Harapan
hidup
setiap orang berbeda-beda dikarenakan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kematian
(mortality
risk
factors)
seseorang
tidak
sama.
Resiko
kematian
penduduk laki-laki
biasanya
lebih
tinggi
daripada
resiko
kematian
penduduk wanita.
Para
ahli
kesehatan dari
berbagai
institusi
kesehatan seperti
National
Center
for
Health Statistic dan Institute of
Behavioral Science di
Amerika Serikat,
Bandolier
di
Inggris
melakukan
penelitian
dan
diperoleh
beberapa
faktor
dasar
yang
mempengaruhi angka
kematian
dan
kemudian
dijadikan
sebagai
acuan
bagi
ahli
aktuaria
untuk
mengkalkulasi
angka
kematian
dan
harapan
hidup
dari
calon
tertanggung atau nasabah yang kemudian digunakan
untuk menentukan besar
premi yang harus ditanggungkan pada calon tertanggung tersebut.
Untuk
memperoleh
informasi dari
calon
tertanggung
mengenai
informasi
kesehatannya
yang
berkaitan
dengan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi angka
kematian
tersebut
maka
pada
saat
seseorang hendak
menjadi
nasabah
sebuah
perusahaan asuransi,
akan
dilakukan
wawancara terhadap
calon
tertanggung
tersebut
untuk
mendapatkan informasi seperti
nama
lengkap,
umur, jenis
kelamin,
berat
badan,
tinggi
badan,
pendidikan
terakhir,
status
bekerja,
status
pernikahan,
kebiasaan
berolahraga, kebiasaan
merokok,
dan
kebiasaan
minum
minuman
keras
atau
mengkonsumsi alkohol
yang
akan
diisikan
pada
Surat
Permohonan
Asuransi
Jiwa
(SPAJ)
bagi
orang
dewasa.
Ini
merupakan
hal-hal
dasar
yang
diperlukan
untuk
menyusun sebuah proposal
yang
memberikan gambaran berapa besar premi
yang
harus
ditanggungkan kepada
nasabah
yang
akan
berpengaruh
terhadap
perlindungan yang diperoleh. Semakin sehat seseorang maka semakin tinggi angka
|