BAB 2
GAMBARAN UMUM OBJEK
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT.
Charoen Pokphand
Indonesia
(CPI)
adalah
perusahaan
perseroan
dengan
Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) nomor : 659/III/PMA/1992, tanggal 28 September
1992 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) dari Negara Thailand. Jenis
usahanya yaitu industri pakan ternak untuk ayam (broiler, layer, breeder, fighter), itik,
babi, sapi, dan ikan. PT. CPI berkantor pusat di jalan Ancol Barat VIII / 1, Jakarta Utara.
Pada tahun 1992, PT. CPI membangun cabang pabrik pakan ternak (feed mill) di
desa Cangkudu, kecamatan Balaraja, Tangerang , di atas tanah seluas 101.080 m²
dengan kapasitas produksi sebesar 250.000 ton per tahun. Sejak mulai beroperasi secara
komersil
pada
bulan
Juli
1994,
PT.
CPI
yang ada
di
Balaraja
menjadi
salah
satu
perusahaan
terkemuka
dibidang
agrobisnis
di Indonesia., dengan tingkat penggunaan
kapasitas telah meningkat dari 28% menjadi 76% pada tahun 1995 dengan total produksi
sebesar 372.819 ton.
PT. CPI Balaraja memperoleh dukungan keahlian dan pengalaman dari
Charoen Pokphand Group di Thailand, salah satu industri agrobisnis terbesar di Asia
dengan pengalaman lebih dari 60 tahun, yaitu melalui transfer teknologi dan
peningkatan sumber daya manusia. Dalam perkembangannya, PT. CPI Balaraja selalu
konsisten dalam memproduksi pakan ternak bermutu tinggi dengan motto Tradition Of
Quality,
terbukti
pada
tanggal
20
Maret
2000
mendapatkan
sertifikat ISO
9002 dari
SGS Yarsley International Certification Services, United Kingdom.
|
6
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) memiliki beberapa divisi yang tersebar
di seluruh nusantara, yaitu divisi Group Finance, Procurement, Feed Business, Busines
Development,
dan
Feed Tech
yang
masing-masing
dipimpin
oleh
seorang
VP
(Vice
President). Divisi
Feed Business yang bertanggung jawab terhadap produksi dan
pengadaan
pakan
ternak
mempunyai
beberapa
cabang
pabrik
produksi
pakan
ternak
yang
dinamakan
feed
mill.
Feed
mill ini
tersebar
di
beberapa kota
besar
di
Indonesia
diantaranya yaitu Medan, Lampung, Jakarta, Tangerang,
Semarang, dan Surabaya.
Masing-masing
feed mill
dipimpin
oleh
seorang Factory Manager,
yang
bertanggung
jawab kepada AVP (Area Vice President).
PT. CPI Balaraja dipimpin oleh seorang Factory Manager yang bertanggung
jawab
terhadap
kegiatan
produksi
di feed
mill yang
dipimpinnya.
Seorang
Factory
Manager membawahi Section Head Production dan Section Head Maintenance. Tiap
Section dipimpin oleh seorang Kepala Bagian. Section Head Production terdiri dari
bagian
Raw
Material
Warehousing,
Finished
Goods
Warehousing, dan
Processing.
Section Head Maintenance terdiri dari bagian Boiler, Mechanic, dan Electric.
PT. CPI Balaraja memiliki Central Lab dan bagian QC (Quality Control), yang
masing-masing
dipimpin oleh Manajer
Lab
dan
Manajer
QC. Central lab
merupakan
laboratorium pusat penelitian pakan ternak untuk semua feed mill yang ada di Indonesia.
Manajer
Lab dan
Manajer
QC bertanggung jawab
kepada General Manager QC and
Formulation dari divisi Feed Tech. Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer QC dibantu
oleh
supervisor
QC,
yang
kemudian
membawahi QC
Plant
dan QC
Ingredient.
Sedangkan Manajer Lab dibantu oleh staf dari Section Head Lab.
|
![]() 7
Untuk
menangani masalah ketenagakerjaan dan
masalah umum (hubungan
masyarakat),
PT.
CPI
Balaraja
memiliki
bagian
Personnel
&
General
Affairs yang
dipimpin oleh seorang manajer, yang kemudian bertanggung jawab kepada seorang AVP
dari divisi Business Development. Dalam melaksanakan tugasnya Manager Personnel &
General Affairs dibantu oleh staf dari bagian Section Head Personnel & General Affairs.
Secara
garis besar, struktur organisasi PT. CPI
Balaraja dapat dilihat pada lampiran
L.2.1.
2.3 Ketenagakerjaan
Tenaga
kerja di PT. CPI
Balaraja dapat digolongkan
ke dalam
tiga
bagian,
yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja borongan. Jumlah tenaga
kerja tetap ada 221 orang yang perinciannya dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Tabel Jumlah Karyawan Pada PT. CPI Balaraja
No.
Bagian
Jumlah (Orang)
1.
Personalia
37
2.
Produksi
128
3.
Accounting
5
4.
Procurement / Purchasing
4
5.
Quality Control
10
6.
Premix Section
21
7.
Customer Technical Services
3
8.
GM Finance
1
9.
Central Lab
8
10.
Finance
4
Total
221
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja, 2005
|
![]() 8
Sedangkan untuk tenaga kerja harian, jumlahnya ada 54 orang dimana yang
bekerja di
Intake (18 orang), Tower Feed Mill (15 orang), Hand Add (17 orang), dan
gudang Finished Goods (4 orang). Dan untuk tenaga kerja borongan umumnya bekerja
di bagian pengelasan alat-alat produksi, bagian packing, dan bagian bongkar muat bahan
baku atau produk jadi. Di bagian pengelasan, tenaga kerja
ini bertugas
untuk
membuat
atau
memperbaiki
peralatan-peralatan
produksi
seperti hopper,
corong, dan pembersih
debu palet. Tenaga kerja borongan jumlahnya bervariasi setiap harinya terutama untuk
bongkar muat, tetapi diperkirakan rata-rata perhari adalah 250 orang. Para tenaga kerja
ini berada dibawah tanggung jawab suatu yayasan yang mengelolanya. Berikut ini tabel
status tenaga kerja yang berkerja di PT. CPI Balaraja yang dibedakan menurut tingkat
pendidikannya seperti pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tabel Tingkat Pendidikan Karyawan
No.
Level
Jabatan
Tingkatan Pendidikan
1.
2A, 2B, 2C
General Manager
Sarjana
2.
3A, 3B, 3C
Manager
Sarjana
3.
4A, 4B, 4C
Section Head
Diploma 3 Sarjana
4.
4A, 4B, 4C
Supervisor
Diploma 3 Sarjana
5.
5A, 5B, 5C
Staff
SLTA Sarjana
6.
6A, 6B, 6C
Operator
SLTP SLTA
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja, 2005
Pada PT. CPI Balaraja, jumlah hari kerja yang efektif
adalah selama 5 hari
kerja dari Senin sampai dengan Jumat. Setiap hari, mesin diharapkan dapat bekerja dan
berproduksi
selama
24
jam non stop
sehingga shift
kerja
pada perusahaan
ini
dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
|
![]() 9
Tabel 2.3 Tabel Shift Kerja Karyawan PT. CPI Balaraja
No.
Shift Kerja
Waktu Kerja
Waktu Istirahat
1.
Shift 1
08.00 17.00
12.00 13.00
2.
Shift 2
17.00 01.00
21.00 21.30
3.
Shift 3
01.00 08.00
03.00 03.30
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja, 2005
Untuk
menunjang kesejahteraan para karyawannya, PT. CPI
Balaraja juga
memberikan bantuan atau pun fasilitas berupa uang makan, uang transport, asuransi
pekerjaan, biaya pengobatan, tunjangan hari tua, kendaraan dinas untuk tingkat manajer
keatas, dan beasiswa untuk anak karyawan yang berprestasi.
2.4 Tata Letak Perusahaan
PT.
Charoen
Pokphand
Indonesia
Balaraja
terletak
di
Jl.
Raya
Balaraja
Serang KM. 30, desa Cangkudu, kecamatan Balaraja, kabupaten Tangerang, Banten.
Letak perusahaan ini kurang lebih 55 km sebelah barat kota Jakarta. PT. CPI Balaraja
ini dibangun diatas tanah seluas 101.080 m². Batas wilayah PT. CPI ini adalah:
a. Utara berbatasan langsung dengan PT. Sierad Feedmill
b. Timur berbatasan langsung dengan Jalan Raya Serang KM 30
c. Selatan berbatasan langsung dengan PT. Pelangi
d. Barat berbatasan langsung dengan tanah / lahan kosong.
Untuk
lebih
jelasnya
mengenai
tata
letak
pabrik
CPI
Balaraja
dapat
dilihat
pada lampiran L.2.2.
|
![]() 10
2.5 Bahan Baku
Bahan baku
merupakan bahan
mendasar
yang menunjang kelangsungan proses
produksi suatu industri dalam mengolah suatu produk yang dihasilkan. Bahan baku yang
digunakan dalam
industri pakan
ternak di PT. CPI Balaraja ini beraneka
ragam dan
disediakan dalam jumlah kapasitas yang besar.
Bahan
baku
yang digunakan
umumnya sebagian besar berasal dari luar negeri
(import)
yaitu
sekitar
(+
50
80%).
Kualitas
bahan
baku yang baik akan sangat
mempengaruhi hasil dari produk yang kita hasilkan nantinya, karena itu PT. CPI sangat
memperhatikan hal tersebut baik dari bau, bentuk maupun gizi yang terkandung didalam
bahan baku tersebut.
Berdasarkan
fungsi
dan
kegunaannya,
secara
umum bahan
baku
di
PT.
CPI
Balaraja dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Bahan Baku Utama
Bahan baku yang tergolong utama adalah bahan baku yang mempunyai
persentase
unsur paling
banyak dalam produk
yang
dihasilkan
nantinya.
Biasanya
bahan baku
utama
ini
dituang
melalui
mesin
Intake
atau
Silo.
Disini ada 2
jenis
bahan baku utama yaitu:
a. Berbentuk serbuk.
b. Berbentuk biji atau batu.
2. Bahan Baku Tambahan
Bahan
baku
tambahan
ini komposisinya jelas lebih kecil dibandingkan bahan
baku utama
namun sangat penting dimana biasanya bahan baku tambahan ini
diberikan pada proses hand add. Umumnya bahan baku tambahan yang diberikan ini
|
![]() 11
disebut bahan aditif (feed additive) dimana berfungsi sebagai vitamin dan obat-
obatan.
3. Bahan Baku Cair (Liquid)
Bahan baku liquid adalah bahan baku yang berupa cairan baik berbentuk minyak
atau larutan lainnya dimana disini diberikan pada saat proses wet mix pada mixer.
Bahan baku
ini
disemprotkan
dari daily tank sesuai dengan
formula produk
yang
diinginkan.
2.6 Gudang Penyimpanan (Ware housing)
Gedung penyimpanan (ware house) merupakan salah satu aspek pendukung
proses produksi yang bertujuan menjaga kondisi bahan agar bahan baku tersebut masih
dalam kondisi
yang
baik
saat
digunakan
pada
proses
produksi
nantinya.
PT.
CPI
Balaraja memiliki beberapa macam gudang penyimpanan berdasarkan sifat dan keadaan
bahan bakunya, yaitu:
1)
Bag Go Down
Bag go down merupakan tempat penyimpanan bahan baku yang dikemas dalam
bentuk
karungan
(bag).
Pada
gudang bag go
down
memiliki kapasitas
sebesar
+
20.000
ton
yang
mampu
menampung
berbagai
macam
bahan
baku
seperti
bahan
aktif padatan
maupun
bahan
aditif
yang
disimpan dalam bentuk
drum yang
juga
disimpan didalam bag go down.
2)
Bulk Go Down
Bulk go down merupakan gudang untuk menyimpan bahan baku dalam bentuk
curah. Gudang curah digunakan untuk menyimpan bahan baku dengan volume yang
sangat besar dan pembongkaran bahan baku tersebut
tidak harus dikemas terlebih
|
![]() 12
dahulu
ke
dalam karung,
sehingga
penyimpanannya
lebih
efisien
karena
bisa
langsung dimasukkan ke gudang penyimpanan. Selain lebih efisien, penyimpanan
bahan baku di gudang curah ini adalah agar bahan baku tidak mudah menggumpal.
Bahan baku yang disimpan dalam bulk go down ini antara lain jagung.
PT. CPI Balaraja memiliki 6 gudang bahan baku curah yang terdiri dari:
a. Gudang curah 1 dan 2 terdiri dari 4 ruang yang masing-masing memiliki kapasitas
tampung + 1000
ton dan terdapat 2
mesin intake, chain conveyor dan elevator
yang berfungsi sebagai pembongkaran dan pengiriman ke bagian produksi.
b. Gudang curah 3 dan 4 mempunyai kapasitas tampung + 4000 ton dan terdapat 2
mesin
intake,
chain conveyor dan
elevator
yang
berfungsi
sebagai
pembongkaran dan pengiriman ke bagian produksi.
c. Gudang curah 5 mempunyai kapasitas tampung + 6000 ton dan terdapat 1 mesin
intake, chain conveyor dan elevator yang berfungsi sebagai pembongkaran dan
pengiriman ke bagian produksi.
d. Gudang curah 6 mempunyai kapasitas tampung + 5000 ton dan terdapat 1 mesin
intake, chain conveyor dan elevator yang berfungsi sebagai pembongkaran dan
pengiriman ke bagian produksi.
Untuk menjaga kualitas bahan baku pada gudang curah ini maka dilakukan
pemasangan exhaust fan untuk
menjaga sirkulasi
udara dan
memelihara kebersihan
dari serangan hama serta dilakukan pula pengecekan terhadap suhu bahan baku yang
disimpan (maksimal 5
o
C
diatas suhu ruangan).
|
13
3)
Silo dan Wetcorn
Silo merupakan
gudang
penyimpanan
berbenruk
silinder
besar
yang
biasanya
digunakan untuk menyimpan bahan baku dasar yaitu jagung. PT. CPI
Balaraja
memiliki silo dan wetcorn yang memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
a)
6
buah
silo dengan
kapasitas
3500
ton
terletak
dibagian
depan
area
pabrik
dan
memiliki ukuran degan tinggi 16 meter dan diameternya 60 feet.
b)
4
buah
silo dengan
kapasitas
4000
ton
terletak dibagian
depan
area
pabrik
yang
memiliki ukuran tinggi 18 meter dan diameternya 60 feet.
c)
4 buah wetcorn dengan kapasitas 500 ton terletak dibagian depan area pabrik dan
memiliki ukuran yang lebih kecil dengan ketinggian 14 meter dan bagian bawahnya
berbentuk kerucut untuk memudahkan pengaliran jagung ke bagian produksi.
Kadar air merupakan parameter yang paling penting untuk penyimpanan jagung
di
silo.
Untuk
mencegah
agar
tidak terjadi
timbulnya
jamur dan
mikroorganisme
maka
dilakukan
penyemprotan
anti
hama
dan
menjalankan antitox
dengan
menyemprotkan mold ban sebagai bahan anti jamur secara otomatis.
Pengecekan temperatur silo dilakukan didalam silo yang terdapat 11 buah kabel
menggantung dimana pada masing-masing kabel terdapat 12 buah termokopel yaitu
alat untuk mengukur suhu.
Setiap silo dan wetcorn dilengkapi dengan blower yang
bertujuan untuk
mencegah terjadinya peningkatan panas dalam silo. Blower dapat mensirkulasi aliran
udara sehingga tercapai keseimbangan antara suhu dibagian dalam dan bagian luar
silo.
Selain
itu,
blower
juga
dijalankan
pada
saat
terjadinya
hot spot yaitu
peningkatan suhu 3
oC
diatas suhu ruang.
|
14
4)
Finished Good (produk jadi)
Finished goods merupakan tempat menyimpan produk jadi yang telah dihasilkan
oleh PT. CPI Balaraja. Gudang finished good memiliki kapasitas sebesar 9000 ton
yang dapat menampung berbagai jenis produk.
Penyimpanan produk jadi di gudang finished good ini dilakukan dengan cara
disusun diatas pallet dimana setiap pallet terdiri atas 49 karung. Pada gudang
finished goods disatukan dengan bagian packing agar mempermudah proses
penyimpanan barang.
Produk yang telah berada di gudang harus dilakukan pengetesan yang dilakukan
oleh
bagian
Quality
Control
(QC)
sebelum dilakukan
permintaan.
Dalam setiap
produk
jadi
harus
mengikuti system FIFO (First In First Out), dimana produk
jadi
yang lebih dahulu masuk ke gudang harus juga lebih dahulu keluar untuk dimuat.
Agar lebih mudah pengecekan terhadap jadwal muat untuk produk jadi, maka setiap
produk diberikan pelebelan (bin card) untuk mengetahui kapan produk tersebut
dibuat.
2.7 Mesin dan Alat Produksi
2.7.1 Mesin Utama
Mesin utama disini adalah mesin yang berperan secara langsung dan sangat
penting
dalam pengolahan
atau
proses
produksi
yang
berlangsung.
Jika
mesin
ini
ditiadakan maka proses produksi bisa kacau.
1. Hammermill
Hammermill merupakan alat yang digunakan untuk mengecilkan volume serta
mengeragamkan
ukuran bahan baku
yang
akan
dipakai
nantinya
terutama
yang
|
15
berbentuk biji-bijian seperti
jagung.
Kekuatan hammermill
untuk
memecahkan
bahan
baku
yang
dituang
terletak
pada
pisau
dan
palu
yang
digunakan. Mesin
hammermill
yang digunakan PT. CPI Balaraja ada beberapa macam yaitu hammermill tipe buhler
(lampiran
L.2.3.1), hammermill tipe Champion (lampiran
L.2.3.4), dan
Rollermill serta
mini hammer yang berfungsi untuk menggiling bahan sisa dari hasil penggilingan bahan
baku pada rollermill. Kapasitas penggilingan hammermill dan rollermill berbeda sesuai
dengan jenis bahan baku yang akan digiling.
2. Mesin Mixer
Mixer merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat pencampuran dan
pengadukan material-material bahan baku sehingga dihasilkan bahan campuran yang
homogen. Mesin mixer sangat penting dan merupakan
mesin
yang
sangat
vital
bagi
proses produksi yang ada di PT CPI Balaraja ini. PT. CPI Balaraja memiliki 2 buah
mixer dengan kapasitas yang berbeda
yaitu Mixer A dengan kapasitas 6 ton per batch
dan Mixer B dengan kapasitas 3 ton per batch. Mixer yang digunakan adalah tipe Paddle
Mixer, yaitu jenis mixer yang memiliki pedal-pedal dibagian dalamnya dan terhubung
pada suatu As yang digerakkan oleh motor sehingga pedal-pedal tersebut berputar
selama proses pencampuran bahan. Mesin mixer ini dilengkapi dengan bagian batching
system pada computer yang membantu penimbangan bahan baku yang akan masuk
dalam proses
mixing.
Ada
pun
spesifikasi
mixer
dan
waktu
yang
diperlukan
dalam
pencampuran yang dapat dilihat pada tabel 2.4. Gambar Mesin Mixer dapat dilihat pada
lampian L.2.3.7
|
![]() 16
Tabel 2.4 Tabel Kapasitas Mesin Mixer
Nama
Mixer
Tipe Mixer
Motor Utama
Kapasitas
Mixing time (detik)
RPM
Voltase
Dry Mix
Wet Mix
Mixer
A
DFMF
110PL
BUHLER
1480/90
380/660
6
ton/batch
6
menit
60 detik
120 detik
Mixer
B
DFMF
6300
BUHLER
1475/34
380/660
3
ton/batch
4
menit
40 detik
90 detik
3. Mesin Pellet
Mesin
pellet
(lampiran L.2.3.8) merupakan peralatan yang digunakan untuk
membuat produk berbentuk
pellet dengan melewatkannya pada sebuah cetakan
berbentuk pellet (die) dengan sistem pengepresan yang dilakukan oleh 2 buah roller.
Cetakan pellet (die) yang biasanya digunakan berukuran 3,5 mm atau 4 mm.
Pellet machine yang beroperasi di PT. CPI Balaraja ini ada beberapa tipe yaitu
pellet machine dengan single
conditioner, dengan double conditioner, dan pellet
machine yang memiliki conditioner dan expander.
Conditioner dan
expander
merupakan
bagian
dari
mesin
pellet
yang
berguna
untuk
mengkondisikan
bahan
makanan
sebelum
masuk
ke
dalam cetakan pellet.
Pada
conditioner terjadi proses pemasakan bahan makanan dengan adanya penambahan steam
dan tekanan. Proses pemasakan yang terjadi dibantu dengan pedal-pedal disepanjang
conditioner bagian dalam
yang
menempel
pada suatu
as,
dengan
sudut
setiap pedal
dapat diatur sesuai keinginan, sehingga bahan makanan dapat dikondisikan dengan baik.
Expander adalah
sebuah
peralatan
yang
mirip
sebuah extruder namun penggunaannya
lebih sedikit energi
dan perawatan. Pada expander bahan makanan mengalami
proses
gelatinisasi sehingga memudahkan dalam proses pencetakan menjadi bentuk pellet yang
lebih
baik.
PT.
CPI
Balaraja
hanya
memiliki
1
buah
mesin
pellet
yang
dilengkapi
|
![]() 17
expander,
sedangkan
yang
lainnya
hanya
dilengkapi
dengan conditioner.
Spesifikasi
mesin pellet yang dimiliki PT. CPI Balaraja ada 2 macam yaitu tipe CPM 7000 dengan
kapasitas 20 ton perjam dan tipe CPM 3000 dengan kapasitas 12 ton perjam. Spesifikasi
dari masing-masing mesin pellet dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Tabel Kapasitas Mesin Pellet
Nama
mesin
pellet
Tipe
Jumlah
Daya
(HP)
Expander
Kapasitas
(ton/jam)
Mesin Pellet 1A
CPM 7226-7 USA
1
270
Ada
20 - 24
Mesin Pellet 2A
CPM 7226-7 USA
1
270
Tidak ada
20 - 24
Mesin Pellet 3A
CPM 3020-6 USA
1
270
Tidak ada
18 - 22
Mesin Pellet 4A
CPM 7226-7 USA
1
270
Tidak ada
20 - 24
Mesin Pellet 5A
CPM 7226-7 USA
1
270
Tidak ada
20 - 24
Mesin Pellet 1B
CPM 7226-7 USA
1
270
Tidak ada
20 - 24
Mesin Pellet 2B
CPM 7226-7 USA
1
270
Tidak ada
20 - 24
Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia Balaraja, 2005
4. Cooler
Rangkaian mesin pellet selain
mesin pembentuk pellet itu sendiri terdapat
juga
coller (lampiran 2.3.9) yaitu mesin yang berfungsi sebagai pendingin. Bahan makanan
jadi
yang
telah
melalui
proses pencetakan berbentuk pellet
akan
memiliki
suhu
yang
tinggi/panas. Agar hasil pellet tidak mudah hancur karena panas yang dihasilkan, maka
bahan makanan berbentuk pellet tersebut harus dilewatkan pada sebuah mesin pendingin
(cooler). Prinsip kerja coller adalah menarik panas pada bahan dengan bantuan blower
(lampiran 2.3.10) sehingga suhu bahan dapat turun.
|
18
Pada sebuah coller terdapat 2 buah sensor yaitu:
i. low level sensor
Merupakan
instrument
yang
mengatur pengeluaran bahan dari coller berdasarkan
ketinggian tertentu yaitu lima derajat diatas suhu ruangan.
ii. high level sensor
Adalah sebagai sistem pengaman (tanda bahaya)
apabila low level control tidak
berfungsi misalnya terjadinya overload didalam cooler.
5. Mesin Crumble
Rangkaian mesin
pellet
lain
yaitu
mesin
crumble
berfungsi
sebagai
mesin
pemecah pellet menjadi berbentuk crumble (butiran/ pecahan kecil). Prinsip kerja alat
ini sama dengan mesin rollermill yaitu adanya efek penggerusan/penggilingan oleh
roller. Jenis mesin crumble
yang digunakan ada
yang
menggunakan 2 buah roller dan
ada
yang
menggunakan
4
buah
roller.
Bagian
penting dalam alat
ini
adalah penyetel
jarak roller yang perlu disesuaikan dan tergantung dari
formula
makanan
yang
akan
diproduksi.
6. Ayakan / Screener
Mesin ini berguna untuk mengelompokkan ukuran pakan yang dihasilkan sesuai
dengan formula. Terdapat 2 tipe ayakan yang digunakan PT. CPI Balaraja yaitu mesin
ayakan tipe Rotex Screener (lampiran L.2.3.11) dan tipe Mogensen (lampiran L.2.3.12)
yang memiliki kapasitas berbeda. Secara umum prinsip kerja mesin ini sama seperti
sebuah saringan. Pada setiap mesin terdapat 3 buah saringan yang memiliki ukuran
lubang yang berbeda yaitu kasar, halus, dan sangat halus.
|
![]() 19
a.
Mesin ayakan tipe Rotex Screener bekerja dengan bantuan reducer yang akan
melakukan perputaran sehingga gear box ikut berputar dan dengan cara bergoyang
akan memisahkan partikel sesuai ukuran.
b. Mesin ayakan tipe Mogensen menggunakan prinsip kerja vibration (getaran) dengan
menggunakan per di keempat sudut yang juga berfungsi sebagai penahan getaran
yang dihasilkan mesin untuk memisahkan partikel bahan sesuai yang diinginkan.
7. Mesin Packing
Mesin packing
digunakan
untuk
proses
pengemasan
bahan jadi
kedalam
kemasan yang telah ditentukan. Mesin packing dilengkapi dengan timbangan yang
secara otomatis akan menimbang bahan jadi setiap 50 kg. Berat bahan yang akan turun
dan
banyaknya
proses
pengemasan yang
akan
dilakukan
diset
pada panel
breaker
dikontrol dengan timbangan Chronos Richardson. Karung yang merupakan kemasan
produk akan dijepit dan secara otomatis bahan akan turun. Selanjutnya dilewatkan pada
mesin jahit untuk menutup kemasan karung yang berisi bahan jadi tersebut. PT. CPI
Balaraja memiliki 8 buah mesin packing yang masing-masing dilengkapi dengan
timbangan dan mesin jahit. Umumnya untuk proses menimbang pellet sebesar 50 kg
kemudian memasukkannya ke karung lalu dijahit memerlukan waktu sampai + 45 detik.
2.7.2 Mesin Transportasi
Merupakan mesin
yang berfungsi
untuk
memindahkan bahan
dari satu
tempat
menuju tempat yang lainnya sehingga mempermudah proses produksi. Mesin
transportasi yang digunakan antara lain:
|
20
1. Chain Conveyor
Chain Conveyor merupakan alat transportasi yang akan mengalirkan bahan baku
ataupun barang jadi dengan arah pergerakan horizontal. Chain conveyor berbentuk rantai
dengan sirip-sirip seperti tulang-tulang ikan diantara mata rantainya. Alat transportasi ini
digerakkan
oleh
sebuah
motor penggerak
dengan peratara reducer
untuk
mengurangi
kecepatan putaran motornya.
2. Bucket Elevator
Bucket Elevator (lampiran L.2.3.2) ini merupakan alat transportasi dengan arah
pergerakkannya vertikal, yang membawa bahan baku kasar / halus maupun barang jadi
dari chain conveyor bawah
menuju
chain-chain
bagian
atas
dalam mangkuk-mangkuk
yang
menempel
pada belt conveyor dengan kecepatan
yang
tinggi.
Ukuran
mangkuk
bervariasi,
tergantung ketinggian elevator dan jenis bahan
yang dibawa. Apabila
jaraknya cukup tinggi, ukuran mangkuk akan lebih kecil.
3. Forklift dan Loader Forklift
Forklift adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa bahan baku ataupun
barang jadi. Kendaraan ini dilengkapi dengan garpu pada bagian depannya dan dapat
digerakkan
naik-turun. Untuk
pengangkutan
bahan,
forklift
memerlukan
pellet
yang
diletakkan pada bagian garpunya sehingga dapat mengangkut bahan-bahan. Sedangkan
loader forklift
hanya
digunakan
pada
bahan
yang
berbentuk
curah
dan
tidak
membutuhkan pallet untuk menampung bahan.
|
![]() 21
4. Turn Head
Turn head (lampiran L.2.3.6) adalah alat yang digunakan
untuk
menyalurkan bahan
baku
dan
menjadi
bahan
jadi
menuju
tong
tempat
penyimpanan di
bangian produksi
yang dapat diatur arah pergerakkannya melalui corong.
2.7.3 Aspirator
Aspirator
merupakan
alat
pendukung
lain
dari
proses
seperti blower,
dush
collector, filter bag, drum sieve, spout magnet, dan cyclone. Fungsi utama alat-alat
tersebut untuk mengurangi kotoran dan debu yang dihasilkan selama proses sehingga
membantu kelancaran proses produksi.
PT. CPI Balaraja
memiliki
fasilitas
lain
yang sangat
membantu memudahkan
jalanyya proses produksi, yaitu fasilitas tong-tong yang mepunyai ukuran yang besar dan
memiliki ketinggian + 30 meter sebanyak + 95 tong dengan kapasitas yang berbeda (30,
40, 45 , samapi dengan 50 ton)
yang digunakan untuk
menampung bahan baku yang
akan maupun yang telah diolah rangkaian proses produksi.
Untuk
membedakan dan memudahkan penggunaannya, tong-tong tersebut
dibedakan atas warna cat pada tong yaitu:
a)
Tong berwarna hijau kebiruan (hijau
toska) berguna
untuk menyimpan bahan baku
yang berasal dari intake dan menuju hammermill.
b)
Tong berwarna abu-abu berguna untuk menyimpan bahan baku halus baik dari
proses
intake
maupun
bahan
baku
kasar
yang
telah
melalui
proses milling
pada
hammermill yang akan menuju proses di mixer.
c)
Tong berwarna hijau muda berguna untuk
menyimpan bahan hasil pencampuran di
mixer dan akan menuju proses pelleting.
|
22
d)
Tong
berwarna
kuning
muda
berguna
untuk
menimpan
makanan
jadi
yang
siap
untuk dipacking.
2.7.4 Timbangan
Timbangan juga
merupakan alat yang dipakai dalam PT. CPI Balaraja untuk
membantu proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Macam-
macam timbangan yang digunakan antara lain:
1. Timbangan Truk (Truck Scale)
Timbangan
ini berada dibagian depan pabrik,
yang berfungsi
untuk menimbang
truk yang membawa bahan baku
maupun
truk
yang akan
membawa barang
jadi
yang
siap didistribusikan. PT. CPI Balaraja memiliki 2 buah truck scale dengan tipe Mark
Avery A205 yaitu:
a)
Scale I memiliki kapasitas 80 ton dan berfungsi untuk menimbang truk yang
membawa bahan baku dari supplier dan menimbang truk yang akan memuat barang
jadi nantinya.
b)
Scale II memiliki kapasitas 60 ton yang berfungsi untuk menimbang truk yang telah
berisi barang jadi yang telah dimuat dan siap didistribusikan dan juga truk kosong
dari gudang bahan baku setalah proses bongkar muat.
Untuk system
kerjanya,
timbangan
ini
mengunakan load cell
yang akan
membaca berat badan diatasnya dan akan disambung ke komputer sehingga berat beban
bisa
diketahui.
Pada
pengukuran
ini
pengemudi
tidak
ikut
dihitung,
hanya
truk
dan
barang yang dibawa saja.
|
23
2. Timbangan Chronos Richardson
Timbangan
ini digunakan untuk menimbang bahan baku maupun produk jadi
yang berat bebannya sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Timbangan ini
dihubungkan pada sebuah panel breaker Chronos Richardson yang dapat menset berat
yang diinginkan. Prinsip kerja dari
timbangan ini adalah adanya load cell di kedua sisi
timbangan
yang akan keluar
sebagai signal dan
membaca secara elektrik beban bahan
yang
ditimbang kemudian dengan menggunakan
sistem pompa
angin
(hidrolik)
akan
membantu sistem buka-tutup plate box dibagian atas dan bawah kotak penimbangan.
Timbangan ini digunakan pada semua bagian gudang penyimpanan (bag go
down, bulk go down, dan silo) untuk proses pemasukkan
bahan baku
menuju
proses
produksi
(intake).
Selain
itu
digunakan
juga
oleh
bagian packing
untuk
menimbang
produk yang akan dikemas.
3. Timbangan Degusa
Timbangan
ini
berfungsi
untuk
menimbang
bahan
baku
feed
additive, salah
satunya DL Methionin. Melihat sifat bahan yang sangat halus dan jumlah
penggunaannya yang sangat sedikit, maka penggunaan timbangan ini sangat baik karena
menggunakan sensor transducer yang dapat menjaga keakuratan berat bahan yang
ditimbang. Timbangan ini digerakkan oleh program amino sistem pada sistem komputer.
4. Timbangan Nagata dan Timbangan Avery
Kedua timbangan ini merupakan timbangan elektrik dengan kapasitas berat
bahan
sebesar
500 kg
dan
250
kg. Sistem kerja timbangan
ini
mengunakan
load cell
yang akan membaca beban secara elektrik . Timbangan ini digunakan untuk menimbang
|
24
bahan baku feed additive secara
manual dibagian hand add. Selain iu digunakan untuk
menimbang produk jadi dibagian packing untuk test berat produk yang telah dipacking
apakah penurunan produk jadi ke karung kemasan telah sesuai dengan hasil setting pada
timbangan Chronos
Richardson dan digunakan juga pada bagian finished goods untuk
tujuan yang sama.
2.8 Proses Produksi
Pada umumnya pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. CPI
Balaraja harus
melewati proses produksi sebagai berikut:
1. Intake Bahan Baku
Proses
Intake adalah proses penuangan atau pengisian bahan baku yang
merupakan
tahap
awal
dari
proses
produksi
yang
akan
berlangsung.
Gambar
mesin
Intake
dapat
dilihat
pada
lampiran
L.2.3.1.
Bahan baku
yang
disimpan
dalam gudang
akan
dimasukkan
kedalam hopper
intake
sesuai
dengan
permintaan
bahan
baku
dari
bagian mixer. Proses intake ini dilengkapi juga oleh mesin dust collector sehingga debu
yang berterbangan dari bahan baku yang berbentuk serbuk atau tepung dapat dihisap dan
juga dikumpulkan kembali sehingga polusi udara pun dapat berkurang. Bahan baku yang
telah
dituangkan
kedalam hopper
intake
akan
masuk
ke
chain
dan
dialirkan
menuju
bucket elevator. Elevator bergerak dengan arah vertikal membawa bahan baku dan akan
mengisi tong-tong bahan baku. Sebelum
masuk kedalam
tong, bahan baku akan
melewati beberapa mesin yaitu:
a)
Drum Sieve (lampiran L.2.3.3) yaitu mesin yang berfungsi untuk menyaring kotoran-
kotoran berupa plastik dan benang yang terdapat dalam bahan baku. Biasanya proses
|
25
ini menyaring bahan-bahan yang ukurannya lebih besar dari pada bahan baku yang
dituang.
b)
Spout magnet (lampiran 2.3.3), merupakan
mesin yang digunakan untuk
memisahkan unsur logam yang terdapat pada bahan baku karena alat ini dilengkapi
oleh elektromagnetik.
c)
Timbangan
Chronos
Richardson
yang
dikontrol pada panel breaker timbangan di
kantor gudang penyimpanan.
2. Proses Pengecilan Bahan Baku (Milling)
Pada dasarnya merupakan proses pengecilan ukuran bahan
baku yang akan
digunakan sehingga volumenya sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. Tidak semua
bahan baku yang digunakan pada PT. CPI Balaraja harus melalui proses milling ini,
dimana
hanya beberapa bahan baku saja
yang digiling
terlebih dahulu karena dianggap
kasar atau ukurannya lebih dari 3 mm. Proses milling ini dilakukan dengan
menggunakan mesin hammermill dan rollermill.
Dengan proses milling ini diharapkan hasil dari bahan baku yang digiling akan
lebih kecil sehingga lebih homogen dengan bahan baku yang lainnya yang berbentuk
serbuk atau tepung. Contoh bahan baku yang melalui proses ini adalah jagung.
3. Proses Pencampuran (Mixing)
Proses
mixing
merupakan
proses pencampuran
bahan
baku
dan
merupakan
operasi yang paling penting dalam proses produksi pakan ternak di PT. CPI Balaraja.
Pertama-tama
bahan
baku
utama
dituang dari tong sesuai dengan komposisinya.
Kemudian
ditambah dengan
bahan
baku
tambahan
seperti
vitamin
yang disebut
juga
|
![]() 26
proses hand add. Proses pencampuran ini disebut dengan Dry Mix karena bahan baku
yang diolah semuanya masih berupa bahan padat. Setelah itu pada mixer disemprotkan
cairan / liquid tambahan seperti curt palm oil (CPO) yang disebut juga proses Wet Mix.
Diharapkan nantinya dari mixer didapatkan produk yang pencampurannya rata.
Semua aktivitas pengadukan bahan baku pada proses
mixing dikontrol secara
otomatis
dengan
menggunakan
system
computer
yaitu
program
WEM
(Batching
Control Mixer). Lamanya pengadukan dalam 1 batch untuk mixer A adalah + 4 menit
dan untuk mixer B waktu yang dibutuhkan adalah + 3 menit.
4. Proses Pembentukan Pellet (Pelleting)
Proses pelleting ini adalah proses untuk membentuk bahan yang dihasilkan dari
mixer dari bentuk serbuk menjadi bentuk padat seperti silinder kecil yang dilakukan
secara mekanik dengan mengkombinasikan pula kelembaban, panas, dan tekanan.
Produk yang keluar dari lubang (die) walaupun sudah berbentuk pellet tapi panjangnya
tidak rata sehingga perlu diseragamkan dengan dipotong menggunakan pisau otomatis.
Hampir sebagian besar (80%) pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. CPI
Balaraja ini berbentuk pellet sehingga proses pelleting ini penting bagi proses produksi.
Bentuk pellet yang baik yang dihasilkan adalah
yang
tidak keras dan
waktu
ditekan
pelletnya tidak hancur atau remuk melainkan menjadi lengket.
|
![]() 27
5. Proses Pendinginan (Cooling)
Pellet yang dihasilkan masih
menghasilkan suhu
yang tinggi
(sampai mencapai
80
o
C-90
o
C) sehingga
pellet
tersebut
akan
menjadi
rapuh
atau
mudah
hancur.
Dengan
demikian saat bahan yang keluar dari mesin pellet turun, maka bahan tersebut harus
dimasukkan terlebih dahulu kedalam cooler (mesin pendingin). Sistem cooling ini
bertujuan untuk menutrunkan suhu pellet menjadi maksimal 5
oC
diatas suhu ruangan (+
30
o
C).
6. Proses Pembentukan Crumble (Crumbling)
Proses crumbling ini adalah proses untuk menghancurkan pellet yang ada
sehingga menjadi bentuk yang lebih kecil seperti
butiran (crumble). Pada proses ini
bahan yang melewati mesin crumble akan mengalami
proses
penekanan oleh
2
roller
yang kerenggangannya diatur secara manual dengan tuas pengatur kerenggangan sesuai
dengan jenis produk yang akan dibuat. Pakan ternak yang berbentuk crumble ini
biasanya digunakan untuk hewan yang masih kecil misalnya anak ayam.
7. Proses Pengayakan (Screening)
Pengayakan merupakan proses akhir dari rangkaian proses pelleting. Tujuan dari
pengayakan
tersebut
adalah
untuk
memisahkan
hasil
crumbling,
yaitu
bentuk
pakan
yang diinginkan dengan finenya dan mengelompokkan ukuran produk sehingga sesuai
dengan
standar
produk
yang
diinginkan.
Dengan
proses
ayakan tersebut
dapat
menghasilkan produk yang siap dijual dengan kualitas baik dari segi keseragaman
bentuk produk yang dihasilkan.
|
28
8. Proses pengemasan (Packing)
Tahap akhir proses produksi yang dilakukan adalah proses packing. Pada proses
ini bahan
jadi yang telah diolah baik
yang berbentuk tepung, pellet,
maupun crumble
dimasukkan
kedalam karung
yang
telah
disediakan
dimana
beratnya
telah
diatur
agar
bahan
jadi
tersebut
keluar 50
kg
saja oleh mesin.
Setelah
bahan
jadi
dimasukkan ke
karung maka dengan
konveyor, karung tersebut dijahit dan siap untuk dipacking.
Biasanya setelah dipacking akan ada pengecekan mutu dari bagian quality control (QC)
sehingga produk yang dihasilkan dapat selalu terjamin kualitasnya.
Untuk gambar keseluruhan produksi berdasarkan
mesin
dan
alat
produksinya
dapat dilihat pada lampiran L.2.4.
|