Home Start Back Next End
  
42
membentuk
konektivitas
peer-to-peer.
Jaringan
ad
hoc
dibangun
antar
node
yang saling
berkomunikasi tanpa adanya
sebuah access
point atau
server
yang
tersentralisasi.
Walaupun
WLAN
sederhana
tersebut
dapat
memberikan  konektivitas,  namun 
kekurangan 
seperti 
masalah
keamanan, kapasitas kanal, dan ketidakcocokan antar NIC yang berbeda
masih menjadi kendala.
2. 
Jaringan client/server
Solusi terhadap
masalah ketidakcocokan antar NIC
yang berbeda adalah
dengan
membangun sebuah
Access Point
(AP)
yang
dilengkapi dengan
Basic
Service
Set
(BSS)
802.11.
Sebuah
access
point
dapat
dianggap
sebagai sebuah
hub
pusat bagi
infrastruktur WLAN.
Dilengkapi dengan
antena
untuk
memberikan
konektivitas nirkabel
kepada
WLAN,
access
point
dapat
terhubung
secara
hard
wired
maupun
wireless
ke
internet.
Daerah
jangkauan sebuah
access
point
disebut
sebagai
cell,
ukuran
sebuah
cell
bervariasi antara
300-500
feet.
Untuk
meningkatkan
mobilitas pada WLAN, beberapa antena access point dapat ditempatkan
sehingga
membentuk
beberapa cell
yang
saling
overlap
sehingga
memungkinkan
konektivitas
yang
berkesinambungan antar
cell,
prinsip
ini disebut dengan roaming.
Proses
roaming
terdiri atas
fase pemutusan
koneksi
pada
satu
cell
dan
penyambungan
kembali
koneksi
pada
cell
lainnya.
Untuk
menjamin proses
roaming
yang
tidak
mengganggu
koneksi
WLAN,
disarankan overlapping
sebanyak
20-30%
antara
cell-
cell yang berdekatan.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter