BAB 2
LANDASAN TEORI
Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis
merupakan  hal  yang  sangat  penting  dalam  menentukan  metode  kerja  yang  akan
dipilih
untuk
melakukan
suatu pekerjaan.
Definisi dari
penelitian cara kerja adalah
kegiatan
pencatatan
secara
sistematis dan
pemeriksaan
secara
seksama
mengenai
cara–cara yang berlaku yang diusulkan untuk melaksanakan kerja dengan cara
mencari, mengembangkan, dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan
efisien agar pekerjaan yang dilakukan
akan
lebih
singkat atau cepat dilakukan. Di
dalam penelitian
cara
kerja
ada
4
macam komponen
yang
harus
dipelajari
untuk
mendapatkan metode kerja yang lebih baik, 4 komponen tersebut adalah :
Komponen material
Komponen manusia
Komponen mesin
Komponen lingkungan kerja fisik
2.1
Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja
merupakan
bagian dari penelitian
cara
kerja. Pengukuran
kerja adalah pengukuran kerja dilihat dari waktu kerja pada saat operator melakukan
kerja. Pengukuran kerja merupakan metode penetapan keseimbangan antara kegiatan
  
10
manusia
yang
dikontribusikan
dengan
output yang akan dihasilkan. Tujuan dari
pengukuran kerja adalah
untuk menentukan waktu
rata–rata
yang dibutuhkan untuk
melakukan sebuah pekerjaan oleh operator tertentu. Pengukuran kerja dibagi menjadi
dua, yaitu pengukuran kerja langsung dan pengukuran kerja tidak langsung.
2.1.1.  Pengukuran Kerja Langsung
Pengukuran kerja langsung adalah pengukuran waktu kerja yang
dilakukan secara
langsung
di
tempat
dimana
pekerjaan
diukur
dan
dijalankan. Cara pengukurannya dilakukan dengan menggunakan alat-
alat seperti :
Stopwatch sebagai alat ukur
Work sampling
2.1.2.   Pengukuran Kerja Tidak Langsung
Pengukuran kerja tidak langsung adalah
pengukuran
waktu
kerja
dengan cara dihitung dengan metode standar data/formula, pengukuran
kerja dengan analisa regresi, penetapan waktu baku dengan data waktu
gerakan. Dari sekian banyak cara di atas yang umumnya sering
dilakukan  adalah  dengan  cara  penetapan  waktu  baku  dengan  data
waktu yang terdiri atas :
-
Work Factor (WF)
-
Methods Time Measurement (MTM)
-
Maynard Operation Sequence Technique (MOST)
  
11
-Modular
Arrangement
of
Predetermined
Time
Standards
(MODAPTS)
Motion Time Measurement (MTM)
Gerakan dasar dalam MTM :
    Menjangkau (R)
:
Gerakan dasar
yang digunakan bila maksud utama
gerakan adalah untuk
memindahkan tangan atau jari ke
suatu tempat tujuan. Waktunya
bergantung pada tujuan, panjang gerakan dan kelasnya.
Lima kelas menjangkau adalah :
-
Menjangkau kelas A :
Gerakan menjangkau ke suatu objek di tangan lain.
-
Menjangkau kelas B :
Gerakan menjangkau kearah suatusasaran yang   tempatnya
berada pada jarak “kira-kira” tapi tertentu dan diketahui.
-
Menjangkau kelas C :
Gerakan
menjangkau
kearah
objek
yang
tercampur
aduk
(mixed) dengan banyak objek lain.
-
Menjangkau kelas D :
Gerakan menjangkau kearah suatu objek yang sangat kecil
sehingga diperlukan suatu pegangan (grasping) yang teliti.
-
Menjangkau Kelas E :
  
12
Gerakan menjangkau kearah suatu sasaran yang tempatnya
tidak pasti.
Membawa (M) :
Gerakan dasar
yang dikerjakan bila
maksud
utamanya adalah
untuk membawa suatu objek ke suatu sasaran.
Tiga kelas mengangkut yaitu :
-
Mengangkut kelas A :
Pemindahan
objek
dari
satu
tangan
ke
tangan
lain,
atau
berhenti karena suatu penahan.
-
Mengangkut kelas B :
Pemindahan
objek
ke
suatu
sasaran
yang
letaknya
tidak
pasti.
-
Mengangkut kelas C :
Pemindahan objek ke suatu sasaran yang letaknya  pasti.
Memutar (T) :
Gerakan
yang
dilakukan
untuk
memutar
tangan
dengan baik
dalam
keadaan kosong maupun tanpa beban.
Memegang (G) :
Elemen dasar
yang digerakkan
dengan
maksud
utama
untuk
menguasai 
sebuah  atau 
beberapa 
objek 
baik 
dengan 
jari
  
13
maupun   dengan   tangan   untuk   memungkinkan   melakukan
gerakan dasar berikutnya.
Melepas (R) :
Gerakan dasar penguasaan atas suatu objek dengan jari atau tangan.
Lepas Rakit (D) :
Gerakan  dasar 
untuk  memisahkan  suatu  objek  dari  objek
lainnya.
Gerakan Mata (E) :
Biasanya 
gerakan 
ini  tidak 
mempengaruhi  waktu  gerakan,
kecuali bila gerakan diarahkan oleh mata.
Gerakan-gerakan badan lainnya
Yang  dimaksud  di  sini  adalah  kaki,  telapak  tangan,  serta
bagian-bagian lainnya seperti lutut, pinggang dan lain-lain.
2.2
Penyesuaian dan Kelonggaran
Merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan
agar
operator
dapat
merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya.
Penyesuaian
Biasanya
penyesuaian
dilakukan
dengan
mengalikan
waktu
siklus
rata-rata
atau
waktu elemen
rata-rata
dengan suatu
harga
p
yang
disebut
factor
penyesuaian.  Besarnya  harga  p  tentunya  sedemikian  rupa  sehingga  hasil
  
14
Kelas
Penyesuaian
Superfast
100
Fast +
95
Fast
90
Fast -
85
Excelent
80
Good +
75
Good
70
Good -
65
Normal
60
Fair +
55
perkalian
yang
diperoleh
mencerminkan
waktu
yang
sewajarnya
atau
yang
normal. Beberapa cara menentukan faktor penyesuaian :
Cara
Persentase
yang
merupakan
cara
paling
awal
digunakan
dalam
melakukan penyesuaian. Disini besarnya faktor penyesuaian
sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama
melakukan pengukuran. Misalnya si pengukur berpendapat bahwa p =
110%. Jika waktu siklusnya telah terhitung sama dengan 14,6
menit,
maka waktu normalnya :   W
n
= 14,6 x 1,1 = 16,6 menit
Cara 
ini 
merupakan  cara 
yang  paling  sederhana,  tetapi  cara 
ini
memiliki
kekurangan
ketelitian
sebagai
akibat
dari
“kasarnya”
cara
penilaian.
Cara 
Shumard, 
Cara 
ini 
memberikan 
patokan-patokan 
penilaian
melalui kelas-kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai
nilai-nilai sendiri.
Tabel 2.1 Tabel Penyesuaian menurut cara Shumard
Fair
  
15
Fair -
45
Poor
40
Cara
Westinghouse,
cara
ini
mengarahkan
penilaian
pada
4
faktor
yang
dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu
Keterampilan, Usaha, Kondisi Kerja, dan Konsistensi.
-
Keterampilan  atau  Skill 
didefinisikan 
sebagai  kemampuan
mengikuti cara kerja yang diterapkan.
-
Usaha didefinisikan sebagai kesungguhan yang ditunjukan atau
diberikan operator ketika melakukan  kerjanya.
-
Kondisi    
Kerja     didefinisikan    
sebagai     kondisi    
fisik
lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan
kebisingan ruangan.
-
Konsistensi adalah faktor yang harus diperhatikan, karena pada
setiap 
pengukuran 
waktu 
angka-angka 
yang 
dicatat 
tidak
pernah semuanya sama. Jika variabilitasnya tinggi maka hal
tersebut harus diperhatikan.
  
16
Tabel 2.2 Tabel Penyesuaian menurut Westinghouse
Faktor
Kelas
Lambang
Penyesuaian
Keterampilan
Usaha
Kondisi Kerja
Konsistensi
Superskill
Excelent
Good
Average
Fair
Poor
Excessive
Excelent
Good
Average
Fair
Poor
Ideal
Excellenty
Good
Average
Fair
Poor
Perfect
Excellent
Good
Average
Fair
Poor
A1
A2
B1
B2
C1
C2
D
E1
E2
F1
F2
A1
A2
B1
B2
C1
C2
D
E1
E2
F1
F2
A
B
C
D
E
F
A
B
C
D
E
F
+0,15
+0,13
+0,11
+0,08
+0,06
+0,03
0,00
-0,05
-0,10
-0,16
-0,22
+0,13
+0,12
+0,10
+0,08
+0,05
+0,02
0,00
-0,04
-0,08
-0,12
-0,17
+0,06
+0,04
+0,02
0,00
-0,03
-0,07
+0,04
+0,03
+0.01
0,00
-0,02
-0,04
  
17
Kelonggaran
Kelonggaran
diberikan  
untuk   3   hal,   yaitu  
untuk   kebutuhan   pribadi,
menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindarkan.
Kelonggaran untuk Kebutuhan Pribadi
Yang termasuk Kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti
minum sekedarnya untuk mengilangkan rasa haus, ke kamar kecil,
mengobrol dengan teman dan lain–lain. Besarnya kelonggaran ini
berbeda antara pria (0 – 2.5%) dan wanita (5%).
Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa lelah (Fatique)
Rasa lelah (Fatique) tercermin dari menurunnya hasil produksi.
Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan.
2.3
Peta Kerja
Peta kerja adalah alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa
proses
kerja
dari
tahap
awal
sampai
akhir. Melalui
peta
kerja
ini
kita
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode
kerja ini, antara lain bisa dilihat seperti :
Benda
Kerja,
berupa
gambar kerja,
jumlah, spesifikasi
material,
dimensi ukuran pekerjaan, dll.
  
18
Macam proses yang dilakukan, jenis & spesifikasi mesin, peralatan
produksi, tooling, dll.
Waktu Operasi
(waktu standard) untuk setiap proses atau elemen
kegiatan disamping total waktu penyelesaiannya.
Kapasitas
mesin
ataupun
kapasitas
kerja
lainnya
yang
dipergunakan.
2.3.1
Peta–peta kerja keseluruhan
Peta-peta  Kerja  Keseluruhan  digunakan  untuk  menganalisa  kegiatan  kerja
keseluruhan.
Macam-macam  peta  kerja  yang  umum  dipakai  untuk  menganalisa
proses kerja keseluruhan:
a.   Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
Peta
Proses
Operasi
merupakan
suatu
diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan
baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak awal
sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan
juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa
lebih
lanjut,
seperti:
waktu yang di habiskan,
material
yang
digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai.
b.   Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
  
19
Peta  Aliran  Proses 
adalah  suatu 
diagram  yang 
menunjukkan
urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu
dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur
berlangsung,
serta
di
dalamnya
memuat pula informasi-informasi
yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan
jarak perpindahan.
c.   Peta Proses Kelompok Kerja (Gang Process Chart)
Peta
ini
digunakan
dalam suatu
tempat
kerja
dimana
untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama yang baik
dari sekelompok
pekerja.
Tujuan pembuatan
peta
ini
ialah
untuk
menetapkan jumlah oprator yang seharusnya untuk melayani atau
menjalankan mesin secara efektif.
Keuntungan yang diperoleh, yaitu :
Mesin atau fasilitas kerja dapat dioperasikan secara full capacity.
Menurunkan direct labor cost
-
Menaikkan 
moral  operator 
karena 
adanya 
distribusi 
bobot
penugasan yang merata.
d.
Diagram Aliran (Flow Diagram)
Diagram Aliran
merupakan
suatu
gambaran
menurut
skala
dari
susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua
aktivitas
yang
terjadi
dalam Peta
Aliran
Proses.
Aktivitas,
yang
berarti pergerakan suatu
material atau orang dari suatu tempat ke
  
20
tempat
berikutnya,
dinyatakan
oleh
garis
aliran
dalam diagram
tersebut dan arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil
pada
garis aliran tersebut.
2.3.2 
Peta kerja setempat
Peta Kerja Setempat digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat.
Macam-macam peta kerja yang umum dipakai untuk menganalisa proses kerja
setempat:
a.   Peta Pekerja dan Mesin
Peta ini menunjukkan hubungan waktu
kerja
antara
siklus
kerja
operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja
lainnya yang ditangani oleh pekerja dan mesin ini sering bekerja
secara bergantian. Peta
ini juga menggambarkan koordinasi antara
waktu  bekerja  dan 
waktu 
menganggur  dari  kombinasi  antara
pekerja dan mesin.
b.   Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta ini merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan
gerakan-gerakan 
yang 
efisien,  yaitu 
gerakan-gerakan 
yang
memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan
studi gerakan ini kita bisa menganalisa gerakan-gerakan yang
dilakukan pekerja selama melaksanakan pekerjaannya.
  
21
2.4   Ekonomi Gerakan
Didalam menganalisa dan
mengevaluasi
metode
kerja
untuk
memperoleh
metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip–prinsip
ekonomi gerakan (the principles of
motion economy) yang dapat menganalisa
gerakan–gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga
untuk kegiatan–kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun
kerja ke stasiun kerja yang lainnya
.
Ekonomi
gerakan adalah analisis
yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
bagian
badan
pekerja
dalam menyelesaikan
pekerjaannya
sehingga
dapat
memungkinkan dilakukannya gerakan–gerakan yang ekonomis.
Ekonomi
gerakan sangat berhubungan erat dengan studi gerakan yang
merupakan analisa yang dilakukan pada bagian–bagian badan pekerja dengan harapan
agar gerakan–gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau juga dihilangkan agar
diperoleh penghematan dalam hal waktu kerja dan menghemat pemakaian fasislitas–
fasilitas yang tersedia dari segi ekonomisnya.
Ekonomi Gerakan Berdasarkan Tubuh Manusia dan Gerakannya
 
Manusia
memiliki
kendali
fisik
dan
struktur
tubuh
yang
memberikan keterbatasan dalam melaksanakan gerakan kerja.
 
Kedua
tangan
jangan
menganggur  pada
waktu
yang
bersamaan
kecuali waktu istirahat.
  
22
Jika memungkinkan kedua tangan (yang sama–sama dibutuhkan
untuk
melakukan
seperti
halnya
dalam proses
perakitan)
harus
memulai dan menyelesaikan gerakannya dalam waktu yang sama.
 
Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.
 
Untuk menyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian–bagian tubuh
yang memang diperlukan saja yang bekerja. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi penghamburan tenaga dan kelelahan (fatigue)
yang tidak perlu.
 
Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehinnga gerak fokus mata
terbatas pada bidang menyenangkan tanpa harus mengubah fokus.
 
Hindari gerakan yang patah–patah karena akan cepat menimbulkan
kelelahan.
Ekonomi Gerakan Berdasarkan Area Kerja
Tempat–tempat tertentu yang tak sering dipindah–pindah
harus
disediakan
untuk  
semua  
alat  
dan  
bahan  
sehingga  
dapat
menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin).
 
Letakkan bahan dan peralatan pada jarak dapat dengan mudah dan
nyaman dicapai pekerja agar mengurangi usaha mencari–cari yang
dapat membuang–membuang waktu.
 
Tata letak bahan dan peralatan kerja (mesin, meja kerja, dan lain-
lain)
harus sesuai dengan
ukuran tubuh
manusia sehingga pekerja
dapat melaksanakan kegiatannya dengan
mudah dan
nyaman.
Di
  
23
sini  prinsip–prinsip  anthropometri  mutlak 
harus  dipelajari  dan
diaplikasikan pada saat akan merancang fasilitas kerja tersebut.
Kondisi 
ruangan 
pekerja 
seperti 
penerangan, 
temperatur,
kebersihan, ventilasi udara, dan lain–lain yang berkaitan dengan
persyaratan
ergonomis  
arus  
pula  
diperhatikan   benar–benar
sehingga
dapat
diperoleh
area
kerja
yang
nyaman,
aman,
dan
mampu menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
Ekonomi Gerakan Berdasarkan Desain Peralatan Kerja yang Digunakan
  Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal
tersebut dapat dilaksanakan dengan peralatan kerja.
 
Jika   tiap   jari   melaukan   gerakan   tertentu   seperti   pekerjaan
mengetik, maka beban untuk masing–masing jari harus dibagi
seimbang
sesuai
dengan energi
dan kekuatan
yang dimiliki oleh
masing–masing jari.
 
Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan
berbagi  macam  pekerjaan  sekaligus,  baik  yang  sejenis  maupun
yang berlainan.
 
Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan
cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat
diperlukan
tanpa
harus
bersusah payah
mencari–cari.
Desain
peralatan juga dibuat sedemikian rupa agar
memberi kenyamanan
genggaman tangan saat digunakan.