BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Data, Informasi, dan Knowledge
Pengertian data ada bermacam-macam, salah satunya adalah data merupakan
informasi
yang
mentah
atau
kumpulan dari fakta
yang
masih
harus diproses agar
memiliki arti. Informasi yang dimaksud diperoleh dengan cara menghubungkan
fakta-fakta
dalam suatu
konteks
yang
sama.
Sedangkan
pengetahuan
merupakan
hubungan dari
informasi pada suatu konteks dengan informasi dari konteks
yang
lain. (Pressman, 2001, p850).
2.2 Database dan DBMS (Database Management System)
2.2.1 Definisi Database
Basis data atau database mempunyai pengertian suatu koleksi bersama
atas
data
yang
terhitung
secara logical
dan penjabaran
atas data yang
terkumpul,
yang
dibentuk
untuk
menjawab
kebutuhan informasi
sebuah
organisasi. Database
merupakan
tempat
penyimpanan
besar
yang
dapat
digunakan secara simultan oleh banyak departemen dan pengguna. (Connolly,
2002, p14-15).
Sedangkan menurut Hoffer (2005, p4), database merupakan suatu
kumpulan data yang terorganisasi
yang berelasi satu sama lain
secara logical.
Database dapat berbeda-beda ukuran dan kompleksitasnya.
6
|
7
Dapat disimpulkan, database merupakan kumpulan dari data persisten
yang
digunakan
oleh
aplikasi
sistem di
berbagai
perusahaan,
di
dalam
penggunaannya, masalah keamanan harus diperhatikan terlebih lagi mengenai
masalah sistem database itu sendiri, misalnya apakah sistem berbasis database
yang
kita bangun
memiliki
konsep
kepemilikan
data
(data
ownership) atau
tidak agar data yang didalamnya tersimpan aman.
2.2.2 Definisi DBMS (Database Management System)
DBMS
atau
Database Management System
merupakan
piranti
lunak
sistem yang
memungkinkan
pengguna
untuk
mendefinisikan,
menciptakan,
memperoleh data, mengontrol akses ke database. (Connolly, 2002, p16).
DBMS
juga
merupakan
piranti lunak yang menghubungkan para pengguna
program aplikasi
dengan database. Pada
umumnya di dalam
sebuah
DBMS
tersedia fasilitas-fasilitas seperti DDL (Data Definition Language), DML
(Data Manipulation Language), dan beberapa fasilitas untuk mengontrol akses
ke
database
seperti
sistem
keamanan,
sistem
integritas,
sistem
kontrol
recovery, dan lain-lain.
Fasilitas
DDL
yang
ada
memungkinkan pengguna untuk menentukan
tipe data, struktur, dan konstrain data
yang
akan disimpan
dalam database,
sedangkan fasilitas DML memungkinkan pengguna untuk melakukan operasi
seperti SELECT, UPDATE, DELETE, dan INSERT.
|
8
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan DBMS
Kelebihan dari
DBMS
yang
dapat
memberikan
keuntungan
terhadap
perusahaan antara lain: (Connolly, 2002, p26).
1. Kontrol terhadap redudansi data
2. Konsistensi data
3. Lebih banyak informasi dari jumlah data yang sama
4. Pemakaian data bersama
5. Peningkatan integritas data
6. Peningkatan keamanan
7. Pemaksaan standarisasi
8. Skala ekonomi
9. Keseimbangan antar permintaan yang memiliki potensi konflik
10. Peningkatan akses dan tingkat respon data
11. Peningkatan produktifitas
12. Peningkatan perawatan melalui data independence
13. Peningkatan concurrency
14. Peningkatan layanan backup dan recovery
Tetapi
DBMS
juga
mempunyai
kekurangan-kekurangan, antara
lain
:
(Connolly, 2002, p29).
1. Kompleksitas
2. Ukuran
3. Biaya
4. Biaya piranti lunak tambahan
|
9
5. Biaya konversi
6. Kinerja
7. Dampak kegagalan yang lebih tinggi
2.3 Data Warehouse
2.3.1 Pengertian Data Warehouse
Dari perkembangan-perkembangan selanjutnya dari model rancangan
database
munculah apa yang disebut dengan
data warehouse, di sini data
warehouse
dapat
ditampilkan
dalam
bentuk database
untuk data
histori dari
data-data
yang
telah
ada
dalam perusahaan,
data
warehouse
dapat
pula
digunakan untuk menganalisa database yang telah ada, dari analisa itu dapat
dilihat
apa
yang
salah
dari
sistem yang
telah
ada,
dengan
kata
lain
data
warehouse
memiliki
sifat
yang lebih
interaktif
dan
membantu
pengambilan
keputusan dalam suatu perusahaan.
Data warehouse memiliki bermacam-macam pengertian namun pada
dasarnya mempunyai inti yang sama, berikut ini beberapa pandangan para ahli
mengenai pengertian data warehouse :
W.H
Inmon
dan
Richard
D.H
(2002,
p31)
mengatakan,
A data
warehouse is subject oriented, integrated, time variant, non-volatile collection
of data in support of managements decision making process atau diartikan
data warehouse adalah koleksi data yang mempunyai sifat berorientasi subyek,
|
10
terintegrasi, rentang waktu, dan tidak
mengalami perubahan serta
mendukung
proses pengambilan keputusan dalam manajemen.
Menurut Vidette Poe (1997, p6), A data warehouse is a read-only
analytical database that is used as the foundation of decision support system
atau dapat diartikan bahwa
data warehouse merupakan database analitikal
yang bersifat hanya dapat dibaca saja yang digunakan sebagai dasar dari sistem
pendukung keputusan.
Menurut Kimball et al., (1998, p19), data warehouse dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai the queryable source of data in the
enterprise atau dapat diartikan data warehouse adalah sumber data yang dapat
diquery
di
dalam suatu
perusahaan.
Dalam hal
ini
data
warehouse
bersifat
informasional dan berorientasi pada analisa dan pengambilan keputusan bukan
berorientasi pada proses operasional atau transaksi.
Data warehouse merupakan salah satu contoh dari decision support
systems (DSS). Menurut Mallach (2000, p13), DSS dapat didefinisikan
sebagai
computer-based
information
system
whose
primary
purpose
is
to
provide
knowledge
workers
with
information on which to base informed
decisions,
atau dapat
diartikan
DSS
adalah
suatu
sistem informasi
berbasis
komputer dimana tujuan utamanya adalah menyediakan kepada pekerja di
bidang ilmu pengetahuan informasi dimana keputusan harus diambil.
Data warehouse merupakan suatu metode dalam perancangan database
yang menunjang DSS dan EIS. Secara fisik, data warehouse adalah database,
namun data warehouse dan database tradisional memiliki perbedaan dalam hal
|
11
perancangan sistemnya yang pada akhirnya, hasil dari perancangan itu akan
digunakan dalam
sistem informasi
yang ada pada saat
ini. Perancangan
database tradisional
menggunakan normalisasi, sedangkan dalam perancangan
data warehouse
berlaku sebaliknya, normalisasi tidak dilakukan melainkan
dilakukan denormalisasi.
Dari definisi-definisi yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa data warehouse adalah database
yang saling berhubungan
yang dapat
digunakan
untuk
proses
query
data
maupun
untuk
menganalisa
data. Data
warehouse
itu
sendiri
bersifat
berorientasi
subyek
(subject oriented),
terintegrasi (integrated), tidak dapat berubah (non-volatile)
dan
mempunyai
variasi waktu (time variant) bagi para pengambil keputusan manajemen dari
suatu perusahaan.
Dengan adanya data warehouse akan dapat mempermudah pembuatan
aplikasi-aplikasi
DSS
(Decision
Support
System) atau
EIS
(Executive
Information
System). Karena
data
warehouse,
pada
dasarnya
memang
digunakan khusus untuk merancang sebuah
database yang dapat digunakan
untuk mendukung proses analisa bagi pengambil keputusan.
Dalam data warerhouse sendiri terdapat berbagai macam istilah-istilah
yang saling berkaitan, antara lain:
1. Data Mart
Merupakan
suatu
bagian
dari
data
warehouse yang
dapat
mendukung
pembuatan laporan dan analisa data pada suatu unit, bagian atau operasi
pada perusahaan.
|
12
2. OLAP (On-Line Analytical Processing)
Merupakan suatu pemrosesan database yang menggunakan tabel fakta dan
dimensi untuk dapat menampilkan berbagai bentuk laporan, analisis, dan
query dari data yang berukuran besar.
3. OLTP (On-Line Transaction Processing)
Merupakan suatu pemrosesan yang menyimpan
data
mengenai
kegiatan
operasional/transaksi perusahaan sehari-harinya.
4. Tabel Dimensi (Dimension Table)
Tabel yang berisikan kategori dengan ringkasan data detail yang dapat
dilaporkan, seperti laporan
keuntungan pada
tabel fakta
dapat
dilaporkan
sebagai dimensi waktu (yang berupa perhari, perbulan, perkuartal,
pertahun)
5. Tabel Fakta (Fact Table)
Merupakan tabel yang umumnya
mengandung
angka dan data
histori
di
mana key
(kunci)
yang dihasilkan
sangat
unik karena
key-nya
merupakan
kumpulan foreign key dan primary key yang ada pada masing-masing tabel
dimensi yang berhubungan.
6. DSS (Decision Support System)
Merupakan
sistem yang
menyediakan informasi kepada pengguna dimana
sistem tersebut
menjelaskan bagaimana sistem tersebut dapat
menganalisa
situasi dan mendukung suatu keputusan yang baik.
|
13
7. Data Mining
Menurut Sid Adelman (2000, p145), Data Mining adalah proses pencarian
pola
data
yang
tidak
diketahui
atau tidak
diperkirakan
sebelumnya,
sedangkan menurut Bonnie Oneil (1997, p522), Data Mining adalah suatu
proses
mengubah
data
menjadi
informasi,
di
mana
di
dalam prosesnya
terdapat pencarian pola dan relasi yang tersembunyi dalam suatu data.
2.4 Bentuk Data Warehouse
Dalam menjalankan aplikasi
yang
ingin kita rancang, kita
harus
mengetahui
kebutuhan yang kita perlukan terlebih dahulu, untuk selanjutnya memutuskan bentuk
mana yang akan kita gunakan dalam suatu perusahaan. Bentuk-bentuk umum yang
sering kita gunakan dalam data warehouse adalah :
2.4.1 Functional Data Warehouse (Data Warehouse Fungsional)
Database
operasional
sebagai
sumber data
yang
digunakan
di
sini
merupakan
database
yang
diperoleh
dari
hasil
kegiatan
operasi
sehari-hari,
data warehouse dibuat lebih dari satu dan dikelompokkan berdasarkan masing-
masing fungsi yang ada di dalam perusahaan seperti fungsi keuangan
(financial), fungsi marketing, fungsi kinerja personalia, dan lain-lainnya.
Keuntungan dari bentuk
fungsional
ini adalah sistem mudah dibangun dengan
biaya yang relatif murah sedangkan kerugiannya adalah hilangnya konsistensi
dari data dan terbatasnya kemampuan dalam pengumpulan data bagi pengguna.
|
![]() 14
Sistem Operasional
Data Warehouse
Workstation
data
data
Gambar 2.1 Bentuk Data Warehouse Fungsional
2.4.2 Centralized Data Warehouse (Data Warehouse Terpusat)
Bentuk
ini
sekilas
terlihat seperti bentuk functional data warehouse,
namun
disini
sumber
data
terlebih
dahulu
dikumpulkan
atau
diintegrasikan
pada suatu tempat terpusat, kemudian
barulah data tersebut dibagi-bagi
berdasarkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Bentuk ini sering
digunakan oleh
perusahaan-perusahaan
yang
belum memiliki
jaringan
eksternal di dalam sistemnya.
Keuntungan dari bentuk terpusat ini adalah data menjadi benar-benar
terpadu karena konsistensinya yang tinggi sedangkan kerugiannya adalah biaya
mahal yang harus dikeluarkan serta penggunaan waktu yang cukup lama dalam
membangun bentuk ini.
|
![]() 15
Sistem Operasional
Data Warehouse
Workstation
data
data
data
Gambar 2.2 Bentuk Data Warehouse Terpusat
2.4.3 Distributed Data Warehouse (Data Warehouse Terdistribusi)
Pada bentuk ini digunakan gateway yang berfungsi sebagai jembatan
antara lokasi data warehouse
dengan workstation yang menggunakan sistem
yang beraneka ragam atau berbeda, sehingga pada bentuk
ini
memungkinkan
kita
untuk
mengakses
sumber
data
yang berada diluar lokasi perusahaan
(eksternal data).
Keuntungan dari bentuk terdistribusi ini adalah kelebihan dalam
mengakses data dari
luar perusahaan
yang
telah mengalami sinkronisasi
terlebih dahulu dan tetap terjaga konsistensinya, sedangkan kerugiannya adalah
bentuk ini yang paling mahal dan membutuhkan tempat khusus untuk
menerapkannya karena sistem operasinya dikelola secara terpisah.
|
![]() 16
Sistem Operasional
Data Warehouse
Workstation
Data
Warehouse
Gateway
Data Warehouse Fungsional
data
Gambar 2.3 Bentuk Data Warehouse Terdistribusi
2.5 Karakteristik Data Warehouse
Menurut definisi data warehouse menurut William H. Inmon, dapat diketahui
bahwa sebuah data warehouse mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:
2.5.1 Subject Oriented (Berorientasi Subyek)
Data
warehouse
bersifat
subject
oriented
artinya
data warehouse
didesain untuk menganalisa data berdasarkan subyek-subyek tertentu dalam
organisasi, bukan berdasarkan pada proses atau fungsi aplikasi tertentu. Secara
garis besar perbedaan mendasar antara
data operasional dan data
warehouse
adalah sebagai berikut ini :
|
![]() 17
Operasional Data
Data Warehouse
Dirancang berorientasi hanya pada
aplikasi dan fungsi tertentu.
Dirancang
berdasarkan
subyek-
subyek tertentu (utama).
Fokusnya pada desain database dan
proses.
Fokusnya pada pemodelan data dan
desain data.
Berisi rincian data atau detail data.
Berisi data-data histori yang akan
dipakai untuk proses analisis.
Relasi antara tabel-tabel berdasarkan
aturan terkini (selalu
mengikuti rule
yang terbaru)
Banyak aturan bisnis dapat tersaji
di antara tabel-tabel.
Tabel 2.1 Perbandingan Subject Oriented Antara Data warehouse
dengan Operational Data
2.5.2 Integrated (Terintegrasi)
Data
warehouse
bersifat
integrated
artinya data
warehouse
harus
menyimpan data-data yang berasal dari sumber-sumber yang terpisah ke dalam
suatu
format yang sinkron, konsisten dan saling terintegrasi satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian data tidak bisa dipecah-pecah karena data yang ada
merupakan suatu kesatuan yang menunjang keseluruhan konsep data
warehouse itu sendiri.
Data warehouse harus dapat memecahkan masalah-masalah seperti
konflik penamaan variabel dan inkonsistensi diantara ukuran-ukuran yang
dipakai didalamnya. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan cara
|
18
konsisten dalam pemberian nama, penentuan pengukuran ukuran dari tipe
variabel, struktur koding, serta penentuan atribut data secara fisik.
2.5.3 Time Variant (Variasi Waktu)
Data dalam warehouse berhubungan dengan suatu titik atau poin dalam
suatu periode tertentu (semester, kuartal, tahun). Data tersebut merupakan data
hasil
summary.
Hal
ini
membantu
dalam menentukan
penampilan
dari
data
warehouse query serta dalam membentuk pengertian bisnis.
2.5.4 NonVolatile
Data warehouse
bersifat read-only, pengguna tidak dapat mengubah
data
yang
sudah
ada.
Tidak
seperti
sistem database
operasional
yang
mempunyai
kemampuan
untuk
mengumpulkan
data
(data
capture), data
warehouse berfungsi untuk mendukung system reporting sehingga data yang
sudah
ada
bersifat
permanen.
Pada sistem database
operasional
terdapat
tiga
operasi
yaitu
insert,
update
dan delete.
Sedangkan
pada data warehouse
terdapat dua operasi yaitu loading data, dan akses data (query data).
2.6 Kegiatan Data Warehouse
Untuk melakukan penganalisaan dan selanjutnya pelaporan informasi bagi
pihak-pihak pengambil keputusan maka dalam
merancang data warehouse
terdapat
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, kegiatan-kegiatan itu adalah :
|
19
1. Memperoleh dan menggabungkan data
Langkah
pertama
yang
harus
dilakukan adalah
mendapatkan
data
dari
berbagai sumber dan melakukan penggabungan data pada suatu tempat tertentu,
data-data yang digabung adalah data-data yang akan membantu kita dalam
pembuatan laporan, karena data pada laporan tersebut merupakan suatu bentuk
kesatuan.
2. Transformasi data
Pengolahan data dari bentuk data awal ke bentuk data yang telah
disepakati.
Dimana
untuk
mewujudkannya,
data
awal
mengalami
pemrosesan
atau pengolahan terlebih dahulu, yang sama artinya dengan pengubahan data ke
bentuk yang diharapkan.
3. Pendistribusian data
Data-data yang akan kita gunakan dalam data warehouse berkaitan
dengan
lingkungan kerja
dalam lingkungan
perusahaan.
Bagi
perusahaan
yang
terhubung dengan
jaringan,
pemakaian data warehouse
memberikan
dukungan
kepada kegiatan
distribusi
ini
secara lebih
fleksibel
dan merata
pada
masing-
masing bagian yang ada dalam perusahaan.
4. Penggunaan data
Data yang telah disaring akan menghasilkan ringkasan-ringkasan yang
dapat memudahkan pengambil keputusan dalam mengambil suatu keputusan, di
dalam tahap
ini kegiatan
pemakaian data
akan menjadi
lebih sering
jika
para
pengambil
keputusan
ingin
menganalisa produk
yang
telah
dipasarkan
pada
masyarakat.
|
20
2.7 Arsitektur dan Infrastruktur Data Warehouse
2.7.1 Arsitektur Data Warehouse
Menurut Poe (1997, p19), arsitektur adalah
sekumpulan
aturan
atau
struktur yang memberikan kerangka untuk keseluruhan rancangan suatu sistem
atau
produk.
Ada
arsitektur
Client Server, arsitektur
networking, dan masih
banyak arsitektur-arsitektur lainnya. Arsitektur data menyediakan kerangka
dengan mengidentifikasikan dan memahami bagaimana data akan berpindah
melalui
sistem dan
digunakan
dalam perusahaan.
Arsitekur
data
untuk data
warehouse mempunyai
komponen
utama
yaitu database
yang
bersifat
hanya
dapat dibaca.
Karakteristik arsitektur data warehouse (Poe, 1997, p32) :
1. Data diambil dari sistem asal (sistem informasi yang ada) database dan file.
2. Data
dari
sistem
asal
diintegrasikan
dan
ditransformasi
sebelum
dimasukkan ke dalam data warehouse.
3. Data warehouse
merupakan read-only design database yang terpisah
khususnya untuk pengambilan keputusan.
4. User mengakses data warehouse melalui front-end tool atau aplikasi.
Arsitektur dan infrastruktur dari data warehouse
sangat erat
hubungannya, dan satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Keberhasilan
pengembangan data warehouse dipengaruhi oleh pengidentifikasian arsitektur
mana yang terbaik dan infrastruktur apa yang dibutuhkan. Arsitektur yang
|
![]() 21
sama mungkin akan membutuhkan infrastruktur yang berbeda, tergantung pada
lingkungan perusahaan ataupun organisasi.
Warehouse Manager
Operational data
source 1
Reporting, query,
application development,
and EIS tools
Load
Manager
Meta-data
Highly summarized
data
Query
Manager
Operational data
source 2
Lightly summarized
data
Detailed data
DBMS
OLAP tools
Warehouse Manager
Operational data
source n
Operational data
store (ODS)
Archive / backup data
Data mining tools
End-user
access tools
Gambar 2.4 Arsitektur Data Warehouse
2.7.2 Infrastruktur Data Warehouse
Vidette Poe (1997, p40-43) mengatakan, Infrastruktur data warehouse
adalah
perangkat
lunak, perangkat
keras, pelatihan
dan
komponen-komponen
lainnya
yang
menyediakan
dukungan
untuk
mengimplementasikan arsitektur
data
warehouse.
Infrastruktur
teknikal
berupa
teknologi, platform,
database,
gateway, dan
komponen-komponen
yang penting
yang
mendukung
arsitektur
data warehouse yang dipilih.
Untuk mengaplikasikan sebuah arsitektur data warehouse dapat dipilih
beberapa cara dalam pengimplementasiannya, salah satunya dengan
|
![]() 22
menggunakan infrastruktur yang berbeda. Arsitektur dan infrastruktur saling
berkaitan
erat
dan
mendukung satu
sama
lainnya.
Pengaruh dari
lingkungan
atau organisasi juga otomatis mempengaruhi penentuan suatu infrastruktur
yang akan kita pilih.
2.8 Struktur Data Warehouse
Data Warehouse memiliki struktur yang spesifik dan mempunyai perbedaan
dalam tingkat detail data serta perbedaan dalam tingkatan umur data.
highly
summarized
monthly sales
by product line
1981-1992
M
lightly
E
summarized
T
(datamart)
A
D
A
T
A
current
detail
weekly sales by
subproduct line
1984-1992
sales detail
1990-1991
operational
transformation
old
detail
sales detail
1984-1989
Gambar 2.5 Struktur Data warehouse
Data warehouse memiliki komponen-komponen sebagai berikut ini:
2.8.1 Current Detail Data
Current
Detail Data adalah data detail
yang aktif pada saat ini,
mencerminkan keadaan
yang
sedang berjalan dan
merupakan
level
terendah
|
23
dalam data warehouse.
Current detail
data
ini
biasanya
memerlukan
media
penyimpanan
data
yang
besar
karena
data
yang disimpan
belum mengalami
perubahan apapun. Berikut ini beberapa alasan mengapa current detail data
menjadi perhatian utama :
1. Menggambarkan kejadian yang baru
terjadi dan selalu
menjadi perhatian
utama
2. Sangat
banyak
jumlahnya
dan disimpan
dalam tingkat
penyimpanan
terendah
3. Hampir selalu disimpan di media penyimpanan karena cepat diakses tetapi
mahal dan kompleks dalam pengaturannya
4. Biasa digunakan dalam membuat rekapitulasi sehingga current detail data
harus akurat
2.8.2 Old Detail Data
Old Detail Data merupakan data historis, yang dapat berupa hasil
backup yang disimpan dalam media penyimpanan yang terpisah dan pada saat
tertentu
dapat
diakses
kembali.
Data
ini
jarang
diakses sehingga
biasanya
disimpan di dalam media penyimpanan alternatif seperti tape disk. Penyusunan
direktori untuk data ini harus menggambarkan
umur
dari
data
dengan
tujuan
memudahkan untuk pengaksesan kembali.
|
24
2.8.3 Lightly Summarized Data
Lightly Summarized Data (rangkuman data secara khusus) merupakan
ringkasan dari detail data, tetapi belum bersifat total summary. Data-data disini
memiliki
tingkatan detail
yang
lebih tinggi
dan
mendukung
kebutuhan data
warehouse pada tingkatan departemen. Tingkatan data ini disebut juga data
mart. Akses terhadap data jenis ini banyak digunakan untuk view dari suatu
kondisi yang sedang dan yang sudah berjalan.
2.8.4 Highly Summarized Data
Highly Summarized Data (rangkuman data
secara
umum)
merupakan
hasil
dari
proses
ringkasan
yang
bersifat total,
solid,
serta
mudah
diakses.
Digunakan untuk melakukan analisa perbandingan data berdasarkan urutan
waktu
dan
analisa
yang
menggunakan
data
multi
dimensi. Database
multi
dimensi
adalah
suatu
teknologi software
komputer
yang
dirancang
untuk
meningkatkan
efisiensi
dalam mencari
tabel (query)
sehingga
menjadi
media
penyimpanan yang lebih baik, serta memudahkan pengambilan data dengan
volume yang besar.
2.8.5 Metadata
Dibandingkan dengan keempat data yang telah dijelaskan sebelumnya,
metadata
tidaklah
sama,
karena metadata
bukan
merupakan
data
hasil
dari
kegiatan operasional. Metadata memuat informasi yang penting mengenai
|
25
seluruh proses yang berlangsung di dalam
data warehouse yang berfungsi
sebagai :
1. Ekstraksi dan proses tunggu meta data digunakan untuk memetakan
sumber data ke suatu tampilan bersama data di dalam data warehouse
2. Proses
manajemen
warehouse
meta
data
digunakan
untuk
mengautomatisasi produksi/hasil dari tabel summary hingga menjadi highly
summarized data
3. Sebagai bagian dari proses manajemen query meta data digunakan untuk
mengarahkan suatu query ke sumber data yang paling memungkinkan
Metadata digunakan
untuk
berbagai
tujuan
dan
manajemen
dari
meta
data
itu sendiri
merupakan
isu kritikal dalam usaha untuk
menghasilkan data
warehouse yang sepenuhnya terintegrasi. Data yang tersedia haruslah dapat
digunakan oleh
user
dengan
istilah
yang
sesuai
dengan
cara
user dalam
melakukan
pekerjaannya. Data warehouse
itu
sendiri
harus
melayani banyak
fungsi,
maka metadata penting
untuk
menjawab kebutuhan
dari
suatu
fungsi
tertentu karena kemampuan
utamanya untuk
menunjukkan asal
usul dari data.
Dalam perusahaan, setiap departemen biasanya
mempunyai
gambaran struktur
data yang spesifik meskipun asal datanya sama.
2.9 Kegunaan Data Warehouse
Data warehouse yang telah banyak digunakan selama ini banyak
memberikan
kemudahan
dan
keuntungan
karena data
warehouse
biasanya
dapat
dimaksimalkan
penggunaannya
untuk
melakukan
empat
tugas
yang
berbeda.
|
26
Menurut Williams (1998, p533), keempat tugas
data warehouse tersebut adalah
sebagai berikut :
2.9.1 Pembuatan Laporan
Pembuatan
laporan
merupakan
salah
satu
kegunaan
data warehouse
yang paling umum dan paling banyak digunakan. Dengan menggunakan query
sederhana
dalam data
warehouse
dapat
dihasilkan
informasi
pertahun,
perkuartal, perbulan, dan bahkan perhari.
2.9.2 On-Line Analytical Processing (OLAP)
Data
warehouse
digunakan
dalam melakukan
analisis
bisnis
untuk
mengetahui
kecenderungan
pasar
dan
faktor-faktor
penyebabnya,
karena
dengan
adanya data
warehouse,
semua
informasi
baik
berupa
data
detail
maupun
hasil
summary yang
dibutuhkan
dalam proses
analisa
akan
dengan
mudah didapat.
Dalam hal
ini data
warehouse
merupakan
tool
yang
handal
untuk analisa data yang kompleks.
OLAP mendayagunakan konsep data multidimensi dan memungkinkan
pemakai untuk menganalisa data sampai mendetail tanpa mengetikkan satupun
perintah SQL. Hal tersebut dimungkinkan karena konsep data multidimensi
yang dimiliki, akibat dari konsep itu maka data berupa fakta yang sama bisa
dilihat
dengan
menggunakan dimensi
yang
berbeda. Fasilitas
lain
yang
ada
pada tool perangkat lunak OLAP adalah fasilitas drill-down dan roll-up. Drill-
|
27
down adalah kemampuan untuk melihat detail dari suatu informasi yang
ditampilkan sedangkan roll-up adalah kebalikan dari drill-down.
2.9.3 Data Mining
Data
mining adalah
proses
pencarian
informasi dan pengetahuan
baru
dengan cara menggali (mining) data yang berjumlah banyak pada data
warehouse,
dengan
menggunakan
bantuan kecerdasan
buatan
(Artificial
Intelligence), statistik dan matematika serta menggunakan hasilnya untuk
membuat keputusan bisnis yang penting.
Data
mining
merupakan
teknologi
lebih lanjut dari data warehouse yang diharapkan bisa
menjembatani
masalah
komunikasi antara data dan pemakainya.
Beberapa
solusi
yang
dapat
diselesaikan
dengan
data
mining
diantaranya :
1. Menembak target pasar
Data mining dapat melakukan pengelompokan (clustering) dari
model-model
pembeli
dan
melakukan
klasifikasi terhadap setiap pembeli
sesuai dengan karakteristik yang diinginkan seperti kesukaan yang sama,
tingkat penghasilan yang sama, kebiasaan membeli dan karakteristik
lainnya.
2. Melihat pola beli pemakai dari waktu ke waktu
Data mining dapat digunakan untuk melihat pola beli seseorang dari
waktu ke waktu.
|
28
3. Cross Market Analysis
Data mining dapat dimanfaatkan untuk melihat hubungan antara
penjualan satu produk dengan produk lainnya.
4. Customer Profile
Data
mining
dapat
membantu pengguna
untuk
melihat
profil
pembeli
sehingga
dapat
dilakukan survey
mengenai
kelompok
pembeli
tertentu suka membeli produk apa saja.
5. Summary Information
Data mining dapat dimanfaatkan untuk membuat laporan
summary yang bersifat multidimensi dan dilengkapi dengan informasi
statistik lainya.
2.9.4 Proses Informasi Eksekutif
Data warehouse
digunakan untuk
mencapai ringkasan informasi
yang
penting dengan tujuan untuk membuat keputusan bisnis, tanpa harus
menjelajahi keseluruhan data. Dengan mengunakan
data warehouse,
segala
laporan
telah
diringkas
dan
dapat
pula
diketahui
rinciannya secara lengkap,
sehingga mempermudah proses pengambilan keputusan. Informasi dan data
pada laporan data warehouse menjadi target informatif bagi user dalam hal ini
adalah pihak eksekutif.
|
![]() 29
OfPrimary interest to
top management
Create an overview
mode of the enterprise
OfPrimary interest to
MIS planner
Perform analysis of
goals and problems
Create an initial
entity-relationship
Perform critical
success factor analysis
Perform initial
clustering into
Perform technology
impact analysis
Refine the entity-
relationship diagram
Perform strategic
systems analysis
Refine the business
area subdivision
Establish priorities for
business area analysis
Gambar 2.6 Stages in information strategy planning
2.10 Tahapan Membangun Data Warehouse
Berdasarkan kutipan dalam Connolly
dan
Begg (2002,
p1083),
metodologi
yang
dikemukakan
oleh Kimball dalam
membangun
data
warehouse
ada
sembilan
tahapan,
dikenal
dengan
Nine-Step
Methodology. Nine-Step
Methodology
memperjelas langkah-langkah yang
dibutuhkan
untuk
mendesain
suatu
data mart.
Bagaimanapun,
metodologi
ini
juga
mengumpulkan data
mart
yang
terpisah sehingga setelah
melewati waktu
tertentu data mart tersebut dapat
|
30
dikombinasikan ke dalam suatu data warehouse
yang logikal. Sembilan
tahapan
tersebut adalah :
1. Memilih Proses (Choosing The Process)
Pilihlah
subjek
dari
permasalahan
yang
sedang
dihadapi, kemudian
identifikasi
proses
bisnisnya.
Data Mart
adalah bagian
dari data
warehouse
yang pembuatan laporan dan analisis datanya pada suatu unit, bagian atau
operasi pada perusahaan.
2. Memilih Grain (Choosing The Grain)
Tentukan fact table yang tepat dan
identifikasi dimensi dari fact table
tersebut.
Fact
table
adalah
tabel
yang
mengandung
angka
dan data
history
dimana key yang dihasilkan sangat unik karena merupakan kumpulan foreign
key dari primary key yang ada pada masing-masing tabel dimensi yang
berhubungan, sedangkan dimension table adalah tabel yang berisikan katagori
dengan ringkasan detil data yang dapat dilaporkan, seperti laporan keuntungan
pada tabel fakta sebagai dimensi waktu (perbulan, perkuartal, pertahun).
3. Identifikasi dan Penyesuaian Dimensi (Identifying and Conforming The
Dimension)
Identifikasi
dimensi
dalam detil
yang
secukupnya
untuk
mendeskripsikan sesuatu. Dimensi yang tidak lengkap dan tidak benar akan
mengurangi
kegunaan
dari data
mart
untuk suatu perusahaan. Ketika suatu
dimension table
ada
pada
dua
atau
lebih
data
mart,
maka
dimension
table
tersebut harus mempunyai dimensi yang sama atau salah satu merupakan
|
31
subset dari
yang
lainnya. Apabila suatu dimension table digunakan oleh lebih
dari satu data mart, maka dimensinya harus disesuaikan.
4. Memilih Fakta (Choosing The Fact)
Tentukan
fakta-fakta
dari
fact
table yang
akan
digunakan
pada
data
mart.
Fakta-fakta
tersebut
haruslah numerik
dan
dapat
ditambah.
Fakta
tambahan
dapat
ditambahkan
kapan
saja sepanjang
fakta
tersebut
konsisten
dengan grain dari tabel.
5. Menyimpan Kalkulasi Awal Pada Tabel Fakta (Storing Pre-Calculation in The
Fact Table)
Setelah fakta-fakta
dipilih
maka
lakukan
pengkajian ulang
untuk
menentukan
apakah
ada
fakta-fakta
yang
dapat
diterapkan pre-calculation
(kalkulasi awal) dan lakukan penyimpan pada fact table.
6. Rounding Out The Dimension Tables
Dalam langkah
ini,
kita
kembali
pada
dimension
table
dan
menambahkan gambaran teks sebanyak mungkin terhadap dimensi yang
memungkinkan. Gambaran teks harus mudah digunakan dan dimengerti oleh
user. Kegunaan suatu data mart ditentukan oleh lingkup dan atribut tabel
dimensi.
7. Memilih Durasi dari Database (Choosing The Duration Of The Database)
Tentukan
waktu dari
pembatasan
data
yang
diambil
dan
dipindahkan
kedalam fact table. Seperti data perusahaan tiga tahun
lalu atau
lebih diambil
dan dimasukkan dalam fact table.
|
32
8. Melacak Perubahan dari Dimensi Secara Perlahan (Tracking Slowly Changing
Dimensions)
Amati perubahan dari dimensi pada dimension table. Ada tiga tipe
dasar dari perubahan dimensi yang perlahan, yaitu :
a. Perubahan atribut dimensi ditulis ulang (di overwrite).
b. Perubahan atribut dimensi mengakibatkan pembuatan suatu dimensi baru.
c. Perubahan atribut dimensi
mengakibatkan sebuah atribut alternatif dibuat,
jadi antara atribut yang lama dan baru diakses secara bersama-sama.
9. Memutuskan Prioritas dan Mode dari Query (Deciding The
Query Priorities
and The Query Modes)
Pertimbangkan pengaruh dari perancangan fisikal, seperti keberadaan
dari ringkasan (summaries) dan penjumlahan (aggregate) karena hasilnya
dapat
mempengaruhi
persepsi
dari
pengguna data
mart. Selain itu, masalah
administrasi, backup, kinerja indeks dan keamanan juga merupakan faktor
yang harus diperhatikan.
2.11 Keuntungan Data Warehouse
Berdasarkan
pendapat
Mallach
(2000,
p181-182),
keuntungan
menggunakan data warehouse adalah :
1. Kinerja
perangkat
kerja
DSS (Decision Support
System)
dapat
dioptimalkan
untuk tujuan tertentu.
2. Response time dari DSS tetap terjaga.
|
33
3.
Lingkungan data warehouse
lebih
sederhana dan
lebih baik
untuk diterapkan
dibandingkan dengan aplikasi client-server.
Berdasarkan pendapat Mallach (2000, p182), kerugian dari penerapan data
warehouse adalah :
1. Terdapat beban tambahan pada sistem pusat karena perlunya melakukan
transfer data diantara dua sistem (sistem operasional dan data warehouse)
untuk menjaga data tetap update.
2. Harus mempunyai karyawan yang mengerti kedua sistem baik sistem
operasional ataupun data warehouse .
3. Users yang
mengakses kedua sistem memerlukan dua tipe
terminal komputer
atau
jika
tidak
tersedia harus
melewati
prosedur
jaringan yang
rumit
untuk
berpindah sistem.
4. Transfer data dari sistem operasional ke data warehouse memerlukan
waktu
yang relatif lama karena melewati proses transformasi data terlebih dahulu.
2.12 Analisis Matriks
Terdapat empat prosedur yang digunakan dalam membuat analisis matriks
clustering, yaitu :
1. Membuat analisa top level dari data perusahaan
a. menentukan subyek data
b. menjabarkan subyek data ke dalam bentuk entitas
c. membuat diagram awal hubungan antar entitas
d. membuat matriks fungsi bisnis versus entitas
|
34
e. membuat matriks unit organisasi versus entitas
2. Menentukan enterprise model dan entity relationship diagram
a. wawancara dengan pihak manajemen untuk menentukan enterprise model
b. membuat presentasi kepada pihak manajemen tentang enterprise model
yang sudah diperbaiki
c. membuat entity relationship diagram (ERD)
d. menentukan matriks entitas versus fungsi bisnis
e. menentukan matriks entitas versus unit organisasi
f.
meminta persetujuan perusahaan mengenai enterprise model yang baru
3. Mengelompokkan matriks fungsi/entitas
a. menggunakan algoritma clustering
b. mengumpulkan ke depan semua fungsi create dalam entitas
c. memasukkan fungsi-fungsi yang lain serta entitas ke dalam cluster
d. mengelompokkan secara manual untuk mengetahui sistem yang ada
e. menentukan alur data dari sistem yang satu ke sistem yang lain
f.
membuat diagram hubungan yang menunjukkan hubungan antar sistem
g. menyusun kelompok-kelompok tersebut
untuk
menyederhanakan
interaksi
antar sistem
4. Mengelompokkan matriks fungsi/entitas untuk menunjukkan area bisnis
sebenarnya
a. mengatur matriks fungsi/entitas yang telah dikelompokkan ke dalam bentuk
batasan-batasan analisa bisnis
b. menempatkan semua fungsi ke dalam area-area bisnis
|
35
c. menentukan lokasi geografis untuk setiap area bisnis
d. mengatur area bisnis sehingga area-area tersebut saling berhubungan
2.13 Primary Key dan Foreign Key
Menurut Kristanto (2002, p20) primary key adalah suatu atribut atau satu
set minimal atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu
kejadian spesifik, tapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entiti.
Menurut Kristanto (2002, p21) foreign key adalah suatu atribut atau satu set atribut
yang melengkapi relationship (hubungan) yang menunjukkan ke induknya.
Ketika database dibuat, perintah-perintah SQL digunakan
untuk
membuat
tabel yang akan merancang kolom-kolom yang nantinya akan membentuk primary
key dan foreign key.
2.14 Perancangan Data Warehouse dengan Skema Bintang
Ada banyak pendapat mengenai perancangan
data warehouse. Menurut
Poe
(1997,
p191), salah
satu
alat
yang
digunakan
untuk
merancang data
warehouse
adalah skema
bintang
(star
schema).
Skema
bintang
merupakan
struktur sederhana dengan tabel-tabel yang relatif sedikit dan hubungan antar tabel
yang jelas. Rancangan ini mampu
melakukan query dengan cepat serta mudah
dimengerti bahkan oleh analyst dan pengguna akhir atau orang awam yang tidak
mengerti struktur database.
|
36
2.14.1 Star Schema (Skema Bintang)
Menurut Poe (1997, p191) metode yang digunakan untuk
merancang data warehouse
adalah dengan menggunakan skema bintang,
yaitu metode perancangan yang dilakukan dengan struktur yang sederhana
dengan menggunakan beberapa tabel dan jalur yang terhubung dengan baik
dan jelas.
Dengan menggunakan skema bintang ini akan menghasilkan waktu
respon
yang
lebih
cepat
dalam query
data
dibanding
dengan
proses
transaksional yang menggunakan struktur normalisasi. Selain itu skema
bintang
memudahkan
end
user
untuk
memahami
strukur
database
pada
data warehouse yang dirancang karena skema bintang merupakan struktur
logikal yang memiliki tabel fakta yang mengandung data faktual di tengah-
tengah, dikelilingi oleh tabel dimensi yang mengandung data reference.
2.14.2 Keuntungan Skema Bintang
Dalam penggunaannya
skema
bintang memiliki
beberapa
keuntungan yang tidak terdapat pada
strukur relational biasa. Berikut
keuntungan penggunaan skema bintang :
1. Kekonsistenan dari struktur database membuat akses yang lebih efisien
ke data
melalui
alat
yang
bervariasi. Respon data juga menjadi lebih
cepat daripada perancangan database operasional.
2.
Memudahkan dalam hal modifikasi atau pengembangan data
warehouse yang terus menerus.
|
37
3. End user dapat menyesuaikan cara berpikir dan menggunakan data.
4. Menyederhanakan pemahaman dan penelurusan metadata bagi pemakai
dan pengembang.
5. Adanya kemampuan untuk menangani situasi yang mungkin terjadi
dalam dunia bisnis.
2.14.3 Tabel dalam Skema Bintang
Dalam skema bintang terdapat dua tipe tabel yaitu tabel
fakta dan
tabel
dimensi.
Tabel
fakta
disebut
juga
sebagai
tabel
mayor,
terdiri dari
data kuantitatif atau data
fakta
mengenai bisnis, informasi yang di
query.
Informasi
ini sering diukur secara numeric dan dapat mengandung banyak
kolom dan baris.
Tabel
dimensi
disebut juga
sebagai tabel
minor
karena
ukurannya
lebih
kecil
dan
berisikan
data yang
mencerminkan
dimensi
bisnis.
2.14.4 Jenis-jenis Skema Bintang
Terdapat dua buah jenis skema bintang yang penggunaannya
tergantung dengan kebutuhan, yaitu skema bintang sederhana dan skema
bintang majemuk yang akan dijelaskan lebih lanjut berikut ini :
2.14.4.1 Skema Bintang Sederhana
Dalam skema
bintang
sederhana,
setiap
tabel
harus
mempunyai primary key yang terdiri dari sebuah kolom atau
lebih.
Primary
key
tersebut
membuat
setiap
baris
menjadi
unik.
|
![]() 38
Dalam skema bintang sederhana, primary key yang terdapat pada
tabel fakta memiliki satu atau lebih foreign key.
Tabel dimensi
kunci 1
Atribute
Atribute
Atribute
Tabel dimensi
kunci 2
Atribute
Atribute
Atribute
Tabel fakta
kunci 1
kunci 2
kunci 3
Kolom Data
Kolom Data
.
Kolom Data
Tabel dimensi
kunci 3
Atribute
Atribute
Atribute
Gambar 2.7 Hubungan antar tabel dimensi pada skema bintang sederhana
Gambar di atas menunjukkan hubungan antara satu tabel
fakta dan 3 tabel dimensi. Pada tabel fakta utama terdapat primary
key yang terdiri dari tiga foreign key yaitu kunci-1, kunci-2, dan
kunci-3,
yang
masing-masing
merupakan primary key di
tabel
dimensi masing-masing.
Alasan memilih skema bintang sederhana antara lain :
1. menyediakan response time yang lebih baik
|
![]() 39
2. struktur rancangan yang sederhana dan mudah dimengerti
pemakai
Sebuah skema bintang dapat juga memiliki lebih dari satu
tabel fakta yang disebabkan karena adanya fakta yang tidak saling
berhubungan, atau karena perbedaan waktu pengambilan data.
Tabel semacam ini
umumnya digunakan untuk perusahaan besar
yang memiliki berbagai divisi dengan masing-masing divisi
memiliki
jumlah data yang besar dan berbagai
macam level data
yang teragregasi.
Tabel fakta 1
Tabel dimensi
kunci 1
kunci 2
kunci 3
Kolom Data
Kolom Data
.
Kolom Data
Tabel dimensi
kunci 2
Atribute
Atribute
Atribute
kunci 1
Atribute
Atribute
Atribute
Tabel fakta 2
Tabel dimensi
kunci 3
Attribute
Attribute
Attribute
kunci 1
kunci 2
kunci 3
Kolom Data
Kolom Data
.
Kolom Data
Gambar 2.8 Skema bintang dengan beberapa tabel fakta
Pada
gambar terdapat dua
tabel fakta dan tiga tabel
dimensi yang
memperlihatkan hubungan many to one antara
|
![]() 40
foreign key pada kedua tabel
fakta
tersebut dengan primary key
pada masing-masing tabel dimensi.
Tabel dimensi 1
kunci 1
Atribute
Atribute
Atribute
Tabel dimensi 3
kunci 3
Atribute
Atribute
Atribute
Tabel fakta 1
kunci 1
kunci 2
kunci 3
Kolom Data
Kolom Data
.
Kolom Data
Tabel dimensi 2
kunci 2
Atribute
Atribute
Atribute
Tabel fakta 2
kunci 2
kunci 4
Tabel fakta 3
kunci 4
Atribute
Gambar 2.9 Skema bintang sebagai tabel asosiasi
Tabel
dimensi
mungkin
mengandung foreign key
yang
mereferensikan primary key di
tabel dimensi yang lain. Tabel
dimensi
yang direferensikan
ini
yang dinamakan outboard
tabel
atau secondary dimension table. Pada gambar terdapat skema
bintang
dengan
outboard table
atau secondary
dimension table.
Tabel
dimensi
3
mempunyai
dua outboard
table
yaitu tabel
dimensi 4 dan tabel dimensi 5.
|
![]() 41
Tabel dimensi 1
kunci 1
Attribute
Attribute
Attribute
Tabel dimensi 2
kunci 2
Attribute
Attribute
Attribute
Tabel fakta
kunci 1
kunci 2
kunci 3
Kolom Data
Kolom Data
.
Kolom Data
Tabel dimensi 3
kunci 3
Attribute
Attribute
Kunci 4
Kunci 5
kunci 4
Attribute
kunci 5
Attribute
Gambar 2.10 skema bintang dengan tabel dimensi tambahan
2.14.4.2 Skema Bintang Majemuk
Tabel
fakta dalam skema bintang majemuk
memiliki
dua
kumpulan foreign key, yang pertama mengandung suatu referensi
dengan tabel dimensi sedangkan sisanya adalah primary key yang
merupakan gabungan dari satu atau lebih kolom yang
menghasilkan suatu identifikasi unik untuk setiap barisnya.
Bedanya skema bintang majemuk dengan skema bintang
sederhana adalah saling tidak
identiknya primary key dan foreign
key dalam skema bintang majemuk.
|
![]() 42
Tabel dimensi 1
kunci 1
Attribute
Attribute
Attribute
Tabel dimensi 2
kunci 2
Attribute
Attribute
Attribute
Tabel fakta
FKey 1
FKey 2
FKey 3
Kunci 1
Kunci 2
Kolom Data
Kolom Data
.
Kolom Data
Tabel dimensi 3
kunci 3
Attribute
Attribute
Attribute
Gambar 2.11 Skema bintang majemuk
2.14.4.3 Skema Bintang Snowflake
Skema snowflake merupakan variasi lain dari skema
bintang yang menyimpan seluruh informasi tabel dimensi dalam
bentuk normal ketiga dan tabel fakta tetap dalam keadaan semula,
seperti yang terlihat pada gambar.
Ciri-ciri skema snowflake adalah :
1. tidak terdapat level pada tabel dimensi
2. tabel
dimensi
dinormalisasi
dengan
dekomposisi
pada
level
atribut
3. setiap dimensi
mempunyai
satu
key
untuk
setiap
level pada
hirarki dimensi
|
![]() 43
4. kunci
level
terendah
menghubungkan
tabel
dimensi
dengan
tabel fakta dan tabel atribut berlevel rendah
Tabel attribute 5
Attribute 5
Tabel dimensi 6
kunci 6
Attribute
Tabel dimensi
1
kunci 1
Attribute 4
Attribute 5
Attribute 6
Tabel attribute 6
Attribute 6
Tabel dimensi
2
kunci 2
Attribute 7
Kunci 6
Attribute 8
Tabel attribute 8
Attribute 8
Tabel fakta
kunci 1
kunci 2
kunci 3
Kolom Data
Kolom Data
.
Kolom Data
Tabel dimensi 3
kunci 3
Attribute1
Attribute2
Attribute3
Kunci 4
Kunci 5
Tabel dimensi 4
kunci 4
Attribute
Tabel dimensi
5
kunci 5
Attribute
Gambar 2.12 skema snowflake
2.15 Agregasi
Menurut Poe (1997, p204), agregasi adalah proses perhitungan data fakta
terhadap
atribut-atribut
yang
telah
didefinisikan.
Sebagai contoh,
dapat
dibuat
pengelompokkan dari
jumlah
mahasiswa
berdasarkan
jurusan dan
program studi
dengan menghitung jumlah mahasiswa dari data transaksi yang terjadi. Agregasi
dapat
dibuat
selama
proses
transformasi
dan
pemuatan
data
ke
dalam data
warehouse.
|
44
Faktor yang mendukung pembuatan agregasi adalah :
1. meningkatkan penampilan pencarian (searching)
2. mengurangi jumlah penggunaan kode produk universal.
Suatu agregasi yang baik dapat dibuat untuk digunakan oleh 300 user
dalam satu
hari
walaupun
akan
memakan
waktu
pembuatan
yang
cukup
lama,
karena akan jauh lebih bermanfaat dan efisien jika dibandingkan dengan membuat
agregasi
yang
membutuhkan waktu dua jam tetapi
hanya digunakan
sekali dalam
setahun oleh satu user saja.
Salah satu teknik yang harus dicatat adalah pada saat pemuatan data ke
dalam data
warehouse,
kita
tetap
membutuhkan
teknik
database
klasik
seperti
partisi
tabel
secara
fisik.
Hal ini
menjadi
penting
bilamana
data
warehouse
mencapai gigabyte data.
2.16 Denormalisasi
Denormalisasi adalah mencatat data-data yang tidak bergantung pada
kolom lain,
meskipun
pada
akhirnya
mengakibatkan
terjadinya
banyak
duplikasi
data. Tujuannya adalah agar semua informasi yang diperlukan harus terkandung di
tabel log itu sendiri dan tidak bergantung pada tabel lain.
Menurut Poe
(1997, p207),
denormalisasi
adalah suatu
proses
yang
merubah bentuk normalisasi dari database dengan cara menggabungkan tabel dan
merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sengaja dengan melanggar
peraturan bentuk normal dari normalisasi dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja (performance) dalam mengakses data yang ada.
|
45
Keuntungan melakukan proses denormalisasi adalah :
1.
mengurangi jumlah
relasi
yang
terjadi antara tabel-tabel sehingga
akan
meningkatkan kecepatan proses query data.
2.
membuat struktur fisik database lebih mudah dimengerti sesuai dengan model
dimensi dari
pemakai. Struktur
tabel yang
dibuat
sesuai keinginan
pemakai
memungkinkan terjadinya akses langsung yang sekali lagi akan meningkatkan
kinerja.
Kerugian melakukan proses denormalisasi adalah:
1. proses denormalisasi secara tidak langsung akan membuat redudansi data.
2. proses
denormalisasi
memerlukan
alokasi
memori
dan
storage
(tempat
penyimpanan yang besar).
2.17 Definisi Pembelian dan Penjualan
2.17.1 Pembelian
Pembelian
dapat
mencakup berbagai
aspek.
Dalam hal
ini,
sistem
pembelian mencakup seluruh tahap pemrosesan pembelian dan persediaan.
Dengan adanya sistem pembelian akan menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh manajer.
2.17.1.1 Pengertian Sistem Pembelian
Menurut
Mulyadi
(1997,
p302),
sistem pembelian
adalah
sistem yang digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang
yang diperlukan baik secara kredit maupun tunai.
|
46
2.17.1.2 Fungsi Yang Terkait Dalam Pembelian
Menurut Mulyadi (1997, p302), fungsi yang terkait dalam
sistem pembelian adalah:
a. Fungsi Gudang
Bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan
pembelian sesuai dengan jumlah persediaan yang ada di
gudang,
dan
juga
untuk
menyimpan
barang
yang
telah
diterima
oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang
langsung dipakai (tidak diselenggarakan persediaan barang di
gudang), permintaan pembelian diajukan oleh pemakai
barang.
b. Fungsi Pembelian
Bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang yang akan dibeli, menentukan supplier
yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order
pembelian kepada supplier yang dipilih.
c. Fungsi Penerimaan
Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan
terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari
supplier guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut
diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk
menerima
barang
yang
berasal
dari
transaksi return
(pengembalian) penjualan.
|
47
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi memiliki banyak aspek. Dalam
transaksi
pembelian
fungsi
akuntansi yang
terkait
adalah
fungsi pencatat hutang dan fungsi pencatat persediaan. Fungsi
pencatat hutang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi
pembelian
ke
dalam register
bukti
kas
keluar,
dan
untuk
menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar)
yang berfungsi sebagai catatan hutang atau menyelenggarakan
kartu hutang sebagai buku pembantu hutang. Fungsi pencatat
persediaan
bertanggung
jawab untuk
mencatat
harga
pokok
persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.
2.17.2 Penjualan
2.17.2.1
Pengertian Penjualan
Menurut
Mulyadi
(1997,
p204), kegiatan penjualan
meliputi transaksi penjualan barang atau jasa, yang ditinjau dari
cara pembayarannya (secara tunai atau kredit). Di dalam
perusahaan
yang
bergerak
dalam bidang perdagangan,
penjualan adalah suatu proses penting dalam melaksanakan
tujuan dari perusahaan yaitu untuk memperoleh keuntungan
semaksimal mungkin.
Secara umum, pengertian penjualan dapat dikatakan
sebagai
ilmu dan seni
mempengaruhi pribadi/individu yang
|
48
dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain membeli
barang atau jasa yang ditawarkan. Jadi, adanya penjualan dapat
menciptakan
suatu
proses
pertukaran barang atau jasa antara
penjual dan pembeli.
Ditinjau dari cara pembayarannya, penjualan dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
1. Penjualan Kredit
Jika order pelanggan telah dipenuhi dengan
dikirimnya barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu
tertentu perusahaan mempunyai piutang terhadap pelanggan
yang
harus
dibayar
oleh
pelanggan
sebelum tanggal
jatuh
tempo.
2. Penjualan Tunai
Barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan
kepada pelanggan setelah perusahaan menerima pembayaran
dari pelanggan.
2.17.2.2
Pengertian Sistem Informasi Penjualan
Sistem informasi
penjualan
adalah
sebuah
sistem
yang
mengendalikan seluruh kegiatan transaksi penjualan barang atau
jasa baik secara tunai maupun kredit
sehingga
menghasilkan
informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk menganalisa
penjualan yang sedang berlangsung.
|
49
Adapun kriteria dalam pengakuan penjualan terdiri dari
tiga, yaitu:
1. Adanya bukti yang kuat bahwa pembeli mempunyai maksud
untuk membeli, dan penjual mempunyai maksud untuk
menjual.
2. Adanya
perjanjian
atau
kesepakatan
harga
antara
pembeli
dan penjual.
3.
Penentuan mengenai barang tertentu yang akan dijual dan
yang sudah dalam keadaan siap untuk dijual.
2.18 Critical Success Factor (CSF)
Menurut Laudon (2004, p380), CSF adalah sejumlah kecil tujuan
operasional yang dapat diidentifikasi, dibentuk oleh industri, perusahaan, manager,
dan lingkungan yang lebih luas yang dipercaya untuk memastikan sukses tidaknya
sebuah
organisasi.
CSF
juga
digunakan
untuk
menentukan
kebutuhan
informasi
dari sebuah organisasi.
Menurut McLeod (2001, p109), sebuah CSF adalah satu dari banyak
aktifitas
perusahaan
yang
mempunyai pengaruh
kuat
terhadap
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi tujuan bisnisnya. Sebuah perusahaan pada umumnya
mempunyai banyak CSF.
Kekuatan dari metode CSF adalah bahwa CSF menghasilkan set data yang
lebih kecil untuk dianalisa daripada analisa perusahaan (enterprise analysis) secara
keseluruhan sehingga
hasil
yang
dihasilkan
lebih akurat. Hanya
manajer
tingkat
|
50
atas
yang diwawancara, dan pertanyaan berfokus pada sejumlah kecil CSF
daripada
pertanyaan
yang
luas
dan
bersifat
umum sehingga pada
akhirnya
perusahaan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. CSF ini khususnya sesuai
untuk diterapkan pada manager tingkat atas dan pembangunan DSS dan EIS.
|