Home Start Back Next End
  
25
Tahap Kedua
Tahap   ini   dianggap   digunakan   untuk  
meminimalisasikan   masalah   yang
disebutkan
dalam S2,
yang
menjadi
lebih
kritikal
karena
angka
RET
dan
angka
FTR
bertambah dalam fungsi data dan dalam fungsi transaksional.
Dalam konteks
ini
interval baru dari kompleksitas high ditambahkan pada
fungsi
data dan transaksional yang dipanggil untuk mendekati interval dari kompleksitas
average. Untuk alasan yang sama, sebuah interval yang baru dari kompleksitas very high
ditambahkan untuk sisa dari fungsinya.
Nilai
dari n
i-1
untuk
dimana
nilai
m
i
dihitung
adalah
titik
dimana
fungsi
keanggotaan akan mulai kehilangan karakteristik kompleksitas high
dan secara
konsekuen mulai mendapatkan karakteristik kompleksitas very high.
Baris
terakhir
dari
matriks
kompleksitas setiap fungsi adalah titik awal untuk
pembuatan
angka
fuzzy
baru.
Sesuai
dengan
yang
telah
dibuat
dalam
FPCPM
tahun
1999, bahwa
fungsi
yang berada pada dua sel dari
matriks
terakhir adalah kompleksitas
high.  Untuk  menjaga  nilai  yang  telah  digunakan oleh FPCPM tersebut, diputuskan
bahwa
angka
yang
mengindikasikan
batas
bawah
dari
kolom ketiga
dari
matriks
merepresentasikan nilai n dari fuzzy set dari fungsi kompleksitas high.
Nilai
m
i  
untuk
angka
fuzzy
dari
kompleksitas high
akan
dianggap
sebagai
k,
menghasilkan kompleksitas fungsional baru dalam hubungannya dengan lainnya yang
telah
ada.
Nilai
yang
berhubungan
dengan k
harus
dihitung
untuk
setiap
5
tipe
fungsi
yang dimiliki FPA. Dalam mendapatkan
nilai k, sebagai contoh,
Tabel 2.9 diperluas ke
dalam tabel  seperti berikut ini.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter