BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1       Sejarah Perusahaan
PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada
tanggal 30 September 1955, didirikan
oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya sampai dengan tahun
1981, PT. Mulia Knitting Factory berlokasi di Jalan aipda K.K Tubun No.6 Jakarta Barat.
Kemudian pada tahun 1982 berpindah lokasi ke Jalan Daan Mogot KM 16, Jakarta Barat
dengan luas ± 83000m²
.
PT.  Mulia  Knitting  Factory  merupakan  perusahaan  industri  tekstil  perajutan
tertua di Indonesia dengan pimpinanannya saat
ini adalah
H. Max Mulyadi Supangkat.
Bidang inti usahanya adalah knitting factory, dimana sejak dini proses produksi
perusahaan sudah menjangkau tingkat semi
terintegrasi. Mulai dari proses perajutan
(knitting), pemutihan (bleaching), pencelupan dan penyempurnaan (finishing) hingga
pakaian jadi (garment).
Pada tahun 1979, perusahaan mengadakan perluasan dalam bidang produksinya.
Hal
ini tidak lepas daripada bantuan pemerintah
yang berupa bantuan kredit dari Bank
Negara
Indonesia 1946
(BNI’46).
Dan
dalam
tahun
itu
pulalah,
dengan
mutu produk
yang dapat bersaing dengan produk dari Hongkong, Taiwan dan Korea, perusahaan
mencoba
untuk
memasuki pasar
luar
negeri yaitu Swedia,
Perancis,
Jerman
dan
juga
Rumania. Semua usaha-usaha yang telah dilakukan tersebut, ternyata memberikan hasil
yang
tidak
mengecewakan
serta
memberikan
gambaran
masa
depan
yang
lebih
cerah
bagi pengembangan PT. Mulia Knitting Factory.
  
8
Kerja keras dan keuletan pendiri serta pewaris generasi tampak pada dinamika
pengembangan usaha Mulia Knitting Factory. Pada mulanya hanya mempekerjakan 183
orang
karyawan
tetapi
kini
sudah
tercatat lebih dari 1200 orang
karyawan, sehingga
tampak, walau PT. Mulia Knitting Factory padat modal namun juga padat karya yang
secara otomatis menjadi aset nasional.
2.2
Struktur Organisasi
Bentuk
perusahaan
PT.
Mulia
Knitting
Factory
adalah Perseroan Terbatas
Tertutup, karena
pemilikan
sahamnya
hanya
diperuntukkan
bagi
orang-orang
dekat
(keluarga) pendiri perusahaan saja dan tertutup bagi orang luar.
  
9
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam struktur
organisasi
perusahaan,
terlihat
bahwa
kekuasaan
tertinggi
dipegang oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris mempunyai kekuasaan untuk
mengangkat
dan
memberhentikan
direksi,
serta
mengawasi
Direksi
dalam mengelola
perusahaan.
  
10
Perumusan
kebijaksanaan
dan
rencana-rencana
dilakukan
oleh
Direksi.
Dalam
hal
ini
Direksi dibantu oleh
Humas dan Sekretaris Perusahaan. Dalam tugasnya sehari-
hari, Direktur Utama dibantu oleh seorang sekretaris, yang bertugas untuk membantu
dalam mengawasi bagian-bagian yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Tugas dan tanggung jawab serta wewenang seorang Direksi adalah:
a.   Menjalankan roda perusahaan
b.   Memutuskan persoalan penting
c.   Mengawasi masing-masing bagian dalam perusahaan
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Direktur Utama juga dibantu oleh:
1.   Manajer Personalia
Manajer  Personalia  mempunyai  tugas,  tanggung  jawab  serta  wewenang  sebagai
berikut:
Mengatur 
pelaksanaan 
masalah 
tata 
usaha 
personalia 
kepegawaian 
dan
pembayaran gaji / upah.
•    
Mencari tenaga kerja baru apabila sedang dibutuhkan
•    
Bertanggung jawab atas penerimaan dan penempatan pegawai
Manajer Personalia membawahi bagian Personalia dan bagian Umum. Bagian
Personalia mencakup administrasi, pembinaan karyawan baru dan rekrutmen. Bagian
Umum mencakup
karyawan-karyawan
umum seperti
satpam,
kebersihan,
sopir,
poliklinik, dan perawatan bangunan.
2.   Manajer Pemasaran
Manajer  pemasaran  mempunyai  tugas,  tanggung  jawab  serta  wewenang  sebagai
berikut:
  
11
Bertanggung  jawab  atas  pembelian  bahan-bahan  baku,  bahan  pembantu  dan
bahan-bahan lain yang berhubungan dengan produksi maupun tidak.
Bertanggung jawab atas penjualan atau pemasaran dari hasil produksi
Bertanggung jawab atas penyimpanan barang di gedung dan pengiriman barang
jadi kepada agen.
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pemasaran ini membawahi 3 bagian, yaitu:
a.   Bagian Pembelian
b.   Bagian Penjualan
c.   Bagian Gudang dan Transportasi
3.   Manajer Keuangan
Manajer  Keuangan  mempunyai  tugas,  tanggung  jawab  serta  wewenang  sebagai
berikut:
Menyediakan dana untuk semua anggaran
Bertanggung  jawab  atas  pembayaran  utang  kepada  kreditur  dan  pembayaran
utang
Menyusun kalkulasi
harga pokok produksi dan
menyusun anggaran pembelian
barang-barang untuk keperluan produksi dan lainnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Keuangan membawahi 3 bagian yaitu:
a.   Bagian Pembukuan
b.   Bagian Bendahara
c.   Bagian Kalkulasi Anggaran
4.   Manajer Produksi dan Teknik
Manajer Produksi dan
Teknik mempunyai tugas, tanggung jawab
serta
wewenang
sebagai berikut:
  
12
Bertanggung jawab atas kelancaran produksi
Menyusun anggaran produksi
Bertanggung jawab atas pemeliharaan meisn
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer produksi dan teknik membawahi 5 bagian,
yaitu:
a.   Bagian Perencanaan Produksi
b.   Bagian Perajutan
c.   Bagian Pemutihan, Pencelupan dan Penyempurnaan
d.   Bagian Garment
e.   Bagian Pemeriksaan dan Perbaikan
2.3
Produk yang dihasilkan
PT. 
Mulia 
Knitting 
Factory 
merupakan 
sebuah 
perusahaan 
garmen 
yang
sekaligus merangkap sebagai perusahaan tekstil. Perusahaan ini mengolah benang
menjadi kain jadi yang dapat langsung dijual ke buyer ataupun juga mengolahnya
lagi
menjadi produk jadi berupa pakaian dalam dan baju.
Jenis-jenis kain jadi yang dihasilkan :
Single Knitt
Interlock
Lacoste
Rib 1x1
Rib 2x1
Rib 2x2
  
13
Rib 5x2
Jenis-jenis pakaian dalam yang dihasilkan berupa singlet pria dan celana dalam
pria dengan berbagai
macam ukuran,
model
dan
warna.
Merek
yang digunakan
oleh
perusahaan
untuk
memasarkan produknya
adalah
: Rider
dan
Swan. Sedangkan
baju
yang 
dihasilkan  sebagian  besar 
untuk 
permintaan  pelanggan 
luar 
negeri  (untuk
kebutuhan ekspor).
2.4
Lantai Produksi
Lantai produksi perusahaan ini terdiri atas 4 bagian yaitu :
Bagian Knitting : merajut benang mentah menjadi kain grey (kain mentah) .
Bagian Yarn Dyeing : mencelup benang mentah menjadi benang warna.
Bagian
BDF (Bleaching, Dyeing, Finishing)
:
memproses kain
mentah menjadi
kain jadi.
Bagian
Garment
:
memproses
kain
jadi
menjadi
produk
jadi
berupa
pakaian
dalam.
2.4.1
Bagian Knitting
Bagian ini merajut benang mentah menjadi kain grey (kain mentah). Bahan baku
yang
digunakan
untuk
proses
produksi
oleh
bagian
ini
adalah
benang.
Adapun
jenis-
jenis benang yang digunakan antara lain :
Benang COMBED 16 S
Benang COMBED 20 S
Benang COMBED 24 S
  
14
Benang COMBED 40 S
Benang COMBED 32 S
Benang SPANDEX 140 D
Benang SPANDEX 280 D
Benang CARDED 20 S
Benang LAWE COMBED 20 S
Benang LAWE CARDED 20 S
Benang MISTY COMBED 32 S
Meskipun
jarum bukan
merupakan
bahan
baku
yang
digunakan
untuk
proses
produksi bagian Knitting, namun jarum merupakan material yang harus ada agar proses
produksi dapat berjalan. Jarum yang dibutuhkan berjumlah besar ± 1200 buah jarum /
hari. Adapun jenis-jenis jarum yang digunakan antara lain:
Jarum merek Sugiura, digunakan pada mesin Rib
Jarum merek Fukuhara, digunakan pada mesin Single Knitt
Jarum merek Groz Beckert, digunakan pada mesin Tarrot
Bagian ini membawahi tiga subbagian yang mempunyai fungsi masing-masing yaitu :
-
Bagian Perajutan Kain Grey
Bagian ini menghasilkan kain mentah polos (tidak bermotif). Jenis kain yang
dihasilkan bermacam-macam diantaranya jenis rib, single knit, interlock, lacoste.
Mesin-mesin yang digunakan :
Mesin Rib  (untuk menghasilkan kain jenis Rib) Æ 62 mesin.
  
15
Mesin Single Knitt ( untuk menghasilkan kain
jenis Single Knitt)
Æ
41
mesin.
-
Bagian Perajutan Kain Corak (Stripper)
Bagian  ini  menghasilkan  kain  dengan  motif  (corak)  tertentu  dengan
menggunakan bahan baku berupa benang warna. Mesin-mesin yang digunakan
pada bagian ini adalah :
Mesin Double Jacuard Æ 2 mesin.
Mesin Single Jacuard Æ 2 mesin.
Mesin Single Knitt (untuk motif garis) Æ 12 mesin.
-
Bagian Kragh dan Manset (Flat Knitting)
Bagian ini menghasilkan kain yang digunakan
untuk
bagian
kragh dan
manset
pada baju. Mesin yang digunakan adalah Mesin Flat Knitting.
2.4.2
Bagian Yarn Dyeing
Bagian
ini
menghasilkan
benang
warna
yang
akan
digunakan
untuk
membuat
kain bermotif (corak). Proses produksi yang dilakukan oleh bagian ini adalah mencelup
benang grey
menjadi benang warna. Proses pencelupan benang warna ini rata-rata
memakan
waktu ± 5 – 8 jam
untuk warna
muda
(putih, kuning), dan ±
12 jam untuk
warna tua (hitam, biru tua).
Mesin-mesin yang digunakan pada bagian Yarn Dyeing terdiri dari:
Mesin Kamitsu Sowinding
Digunakan untuk memintal benang mentah (sebelum dicelup warna).
Mesin Kamitsu Rewinding
Digunakan untuk memintal benang telah dicelup warna.
  
16
•    
Mesin Pres
Digunakan 
untuk 
mempres 
benang 
yang 
telah 
dicelup 
agar 
kadar  airnya
berkurang.
•    
Mesin Pencelupan Benang merek Thies
Digunakan
untuk
melakukan
pencelupan
warna pada
benang.
Kapasitas
mesin
ini adalah 257 kg / pencelupan.
2.4.3
Bagian BDF (Bleaching, Dyeing, Finishing)
Bagian
ini
melakukan proses pencelupan kain
mentah
menjadi kain
jadi
yang
kemudian diset sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pelanggan. Bahan baku yang
diperlukan oleh bagian ini berupa bahan-bahan kimia untuk proses produksinya.
Bagian ini membawahi empat subbagian yang mempunyai fungsi masing-masing, yaitu:
a.   Bagian Pencelupan Kain Warna
Merupakan
subbagian
yang
memproses
kain grey
menjadi
kain
berwarna
sesuai
dengan warna yang pesan oleh pelanggan.
b. 
Bagian Pencelupan Kain Putih
Merupakan subbagian yang khusus memproses kain grey menjadi kain warna putih
(khusus untuk pencelupan warna putih).
c.   Bagian Stenter
Merupakan
subbagian
yang
menangani proses akhir (finishing)
kain-kain
yang
dihasilkan
oleh Bagian
Pencelupan
Warna.
Kain
yang
telah 
jadi akan
dikirim ke
bagian Stenter untuk diset belah dan difinishing serta diperiksa oleh petugas Quality
Control (QC).
  
17
d. 
Laboratorium
Merupakan subbagian yang melakukan pengujian untuk menemukan formula
komposisi
zat
warna
yang
tepat
sesuai
dengan
spesifikasi
warna
yang
diinginkan
oleh pelanggan.
Proses produksi pada Bagian BDF secara umum sebagai berikut :
Diagram 2.1 Bagan Alur Proses Produksi pada Bagian BDF
  
18
2.4.4
Bagian Garment
Bagian
ini
melakukan penjahitan
pakaian jadi baik
pakaian dalam
(singlet
dan
celana  dalam)  maupun  baju  untuk  memenuhi  permintaan  dari  lokal  maupun  untuk
ekspor.
Bagian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a.   Garmen Lokal
Merupakan bagian yang proses produksinya khusus menghasilkan pakaian dalam
(singlet dan celana dalam). Bagian ini menghasilkan produk untuk memenuhi
permintaan pasar dalam negeri (lokal) dan hanya sebagian kecil untuk ekspor.
Terdiri atas subbagian:
•    
Bagian Cutting
Melakukan penggambaran pola dan pemotongan bahan kain
•    
Bagian Sewing 2
Melakukan penjahitan celana dalam.
•    
Bagian Sewing 3
Melakukan penjahitan singlet dan kaos dalam.
•    
Bagian Quality Control Lokal
Melakukan inspeksi terhadap produk yang dihasilkan.
•    
Bagian Packaging Lokal
Melakukan
pengemasan
terhadap
produk
sebelum
produk
dikirim
ke
gudang
barang jadi.
  
19
b. 
Garmen Eksport
Merupakan   bagian   yang   proses   produksinya   menghasilkan   baju/kaos   untuk
memenuhi
permintaan
dari
pasar
luar
negeri.
(ekspor)
dan
hanya
sebagian
kecil
untuk pasar lokal.
Terdiri atas bagian:
Bagian
Cutting
Ekspor
melakukan
penggambaran
pola dan pemotongan
bahan
Bagian Sewing 1A
melakukan
penjahitan
pakaian jadi (terutama
baju)
menggunakan sistem Automatic Hanger untuk kebutuhan ekspor.
•    
Bagian   Sewing  1B   melakukan   penjahitan   pakaian   jadi   (terutama   baju)
menggunakan mesin jahit biasa untuk kebutuhan ekspor maupun pasar lokal.
Bagian 
Quality  Control  Ekspor melakukan inspeksi terhadap produk yang
dihasilkan.
•    
Bagian Packaging Ekspor melakukan pengemasan terhadap produk.
2.5
Pesanan / Order
Bagian Knitting, Bagian Yarn Dyeing, dan Bagian BDF melakukan
kegiatan
produksi dengan fasilitas produksi yang dimiliki untuk memenuhi pesanan (make to
order). Sedangkan Bagian Garment melakukan kegiatan
produksi dengan fasilitas
produksi yang dimiliki dengan membuat stok untuk mengantisipasi permintaan.
Bagian Knitting menghasilkan
kain
mentah
(kain grey) yang kemudian akan
diproses lebih lanjut di bagian BDF untuk proses pencelupan warna dan
finishing
sehingga menjadi kain jadi. Sebagian kain jadi ini merupakan hasil akhir sesuai dengan
pesanan
pelanggan,
namun
sebagian
lagi
diproses
lebih
lanjut
di Bagian Garmen
perusahaan untuk dijadikan pakaian jadi.
  
20
Ada dua jenis pesanan yang diterima perusahaan :
Pesanan / order pembeli (buyer)
Pesanan dari pelanggan biasanya berupa kain jadi, baik kain warna polos maupun
kain warna bermotif. Spesifikasi kain jadi yang dipesan (warna, ukuran) ditentukan
oleh pelanggan. Bagian Knitting dan BDF berusaha untuk menghasilkan kain sesuai
dengan spesifikasi tersebut.
Pada awalnya pihak pembeli melakukan negosiasi dengan marketing perusahaan.
Kemudian
bagian
Laboratorium melakukan
pengujian
warna
dan
jenis
kain
agar
didapat
hasil
yang
sesuai
dengan
spesifikasi
yang diinginkan
pembeli. Kemudian
hasil
pengujian
laboratorium yang
berupa sampel
kain
akan
disampaikan
kepada
pembeli melalui marketing. Setelah dicapai kesepakatan, maka marketing
menurunkan Order
Sheet
kepada bagian produksi. Lantai produksi kemudian
melakukan proses produksi sesuai dengan order sheet ini. Setelah kain selesai dibuat
maka kain tersebut akan disimpan di gudang dan kemudian dikirimkan kepada
pembeli sesuai dengan tanggal pengiriman (due date) yang telah disepakati.
Diagram alir proses produksi pesanan pembeli (buyer) dapat dilihat dibawah ini.
  
21
Pembeli
(Buyer)
Marketing
Laboratorium
Knitting
Yarn Dyeing
Pencelupan (BDF)
Setting (bulat)
Stenter (Belah)
Gudang
Diagram 2.2 Bagan Alur Pemrosesan Pesanan / Order Eksternal
Pesanan / order Bagian Garmen
Pesanan dari
Bagian
Garmen perusahaan
sendiri berupa kain warna polos
maupun
kain warna bermotif. Kain-kain ini akan diproses lebih lanjut oleh Bagian Garmen
menjadi pakaian jadi. Bagian Garmen melakukan pemesanan kain kepada Bagian
Knitting dan
BDF dengan
menggunakan form
pemesanan kain,
yaitu Order Sheet.
Jumlah kain yang dipesan disesuaikan dengan rencana produksi Bagian Garmen.
Setelah kain selesai disetting, kain akan dikirim ke Bagian Garmen.
Diagram alir proses produksi pesanan Bagian Garmen dapat dilihat di bawah ini.
  
22
Diagram 2.3 Bagan Alur Pemrosesan Pesanan / Order Internal
2.6
Pemasok dan Pelanggan
Bahan
baku  utama  yang  digunakan
untuk  kegiatan  produksi  bagian
Knitting
(perajutan) perusahaan ini adalah benang. Pemasok benang diantaranya :
PT. Spindomill
PT. Argotex
PT. Lawe
Sedangkan
jarum-jarum
yang digunakan
merupakan
jarum
import
yang
dibeli
dari distributor-distributor di Jakarta dan Bandung.
  
23
Bahan
baku
utama
yang
digunakan
untuk kegiatan
produksi
di
bagian
BDF
(pencelupan) adalah bahan-bahan kimia. Adapun supplier bahan kimia diantaranya :
Alkindo, Clariant, Dua Mutiara, dan beberapa supplier lainnya.
Beberapa perusahaan yang menjadi pelanggan
kain jadi yang dihasilkan oleh
perusahaan ini diantaranya :
PT. Sinta Pertiwi
PT. Primajaya Pantes Garment
PT. Citra Sentosa Garmindo
PT. Tri Cipta Mandiri
PT. Raster Garment
PT. Hosana Busindo Lestary Pratama
Dll
Sedangkan untuk produk yang dihasilkan oleh bagian Garmen yang berupa
pakaian dalam dipasarkan oleh bagian marketing perusahaan melalui departement store
dan supermarket terkemuka di berbagai kota.
2.7
Manajemen Sumber Daya Manusia
2.7.1
Jumlah Karyawan
Jumlah seluruh karyawan PT. Mulia Knitting Factory saat ini berjumlah ± 1500
orang
yaitu
250
orang
karyawan
bulanan dan
1250
karyawan
harian.
Yang
termasuk
karyawan bulanan adalah karyawan kantor, kepala produksi, pengawas, dan staff
adminstrasi lantai produksi. Sedangkan yang termasuk karyawan harian adalah operator-
operator
mesin
baik operator
shift
dan operator
non shift.  
Jam
kerja
operator
shift
  
24
berganti-ganti antara shift 1, shift  2 dan shift 3. Sedangkan untuk operator non shift jam
kerjanya tetap, yaitu pada shift 1.
2.7.2
Waktu Kerja Karyawan
Hari kerja di PT Mulia Knitting Factory adalah Senin – Jumat dengan pembagian
jam kerja sebagai berikut :
Karyawan Kantor
-
Jam Kerja
:  08.00 – 17.00 WIB
-
Jam Istirahat
:  12.00 – 13.00 WIB
Karyawan Lantai Produksi dan Gudang
-
Jam Kerja shift 1 : 07.30 – 16.30 WIB
-
Jam Kerja shift 2 : 16.30 – 00.30 WIB
-
Jam Kerja shift 3 :  00.30 – 7.30 WIB
2.7.3
Sistem Penggajian
Sistem Penggajian
yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawannya adalah
sesuai
dengan
kebijakan
UMR
(Upah
Minimum
Regional)
yang ditetapkan oleh
pemerintah.   Dan   peningkatan   diberikan   setiap   tahunnya   kepada   masing-masing
karyawan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Perusahaan juga memberikan tunjangan-
tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dan Tunjangan Akhir Tahun (TAT).
  
25
2.7.4
Kesejahteraan Karyawan
Untuk
meningkatkan
kesejahteraan
para karyawannya
perusahaan
memberikan
asuransi seperti Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) dan fasilitas kesehatan seperti
poliklinik.
Selain
itu
untuk
mempererat
hubungan
antara karyawannya perusahaan
mengadakan
kegiatan
(event)
pada
hari-hari
tertentu
misalnya
pertandingan
olahraga
pada hari kemerdekaan RI, perayaan hari ulang tahun perusahaan.
2.8
Sistem Informasi Perusahaan
Penerapan sistem informasi
pada
perusahaan
masih
terbatas.
Sistem informasi
yang terintegrasi antar bagian saat ini hanya diterapkan pada Bagian Garmen dan Bagian
Gudang.
Bagian
Garmen
memiliki
suatu
sistem informasi
yang
terintegrasi
yang
menghubungkan
antara
subbagian-subbagiannya.
Suatu
subbagian
dapat
melihat
data
dari subbagian lain yang berhubungan dengannya. Sedangkan Bagian Gudang memiliki
sistem informasi yang terintegrasi dengan Bagian Pembelian. Aktivitas penerimaan dan
pengeluaran barang oleh Bagian Gudang dapat dimonitor oleh Bagian Pembelian.
Penggunaan komputer pada bagian-bagian lainnya hanya terbatas untuk
pembuatan laporan dan penyimpanan data. Sebagai penghubung (komunikasi) antar
bagian
masih
dilakukan
secara
manual,
yaitu
dengan berbagai
bentuk form
yang ada.
Misalnya
bagian
marketing
membuat
form order sheet
yang
berupa
lembaran
kertas
untuk  kemudian  diserahkan  ke  bagian  produksi  sebagai  dasar  untuk  melaksanakan
proses 
produksinya. 
Bagian 
BDF 
membuat  Surat 
Permintaan  Kain 
yang 
berupa
lembaran kertas untuk diserahkan kepada Bagian Knitting perihal permintaan kain.
Berbagai
form yang ada
ini disimpan oleh bagian
yang bersangkutan, diringkas secara
  
26
berkala,
diinput
ke
komputer
dan
kemudian
disimpan
atau
sebagian
dicetak
sebagai
laporan.