7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Analisis Kesalahan Berbahasa
Menurut Parera (1997:98) analisis kesalahan berbahasa merupakan satu tindakan dan
studi
secara
formal
dan
sistematis
untuk mengidentifikasikan
kesulitan-kesulitan,
hambatan-hambatan dan
kendala-kendala
dalam
proses
pembelajaran
bahasa bagi
mereka yang berbeda latar belakang kebahasaan. Melalui analisis kesalahan berbahasa,
dapat
diungkap
berbagai
hal
mengenai
kesalahan berbahasa yang dibuat oleh para
pemelajar bahasa,
yaitu
latar belakang,
sebab kesalahan dan ragam
kesalahan. Tujuan
dari analisis
kesalahan
berbahasa
adalah
meningkatkan
dan
memperbesar
keberhasilan
pembelajaran dan pengajaran berbahasa.
Kesalahan berbahasa sering terjadi karena perbedaan antara
sistem bahasa pertama
atau bahasa ibu pemelajar dengan sistem bahasa kedua atau bahasa asing yang dipelajari.
Menurut
Jack
Richard
dalam Parera
(1997:138-139)
sumber
utama
dari
penyebab
kesalahan bahasa yang dilakukan pemelajar terutama pemelajar yang sedang belajar
bahasa asing yaitu:
1)
Transfer Interlingual
Kesalahan karena transfer interlingual disebabkan karena pengaruh atau
penggunaan unsur atau kaidah bahasa ibu pada bahasa kedua. Pengaruh bahasa ibu
pada bahasa kedua
yang sedang dipelajari merupakan hal
yang sering terjadi pada
tahap permulaan pembelajaran bahasa kedua.
|
8
2)
Transfer Intralingual
Kesalahan transfer intralingual adalah kesalahan yang terjadi dalam bahasa target
itu sendiri (bukan pengaruh dari bahasa lain). Kesalahan ini biasanya berupa:
a. Generalisasi berlebih
Generalisasi
berlebih
meliputi
fakta dan
kebiasaan
dari
pemelajar
bahasa
membentuk bentuk-bentuk yang sama yang ia ketahui dalam bahasa yang sedang
dipelajarinya. Pemelajar bahasa menyamaratakan semua kaidah dalam bahasa
tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesalahan generalisasi berlebih terjadi
karena perasaan serba tahu menempatkan sesuatu.
b. Ketidaktahuan akan batas-batas aturan suatu bahasa
Pemelajar membentuk kalimat atau bentuk bahasa yang lain hanya berdasarkan
analogi. Siswa tidak mengetahui bahwa ada kaidah lain. Jadi ketidaktahuan akan
batas-batas aturan suatu bahasa terjadi karena pemelajar menerapkan suatu
aturan bahasa ke bagian lain atau tidak menggunakan aturan bahasa tersebut.
c. Penerapan kaidah secara tidak lengkap
Jika suatu saat pemelajar menerapkan kaidah secara berlebihan, pada saat
yang
lain pemelajar cenderung tidak lengkap menerapkan kaidah. Hal ini mungkin
disebabkan sikap menghindarkan beban linguistik yang terlalu besar.
2.2 Definisi Doushi dan Sifat Doushi
Masuoka (1993:12) mengemukakan pendapat mengenai sifat doushi, yaitu:
???
?????
????
????
????
???
?????
??
?????????????????? ???? ? ? ????????
??
????
?????????????
|
9
Sifat dasar kata kerja yaitu berfungsi sebagai predikat, dan mempunyai
penggunaan yang berbeda di dalam kalimat.
Iori (2000:364) mengartikan doushi sebagai berikut:
?????
???
?
?
?
?
? ?
??
??
?????
???????? ?????
(
???????
)
????????? ? ?
?
?
?
?
????????????
Doushi (kata kerja) menunjukkan
inti dari suatu kejadian di dalam kalimat
yang
dipakai bersama-sama dengan frasa nominal yang disertai partikel (kakujoshi) atau
disebut sebagai pelengkap.
2.2.1 Jenis-jenis Doushi
Masuoka (1993:12) menggolongkan doushi dari bermacam-macam titik tinjauan
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Doutaidoushi Joutaidoushi (????·????)
Sebagian
besar
dari doushi
menunjukkan
suatu
gerakan disebut
doutai
doushi
contohnya
yaitu aruku (
??
), taoreru (
???
), taosu (
??
), hanasu (
??
), dan
lain-lain. Sedangkan sebagian kecil doushi menunjukkan suatu keadaan disebut
joutai doushi. Di dalam joutai doushi ini menunjukkan arti: 1) kepunyaan seperti aru
(
??
)
dan
iru (
??
); 2) potensial seperti dekiru (
???
); 3) kepentingan seperti
iru
(
??
); 4) berhubungan dengan
ide atau pengertian seperti
kotonaru
(
???
),
chigau (
??
), dan lain-lain.
|
![]() 10
2. Jidoushi Tadoushi (???·???)
Di
dalam
doutai
doushi
dibedakan
lagi
menjadi
jidoushi
dan
tadoushi.
Tadoushi
yaitu kata kerja yang menggunakan pelengkap meishi + partikel wo, sedangkan jidoushi
tidak menggunakan pelengkap meishi + partikel wo. Contoh:
??
a.
??????????
= orang berkumpul
(KNB:13)
??
b.
??????????
= mengumpulkan orang
(KNB:13)
3. Ishidoushi Muishidoushi (
????·?????
)
Ishidoushi
yaitu
doushi
yang menunjukkan aktivitas dari kemauan seseorang,
misalnya aruku (
??
), yomu (
??
), kangaeru (
???
), dan
lain-lain. Sedangkan
muishidoushi bukan kemauan dari orang, misalnya seperti taoreru (
???
), oiru (
?
??
), ushinau (
??
), dan lain-lain.
Doushi ini juga bisa ditambahkan dengan fukushi untuk
menunjukkan ada atau
tidak adanya kemauan. Contoh:
???
??????
?
c.
???????????????????
(KNB:14)
Tarou terlanjur membuang barang-barang berharganya.
???
??
??
d.
????????????????
(KNB:14)
Hanako jatuh dengan sengaja di depan gawang.
|
11
Pada contoh kalimat (c) menunjukkan tidak adanya kemauan Tarou untuk
membuang
barang-barang
berharganya,
sedangkan pada kalimat (d) menunjukkan
adanya kemauan Hanako untuk jatuh di depan gawang.
Selain jenis-jenis doushi diatas Terada Takanao dalam Sudjianto (2004:150)
menambahkan jenis-jenis doushi yang lain yaitu:
1)
Fukugoo doushi (
????
)
Fukugoo doushi adalah doushi
yang terbentuk dari
gabungan dua kata atau
lebih. Misalnya:
e. Hanashiau (
????
) berunding Î
??+??
(PLBJ:151)
f. Chousasuru (
????
)
menyelidiki Î
??+??
(PLBJ:151)
g. Chikayoru (
???
) mendekati Î
???+??
(PLBJ:151)
2)
Haseigo toshite no doushi (
??????
)
Haseigo toshite no doushi adalah doushi
yang
memakai prefiks atau doushi
yang terbentuk dari kelas kata lain dengan cara menambahkan sufiks.
Contohnya:
h. Bunnaguru (
????
) melayangkan tinju (PLBJ:151)
i.
Samugaru (
???
) merasa kedinginan (PLBJ:151)
j.
Asebamu (
???
) berkeringat
3)
Hojo doushi (
????
)
Hojo doushi adalah doushi yang menjadi bunsetsu tambahan. Contohnya:
|
![]() 12
N (
???
?
k.
?????????
(PLBJ:151) l.
????????????
(PLBJ:151)
Di atas meja ada buku.
Di koridor ada sampah yang dibuang.
??
?
m.
?????????
(PLBJ:151) n.
??????????
(PLBJ:151)
Dia ada disana.
Burung terbang di udara.
?????
????
o.
??????? ??????
p.
????????????
(PLBJ:151)
Mendapat boneka lucu dari kakak
Saya belajar matematika dari
Perempuan saya
kakak laki-laki saya
2.3 Definisi Morau dan Kureru
Berikut akan dijelaskan mengenai definisi morau dan kureru.
2.3.1 Definisi Morau
Menurut Ishizawa et.al. (2002: 94) morau adalah kata kerja yang menunjukkan suatu
aktivitas dari sisi orang yang menerima. Di posisi penerima menggunakan kata kerja ini
ketika sedang berbicara, sedangkan dari pihak lawan atau pemberi ditunjukkan dengan
menggunakan
partikel
ni
atau
kara.
Tetapi
apabila
pemberi
bukan
orang
melainkan
suatu organisasi
tidak boleh
menggunakan ni,
tetapi
menggunakan
kara.
Pola
kalimat
kata kerja morau yaitu:
?
)
?(??)?????
q.
??????????????????????
(MNOT: Nama telah dirubah)
Saya menerima coklat dari Karina.
|
![]() 13
Hal ini didukung oleh Ichikawa (2000:194) yang menggambarkan pola morau
sebagai berikut:
???
(??)
???
??·?
??
???
r.
??
(
??
)
????
(NGRS:194)
Saya menerima dari orang.
Dari
kalimat
di
atas
dapat
dilihat
bahwa
subyek
(saya)
menggunakan
joushi
ga
sedangkan obyek menggunakan joushi ni.
Menurut Iori (2000:107) morau adalah kata kerja yang menunjukkan perpindahan
hak milik atau barang dari pihak si penerima (si penerima menjadi subyek). Contoh:
s.
????????????????????
(SONBH:107)
Tuan Tanaka telah memberi saya permen.
t.
?????????????????????
(SONBH:107)
Saya telah menerima permen dari tuan Tanaka.
Kata kerja morau
tidak
mempunyai batasan
keluarga
sebagai
si
penerima, karena
kata kerja ini juga dapat digunakan oleh pihak ketiga atau orang lain. Contoh:
u.
???????????????????????
(SONBH:108)
Nona Maria sepertinya menerima bunga dari tuan John.
2.3.2 Definisi Kureru
Menurut Ishizawa et.al. (2002:224) apabila pembicara memberikan orang
lain
sesuatu
menggunakan kata
kerja
agemasu, tetapi
apabila
orang
lain
memberi
sesuatu
|
![]() 14
kepada pembicara menggunakan kata kerja kuremasu. Apabila pembicara menggunakan
kata kerja agemasu ketika orang lain memberi sesuatu kepada pembicara akan memberi
kesan meninggikan diri. Contoh:
v.
??????????????????????
(MNOT:225, Nama,
kata benda dan kata kerja telah dirubah)
Tuan Satou memberikan saya kartu natal.
Pola kalimat kata kerja kureru yaitu: (
?
)
?
(
?
)
?~?????
w.
??????????????????????
(MNOT:225,
Nama
dan kata benda telah dirubah)
Tuan Satou memberikan saya kartu natal.
Menurut Ishizawa et.al. (2002:226), di dalam pola kalimat
?~?????~??
?????
sebenarnya di
dalam percakapan
????
tidak
digunakan
juga
tidak apa-
apa,
karena
lawan
pembicara
langsung
dapat
mengerti
maksud pembicaraannya,
sehingga
????
biasanya dihilangkan.
Ichikawa (2000:194) juga menggambarkan pola kureru sebagai berikut:
???
(??)
???
??
?
???
x.
(??)??????
(NGRS:194)
Orang memberi saya.
|
15
Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa subyek menggunakan joushi ga sedangkan
obyek (saya) menggunakan joushi ni. Dengan kata lain, dari kalimat diatas dapat ditarik
simpulan bahwa ga sebagai pemarkah subyek, sedangkan ni sebagai pemarkah obyek.
Ichikawa (2000:194) juga menyebutkan bahwa salah satu alasan kesulitan untuk
menggunakan kureru yaitu karena pembicara kurang memahami penggunaan joushi.
Seperti dalam contoh kalimat (r) dan (x) apabila tidak mengerti arti atau fungsi joushi ga
dan ni, maka akan sulit apakah kalimat tersebut menggunakan morau atau kureru.
Menurut
Iori
(2000:107)
kata
kerja kureru digunakan
untuk
menunjukkan
perpindahan hak milik atau barang dari soto (pihak kedua atau pihak ketiga) kepada uchi
(pembicara). Contoh:
y.
???????????????
(SONBH:107)
Tuan Tanaka memberikan saya coklat.
z.
????????????????????
(SONBH:107)
Tuan John sepertinya memberikan nona Maria bunga.
Dari contoh kalimat (z) dapat disimpulkan bahwa Maria merupakan orang dekat si
pembicara sehingga menggunakan kata kerja kureru.
|