8
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam
landasan
teori
ini,
mula-mula
akan
dijelaskan
mengenai
pengertian doushi
(lebih lanjut akan saya sebut dengan kata kerja) dan jenis-jenis kata kerja dalam Bahasa
Jepang. Kemudian akan dijelaskan mengenai hojo doushi (kata kerja penunjang), bentuk
–te beserta perubahan bentuk –te, kata kerja yang dapat dan tidak dapat dikonjugasikan
dengan kata kerja te iku dan te kuru, dan penggunaan kata kerja te iku dan te kuru
sebagai
hojo
doushi.
Dan
karena
penggunaan
kata
kerja te
iku
dan
–te
kuru
yang
menjadi permasalahan dari skripsi ini adalah yang menunjukan perpindahan aktivitas,
maka makna kata kerja te iku dan te kuru yang lainnya akan di bahas secara
umum
saja. Bab 2 ditutup dengan teori penelitian komparatif.
2. 1 Kata Kerja
Kata kerja dalam Bahasa Jepang disebut dengan doushi. Biasanya kata kerja selalu
terletak pada bagian akhir kalimat dan memiliki berbagai macam jenis, seperti jidoushi,
tadoushi, dan hojo doushi.
Dalam penggunaannya, kata kerja mengalami perubahan bentuk yang dalam Bahasa
Jepang disebut
dengan
katsuyou.
Ada enam jenis katsuyou
yang
terdapat
dalam kata
kerja. Dalam skripsi ini akan dijelaskan mengenai perubahan bentuk te yang
nantinya
akan mempermudah kita untuk memahami penggunaan kata kerja te iku dan te kuru.
Kemudian     dilanjutkan     dengan     kata     kerja     apa     saja     yang     tidak     dapat
  
9
digunakan
bersama
dengan
kata kerja
–te
iku
dan
–te kuru. Dan akhirnya
penjelasan
mengenai penggunaan kata kerja te iku dan te kuru.
2.1.1 Pengertian Kata Kerja
Menurut Sutedi (2004:42-43), verba atau doushi yaitu kata kerja yang bisa
berfungsi   menjadi   predikat   dalam   suatu   kalimat,   mengalami   perubahan   bentuk
(katsuyou) dan bisa berdiri sendiri.
??(???)??????????????????????????
????
??
, 25 Maret 2006)
Doushi adalah salah satu jenis kata
yang
menunjukan aktivitas dan keadaan atau
situasi.
2.1.2 Jenis-jenis Kata Kerja
Menurut Sudrajat (2001:20-22), jenis-jenis kata kerja antara lain:
a. Jidoushi (
???
) atau Kata kerja aktif.
Jika subyek aktif
melakukan
aktivitas, yang diikuti dengan kata bantu
?
ga”,
kata kerja ini disebut kata kerja aktif atau jidoushi.
b. Tadoushi (
???
) atau Kata kerja pasif.
Jika orang atau benda menjadi objek suatu aktivitas atau pekerjaan yang diikuti
dengan kata bantu
?
wo”, kata kerja ini disebut kata kerja pasif atau tadoushi.
c. Hojo doushi (
????
)
Yaitu kata kerja formalitas. Contoh:
??
aru”,
??
miru”,
??
iru”,
??
kuru”,
??
iku”,
???
shimau”,
??
oku”, dan
??
yaru”.
  
10
2.1.3 Hojo Doushi
Terada  dalam  Sudjianto  dan  Dahidi  (2004:150-151)  menjelaskan  bahwa  hojo
doushi  adalah kata kerja yang menjadi  bunsetsu  tambahan. Bunsetsu  adalah satuan
bahasa yang
merupakan bagian-bagian kalimat. Dengan kata
lain, hojo doushi
adalah
kata
kerja yang menerangkan kata kerja yang berada di depannya. Menurut
Uraian3,
18
Agustus
2006,
Hojo
doushi
dalam Bahasa
Indonesia disebut dengan kata kerja penunjang (auxiliary verb),
yaitu
salah satu
jenis
kata kerja yang tidak mempunyai arti pokok, yang menunjukkan fungsi gramatikal.
Perhatikanlah contoh kalimat
yang dikutip dari Sudjianto dan Dahidi (2004:151-
152) berikut ini.
1.  
?????????
“Di atas meja ada buku.”
2.  
????????
“Dia ada di sana.”
3.  
?????????????
“(Saya) mendapat boneka dari kakak perempuan saya.”
4.  
????????????
“Di koridor ada sampah yang dibuang.”
5.  
??????????
“Burung terbang di langit.”
6.  
????????????
“(Saya) belajar matematika dari kakak laki-laki saya.”
Verba-verba aru, iru, dan morau yang dipakai pada kalimat-kalimat (1), (2),
dan (3) dengan sendirinya dapat menjadi predikat, dan merupakan verba dasar
yang menyatakan suatu aktivitas atau eksistensi. Sebaliknya, bagian penting
predikat pada kalimat-kalimat (4), (5), dan (6) adalah verba-verba sutete, tonde,
dan
oshiete,
sedangkan
verba-verba
aru,
iru dan morau
pada
kalimat-kalimat
tersebut berfungsi membantu verba-verba yang ada pada bagian sebelumnya itu
dan menjadi bagian dari predikat sebagaimana halnya fuzokugo. Dengan kata lain,
predikat pada
masing-masing kalimat
tersebut adalah sutete aru, tonde iru, dan
oshiete morau, kata-kata yang berfungsi seperti aru, iru, dan morau seperti inilah
yang disebut hojo doushi.
  
11
Kata kerja te iku dan te kuru yang akan dianalisis dalam skripsi ini termasuk ke
dalam jenis hojo doushi.
2.1.4 Perubahan Kata Kerja
Dalam penggunaannya di dalam kalimat kata kerja mengalami perubahan bentuk.
Menurut 
???
,  30 
Maret 
2006, 
macam-macam 
bentuk
perubahan
kata
kerja
ada
enam jenis,
yaitu mizenkei,
renyoukei,
shuushikei,
rentaikei,
kateikei, dan meireikei. Dalam http://ja.wikipedia.org,
??
,
30
Maret
2006
dijelaskan
lebih lanjut mengenai katsuyoukei, yaitu:
a.  
???
mizenkei  adalah perubahan kata kerja yang diikuti dengan bentuk
penyangkalan  (
-??
),  pasif  atau  kemungkinan  (
-??·-???
),
menyuruh (
-??·-???
), dan keinginan atau ajakan (
??
).
b.  
???
renyoukei  adalah perubahan kata kerja yang diikuti dengan bentuk
lampau  (
-?·-?
),  (
-?
),  dan  (
-??
)  yang  menunjukan  sedang
berlangsung dan telah selesainya suatu aktivitas.
c.  
???
shuushikei adalah perubahan kata kerja
yang
menyatakan akhir kalimat
yang diikuti dengan bentuk kamus atau bentuk dasar.
d.   ??? rentaikei adalah perubahan kata kerja yang diikuti dengan kata substansi
(benda) atau taigen.
e.  
???
kateikei adalah perubahan kata kerja yang diikuti dengan bentuk (
-?
)
untuk menyatakan perumapamaan atau pengandaian.
f.
???
meireikei adalah perubahan kata kerja yang menunjukan makna perintah
atau imperative.
  
12
Setelah mengetahui jenis-jenis perubahan kata kerja, berikutnya akan dijelaskan
mengenai
perubahan
bentuk
–te supaya
kita
dapat
mengetahui
fungsi,
aturan
perubahannya, dan penggunaannya terutama dalam hubungannya dengan kata kerja te
iku dan –te kuru.
2.1.5 Bentuk Te
Menurut
Tanaka
(2000:
94),
kata
kerja
yang
berakhiran
?
te
atau
?
de
disebut dengan
??
(Bentuk te). Dan dalam http://japan-studies.com, Ren'youkei + te,
3
Mei
2006, dipaparkan
lebih
dalam mengenai
bentuk
–te. Renyoukei
yang
digabung
dengan bentuk te biasanya digunakan untuk mengkonjugasikan kata kerja dengan kata
sifat, dan membuat anak kalimat. Contoh:
7.  
??????????
‘(Saya) berendam dalam ofuro lalu tertidur.’
8.  
??????????????
‘(Saya) makan sushi dan minum sake.’
9.  
????????????
‘Harga mobil begitu mahal (jadi saya) tidak membelinya.’
Renyoukei yang digabung dengan bentuk –te merupakan salah satu bentuk
gramatika
yang
sangat
umum
dalam
Bahasa Jepang,
dan
dapat
digunakan
bersama
dengan 
beberapa 
partikel 
dan 
kata 
kerja 
yang 
membentuk 
arti 
sendiri. 
Dalam
http://japan-studies.com, Ren'youkei + te, 3 Mei 2006, juga menyebutkan kombinasi
bentuk te dengan beberapa partikel antara
lain adalah te kara, -te wa, dan   te mo,
sedangkan
kombinasi
bentuk
–te
dengan beberapa
kata
kerja
antara
lain
adalah   te
  
13
ageru, -te aru, 
-te iru, -te itadaku, -te iku, -te kuru, -te inai, -te oku, -te kudasaru, -te
kureru, -te shimau, -te nai, -te hoshii, -te miru, -te morau, -te yaru, dan lainnya.
2.1.5.1 Makna Penggunaan Bentuk Te
Dalam http://homepage3.nifty.com, ??????[2]???·?????
??????????
, 25 Maret 2006 disebutkan makna dari penggunaan bentuk te,
antara lain:
a.   ?? rekkyo (aktivitas yang dilakukan satu per satu)
Adalah  penggunaan  bentuk  te yang  menyerupai  penggunaan
?~??? 
~???
yang berfungsi untuk menyebutkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan.
Jadi aktivitas di kalimat
pertama
dengan kalimat berikutnya sama
sekali tidak
memberikan pengaruh apa pun. Contoh:
10.
??1?????????????????????????
‘Jika (saya) mempunyai uang sebanyak satu triliun, (saya) akan membangun
rumah, membeli mobil dan jalan-jalan ke luar negri.’
11.
??????????????????????
‘Di liburan musim panas, (saya) mendaki gunung fuji dan kerja sambilan.’
b.  
????
junjidousa (urutan aktivitas)
Adalah penggunaan bentuk te untuk menunjukan urutan dari beberapa aktivitas.
Contoh:
12.
?????????????????????????
‘Pagi hari (saya) bangun tidur, mencuci muka, sarapan, (kemudian) pergi ke
sekolah.’
  
14
13. ??? 9 ?????????4?30????????
‘Sekolah dimulai pukul sembilan, (kemudian) selesai pada pukul empat lebih
tiga puluh menit.’
c.  
??
joutai (situasi)
Adalah penggunaan bentuk te yang
menunjukan setelah dilakukannya aktivitas
pada   kalimat   pertama,   maka   dilanjutkan   dengan   aktivitas   pada   kalimat
berikutnya. Terkadang memiliki arti ?~????atau sambil. Contoh:
14.
?????????
‘(Saya) berbicara (sambil) melipat tangan.’
15. ??????????
‘(Ia) mencukur kumis(nya) sambil berkaca.’
16.
??????????????
‘(Ia) mengantarkan kepergian teman(nya) sambil melambaikan tangan(nya).’
d.  
??·??
shudan / houhou (alat atau cara)
Adalah penggunaan bentuk te yang
aktivitas kalimat pertamanya
menyatakan
cara terjadinya atau melakukan aktivitas kalimat berikutnya. Contoh:
17.
????????????
‘(Saya) menggunakan pisau untuk memotong daging.’
18.
????????????????
‘Dia meloncat jatuh dari atap lalu meninggal.’
  
15
19. ??????????????????
‘Mari (kita) masuk ke universitas yang bagus, (dengan cara) belajar sungguh-
sungguh.’
e.  
??·??
gen’in / riyuu (penyebab atau alasan)
Adalah penggunaan bentuk te yang menyatakan sebab atau akibat dari aktivitas
kalimat pertama. Contoh:
20.
??????????????
‘Ia meninggal (karena) terjatuh dari atap.’
21.
???????????????????????
‘(Ia) bisa
masuk ke universitas yang bagus (karena) belajar dengan sunguh-
sungguh.’
22.
???????
‘(Ia) kabur (karena) terkejut.’
f.
??
naiyou (isi)
Adalah  penggunaan  bentuk  te yang  menyatakan  aktivitas  yang  dilakukan
terlebih dulu pada kalimat pertama, dan kalimat berikutnya dapat menggantikan
makna dan posisi dari kalimat pertama. Contoh:
23.
????????????????????
‘Anak sekolah itu membantu orang tuanya (dengan cara) menjual pakaian.
24.
??????????????????
‘Dia 
mengkhianati  temannya 
(dengan 
cara) 
menjual 
informasi 
kepada
musuh.’
  
16
2.1.5.2 Perubahan Bentuk Te
Cara
merubah
kata
kerja
bentuk -te
tergantung
dari
kelompok
kata
kerjanya
masing-masing.
Tanaka (2001:116) mengelompokkan perubahan
kata kerja bentuk te
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perubahan Bentuk -Te
???
??
??
Kata kerja kelompok I:
V + ki + masu Æ V + ite
V + mi + masu Æ V + nde
V + bi + masu Æ V + nde
V + i + masu Æ V + tte
V + chi + masu Æ V + tte
V + ri + masu Æ V + tte
V + gi + masu Æ V + ide
* Pengecualian untuk
????
ikimasu “pergi”.
????
kakimasu
???
kaite
“menulis”
* ???? ikimasu
??? itte
“pergi”
?????
isogimasu
????
isoide
“bergegas”
????
nomimasu
???
nonde
“minum”
????
yobimasu
???
yonde
“memanggil”
?????
kaerimasu
????
kaette
“pulang”
????
kaimasu
???
katte
“membeli”
???? machimasu
??? matte
“menunggu”
????
kashimasu
???
kashite
“meminjamkan”
Kata kerja kelompok II:
V + masu Æ V + te
???? tabemasu
??? tabete
“memakan”
???
nemasu
??
nete
“tidur”
????
okimasu
???
okite
“bangun”
????
karimasu
???
karite
“meminjam”
???
mimasu
??
mite
“melihat”
???
imasu
??
ite
“ada (mahluk hidup)”
Kata kerja kelompok III:
V + masu Æ V + te
???
kimasu
??
kite
“datang”
???
shimasu
??
shite
(melakukan suatu
aktivitas)
??????
sanposhimasu
?????
sanposhite
“berjalan-jalan”
  
17
2.2 Kata Kerja -Te Iku dan Te Kuru
Seperti
yang telah kita ketahui,
??
kuru dan
??
iku mempunyai arti “datang”
dan
“pergi”
Namun ketika
kata kerja tersebut digunakan
setelah
bentuk
–te,
mereka
tidak 
hanya 
memiliki 
arti 
perpindahan 
tempat 
saja, 
tetapi 
juga 
mempunyai  arti
perubahan waktu. McGloin (1989:34-37), menjelaskan fungsi kata kerja te iku dan te
kuru secara umum sebagai berikut.
Kata kerja te kuru dan te iku
sering digunakan sebagai bentuk kata kerja bantu
untuk menunjukan bagaimana sebuah kejadian atau perbuatan berhubungan dengan
pembicara dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dapat dimengerti dengan memperhatikan
kalimat-kalimat di bawah ini.
25.
????????
(McGloin, ASGJG, 35-36)
I have eaten (before I came).
‘(Saya) datang setelah (saya) makan’.
26.
?????????
(McGloin, ASGJG, 35-36)
I ate (before I went).
‘(Saya) makan sebelum (saya) datang’.
Kata kerja te
kuru
dan
–te
iku
juga
digunakan
bersama
dengan kata
kerja
yang
menunjukan proses, transisi atau perubahan terus-menerus, dan menunjukan bagaimana
sebuah perubahan berhubungan dengan pembicara dalam waktu tertentu. Contoh:
27.
?????????????
(McGloin, ASGJG, 35-36)
It has begun to change rapidly.
‘Keadaan telah mulai berubah dengan cepat.’
  
18
28.
???????????????
(McGloin, ASGJG, 35-36)
It will continue to change rapidly.
‘Keadaan akan terus berubah dengan cepat.’
Pada kalimat (26), pembicara melihat kembali perubahan yang telah terjadi.
Sedangkan
pada
kalimat
(27),
perubahan baru
akan
terjadi.
Chino
(1996:117),
menambahkan bahwa kata kerja te iku dan te kuru yang memiliki makna transisi atau
perubahan (gradual change) biasanya ditulis dengan huruf Hiragana.
Menurut Iori (2002:116-120), Sebagai hojo doushi, hal-hal yang
harus diperhatikan
dalam  penggunaan  kata  kerja 
????
dan
????
secara  tata  bahasa  sangatlah
penting. Secara
gramatika
Bahasa Jepang adalah bahasa yang
memiliki kecenderungan
kuat dalam menunjukan
hubungan posisi sudut pandang pembicara, berdasarkan
waktu
ataupun arah perpindahan tempat dari suatu aktivitas. Tetapi kata kerja te iku dan te
kuru memegang peranan yang penting, lebih dari sekedar untuk menunjukan hubungan
posisi sudut pandang pembicara saja.
Pada dasarnya kata kerja te iku dan te kuru memiliki cara penggunaan dalam arti
yang
berlawanan,
yaitu
kata
kerja te
iku digunakan untuk menunjukan aktivitas
perpindahan yang menjauh dari posisi atau tempat pembicara, sedangkan kata kerja te
kuru digunakan
untuk
menunjukan aktivitas perpindahan
yang
mulanya
menjauh dari
posisi pembicara dan kemudian kembali lagi ke tempat
pembicara setelah selesai
melakukan aktivitas.
Dari dua pendapat di atas, terlihat jelas bahwa penggunaan kata kerja te iku dan -te
kuru memiliki dua makna, yaitu:
  
19
a.   Menyatakan perpindahan aktivitas, dan
b.   Menunjukan perubahan waktu.
Di atas telah dijelaskan
mengenai penggunaan kata kerja te iku dan te kuru baik
berdasarkan  perpindahan  tempat  ataupun 
sebagai  perubahan 
waktu.  Namun 
yang
menjadi
topik
di
skripsi
ini
adalah
penggunaan
kata
kerja te
iku
dan
–te
kuru
berdasarkan perpindahan tempat, karena itu untuk penggunaan kata kerja te iku dan te
kuru sebagai perubahan waktu akan dijelaskan secara umum dalam skripsi ini.
Berikutnya akan dijelaskan mengenai kata kerja yang dapat dan tidak dapat
dikonjugasikan dengan kata kerja te iku dan te kuru serta cara penggunaan kata kerja
–te iku dan –te kuru.
2.2.1
Kata
Kerja
yang
Dapat
Dikonjugasikan
dengan
Kata
Kerja
–Te
Iku
dan
–Te Kuru
Sebagian besar kata kerja dapat dikonjugasikan dengan kata kerja te iku dan te
kuru, namun tidak semua kata kerja dapat digunakan bersama dengan kata kerja –te iku
dan
–te
kuru.
Dalam
??????
[3]????
?~???·~???????(???????)
,
25 Maret
2006,
dijelaskan
mengenai kata-kata kerja yang dapat digunakan bersama dengan kata kerja te iku dan
–te kuru sebagai hojo doushi. Yang termasuk ke dalam kata kerja tersebut antara lain.
a.   Kata kerja
yang menunjukan proses perubahan. Kata kerja
ini dapat digunakan
bersama kata kerja -te iku maupun te kuru.
Contoh:
???
fueru “bertambah”,
??
heru
“berkurang”,
??
futoru “jadi
gemuk”,
???
yaseru “jadi kurus”, dan lain-lain.
  
20
b.   Kata kerja yang menunjukan proses munculnya atau proses hilangnya sesuatu.
(a).  Kata  kerja 
yang 
biasa  dipakai 
bersama 
dengan 
kata  kerja 
-te 
kuru
(menunjukan proses munculnya sesuatu):
????, ???, ?????, dan lain-lain.
(b).   Kata   kerja   yang   biasa   dipakai   bersama   dengan   kata   kerja 
-te   iku
(menunjukan proses hilangnya sesuatu):
???
,
???
,
??
,
??
, dan lain-lain.
c. 
Kata kerja
yang
menunjukan
kelanjutan
dari
suatu
waktu atau
sampai
waktu
tertentu. Kata kerja
ini dapat dikonjugasikan dengan kata kerja te iku dan te
kuru. Contoh:
(a) Kata   kerja  
yang  
menunjukan  
makna   perubahan   (berkembang   atau
bertumbuh) dalam jangka waktu yang panjang, yaitu
???
,
????
,
dan
lainnya.
(b) Kata kerja
yang
menunjukan
makna
perubahan dalam
jangka
waktu
yang
pendek, yaitu
??
,
???
, dan lainnya. Dapat juga digunakan dengan kata
kerja
-???
atau
-???
.
d.   Kata kerja
yang
menunjukan efek atau
fungsi dari suatu aktivitas. Hanya dapat
dikonjugasikan dengan kata kerja -te kuru, contoh:
??
,
????
,
???
,
???
, dan lain-lain.
Agar 
lebih 
mudah 
memahami 
kata 
kerja  yang  dapat  dan  tidak  dapat
dikonjugasikan dengan kata kerja te iku dan te kuru yang telah dijelaskan di atas, saya
telah menyertakan tabel kata kerja yang dapat dikonjugasikan dengan kata kerja te iku
dan te kuru pada lampiran skripsi ini.
  
a
Kerja
-Te Iku
aJn
http://homepage3.nifty.com, Japanese Lesson-tekuruJ-teiku, 3
Mei
2006,
'llebih !anjut mengenai kata kerja
-te
iku.
Untuk menyarnpaikan perpindahan si
a
menuju
ke
tempat
si
pendengar
diikuti
dengan
aktivitas
yang
dilakukan
si
a, dalam Bahasa Inggris digunakan kata kerja
"come"
sedangkan dalarn Bahasa
gunakan kata kerja
"-te iku".
Contoh:
'Saya
pergi mengirim barang di kantor pos.'
'A
yo (kita) pergi r:1inum
kopi.'
'(Saya) pergi berjalan knki ke sekolah.'
r
2.1 Contoh  Perpiml.ahan
Akt:ivitas Kata Kerja
-TeJku
pac:la 
Kaiimat 29
(2)
L_-=J
bar di 
ha!aman sebelumnya menunjukan aktivitas berikut: (a) Subjek pergi ke
,
(b) Subjek mengirimkan barang di 
kantor
po:,.
n  menunjukan
perpindahan
aktivitas,
kata
ke ja
-te 
iku
juga
memiliki  arti
atau
transisi
(gradual
change).
Cara
penggunaan
kata
kerja -te
iku  yang
an 
perubahan  atau
transisi  biasanya
ditulis
dengan  huruf  Hiragana.
Makna
21
  
t
i]l
  
22
penggunaan
kata
kerja
–te
iku yang
menunjukan
transisi
akan
lebih
mudah
dipahami
dalam Bahasa Inggris. Sebagai contoh:
32.
??????????????
(I have been and) will continue to do it by myself.
‘Mulai sekarang pun (saya) akan tetap melakukan(nya) sendirian.’
33.
??????????????????
(I have been and) will continue to protect nature.
‘Mulai sekarang pun (saya) ingin tetap menjaga lingkungan hidup.’
34.
????????
It is will get cold.
‘(Udaranya) menjadi dingin.’
Meskipun
kata kerja te
iku
memiliki
dua
makna
dalam penggunaannya,
dalam
skripsi
ini
yang akan dibahas lebih dalam
mengenai
makna penggunaan kata kerja te
iku yang menunjukan perpindahan aktivitas saja.
2.2.3 Kata Kerja -Te Kuru
Sama seperti kata kerja te iku yang telah dijelaskan sebelumnya, kata kerja te
kuru
juga
memiliki
dua
makna
dalam penggunaannya,
yaitu
yang
menunjukan
perpindahan aktivitas atau transisi (gradual change).
Menurut
Tanaka
(2001:110-111),
penggunaan
kata kerja
-te
kuru
menunjukan
arti
“pergi
ke
suatu
tempat,
melakukan
suatu kegiatan, dan kemudian kembali lagi”.
Pada
kata
kerja
–te
kuru terdapat tiga aktivitas yang terjadi,
yaitu subyek
pergi
menuju ke suatu tempat, melakukan aktivitas, dan
kembali ke tempat asal. Untuk
menyatakan tempat berlangsungnya kegiatan, biasanya digunakan
?
de”, tetapi apabila
  
!III    
Ba-----------------··--
erja -Te lku
Lesson-tekuru/-teiku, 
3
Mei
2006,
bih
lanjut rnengenai kata kerja
-te
iku.
Cntuk
menyarnpaikan perpindahan si
enuju
ke 
ternpat
si 
pendengar
diikuti
dengan
aktivitas
yang
dilakukan  si
a!am Bahasa Inggris digunakan kata kerja
"come" 
sedangkan dalam Bahasa
akan kata keija
"-te
iku".
Contoh:
aya
pergi mengirim barang di
kantor pas.'
yo (kita) pergi minum kopi.'
Saya)
pergi beijalan kaki ke
sekolah.'
]
Contoh Perpindahan
Aktivitas Kata Kerja
-Te
Iku
pada K:al.imat 29
di
halama.TJ  sebelurr,nya menunjukan
aktivitas
berikut: (a) Subjek pergi ke
)
Subjek mengirimkan barang di  kantor
pas.
menunjukan
perpindahan
aktivitas,
kata
kerja
--te 
iku  juga
memiliki
arti
u   transisi
(gradual 
change).
Cara
penggunaan
kata
keija
-te 
iku 
yang
perubahan
atau  tra.'1sisi  
biasanya
ditulis
dengan  huruf
Hiragana.
Makna
21
  
24
Sedangkan contoh penggunaan kata kerja te kuru yang menunjukan perubahan
atau transisi (gradual change) akan lebih mudah dipahami dalam Bahasa Inggris. Cara
penggunaan  kata  kerja  te  kuru
yang  menunjukan  perubahan  atau  transisi  biasanya
ditulis dengan huruf Hiragana. Sebagai contoh:
38.
??????????????????
(Until now) she has brought up her child by herself.
‘Dia sampai sekarang telah merawat anaknya sendirian.’
39.
?????????
It is getting hot.
‘(Udaranya) menjadi semakin panas.’
Setelah dipaparkan
penjelasan
cara
penggunaan kata
kerja te iku
dan
–te kuru,
selanjutnya saya akan memaparkan tentang penelitian komparatif.
2.3 Penelitian Komparatif
Menurut Sudaryanto (1992:63),
Istilah komparatif
sudah
menyarankan
kepada
cara
kerjanya
yang
membandingkan
data satu dengan data lainnya. Hanya, perlu diingat bahwa setiap kerja penelitian
yang  menghendaki  hasil  tertentu  dalam  setiap  langkahnya  selalu  harus  bekerja
dengan cara pembandingan atau menggunakan hubungan banding, karena hanya
dengan cara pembandingan atau hubungan banding
itulah
dapat
diketahui
ada
tidaknya hubungan kesamaan dan perbedaan fenomen-fenomen penggunaan bahasa
yang ada diatur oleh asas-asas tertentu itu.
Comparative Research, 18 Agustus 2006, tertulis
bahwa,
penelitian
komparatif,
secara
sederhananya,
adalah
kegiatan
membandingkan
dua variabel atau lebih dengan tujuan mengetahui sesuatu dari satu atau semua variabel
yang dibandingkan. Ada banyak metode umum yang sering digunakan bersama dengan
  
25
penelitian komparatif. Tetapi, lebih disarankan
untuk menggunakan analisis kuantitatif
daripada 
analisis 
kualitatif,  dan 
hal 
ini 
dapat 
dilihat  dari 
banyaknya 
penelitian
komparatif
yang
menggunakan
data
kuantitatif. Seperti penelitian Esping-Anderson
mengenai
sistem ekonomi
sosial
(social
welfare
system).
Mereka
menyadari
bahwa
masyarakat terdiri dari beberapa sistem
sosial yang berbeda. Hal ini
dapat dilihat dari
banyaknya
harta
benda
dan
uang
yang
mereka
miliki. Hal
terpenting
yang perlu
diperhatikan dari penelitian komparatif adalah ruang dan waktu (spatial and historical
comparative model). Harus dituliskan dengan jelas batasan ruang dan waktu dari
penelitian komparatif. Hal ini untuk menunjukan kevalidasian dari penelitian tersebut.
Demikian   teori-teori   yang   digunakan   dalam   skripsi   ini.   Berikutnya   akan
dipaparkan
analisis
mengenai
kemampuan mahasiswa
semester
VI
dan
VIII
dalam
menggunakan kata kerja te
iku dan –te kuru yang menunjukan perpindahan aktivitas
jurusan sastra Jepang Universitas Bina Nusantara tahun ajaran 2005-2006 di Bab 3.