang dihasilkan dari adanya perubahan organisasi,
misalnya
dengan
menyusun
kembali
suatu
pekerjaan
atau
fungsi
departemen.
Contoh
dari
value
restructuring adalah
pada
saat
terjadinya
peningkatan
produktifitas
dalam
suatu fungsi atau departemen karena penerapan aplikasi office automation. Peningkatan
produktivitas merupakan perpindahan kemampuan organisasi dari kegiatan yang bernilai
lebih rendah ke nilai yang lebih tinggi.
2.3.10 Innovation Valuation
Menurut Parker (1988, p134) Inovasi menciptakan fungsi-fungsi baru dalam
organisasi. Inovasi aplikasi teknologi informasi merupakan sarana untuk merubah
strategi bisnis, servis, dan produk lini bisnis, serta domain bisnis organisasi. Sebagai
hasilnya teknik innovation valuation adalah biaya dan
resiko pada organisasi daripada
biaya dan resiko teknologi.
|
20
2.3.11 Business Domain Values and Risk
Dalam buku
Parker
(1988,
p144)
dikatakan
bahwa
nilai
dan
biaya
tidak
digambarkan
secara
pasti
dalam perhitungan simple
ROI,
hanya
ada
beberapa
yang
khusus untuk domain bisnis dan yang lainnya untuk domain teknologi. Konsep dari nilai
didasarkan
pada
kinerja
bisnis
dan
biaya didasarkan
pada
resiko
bisnis
dan
teknis,
perlengkapan dari teknik baru ini digunakan untuk menetapkan simple ROI.
Terdapat lima faktor utama dalam domain bisnis yang berada diluar perhitungan
ROI sederhana yaitu strategic match, competitive advantage, management information,
competitive
response,
dan
project
or
organizational
risk. Keempat
elemen
pertama
bernilai positif sedangkan organizational risk bernilai negatif. Pada domain teknologi
terdapat empat faktor, yaitu strategic IS architecture, definitional uncertainity, technical
uncertainity, dan IS infrastructure risk. Hanya terdapat satu elemen yang bernilai positif
yaitu strategic IS architecture sedangkan yang lain bernilai negatif.
Strategic
Match,
yaitu
memfokuskan
sampai
sejauh
mana
suatu
teknologi
informasi atau proyek sistem informasi mendukung atau bergabung dengan
perusahaan atau garis bisnis dalam menetapkan tujuan bisnis.
Competitive Advantage, untuk memasukkan keunggulan bersaing sebagai
bagian dari nilai strategis, organisasi harus bisa memilih strategi dan
memperkirakan kontribusinya. Nilai skor atas competitive advantage
bergantung terhadap bentuk
strategi,
dimana
strategi yang diusulkan
berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap kemampuan
bersaing organisasi.
Management Information Support, merupakan faktor ketiga yang dinilai
dalam domain bisnis tergantung pada sejauh mana suatu proyek menyediakan
|
21
informasi manajemen bagi kegiatan inti perusahaan atau lini bisnis. Faktor ini
memberikan
kesempatan
positif
dalam aplikasi
yang
berhubungan
dengan
penyediaan
sistem dan
manajemen
informasi
yang
lebih
baik
untuk
mendukung strategi bisnis.
Competitive Response,
mengukur
tingkat kesalahan
yang
terjadi pada sistem
yang akan menyebabkan persaingan dan merugikan perusahaan. Hal ini dapat
terjadi karena pesaing telah menyediakan servis, produk, atau pertukaran
data. Jarak pengukuran dikatakan rendah
jika
suatu
proyek
dapat
ditunda
selama
kurun waktu satu tahun tanpa mempengaruhi posisi persaingan.
Dikatakan
tinggi
apabila
penundaan
proyek
mengakibatkan
kerugian bagi
perusahaan.
Dalam competitive response terdapat
langkah untuk
memperlihatkan
kesempatan
bagi sebuah innovative application dalam
penilaian keseluruhan ekonomi.
Project or Organizational Risk, memfokuskan dirinya pada tingkat
kemampuan
organisasi
dalam memenuhi perubahan
yang diperlukan
dalam
suatu proyek. Evaluasi ini menyangkut user atau domain bisnis dari
organisasi, bukan
technical
organization.
Hal
ini
menggambarkan
resiko
dalam proyek
yang
memerlukan
produk,
pelanggan,
atau
perubahan
pasar
dalam bisnis.
2.3.12 Technology Domain Value and Risk
Menurut
Parker
(1988,
p158)
Technology
domain
value
and
risk kebanyakan
mengandung nilai-nilai penting dan resiko yang tidak digambarkan secara jelas dalam
perhitungan
keuangan
seperti
simpel
ROI. Beberapa nilai dan resiko yang unik bagi
domain technologi adalah sebagai berikut:
|
22
Strategic IS
Architecture,
sampai
sekarang
implementasi proyek
telah
diperlakukan
dan
dievaluasi secara
independen.
Akan
tetapi
pada
domain
teknologi pada dasarnya
mungkin menentukan suatu pesanan dan mendesak
proyek
yang
berjalan
diluar
dampak
ekonomi
domain
bisnis. Strategic IS
Architecture mengevaluasi tingkat dimana suatu proyek berhubungan dengan
keseluruhan strategi sistem informasi.
Definitional Uncertainty, karena perubahan datang dalam ketidaktentuan,
maka perubahan teknologi informasi dalam sebuah perusahaan dapat
ditunjukan
dalam banyak
cara.
Information
economics
memungkinkan
penilaian resiko dan ketidaktentuan tersebut. Jenis perubahan yang pertama
adalah mengubah sebuah elemen tunggal dalam sebuah proses yang meliputi
resiko yang dapat diisolasikan ke sebuah posisi atau proses tunggal. Jenis
lainnya
berhubungan dengan banyak elemen dalam proses untuk
menghasilkan
produk akhir
yang
sama.
Definitional
Uncertainty
(DU)
menilai sejauh mana tingkat suatu persyaratan atau spesifikasi yang dikenal.
Juga menilai kompleksitas dari suatu area dan kemungkinan perubahan yang
tidak rutin. Skor DU menyediakan sebuah langkah bagi domain teknologi
untuk menggambarkan resiko yang berhubungan dengan suatu proyek, sebab
DU berhubungan dengan persyaratan, spesifikasi, dan perubahan.
Technical
Uncertainty,
identifikasi
resiko
lainnya
dalam
domain
teknologi
adalah
Technical
Uncertainty (TU)
yang
menilai
kesiapan
dari
domain
teknologi untuk menjalankan proyek. Empat penilaian terpisah diantaranya
adalah : keahlian yang diperlukan, ketergantungan hardware, ketergantungan
software,
dan aplikasi software. Kegunaan dari penilaian ini tidak
|
23
menekankan pada perencanaan penolakan resiko,
akan tetapi berguna untuk
mengenali resiko dan menekankan pada suatu kesiagaan serta persiapan yang
diperlukan untuk keberhasilan proyek.
IS Infrastructure Risk, menilai tingkat
investasi non proyek yang diperlukan
untuk membantu proyek. Ini adalah sebuah penilaian lingkungan yang
meliputi faktor-faktor seperti administrasi data, komunikasi, dan sistem
terdistribusi.
Penekanannya
adalah
dalam keseluruhan
organisasi
sistem
informasi,
termasuk
hardware,
software,
dan
staff
dalam hubungan dengan
investasi yang diperlukan untuk mengakomodasi proyek yang digunakan.
2.3.13 Corporate Value
Corporate value digunakan perusahaan untuk menilai kekuatan nilai yang relatif
dalam investasi teknologi informasi.
2.3.13.1 Value Based On Corporate Culture
Menurut Parker (1988, p180) hal ini dilakukan untuk dapat mengerti bagaimana
menguraikan nilai atau bobot yang tepat untuk dikontribusikan sebagai value dan risk
dalam teknologi
informasi
dan
kebiasaan
perusahaan
merupakan
sistem
kepercayaan
yang meliputi sejarah perusahaan, kepercayaan dan nilai-nilai termasuk juga pandangan
dan nilai dari manajemen yang menanyakan pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan. Kebiasaan perusahaan mewakili
semangat
dan
kemauan
keras dari
suatu
organisasi. Manajer sistem informasi harus mengerti perusahaan sebelum dapat bersaing
untuk sumber
daya
yang ada dalam perusahaan, dahulu keputusan dibuat berdasarkan
pada aspek kebiasaan perusahaan dan sistem kepercayaan bersama.
|
24
2.3.13.2 Establishing Corporate Value
Metode
ini digunakan
untuk menguraikan corporate value dengan
menentukan
bobot relatif sebagai sesuatu yang penting untuk setiap kategori dan risk.
Kuadaran A : Investment, menjelaskan sebuah organisasi dengan bisnis yang
kuat, dengan dukungan komputer yang lemah. Ini merupakan hal yang tidak
biasa dalam perusahaan yang sedang berubah, khususnya ketika pendapatan
membawa divisi baru dengan dukungan komputer yang dulunya sangat
kurang. Interpretasinya bahwa line of business ini mempunyai pondasi bisnis
yang
kuat dan
memiliki
waktu
serta kesempatan
untuk
investasi
di
masa
yang akan datang.
Kuadaran B : Strategic, menggambarkan sebuah organisasi bisnis yang
mempunyai
dasar
bisnis
yang kuat dengan
dukungan
komputer
yang
kuat.
Interpretasinya bahwa ini adalah perusahaan yang kuat yang memiliki
kesempatan
untuk
menginvestasi
dalam competitive
advantage dan
rintangan competitive application
Kuadaran C : Infrastructure, menggambarkan sebuah organisasi bisnis
yang
lemah dengan dukungan komputer yang lemah. Interpretasinya bahwa bisnis
yang dijalankan kurang baik tetapi tetap ada dukungan komputer untuk
bisnis. Jadi keputusan untuk investasi IT behubungan dengan pengembangan
infrastruktur
Kuadaran D : Breakthru atau manajemen, menggambarkan sebuah
organisasi
yang
lemah
dengan
dukungan
sistem informasi
yang
kuat.
Interpretasinya dimana tujuan dari bisnis adalah untuk bertahan, tetapi
|
![]() 25
dengan kapabilitas penggunaan komputer dapat memberikan kesempatan
dalam investasi
dan
pengembangan
yang
secara
signifikan
dapat
memperkuat potensial bisnis.
Gambar 2.10 Establishing Corporate Values
2.3.13.3 Corporate Value
Menurut Parker
(1988,
p193)
yang
merupakan
kunci konsep
hubungan
antara
kebiasaan perusahaan dengan nilai-nilai terhadap Information Economics :
Culture, menentukan strategi, resiko, dan
nilai-nilai
lainnya
yang akan
kelihatan maupun tidak kelihatan.
Strategi dan resiko menjadi suatu pandangan untuk berubah yang akan
menentukan penempatan sumber daya.
Strategic
architecture,
merupakan
pandangan
jauh
kedepan,
seperti
menentukan teknologi informasi merupakan rencana ke depan dari sistem
sebagai data.
|
26
Information Economics merupakan kumpulan dari tools untuk membuat
strategi,
resiko,
dan
nilai-nilai
yang
tidak
kelihatan
dalam kebiasaan
perusahaan yang menentukan alokasi sumber daya pada proyek dan teknologi
informasi yang diperlukan pada saat implementasi
Information Economics
tidak
akan
mengubah
kebiasaan
perusahaan
walaupun
Information
Economics
merupakan
sebuah
rencana dalam mengkomunikasikan
kepercayaan
bersama
atau
nilai
yang
terkandung
dalam kebiasaan
perusahaan
ketika
perusahaan berubah, Information Economics dapat menjelaskan alternatif-alternatif.
2.3.14 Information Economics Scorecard
Proses terakhir dari kerangka kerja
Information Economics adalah
memasukkan
semua nilai hasil pembobotan simple ROI dan pembobotan variabel domain teknologi
dan domain bisnis ke dalam sebuah scorecard untuk mendapatkan skor akhir dari proyek
teknologi informasi tersebut. Semua
nilai positif dan negatif yang mewakili nilai dan
resiko dijumlahkan.
2.3.15 Kerangka Kerja Information Economics
Metode
yang digunakan
dalam Information
Economics
pada umumnya
terbagi
menjadi
2
jenis
yaitu pendekatan financial
dan
non
financial.
Tahap
awal
penelitian
ditujukan untuk mengetahui komponen-komponen yang berhubungan erat dengan
investasi
teknologi
informasi
tersebut,
misalnya
biaya
pemeliharaan,
biaya
perbaikan,
dan lain-lain.
Setelah itu dilakukan analisis biaya dan
manfaat
(cost
benefit analysis) untuk
mendapatkan
ROI
atas
investasi
tersebut.
Tangible
benefit diperoleh
dengan
menggunakan tradisional cost benefit sedangkan value linking, value acceleration, value
restructuring, dan innovation valuation digunakan untuk mengukur quasi tangible.
|
![]() 27
Tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis dari dua sisi perusahaan (two
domain
analysis)
yaitu
domain
teknologi
dan
bisnis.
Hal
ini
dilakukan karena
perhitungan ROI belum merefleksikan nilai dan resiko tertentu. Ada beberapa yang unik
di domain bisnis dan
yang lainnya
unit domain teknologi. Analisis ini dilakukan untuk
intangible benefit investasi teknologi informasi tersebut.
Setelah dilakukan pembobotan, gabungan hasil analisis ROI, domain bisnis dan
domain teknologi inilah yang akan memberikan angka atau skor yang menunjukan
besarnya dampak ekonomis dari penerapan teknologi terhadap perusahaan.
Evaluator
Business domain
Teknologi domain
Weight
ed
score
Factor
ROI
+
SM
+
CA
+
MI
+
CR
+
OR
-
SA+
DU-
TU
-
IR
-
Business
domain
Technolo
gy
domain
Weighted
value
Where:
ROI= Return On Investment
Business Domain Assesment
SM= Strategic Match
CA= Competitive Advatage
CR= Competitive Response MI=
Management Information
OR=Project or Organizational Risk
Technology Domain
SA= Strategic IS Architecture
DU= Definitional Uncertainity
TU= Technical Uncertainity
IR= IS Infrastructure Risk
Gambar 2.11 Lembar Kerja Information Economics
|
28
2.4 Value Chain
Penggunaan value chain dapat membantu perusahaan dalam memahami dengan
jelas
perbandingan
antara
rantai nilai sendiri dengan pesaing
sehingga
memberikan
pilihan yang menguntungkan dalam menghadapi persaingan bisnis.
Sedangkan menurut Ward (2002, p244) yang didasarkan pada referensi Michael
Porter mengatakan bahwa konsep dari value chain dimana setiap perusahaan merupakan
kumpulan dari aktivitas
yang digunakan untuk mendesain, produksi, mengirim,
dan
mendukung produk atau jasa. Semua aktivitas ini dapat direpresentasikan dalam value
chain yang hanya dapat dilihat dari segi bisnis. Dan value chain dari sebuah perusahaan
harus dimengerti sebagai bagian dari sistem yang besar, yang meliputi supplier,
konsumen,
dan
kompetitor.
Selain
itu
value chain
dapat
dikatakan
aliran
informasi
internal yang berpengaruh pada IT/IS.
Value chain secara garis besar dibagi
menjadi dua bagian yaitu aktivitas
utama
dan aktivitas pendukung. Aktivitas
utama adalah
bagian
yang dapat
memenuhi aturan
dari
value
chain
itu sendiri
dan
meningkatkan
kepuasan
pelanggan,
yang akan
berdampak
langsung
pada
aktivitas
yang
berhubungan.
Tidak
hanya
setiap
aktivitas
harus berjalan dengan baik, tapi juga
harus berhubungan satu sama
lain secara efektif
jika menginginkan kemampuan seluruh bisnis dioptimalkan.
Aktivitas utama
ini terdiri
dari:
Inbound logisticÆ Penerimaan, penyimpanan, mendapatkan, dan
menentukan input dan sumber daya dengan kualitas dan jumlah yang sesuai
dengan
kebutuhan
bisnis.
Hal
ini
mungkin
meliputi perekrutan
staff
yang
baik, pembelian material, komponen, dan jasa.
|
29
OperationÆ
Melakukan perubahan dari input
menjadi produk dan jasa
yang
dibutuhkan oleh konsumen.
Outbound logisticÆ
Mendistribusikan produk ke konsumen baik secara
langsung atau melalui perantara jalur distribusi.
Sales and
marketingÆ
Menentukan
cara bagaimana
agar
konsumen
peduli
terhadap produk dan jasa serta menerimanya, termasuk bagaimana caranya
membujuk mereka untuk membeli dan menggunakan produk dan jasa.
ServicesÆ
Menambahkan
nilai dengan
memastikan konsumen mendapatkan
keuntungan atau nilai dari produk yang dibelinya secara penuh.
Sedangkan aktivitas pendukung
merupakan bagian yang memungkinkan untuk
mengontrol dan mengembangkan bisnis sepanjang waktu dan menambah nilai secara
tidak langsung. Nilai akan terwujud jika aktivitas utama dijalankan dengan sukses.
Dalam aktivitas pendukung terdiri dari beberapa bagian :
InfrastructureÆ Seperti bangunan fisik, fasilitas, dan legal.
Human resource managementÆ Terdiri dari karyawan atau personel, proses
perekrutan, training, dan payroll.
Product
and
technology
developmentÆMelakukan
riset
dan
development,
serta mendesain produk dan prosesnya.
ProcurementÆ Melakukan
pembelian
dan
pendanaan
untuk kebutuhan
aktivitas bisnis.
|
![]() 30
Gambar 2.12 Value Chain
2.5 Skala Pengukuran
Dalam penelitian
kuantitatif,
instrumen
akan
digunakan
untuk
mengumpulkan data. Dan setiap instrumen mempunyai skala pengukuran. Menurut
Sugiyono
(2004,
p84),
skala
pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya
interval
yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat,
dan
persepsi
seseorang
atau
sekelompok
orang.
Dengan
skala
Likert,
maka variabel
yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara
lain:
|
31
Sangat setuju/ setuju/ sangat positif.
Setuju/ sering/ positif.
Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral.
Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif.
Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ sangat negatif.
Untuk
keperluan
analisis kuantitatif,
maka jawaban
itu
dapat
diberi skor,
misalnya:
Sangat setuju/ setuju/ sangat positif
= 5
Setuju/ sering/ positif = 4
Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral = 3
Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif = 2
Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ sangat negatif = 1
|