8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Manga
Dalam www.wikipedia.com (20 April 2006) dituliskan bahwa:
?? ?
?? ?
?? ?
?
?
?
?
? ? 
??(???)???????????????????????
?? ?
?????
????????
????
??????????????
?????
(??)????? ? ? ? ???? ????? ? ? ???? ?
?????
?????
??????
?????
????
???????? ? ? ??? ? ? ???? ?? ? ???? ?
?????
?
?
????
Terjemahan:
Yang disebut dengan manga, biasanya merupakan istilah asing untuk
menggambarkan suatu penyampaian pesan atau informasi yang diciptakan
dengan gambar dan huruf sebagai pusatnya, dengan ekspresi lambang tertentu
yang
menjadi
keunggulannya
seperti dibagi menjadi
kotak-kotak,
cerita
yang
lucu, huruf yang ditulis sebagai tiruan bunyi, garis-garis yang menggambarkan
gerak atau tindakan, garis-garis pemusatan, dan lain-lain.
2.2
Konsep Katakana
Iwabuchi dalam Sudjianto
&
Dahidi
(2004)
mengatakan bahwa katakana adalah
huruf-huruf
yang berbentuk seperti
??????????
dan
sebagainya. Katakana
terbentuk
dari
garis-garis
atau coretan-coretan
yang
lurus
(chokusenteki),
sedangkan
hiragana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki).
Bentuk garis-garis atau coretan-coretan
inilah yang
membedakan karakteristik katakana
dengan hiragana (Sudjianto & Dahidi, 2004).
Hingga
sekarang, dalam
pembelajaran
Bahasa
Jepang, para
pemelajar
Bahasa
Jepang diajarkan mengenai penggunaan katakana  yang kebanyakan hanya terbatas pada
  
9
penggunaannya sebagai Huruf Jepang yang menuliskan kata-kata serapan dari bahasa
asing 
ke 
dalam 
Bahasa 
Jepang  saja. 
Dalam 
pembelajaran 
Bahasa 
Jepang,  cara
pengenalan Huruf Katakana pun kebanyakan
terbatas
pada
kata-kata
yang
memang
berasal dari bahasa asing tersebut seperti ice cream, chocolate, milk, handkerchief, dan
semacamnya yang dijadikan sebagai contoh (Mitamura, 1988).
Walaupun  katakana  sama  dengan  hiragana,  yaitu  termasuk  dalam  kelompok
huruf kana, namun fungsi katakana tidak sama dengan
hiragana. Huruf Katakana tidak
selalu identik dengan kata serapan asing dan tidak hanya digunakan untuk menuliskan
kata-kata  serapan  bahasa  asing  ke  dalam  Bahasa  Jepang  saja,  penggunaan  huruf
????
????? 
katakana sangatlah bervariasi (Mitamura, 1988).
???????????????
????
?
?????
??? 
????
?
?
?
?
????
?????????? ? ? ??????????????????????
??? 
???????
(Kawarazaki,
1979).
Terjemahan: katakana
yang
umumnya
dianggap
sebagai  huruf  yang  semata-mata  untuk  menulis  kata-kata  asing,  sebenarnya  sering
dipakai untuk menulis kata-kata Jepang asli. Menurut Ishida yang dikutip dari Sudjianto
&
Dahidi (2004), katakana dapat dipakai
untuk
menuliskan
berbagai
macam kosakata
asli Bahasa Jepang sendiri, seperti nama-nama hewan atau tumbuhan,  
ekspresi
onomatope (termasuk bunyi/suara tiruan benda hidup atau benda mati), istilah-istilah
khusus bidang keahlian (senmon yoogo), nomina nama diri (koyuu meishi), penulisan
telegram, dan dapat dipakai pula terutama dengan
maksud
memberikan
penekanan,
menarik perhatian pembaca, atau memberikan pengertian yang khusus.
Dalam Kawarazaki (1979) dituliskan bahwa:
  
10
??
??
????? 
????
????
??? 
??????????????????????????·?????
?
??? ??? 
????
?????
??
?
?
?
?
?
?
?
?
??
?????????·? ? ??????(????????????
????
??? 
??????
??
??? 
?????????????)??????????????????
??? 
????????? 
??? 
??? 
?
???
?
??:?????????????????????????????
??
????
?????
?
?
?
?
?????????????????? ? ? ???????????
??
??? 
??????????????????????????????
?
?
?
?
????
??? 
??????????????????????
Terjemahan:
Katakana dipakai untuk menulis dalam keadaan seperti berikut. Kata-kata yang
berasal dari bahasa asing, nama orang dan tempat asing, serta kata-kata benda
asing, nama binatang dan tumbuh-tumbuhan, kata-kata yang menirukan sesuatu
bunyi (ada kalanya juga waktu menulis kata-kata yang menunjukkan gerakan
atau keadaan makhluk hidup atau benda mati), surat kawat (telegram), kata-kata
yang ingin ditekankan: kata-kata yang ditulis dalam huruf kanji yang tidak
termasuk
lagi dalam toyo-kanji, sering ditulis dengan
huruf kana. Akan tetapi,
bila ditulis dengan huruf hiragana, ada kalanya kurang dapat memberikan kesan
yang kuat, karena terpengaruh oleh huruf-huruf hiragana disekitarnya. Oleh
karena itu, kata tersebut
ditulis
dengan
huruf
katakana,
yang dapat
memberi
kesan yang lebih menyolok daripada bila ditulis dengan huruf kanji.
Dalam  ilmu  Bahasa  Jepang  seperti  dalam  bidang  fonologi,  katakana  biasa
dipakai untuk penulisan lambang bunyi atau lambang pengucapan, sering juga dipakai
untuk
menulis ingo
(bahasa
rahasia) dan zokugo
(bahasa
slang).
Selain
itu, katakana
sering dipakai pada surat-surat atau buku-buku yang berhubungan dengan urusan
perkantoran atau perusahaan. Misalnya
pada buku tabungan, resi atau rekening
pembayaran listrik, gas dan sebagainya, (termasuk untuk penulisan nama orang Jepang),
dan lain-lain (Sudjianto & Dahidi, 2004).
Berikut ini adalah beberapa penggolongan fungsi yang ada dari penulisan
kosakata Jepang dengan Huruf Katakana:
1.   Untuk menuliskan nama hewan dan tumbuhan..
Nama tumbuhan dan hewan pada umu
  
11
1) momo (persik)
??
2) bara (mawar)
??
3) tamanegi (bawang)
????
4) kaeru (katak)
???
5) uma (kuda)
??
6) tako (gurita)
??
7) wanwan (gukguk)
????
8) kokekokkou (kukuruyuk)
??????
9) gorogoro(suara guntur)
????
10) pikapika (bersinar)
????
mnya bisa ditulis baik dengan Huruf Katakana atau pun dengan Huruf Hiragana.
Petunjuk  umum  menyarankan  untuk  lebih  memprioritaskan  menggunakan  Huruf
Katakana (Mitamura, 1988).
Contoh:
2.   Untuk menuliskan ekspresi onomatope
Onomatope dalam Bahasa Jepang adalah kata-kata yang meniru bunyi dan tindakan
yang juga merupakan bumbu dalam berbahasa (Fukuda, 1997). Sedangkan menurut
Mitamura (1988) onomatope adalah suatu bentuk ekspresi yang
mengandung makna
definisi
tersendiri
dengan
cara
menirukan
bunyi
yang
mencerminkan
makna tersebut,
atau pun dengan menamakan bunyi-bunyian itu. Misalnya saja karakteristik suara hewan
atau burung, menirukan suara alam, seperti angin, hujan, air yang mengalir, dan banyak
suara-suara
lain
yang
ada
dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan
kata
lain,
menggambarkan pergerakan atau pun keberadaan sesuatu secara grafik dan sugestif.
Contoh:
  
12
3.   Untuk menuliskan telegram di Jepang
Cara penulisan ini sudah dipakai sejak lama.
Contoh :
11) ???
??
???
???
‘Datanglah besok,temui aku.’
12)
??
???
‘Kirimkan uang.’
13)
?????
?????
‘Selamat  atas  keberhasilanmu 
masuk  ke  sekolah  yang  kau
pilih.’
4.   Untuk menggantikan kanji
Kata-kata yang ditulis dalam huruf kanji yang tidak termasuk lagi dalam toyo-kanji,
sering ditulis dengan huruf katakana (Kawarazaki, 1979). Khusus untuk analisis fungsi
penulisan
katakana sebagai
pengganti
kanji
ini,
saya  
menggunakan
daftar toyo-kanji
yang saya ambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/Kyoiku_kanji. Penggunaan seperti ini
sangat
banyak
dijumpai
dalam penulisan
di
majalah-majalah
atau
koran,
baik
itu
berfungsi untuk menggantikan penulisan kanji yang susah, maupun kanji yang jarang
dipakai (Mitamura, 1988).
Contoh:
14)
????????????????
‘Makanan apa yang di makan katak?’
15)
????????
‘Aku menghisap cerutu.’
  
13
5.   Untuk menyatakan penekanan.
Penulisan katakana dengan maksud penekanan ini hampir mirip layaknya penulisan
dengan  menggunakan  Huruf  Italic atau  Bold dalam  Huruf  Romaji  (Stewart,  1993).
Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom (Mitamura,
1988) seperti berikut:
Contoh :
17) 
??????????
‘Aku harus membayar dosa-dosaku.’ [tsuke, ‘tagihan’]
18)  
??????????????
‘Hal seperti itu kan mudah.’
19) 
???????????
‘Orang itu memberi kesan yang baik.’
6.   Untuk pelafalan dalam kamus Bahasa Jepang.
Kunyomi
(pelafalan
Jepang),
biasanya
ditulis
dengan
Huruf
Hiragana,
sementara
onyomi (pelafalan China) ditulis dengan Huruf Katakana.
7.   Untuk menuliskan slogan dan merk
Merupakan fungsi yang sedang trend, yaitu kebiasaan perusahaan-perusahaan
mempropagandakan slogan atau
merk
mereka dalam Huruf Katakana, contohnya,
??
?
(perusahaan mobil),
????
(perusahaan jam),
??????
(perusahaan kecap).
8.   Untuk menulisakan kosakata dalam furniture dan perkakas
  
14
Kosakata
dalam furniture
dan
perkakas
kebanyakan
ditulis
dengan
katakana.
Misalnya,
??
(panci),   
??
(rice cooker),  
??
(kapak).
9.   Untuk menuliskan bahasa percakapan sehari-hari dan bahasa slang.
Ekspresi percakapan sehari-hari biasanya dituliskan dengan katakana,
misalnya,
?
??
(orang
yang
berbadan
tinggi), 
??
(orang
yang berbadan
pendek),
??
(orang
yang berbadan gemuk) (Mitamura, 1988).
10.  Untuk menuliskan ekspresi sindiran atau kata-kata kasar dan vulgar.
Penggunaan katakana dapat digunakan untuk mengekspresikan sindiran, kata-kata
yang vulgar, keras (kasar) atau kata yang berkesan kuat. (Schonfeld dalam
www.coolest.com, 12 Januari 2006).
11. Untuk menuliskan kata-kata seruan dengan huruf terakhir katakana.
Sering  ditemui  penulisan  kata-kata  seruan  yang  huruf-huruf  terakhirnya  ditulis
dengan katakana, walaupun huruf sebelumnya ditulis dengan hiragana. Contohnya,
??
???
…(panas sekali), …
???
(iya kan)  (Mitamura, 1988)
12.  Untuk menuliskan nomina nama diri (koyuumeishi)
Ishida dalam Sudjianto &
Dahidi (2004)
mengemukakan bahwa katakana sering
juga dipakai untuk menuliskan kata benda yang menunjukkan nama diri. Contohnya,
?????
.
13.  Untuk memberikan pengertian `khusus atau arti yang lain.
Katakana juga dipakai untuk memberikan pengertian khusus atau arti yang lain.
2.3
Konsep Konteks
  
15
Jika kita berbicara mengenai konteks situasi, kita tidak bisa berpaling dari teks
dan konteks. Teks adalah kata-kata
yang digunakan
untuk berkomunikasi dalam situasi
tertentu. Definisi ini tidak membedakan antara lisan dan tulisan. Percakapan yang terjadi
diantara dua orang yang sedang menunggu bis adalah sebuah teks, seperti halnya dengan
kata-kata yang tercetak pada sebuah iklan di majalah juga merupakan bentuk dari teks.
Sedangkan konteks adalah lingkungan dimana teks (ataupun sebagian dari text) berperan
dalam suatu komunikasi.
Seperti yang terlihat dalam definisi teks dan konteks diatas, dalam kedua definisi
tersebut terkandunglah kata situasi
dan kata lingkungan, keduanya mempunyai makna
yang
hampir
mirip.
Hal
ini
menunjukkan bahwa jika kita berbicara mengenai teks dan
konteks, kita tidak dapat jauh-jauh dari lingkungan dan situasi yang ada pada teks dan
konteks tersebut. (Schourup & Cauldwell, 1991)
2.4
Konsep Keterhubungan Katakana Dengan Konteks
Dalam pengantar
CONTENTdm
Katakana
Exercise
Collection
oleh
Reiko
Yamada, disebutkanlah antara lain cara-cara yang sangat mendukung pemahaman akan
penulisan dan pengertian katakana, diantaranya adalah  “katakana should be introduced
in
a
meaningful
context
5 Mei 2006) yang artinya adalah
katakana
seharusnya diperkenalkan dalam konteks
yang bermakna.
Hal
ini
membawa
pengertian bahwa, memang katakana dapat saja diperkenalkan lewat kata per kata secara
langsung, akan tetapi pemelajar akan lebih cepat untuk menangkap makna katakana itu
sendiri  jika  katakana  diperkenalkan  dalam  suatu  konteks  yang  mendukung.  Salah
satunya dalam soal-soal latihan katakana yang sengaja dibuat menjadi grup-grup sesuai
  
16
dengan tema yang ada, seperti kota dan negara, makanan dan hidangan penutup dan lain-
lain (http://www.brown.edu, 5 Mei 2006).
Contoh:
????????????????
Artinya
:
Untuk makan siang, kita makan hamburger yuk.
Seperti juga
dengan konsep
berikut
ini:
“Katakana
is
also
used
to
represent
native  Japense  items  that  are  intended  to  stand  out  in  the  context  in  which  they
occur.“ (http://www.joyo96.org, 7 Mei 2006). Hal ini mempunyai arti bahwa katakana
juga dipakai untuk mewakili kata-kata asli Bahasa Jepang yang bermaksud untuk
ditekankan  dalam  konteks  dimana  kata-kata  itu  ada.  Walau  secara  garis  besar  kita
melihat  dalam  konsep  ini  akan  kegunaan  katakana  sebagai  penekanan,  akan  tetapi
dengan melihat konsep ini kita jadi mengerti, bahwa penulisan katakana tidak akan
terpisah begitu saja dengan konteks dimana katakana itu berada.