19
Jakarta
sejak
zaman
sebelum perang
dunia
kesatu
telah
menjadi
pusat
perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang.
Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap
mulai
dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah
pemasaran baru. Daerah pasaran
untuk
tekstil dan batik di Jakarta
yang
terkenal
ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah
Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Batik-batik produksi daerah Solo,
Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis
dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini
baru
dikirim
kedaerah-daerah
diluar
Jawa.
Pedagang-pedagang
batik
yang
banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil.
Oleh karena pusat pemasaran batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah
Abang,
dan
juga
bahan-bahan
baku
batik
diperdagangkan
ditempat
yang
sama,
maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang batik itu untuk membuka
perusahaan batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah
Abang.
Pengusaha-pengusaha
batik
yang
muncul
sesudah
perang
dunia
kesatu,
terdiri
dari bangsa cina, dan buruh-buruh batiknya didatangkan dari daerah-daerah
pembatikan Pekalongan, Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh batik luar
Jakarta itu, maka diambil pula tenaga-tenaga setempat disekitar daerah
pembatikan sebagai pembantunya. Berikutnya, melihat perkembangan
pembatikan
ini
membawa
lapangan kerja baru,
maka penduduk asli daerah
|