BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Network
Apakah network itu? menurut William Stallings (2004, p.10), network adalah :
Teknologi
dan
arsitektur
yang
digunakan
dalam komunikasi
dari
2
alat
komunikasi atau lebih
Sejarah penciptaan network (jaringan) dimulai pada tahun 1791 ketika perancis
pertama
kali
menciptakan
sebuah
jaringan telegraf optik. Era komunikasi
berikutnya ditandai dengan ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell pada
tahun 1876 dan penemuan kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) pertama oleh John
Carty
pada
tahun
1881. Setelah
terjadinya Perang Dunia I, teknologi komunikasi
mulai
mengalami
kemajuan
yang signifikan.
Pada
tahun
1960, teknik
multiplexing
yang
disebut
dengan
Time
Division
Multiplexing
ditemukan,
dan
yang
menandai
awal revolusi komunikasi data adalah dengan penciptaan Advanced Research
Projects Agency Network (ARPANET) pada tahun 1970.
Pada perkembangan berikutnya, sebuah jaringan yang digunakan untuk
komunikasi data diklasifikasikan ke dalam 2 kategori besar, yakni Wide Area
Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) lebih
lanjut akan dijelaskan kedua
kategori ini.
8
|
![]() 9
2.1.1 Network Device
Hub
Adalah jenis
titik koneksi
umum
untuk perangkat dalam
sebuah jaringan.
Hub biasa digunakan untuk menghubungkan segmen dari sebuah LAN. Sebuah
hub mempunyai beberapa port, ketika sebuah paket tiba pada salah satu port,
maka paket
tersebut
akan dikirimkan pada
semua
port,
sehingga
data dapat
dilihat oleh setiap perangkat yang terhubung pada hub.
Gambar 2.1 Sebuah Hub
(Sumber: www.linksys.com)
Switch
Adalah sebuah perangkat yang menyaring dan meneruskan paket data
antara segmen LAN. Switch beroperasi pada data link layer (layer kedua dari 7
OSI Layer) dan terkadang network layer (layer ketiga dari 7
OSI layer) dan
mendukung semua protokol paket data.
|
![]() 10
Gambar 2.2 Tiga Buah Switch
(Sumber: www.micronet.com)
Router
Adalah sebuah perangkat yang meneruskan paket data pada jaringan.
Sebuah router terhubung paling tidak pada dua jaringan, biasanya dua LAN atau
WAN atau sebuah LAN dengan jaringan ISPnya.
Router
terletak pada gateway,
tempat dimana dua atau lebih jaringan terhubung.
Gambar 2.3. Sebuah Router Cisco
(Sumber: www.cisco.com)
|
![]() 11
2.1.2 Local Area Network (LAN)
Gambar 2.4. LAN
(Sumber: www.webopedia.com)
Sebuah LAN adalah sebuah jaringan yang terdiri atas banyak device yang
saling berhubungan dan menyediakan sebuah cara untuk pertukaran informasi antara
device-device tersebut. Perbedaaan utamanya dengan WAN adalah :
1.
Cakupan
LAN
lebih
kecil,
biasanya
hanya
berkisar
pada
satu
bangunan
atau beberapa bangunan dalam satu cluster. Perbedaan geografis ini pada
akhirnya membuat pendekatan teknis pada LAN berbeda dari WAN.
|
12
2.
Umumnya LAN dimiliki oleh sebuah organisasi yang sama yang memiliki
device-device yang
saling
berhubungan
tersebut.
Pada WAN, biasanya
tidak seluruhnya aset dari jaringan WAN tersebut
dimiliki
oleh
satu
organisasi. Ini
memiliki 2
implikasi, Pertama, ketelitian harus digunakan
dalam pemilihan
LAN,
karena
mungkin
akan
ada
investasi
modal
yang
cukup besar ( dibandingkan dengan dial up atau sewa untuk WAN) untuk
pembelian dan perawatan. Kedua, tanggung jawab manajemen jaringan
LAN sepenuhnya ada pada tangan pengguna.
3.
Tingkat data internal pada LAN biasanya jauh lebih besar dari WAN.
LAN
memiliki banyak konfigurasi yang
berbeda-beda.
Yang
paling
umum
adalah
switched
LAN
dan wireless LAN. Switched
LAN
yang paling
umum adalah
switched ethernet LAN, yang biasanya terdiri dari beberapa switch dengan sejumlah
device yang terhubung kepadanya, atau sejumlah switch-switch yang saling
berhubungan.
Wireless LAN
menggunakan
beberapa
variasi
dari
teknologi
dan
organisasi transmisi wireless.
2.1.3 Wide Area Network (WAN)
WAN adalah jaringan komunikasi data yang mencakup sebuah area geografis
yang
luas,
transmisinya
bergantung
oleh
medium pembawa
berskala besar.
Secara
umum, WAN terdiri atas beberapa switching node yang
saling terhubung satu sama
lain. Transmisi dari salah satu device akan dipetakan (routed)
melalui node internal
ini ke device yang dituju. Node-node ini sama sekali tidak berhubungan dengan
isi
|
![]() 13
dari sebuah data, tujuan
mereka adalah menyediakan fasilitas
switching
yang akan
memindahkan data dari node ke node hingga akhirnya mencapai tujuan.
Gambar 2.5 Ilustrasi Sederhana WAN
(Sumber: www.more.net)
Secara tradisional, WAN biasanya
diimplementasikan
dengan
menggunakan
salah satu dari 2 teknologi, yakni : circuit switching dan packet switching dan pada
perkembangannya
peran
utama
kemudian
dipegang
oleh frame
relay dan
Asynchronous Transfer Mode (ATM).
Circuit Switching
Dalam sebuah jaringan yang bersifat circuit switching, sebuah jalur
komunikasi yang bersifat dedicated dibentuk di antara 2 stasiun melalui node-node
|
![]() 14
dalam jaringan. Jalur tersebut adalah merupakan sambungan
fisik yang saling
bersambung (sequential link) antara node.
Gambar 2.6 Circuit Switching
(Sumber: www.cisco.com)
Pada
tiap
sambungan
(link),
sebuah
kanal logical
digunakan
untuk
setiap
koneksi, data yang dihasilkan oleh stasiun
sumber ditransmisikan melalui jalur ini
sebanyak mungkin. Pada setiap node, data yang masuk kemudian di routed atau di
switch ke kanal keluaran yang sesuai tanpa adanya delay. Contoh umum dari circuit
switching adalah jaringan telpon.
Packet Switching
Pendekatan
lain
yang berbeda
digunakan
pada jaringan
yang bersifat packet
switching. Pada
kasus
ini,
tidak
diperlukan
adanya
suatu
jalur yang
bersifat
dedicated. Data dikirim dalam pecahan kecil yang saling berhubungan, yang disebut
packet
|
![]() 15
Gambar 2.7 Packet Switchinq
(Sumber: www.networkdictionary.com)
Tiap
packet diteruskan
oleh
jaringan
dari
node
ke
node
melalui
jalur
yang
menghubungkan ke tujuan. Pada tiap node, keseluruhan
packet
diterima, disimpan
secara singkat, dan kemudian ditransmisikan ke node berikutnya. Penggunaan packet
switching
secara
umum
biasanya
dilakukan pada
komunikasi
terminal
dengan
komputer, atau komputer dengan komputer.
Frame Relay
Packet switching dibuat pada saat dimana
fasilitas transmisi digital jarak jauh
mempunyai tingkat kesalahan (error rate) yang lebih tinggi daripada fasilitas zaman
sekarang.
Sebagai
hasilnya,
tingkat overhead
yang
cukup
besar
disertakan
dalam
skema packet switching, sebagai kompensasi dari error rate yang tinggi. Overhead
|
![]() 16
ini adalah bit-bit tambahan dalam packet yang berfungsi sebagai salah satu sistem
deteksi dan pemulihan dari kesalahan dalam pengiriman packet.
Gambar 2.8 Frame Relay
(Sumber: www.schoolsonline.org)
Dengan sistem telekomunikasi
modern
yang berkecepatan tinggi, sebuah
teknik
baru
dibuat
yang
kemudian
disebut frame
relay.
Teknik
packet
switching
didesain dengan tingkat data hanya sebesar 64 Kbps, sedangkan jaringan frame relay
didesain untuk beroperasi pada tingkat data sebesar 2 Mbps. Kunci dari pencapaian
tingkat data yang tinggi ini adalah menghapus
overhead yang
biasanya digunakan
dalam kendali kesalahan (error control).
Asynchronous Transfer Mode (ATM)
Asynchronous Transfer Mode (ATM), sering kali disebut juga sebagai cell
relay.
Perbedaan
utamanya dengan
frame relay
adalah
pada
panjang
packet
nya
yang tetap, sementara panjang packet frame relay bersifat variatif.
|
![]() 17
Gambar 2.9 ATM
(Sumber: www.pentagon.gov.us)
Dengan penggunaan panjang packet yang fixed, tingkat overhead menjadi lebih
rendah.
Hasilnya adalah penggunaan
ATM
untuk
kecepatan
antara
10
hingga
100
Mbps dan bahkan pada tingkat Gbps.
2.1.4 MetropolitanArea Network (MAN)
MAN
adalah
level
pertengahan
di
antara WAN
dan
LAN.
MAN
diciptakan
sebagai
hasil
dari
kesadaran bahwa teknik
tradisional point-to-point dan switched
network yang digunakan di WAN mungkin tidak cukup
untuk kebutuhan organisasi
yang kian
berkembang.
Sementara ATM dan Frame
Relay menjanjikan
kecepatan
yang tinggi, akan tetapi biaya yang dikeluarkan cukup signifikan
|
![]() 18
Gambar 2.10 MAN
(Sumber: www.cisco.com)
Timbul
suatu
keperluan network pribadi dan
umum dengan
kecepatan
yang
tinggi dan biaya yang rendah bagi sebuah wilayah yang besar. Pendekatan-
pendekatan untuk kebutuhan ini telah diimplementasikan, di antaranya adalah
wireless network.
2.1.5 Network Topology
Menurut William Stallings (2004.p.813), network topology (topologi jaringan)
adalah
cara
konfigurasi
dan
pengaturan
fasilitas
transmisi
dan
device
yang
|
![]() 19
tersambung ke dalam suatu network. Terdapat beberapa topologi umum dalam
pengaturan network, beberapa di antaranya :
Bus Topology
Gambar 2.11 Bus Topology
(Sumber: www.delmar.edu)
Topologi
bus
dikarakterisasikan
dengan penggunaan
media multi
point.
pada
topologi ini, semua stasiun tersambung dengan menggunakan suatu antarmuka
piranti keras yang disebut dengan nama tap, secara langsung kepada
medium
transportasi linear, atau dikenal dengan nama bus. Operasi full duplex antara stasiun
dan tap memungkinkan data untuk ditransmisikan ke dalam bus dan menerima data
yang ditransmisikan melalui bus. Semua transmisi yang dilakukan oleh satu stasiun
akan disebarkan ke seluruh jaringan dan dapat diterima oleh semua stasiun lainnya.
Pada
tiap
ujung
dari bus
ada
sebuah
terminator,
yang
menyerap
semua
sinyal,
menghapusnya dari bus.
|
![]() 20
Tree Toplogy
Topologi ini adalah generalisasi dari topologi bus. Media transmisinya adalah
kabel bercabang
tanpa loop yang
tertutup. Titik tree dimulai dari sebuah titik
yang
disebut
head-end.
Satu
kabel
atau
lebih
dimulai
dari head-end,
dan
tiap
kabel
ini
mungkin memiliki cabang.
Gambar 2.12 Tree Topology
(Sumber: xnet.rrc.mb.ca)
Cabang itu pada gilirannya dapat memiliki cabang
lagi
untuk
memungkinkan
desain yang lebih kompleks. Sifat transmisi datanya sama seperti bus, dimana semua
stasiun dapat membaca data yang dipropagasikan.
|
![]() 21
Ring Topology
Topologi
ini
terdiri
atas
sekumpulan repeater yang
dihubungkan
dengan
sambungan
point-to-point
dalam sebuah
loop
yang
tertutup.
Repeater
adalah
alat
sederhana yang mampu menerima data dari sebuah sambungan dan meneruskannya
secepat mungkin. Sifat dari sambungan pada topologi ini adalah satu arah, sehingga
data akan bersirkulasi dalam
ring dan bergerak sesuai arah
jarum jam atau
berlawanan dengan arah jarum jam.
Gambar 2.13 Ring Topology
(Sumber: www.cyber.ust.hk)
Star Topology
Pada topologi ini, setiap stasiun disambungkan secara langsung ke sebuah node
pusat. Biasanya tiap stasiun tersambung ke node pusat melalui 2 sambungan point-
to-point, satu
untuk
transmisi, dan satu
untuk penerimaan. Ada 2 cara operasi bagi
|
![]() 22
node pusat,
yakni dengan
metode broadcast, atau
metode dimana node pusat
bertindak sebagai device untuk frame switching.
Gambar 2.14 Star Topology
(Sumber: www.intelliallcom.com)
2.1.6 Protokol Jaringan
Dalam suatu
jaringan
komputer
terdapat
banyak
sekali device-device
dari
vendor yang berbeda-beda. Diperlukan suatu standar bagaimana mereka dapat
berkomunikasi,
International
Standard
Organization
(ISO) pada
tahun
1977
membentuk
sebuah
arsitektur
protokol
yang
disebut
Open
System Interconnection
|
![]() 23
(OSI) yang merupakan model referensi mengenai protokol OSI dalam jaringan,
model lainnya adalah TCP/IP model sebagai standarisasi dari internet.
OSI Layers
Gambar 2.15. 7 Lapisan OSI
(Sumber: www.wildpackets.com)
Lapisan (layers) dari protokol OSI adalah :
a. Physical Layer
Lapisan fisik (physical layer) mendefinisikan tentang antarmuka fisik
antara devices. Lapisan ini memiliki 4 karakteristik penting :
i.
Mechanical
:
Berkaitan
dengan
properti
fisik
dari
antarmuka
sebuah media transmisi. Secara
umum adalah spesifikasi dari
sebuah konektor yang menyambungkan satu atau lebih sinyal
konduktor, yang disebut dengan istilah circuit
ii.
Electrical
:
Berkaitan
dengan
representasi
dari
bit
(
dalam
|
24
istilah level voltase ) dan tingkat transmisi data dari bit.
iii.
Functional : Berhubungan dengan fungsi yang dilakukan oleh
sirkuit individual dari sebuah antarmuka fisik antara sebuah
sistem dengan sebuah media transmisi.
iv.
Procedural
:
Berhubungan
dengan
urutan
proses
pertukaran
arus bit sepanjang media fisik.
Contoh dari standarisasi pada lapisan ini adalah sebagian dari
standarisasi pada sistem wireless dan LAN.
b. Data Link Layer
Lapisan ini berusaha membuat sambungan (link) fisik dapat bekerja
dengan baik, ia menyediakan cara
mengaktifkan,
menjaga,
dan
mematikan sambungan tersebut. Layanan utama yang disediakan
lapisan ini bagi lapisan di atasnya
adalah deteksi dan pengendalian
error. Contoh standarisasi pada layer ini adalah HDLC dan LLC.
c. Network Layer
Lapisan ini menyediakan transfer informasi antara end system melalui
semacam jaringan
komunikasi.
Ia
berfungsi agar
lapisan
di
atasnya
tidak
harus mengetahui
segala
hal
mengenai
transmisi
data
yang
sedang berjalan dan teknologi switching yang digunakan untuk
menghubungkan sistem. Pada lapisan ini, sistem komputer melakukan
dialog
dengan network untuk
menentukan alamat
tujuan dan
untuk
meminta fasilitas network tertentu, misalnya prioritas.
|
25
d. Transport Layer
Lapisan ini menyediakan sebuiah mekanisme pertukaran data antara
end
system.
Layanan
transportasi
berorientasi koneksi meyakinkan
bahwa
data
terkirim dalam keadaan
bebas dari error, dalam
urutan
yang
benar,
tanpa
adanya
loss atau
duplikasi.
Lapisan ini juga
berhubungan dengan optimisasi dari penggunaan layanan network dan
menyediakan
quality of service bagi sebuah entitas session. Sebagai
contoh,
entitas
session
mungkin
mendefinisikan
tingkat error
yang
masih dapat diterima, delay maksimal, prioritas, dan keamanan
e. Session Layer
Lapisan
ini
menyediakan
mekanisme
pengendalian dialog antara
sistem pada end system. Pada banyak kasus, akan hanya ada sedikit
atau sama sekali tidak diperlukan layanan dari lapisan ini, akan tetapi
bagi
beberapa
sistem,
penggunaan
layanan
ini
sangat
penting.
Layanan kunci yang diberikan oleh lapisan ini antara lain :
i.
Dialogue Discipline : Mengatur terjadinya dialog, apakah
secara
dua
arah dengan bersamaan (full
duplex) atau
2
arah
bergantian ( half duplex ).
ii.
Grouping
: Alur dari data dapat ditandai
untuk
mendefinisikan suatu pengelompokan dari data.
iii.
Recovery : Penyediaan mekanisme pemeriksaan, sehingga jika
ada
kesalahan
yang
terjadi
antara checkpoint,
entitas
session
dapat mengirim ulang semua data dari checkpoint terakhir.
|
![]() 26
f.
Presentation Layer
Lapisan ini mendefinisikan format dari data yang akan dipertukarkan
antara
aplikasi
dan
menyediakan
program aplikasi
layanan
transformasi
data.
Lapisan
ini
juga
mendefinisikan sintaks
yang
digunakan antar entitas application dan menyediakan pemilihan dan
modifikasi dari representasi yang digunakan. Contoh dari layanan
yang bisa dilakukan pada lapisan ini antara lain adalah kompresi dan
enkripsi.
g. Application Layer
Lapisan
ini
menyediakan
cara
sebuah
program aplikasi
untuk
mengakses
lingkungan OSI. Lapisan ini mengandung fungsi
manajemen, dan mekanisme yang berguna untuk mendukung aplikasi
terdistribusi.
TCP/IP Layers
Gambar 2.16 Model Lapisan TCP/IP
(Sumber: www.microsoft.com)
|
27
Model TCP/IP membagi komunikasi menjadi 5 lapisan independen :
a. Network Access Layer
Lapisan ini berhubungan dengan pertukaran data antara end system
(server, workstation, dll) dengan jaringan dimana ia tersambung.
Lapisan
ini
juga
berhubungan
dengan
penyediaan
akses
dan
routing
dari data bagi 2 end system di dalam jaringan
yang sama.
Lapisan ini
juga
mengatur
antarmuka
fisik
antara
device transmisi
data
dengan
sebuah
media transmisi atau jaringan. Lapisan ini bertugas
menspesifikasikan karakteristik dari
media
transmisi,
sifat
dari
sinyal,
tingkat data, dan hal lain yang berhubungan.
b. Internet Layer
Lapisan ini menyediakan prosedur yang diperlukan oleh data agar dapat
melalui
network-network
berbeda yang saling berhubungan.
Internet
Protocol
(IP) digunakan
pada
lapisan
ini
sebagai
penyedia
fungsi
routing melalui banyak jaringan.
c. Transport Layer
Lapisan ini menyediakan mekanisme untuk memastikan pertukaran
data berlangsung secara baik, data yang dikirim dari tujuan tiba dalam
keadaan lengkap dan dengan urutan yang sama seperti ketika dikirim.
Lapisan ini menggunakan Transport Control Protocol (TCP).
|
28
d. Application Layer
Lapisan ini menyediakan logika yang diperlukan untuk mendukung
aplikasi user yang bervariasi. Untuk tiap aplikasi yang berbeda, seperti
file
transfer,
modul
yang terpisah yang diperuntukkan bagi
aplikasi
tersebut diperlukan.
2.2 Network Management
Mengatur jaringan sebuah organisasi menjadi semakin sulit dengan
perkembangan
yang
semakin
besar
dan
kompleks. Ketika kita berbicara mengenai
manajemen
jaringan,
maka
kita
membicarakan
keseluruhan
sistem yang
menghasilkan
traffic
di
dalam jaringan,
bukan
hanya
komponen
yang
membawa
informasi dalam sebuah jaringan.
Sebuah jaringan dari
komputer bila
tidak
ada sistem di
dalamnya
tidak
akan
menyediakan layanan yang berguna bagi penggunanya. Sistem ini bisa jadi sebuah
server
database,
server
file, atau
server
mail. Penyatuan
antara jaringan
telekomunikasi
dengan jaringan
komputer
menyebabkan diperlukannya
sebuah
fungsi pengendalian yang jelas.
2.2.1 Pengertian Network Management
Subramanian
(p.40,2000)
menjelaskan
bahwa
network
management
(manajemen jaringan) adalah :
|
29
Operasi, administrasi,
pemeliharaan,
dan
pembekalan
dari jaringan
dan
layanan
yang
terlibat
dalam operasi
sehari-hari
untuk
menyediakan
layanan
jaringan
yang
stabil.
Administrasi
dari
sebuah
jaringan berhubungan
dengan
penyediaan
dan
pelaksanaan tujuan umum, kebijakan, dan prosedur dari manajemen sebuah jaringan.
Pemeliharaan
mempunyai
fungsi
yang
termasuk di dalamnya adalah instalasi dan
perbaikan dari fasilitas dan peralatan. Pembekalan (provisioning)
terlibat
dalam
perencanaan sebuah network.
Berdasarkan
model ISO
untuk
manajemen
jaringan (Subramanian 2000,p.43)
terdapat 5 level konseptual dalam manajemen jaringan :
1. Failure Management
Sistem manajemen jaringan akan membantu dalam deteksi dan isolasi problem,
praktek yang paling baik dari penggunaannya adalah pada saat kondisi operasi
terburuk,
sistem manajemen
jaringan
ini
akan dapat
melakukan
deteksi
ini
secara
otomatis. Pada kasus umum, sistem manajemen jaringan ini akan dapat mendeteksi
kesalahan yang terjadi pada komponen dan mengirimkan sinyal mengenai kesalahan
yang
terjadi.
Tanggung
jawab
perbaikan dan
pemulihan
layanan
berikutnya
diserahkan kepada team IT.
2. Security Management
Manajemen ini dapat memiliki cakupan yang sangat luas dari keamanan, yang
termasuk diantaranya cara
mengamankan jaringan secara fisik dan
mengendalikan
|
30
akses ke dalam jaringan oleh user. Hak akses ke software aplikasi bukan merupakan
tanggung jawab dari NOC kecuali aplikasi tersebut dimiliki atau dirawat oleh NOC.
3. Configuration Management
Ada 3 konfigurasi jaringan, yang pertama adalah konfigurasi statis dan
merupakan konfigurasi permanen dari jaringan. Konfigurasi statis adalah konfigurasi
yang akan muncul bila jaringan dijalankan dari status idle. akan tetapi, mungkin saja
konfigurasi yang sedang berjalan berbeda dengan konfigurasi permanen. Konfigurasi
kedua
dari
jaringan,
adalah
konfigurasi yang
sedang
berjalan.
Konfigurasi
ketiga
adalah
konfigurasi
yang
direncanakan untuk
masa
yang
akan
datang.
Informasi
mengenai
konfigurasi
ini
berguna
untuk
perencanaan
dan
manajemen
inventaris.
Data konfigurasi ini akan dikumpulkan sebanyak mungkin oleh sistem manajemen
jaringan, untuk kemudian disimpan.
4. Performance Management
Data yang dikumpulkan secara rutin oleh sistem manajemen jaringan dapat
digunakan untuk melakukan setting lebih lanjut
terhadap
jaringan
agar
dapat
berfungsi optimal. Statistik traffic dari sistem
manajemen jaringan
dapat
dijadikan
acuan
untuk pemantauan dini bagi trend dan keperluan di masa
yang akan datang.
Data performa digunakan untuk meningkatkan kemampuan jaringan serta waktu
respons.
|
31
5. Accounting Management
Manajemen
administrasi
NOC
dalam mengalokasikan
penggunaan
jaringan.
Juga dibuat parameter-parameter untuk pengukuran penggunaan layanan dan sumber
daya.
2.2.2 Perspektif Network Management
a.
Goal Of Network Management
Salah satu fungsi dari manajemen jaringan adalah pemenuhan tujuan dari
manajemen jaringan, yakni meyakinkan pengguna sebuah jaringan dapat menerima
layanan teknologi informasi dengan kualitas yang mereka harapkan. Untuk
pemenuhan tujuan ini, manajemen harus membuat suatu kebijakan secara formal
ataupun membuat sebuah Service Level Agreement (SLA) dengan pengguna. Sebagai
contoh, server yang bertindak dalam operasi kritis seperti e-mail dan web server, dan
jaringan yang berhubungan dengan operasi yang tidak boleh diganggu, harus dapat
menyediakan jaminan SLA bahwa layanan mereka akan tersedia selama 24 jam
dalam seminggu. Untuk sistem dan jaringan yang bersifat non-kritis, jaminan
layanan selama 8 jam dari senin sampai jumat harus dapat dipastikan.
b.
Network Provisioning
Fungsi ini terdiri atas perencanaan dan desain jaringan dan merupakan tanggung
jawab
dari
engineering
group yang
memantau
teknologi
baru
dan
memperkenalkannya bila diperlukan. Penentuan apa yang diperlukan dan kapan
|
32
diperlukan, dibuat melalui analisis dari traffic dan data performa jaringan dari
operasi jaringan.
c.
Network Operations
Fungsi
ini
menyangkut
keberlangsungan
operasi
harian
dari
Network
Operations Center (NOC) dalam menyediakan layanan network secara maksimal.
d.
Network Installation and Maintenance
Grup instalasi dan pemeliharaan melakukan fungsi ini, yakni instalasi dan
pemeliharaan dari peralatan dan kabel. Grup ini adalah perpanjangan tangan dari
engineering group untuk melakukan instalasi dan perbaikan dari permasalahan yang
dialami oleh operasi jaringan.
2.3 Simple Network Management Protocol (SNMP)
Beberapa standarisasi dari manajemen jaringan telah digunakan pada zaman
sekarang, di antaranya adalah model OSI, model internet, TMN, IEE LAN/MAN, dan
manajemen
berbasis
web.
Simple
Network
Management Protocol
(SNMP)
adalah
satu di antara protokol manajemen jaringan. SNMP merupakan protokol manajemen
yang sederhana, dan merupakan standar de facto dari manajemen jaringan pada saat
ini.
|
33
2.3.1 Latar Belakang
SNMP
adalah
sistem manajemen
jaringan yang
paling
luas
dipakai,
dimana
sebagian
besar
dari
komponen
sebuah
jaringan
yang
digunakan
dalam suatu
organisasi
memiliki agent
di
dalam
diri
mereka
masing-masing,
yang
dapat
merespon sebuah sistem manajemen SNMP.
Sejarah awal penciptaan SNMP dimulai pada tahun 1970. Internet
Control
Message
Protocol
(ICMP)
dibuat
untuk
mengatur ARPANET.
ICMP adalah
mekanisme
untuk
melakukan
transfer
pesan kontrol antar node. Contoh paling
popular dari ICMP ini adalah Packet Internet Groper (PING).
Pada
tahun
1980,
ARPANET
berkembang
menjadi Internet.
Dengan
penggunaan UNIX secara luas dan popularisasi dari arsitektur client/server, jaringan
berbasis TCP/IP menjadi sangat cepat perkembangannya.
Dengan perkembangan internet, menjadi sangat penting untuk memiliki sebuah
kemampuan
untuk
memonitor dan
melakukan
konfigurasi gateway secara
remote.
Simple Gateway Monitoring Protocol (SGMP) dibuat dengan tujuan ini, kemudian
Internet Advisory Board (IAB) merekomendasikan pembuatan SNMP yang
merupakan pengembangan dari SGMP.
Di kemudian hari, kesederhanaan SNMP dan implementasinya secara luas
menjadikannya sebagai standar de facto dari protokol manajemen jaringan. SNMPv2
dibuat dengan tujuan agar tercapai suatu independensi dari standar OSI, dan untuk
menambah fitur.
|
![]() 34
2.3.2 Arsitektur Umum SNMP
SNMP dibentuk berdasarkan
model Agent-Manager dan beroperasi di lapisan
ke-tujuh
(Application Layer) pada
model
OSI.
Manajemen
jaringan menggunakan
SNMP dengan sebuah setting standar yang terdiri atas :
Satu manager atau lebih .
o
Merupakan
titik
pusat
untuk
pengumpulan
data
dan
distribusinya.
Memonitor/mengatur
node
yang
berada
dalam
environment nya .
Secara umum merupakan penerima trap.
Satu agent atau lebih.
o
Setiap
device
atau
node
yang
memiliki
kemampuan
untuk
diatur
oleh manager.
MIB (Management Information Base) .
o
Mengekspos properti dari agent dalam
sebuah
model pohon yang
dapat ditulis dan/atau dibaca.
Tiap agent SNMP merupakan bagian dari suatu komunitas, dimana manager
juga merupakan bagian dari komunitas tersebut. Komunitas, atau lebih dikenal
dengan sebutan Community String adalah sebuah string oktet yang panjangnya
berada
antara
karakter ASCII
0
hingga
255.
Gambar
berikut
merupakan
sebuah
gambaran besar mengenai data yang ditransfer di dalam sebuah pesan SNMP :
|
![]() 35
Gambar 2.17. Ilustrasi Transfer Data Dalam SNMP
(Sumber: www.15seconds.com)
Definisi Pesan SNMP
Version number Merupakan versi protokol SNMP
Community string String oktet yang
memberikan akses ke sumber
daya berdasarkan tipe komunitas ( Read/Write,Trap,dsb)
PDU
(Protocol
Data
Unit)
Berisi
instruksi
operasional
dan
informasi.
o
Request ID Nilai sekuen
o
Error
index
Berisi
informasi
mengenai
OID (Object
Identifier)
yang memiliki konflik
o
Error status Nilai integer yang mewakili tipe kesalahan.
o
OID
item
/
Value
pair
Satu
objek
atau
lebih
yang
merupakan
|
36
bagian dari request.
Jika nilai yang di kirim adalah NULL, respon kepada manager
berisi nilai dari agent.
Jika nilai yang di kirim tidak NULL, agent menulis sebuah nilai
yang berkorespondensi dengan OID
o
Trap Response
Triggered OID Obyek yang melampaui batas yang ditentukan
Agent IP address Alamat IP dari Host
Generic ID Berhubungan dengan definisi standar trap
Specific ID Berhubungan dengan definisi proprietary dari
trap.
Time Stamp Waktu trap dilakukan,berdasarkan time ticks
OID item / value pairs Obyek
yang
mungkin dikirimkan ke
manager bila trap menentukan obyek tersebut diperlukan.
Gambar di bawah menunjukkan cara kerja SNMP secara umum :
|
![]() 37
Gambar 2.18 Prinsip Kerja SNMPv1 Secara Umum
(Sumber: www.15seconds.com)
Perlu dicatat bahwa gambar di atas adalah prinsip kerja SNMP versi 1,
community string dikirimkan dalam bentuk teks biasa.
Alur Manajemen
Gambar di atas
telah
menunjukkan alur authentikasi, skema pesan, dan
skenario
manajemen
secara
umum.
Yang
digambarkan di
bawah
ini adalah
bagaimana traffic mengalir dari manager ke agent, dan juga pemrosesan yang terjadi
di belakang layar.
|
![]() 38
Gambar 2.19 3 Tipe Kegiatan Manager Terhadap Agent
(Sumber: www.15seconds.com)
Gambar di atas menunjukkan bahwa manager memiliki 3 tipe kegiatan dalam
korelasinya terhadap agent di
dalam
komunitas.
Kegiatan Monitoring interval
dan
operasi
SNMP
melakukan
request yang
berjenis
sama
terhadap
agent nya.
Alasan
pemisahan adalah agar manager dapat melakukan kedua kegiatan tersebut
bersamaan.
Gambar 2.20 Alur Request Standar Manager Terhadap Agent
(Sumber: www.15seconds.com)
|
![]() 39
Gambar di atas adalah alur dari request standar yang dilakukan oleh manager
terhadap
agent. Manager
melakukan
request terhadap agent, pada
kasus
ini agent
adalah
sebuah
router,
yang
lalu
melalui
beberapa
langkah sebelum respon dapat
dikirim balik. Langkah tersebut antara lain :
Data parsing and translation Agent menerima pesan dan melakukan
pemilahan informasi dari request.
MIB
OID Correlation Begitu request telah
menerima otorisasi,
kemudian
semua
PDU
diambil
dan
dikorelasikan
dengan OID
di
dalamnya.
Execute request
Mengirimkan
nilai
OID
kembali
ke
manager atau
menuliskan nilai OID yang diasosiasikan di dalam PDU kembali
kepada agent.
Formulates response for manager
Menterjemahkan respon dari
langkah di atas kembali ke dalam bentuk pesan yang dikirimkan kepada
manager.
Send response - Pesan dikirim kembali ke manager untuk pemrosesan
lebih lanjut dan penyimpanan.
|
![]() 40
Gambar 2.21 Mekanisme Trap
(Sumber: www.15seconds.com)
Manager
tidak
selalu
menjadi
pihak
yang
memulai
percakapan. Agent
memiliki kemampuan untuk mengirimkan trap, yakni sebuah aksi yang dipicu akibat
batas yang telah ditentukan sebelumnya telah terlampaui, ditujukan kepada manager.
Dapat dilihat pada
ilustrasi di atas, ketika trap dipicu, beberapa
langkah dilakukan
sebelum sebuah respon dapat dikirimkan kepada manager. Informasi dikumpulkan,
diletakkan
dalam sebuah
pesan,
dan
dikirimkan
kepada
manager
yang
akan
melakukan pemrosesan dan penyimpanan tertentu.
2.3.3 Structure of Management Information (SMI)
Sebuah obyek yang di manage dapat dipandang sebagai suatu kesatuan
yang
terdiri atas tipe obyek, dan instance obyek. Structure of Management Information
(SMI) hanya mengatur tentang tipe obyek, bukan instance dari obyek.
|
41
Sebuah obyek yang dimanage tidak harus berupa elemen sebuah jaringan. Ia
dapat berupa obyek apapun. Sebagai contoh, internet adalah sebuah organisasi yang
memiliki nama obyek, internet dengan OBJECT IDENTIFIER 1.3.6.1. sehingga
sebuah
obyek
yang
dimanage
adalah
cara untuk
mengidentifikasi
sebuah
obyek,
apakah dia berbentuk fisik atau abstrak.
Tipe
obyek, yang
merupakan
tipe
data,
memiliki
nama,
syntax, dan skema
pengkodean.
Namanya
diwakili
secara
unik
oleh
sebuah
descriptor dan
object
identifier. Syntax dari sebuah tipe obyek di definisikan menggunakan Abstract
Syntax Notation atau ASN.1.
Basic Encoding Rules (BER) atau aturan pengkodean dasar, digunakan sebagai
skema pengkodean
untuk
proses
transfer
tipe
data
antara agent
dan
manager,
dan
antara manager dengan manager.
Name. setiap
tipe obyek, secara
unik diidentifikasikan oleh sebuah
DESCRIPTOR
dan sebuah OBJECT IDENTIFIER. DESCRIPTOR dan OBJECT IDENTIFIER
digunakan dengan huruf besar, karena
mereka
merupakan kata kunci dalam ASN.1.
DESCRIPTOR mendefinisikan nama secara mnemonic dan menggunakan huruf
kecil; atau paling tidak
ia menggunakan
huruf kecil pada awal. Seperti sebelumnya
ketika kita mendefinisikan obyek internet sebagai internet. Karena sifatnya yang
mnemonic
dan dapat dibaca secara
mudah,
huruf besar dapat digunakan
selama
ia
tidak berada pada awal dari nama. Sebagai contoh, obyek tabel alamat IP
menggunakan nama ipAddrTable. OBJECT IDENTIFIER adalah nama
dan angka
yang
unik
di
dalam Management
Information
Tree
(MIT) atau
pohon
informasi
manajemen. Istilah Management Information Base (MIB) digunakan untuk internet
|
42
MIT, sehingga internet MIB
memiliki OBJECT IDENTIFIER 1.3.6.1. hal
ini dapat
juga didefinisikan melalu sebuah mode hybrid, seperti misalnya :
internet OBJECT IDENTIFIER :: = {iso org(3) dod(6) 1}.
Berikut adalah beberapa format dari deklarasi OBJECT IDENTIFIER:
internet OBJECT IDENTIFIER :: = { iso(1) standard(3) dod(6) internet(1) }.
internet OBJECT IDENTIFIER :: = { 1 3 6 1}
internet OBJECT IDENTIFIER ::={ iso standard dod internet}
Setiap nama dalam MIB internet akan dimulai dengan prefix 1.3.6.1. atau
internet.
Sebagai contoh ada 3 obyek diidentifikasikan di bawah obyek internet.
directory OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 1}
mgmt OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 2}
experimental
OBJECT IDENTIFIER :: = {internet 3}
Syntax.
Syntax
ASN.1
digunakan
untuk
mendefinisikan
struktur
dari
tipe
obyek.
Tidak semua
construct
dalam ASN.1 digunakan dalam
manajemen SNMP berbasis
TCP/IP.
Encoding. SNMPv1
menggunakan
BER
sebagai aturan
dasar
pengkodean,
dengan
Tag, Length, dan
Value (TLV)
untuk pengkodean informasi, ditransmisikan
antara
|
43
proses manager dan agent. OBJECT IDENTIFIER dikode dengan menggunakan
setiap nilai subidentifier yang
dikodekan sebagai sebuah oktet. Karena sebuah
subidentifier dapat lebih panjang dari sebuah oktet, bit ke 8 di set menjadi 1 untuk
setiap nilai yang membutuhkan lebih dari 1 oktet, dan menandakan oktet berikutnya
dalam urutan. Suatu pengecualian dalam aturan mengenai satu atau lebih oktet untuk
tiap
subidentifier adalah spesifikasi
dari 2
subidentifier
pertama.
Sebagai
contoh,
iso(1) dan
standard(3) {1 3}, dikodekan sebagai 43 dalam oktet pertama nilainya.
Sebagai sebuah ilustrasi mari kita gunakan object identifier internet {1 3 6 1}. Oktet
pertama
dari
TLV
adalah
6 tag
UNIVERSAL,
dan
oktet
kedua
mendefinisikan
panjang
dari
nilai
tersebut,
yang
terdiri atas
3
oktet
(43,
6
,
dan
1).
Format
pengkodeannya adalah
00000110 0000011 00101011 00000110 00000001
2.3.4 Management Information Base - II (MIB-II)
MIB
adalah
sebuah
penyimpanan basis
informasi virtual. Obyek
yang
diatur
diakses
melalui
basis
informasi
ini. Object pada MIB
didefinisikan
menggunakan
ASN.1. MIB-II memiliki atribut tambahan untuk status obyek yang diatur.
Pengelompokan obyek (Object Group) dilakukan pada obyek yang saling
berhubungan.
Object
Group
ini
memfasilitasi
penugasan
logis
dari
sebuah object
identifier. Salah satu kriteria untuk memilih obyek yang akan disertakan dalam
standarisasi adalah obyek itu harus penting bagi manajemen kesalahan atau
konfigurasi.
Sehingga,
jika
sebuah
grup
diimplementasikan
dalam
sebuah
sistem
oleh sebuah vendor, semua komponennya akan diimplementasikan. Sebagai
|
44
contohnya, jika External Gate Protocol (EGP) atau protokol gerbang eksternal,
diimplementasikan
di dalam
sistem,
maka
semua object
yang
berada
dalam
grup
EGP harus ada pula.
Struktur
modul MIB
terdiri
atas
nama
modul,
import
dari
modul
lain,
dan
definisi dari modul yang sekarang.
Ada
11
group didefinisikan dalam MIB-II.
System
Group
berisi
obyek
yang
menjelaskan
administrasi
sistem.
Interface
Group
mendefinisikan antarmuka
dari
komponen
network dan parameter dari
network yang diasosiasikan dengan tiap
antarmuka. Address Translation Group adalah table referensi silang antara alamat IP
dengan alamat fisik. IP, ICMP, TCP, UDP, dan EGP Group adalah group dari obyek
yang diasosiasikan dengan masing-masing protokol dalam sistem. CMOT Group
adalah
penampung
penggunaan
protokol OSI pada
masa
yang
akan
datang, CMIP
melalui TCP/IP. Transmission Group diciptakan sebagai penampung untuk
parameter yang berhubungan dengan transmisi network. SNMP Group adalah
grup
protokol komunikasi
yang diasosiasikan dengan
manajemen SNMP. Tabel 2.1 pada
lampiran
menjelaskan
mengenai tabel-tabel kelompok
Lebih
lanjut
mengenai
masing-masing kelompok adalah :
1. Kelompok system
Kelompok
system
menyediakan
informasi
umum tentang
sistem yang dikelola.
Kelompok
sistem mengizinkan
manager
untuk
mengetahui
nama
peralatan,
hardware
dan
software yang
dikandung,
lokasinya,
dan
tugas
yang
perlu
dikerjakan. Nama dan alamat administrator dari agent juga dapat diketahui pada
|
45
contohnya, jika External Gate Protocol (EGP) atau protokol gerbang eksternal,
2.2
2. Kelompok interface
Kelompok
interface berkaitan dengan adapter-adapter
jaringan. Kelompok
interface dapat mengetahui jumlah paket dan byte yang akan dikirim dan
diterima dari jaringan, jumlah paket yang dibuang, jumlah broadcast dan ukuran
antrian output saat itu. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.3
3. Kelompok at
Kelompok
at
(address translation) terdiri dari tabel yang mengubah alamat
jaringan
menjadi
alamat
fisikal
atau
alamat
subnetwork
untuk semua interface
dari system. Sejak MIB-II, setiap grup protokol mempunyai table translasi
sendiri, sehingga kelompok ini tidak dibutuhkan dan status dihilangkan.
Implementasi kelompok at ini kompatibel dengan MIB-I.
4. Kelompok ip
Internet
menggunakan IP sebagai protokol jaringan. Grup
ip
mempunyai
informasi
dengan
berbagai
macam parameter
dari
protokol.
Kelompok
ip
mempunyai tabel
yang
menggantikan
tabel Address
Translation. Kelompok
ip
mengartikan semua
parameter yang dibutuhkan untuk node untuk mengatur
protokol IP, seperti di komputer host ataupun router. Kita dapat
menggunakan
MIB
ip
untuk
mendapatkan
informasi
mengenai
lapisan IP.
Lebih
detail
lihat
lampiran tabel 2.4
|
46
5. Kelompok icmp
Kelompok
icmp
berkaitan dengan pesan-pesan
kesalahan
IP.
Pada
dasarnya
kelompok icmp mempunyai counter bagi setiap pesan icmp yang merekam
jumlah jenis tertentu yang diketahui. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.5
6. Kelompok tcp
Kelompok
tcp memonitor jumlah koneksi terbuka saat ini dan jumlah
kumulatifnya, segmen-segmen
yang dikirim dan diterima, dan statistik berbagai
kegagalan.Lebih detail lihat lampiran tabel 2.6
7. Kelompok udp
Kelompok udp melakukan log jumlah paket UDP yang dikirim dan diterima, dan
jumlah paket UDP yang tidak dapat diantarkan sehubungan port tidak diketahui
atau karena alasan lain. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.7
8. Kelompok egp
Kelompok
egp digunakan oleh router untuk mendukung protokol gateway
eksterior. Kelompok ini menghitung jumlah paket EGP yang keluar, paket EGP
yang
masuk
diteruskan
secara
hemat,
paket
yang
masuk
dan
dibuang.
Lebih
detail lihat lampiran tabel 2.8
|
47
9. Kelompok SNMP
Kelompok
SNMP
menyediakan
informasi
mengenai
obyek
SNMP,
prinsip
statistik
yang berhubungan dengan traffic dan permasalahan atau kondisi error.
Semua obyek
ini
meiliki
sebuah sintaks Counter dengan pengecualian masukan
terakhir yang merupakan Integer. Lebih detail lihat lampiran tabel 2.9
2.4
Network Monitoring
Network monitoring adalah
salah
satu tool dalam
manajemen
jaringan,
fungsi
dari tool ini adalah memantau keadaan network dan
menampilkan hasil monitoring
secara berkala.
2.4.1 Pengertian Network Monitoring
Menurut Subramanian (2000,p.486) , Pengertian dasar dari network monitoring
adalah
penggunaan
metode
polling
atau trap
untuk
pemantauan
secara
berkesinambungan pada sebuah jaringan komputer apabila terjadi kelambatan atau
permasalahan pada sistem yang dipantau.
2.4.2 Informasi Network Monitoring
Pemantauan
yang
dilakukan
oleh
network
monitoring akan
menghasilkan
informasi mengenai ukuran traffic paket data dari source dan destination, selain itu
dapat didapat
juga
waktu pengiriman paket,
nilai
maksimum
dan
minimum traffic,
serta parameter perhitungan lainnya.
|
48
2.4.3 Implementasi Network Monitoring
Langkah
pertama dalam
implementasi network monitoring adalah
melakukan
pemetaan pada jaringan terlebih dahulu.
Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Deteksi alamat pada segmen lokal dan segmen lainnya yang diketahui dengan
menggunakan broadcast
ping
atau
dengan
menggunakan
cetak
biru
dari
jaringan
yang disediakan oleh pembangun jaringan. Tabel routing dan tabel ARP dalam
sebuah router dapat
diakses
untuk
menemukan topologi dari jaringan tersebut.
Monitoring dari elemen
jaringan dapat dilakukan dengan menggunakan pesan ping
ICMP dan trap. Frekuensi ping yang lebih tinggi dapat membebani jaringan, akan
tetapi juga dapat mendeteksi kesalahan secara lebih cepat.
2.4.4 Polling dan Trap
Polling dan trap adalah dua alternatif untuk pemantauan sebuah jaringan
menggunakan
sistem
manajemen jaringan.
Dengan
teknik polling,
obyek
yang
di
manage akan dilakukan poll secara periodik. Tidak adanya respon atau hasil yang
buruk,
seperti
tingkat Bandwidth Utilization yang
tinggi
pada
sebuah
LAN
akan
dilaporkan oleh
sistem manajemen jaringan.
Teknik kedua, trap, dilakukan dengan
pengiriman trap ke sistem manajemen jaringan melalui sebuah komponen jaringan.
2.5 Database
Thomas
Connoly
dan
Carolyn
Begg
mendefinisikan database sebagai
kumpulan data yang berleasi secara logis, dan deskripsi dari data ini, didesain untuk
memenuh kebutuhan informasi dari sebuah organisasi (2002,p.14) ,. database
merupakan solusi dari masalah
yang ditimbulkan traditional file management.
|
49
Masalah
yang terjadi pada traditional file management yang disebabkan data
yang
diperoleh dari hasil proses disimpan ditempat proses tersebut
dilakukan dan tidak
dapat di-shared. Jika ada 2 proses yang beberapa hasil keluarannya berupa data yang
sama dengan proses lainnya, menyebabkan data tersebut menjadi terulang
(redundant) , sehingga dinilai tidak efektif.
Dalam database terdapat beberapa istilah penting, yaitu :
a. field
Field adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan angka-angka
b. record
Record adalah kumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contoh : nama,
alamat, nomor telepon, dan sebagainya.
c. file
File
atau berkas
adalah
kumpulan
dari
record
yang
berelasi
secara
logis.
Contoh: berkas transaksi toko A yang mempunyai record tanggal, kode
barang, dan harga.
d. entity
Entity adalah
orang,
tempat,
benda,
atau
kejadian.
Entitas
yang
berkaitan
dengan informasi yang disimpan. Contoh : karyawan, pembeli, dan
sebagainya.
e. attribute
Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entity. Contoh :
nama karyawan, umur pembeli, dan sebagainya.
|
50
f.
primary key
Primary key adalah sebuah field yang nilainya unik yang tidak sama antara
satu
record dan
record
yang
lain.
Primary
key
digunakan
sebagai
tanda
pengenal dari suatu field.
g. secondary key
Secondary key adalah
sebuah
field
yang
menjelaskan
primary
key
yang
digunakan sebagai pelengkap identifikasi suatu field.
h. foreign key
Foreign
key adalah sebuah field
yang
nilainya
berguna
untuk
menguhubungkan primary key lain yang berada pada tabel yang berbeda.
Pada umumnya, file dalam database dapat dibedakan menjadi dua yaitu
terpusat (centralized) dan terdistribusi (distributed).
Pada
sistem
terpusat,
semua
database diletakkan
dalam suatu komputer atau
mainframe, sehingga client
yang
ingin
mengakses database
harus melakukan
koneksi dengan komputer tersebut. Sistem
ini
menawarkan banyak kelebihan,
seperti:
lebih
aman,
mudah
dalam hal maintenance,
dan
mudah
untuk
dilakukan
disaster recovery. Tetapi masalah kecepatan dan biaya menjadi problem utama
dalam penerapan sistem ini.
Pada
sistem
terdistribusi,
sebagian database
diletakkan
pada
komputer
yang
berbeda-beda atau lebih dari satu lokasi yang berdekatan dengan user. Oleh karena
itu komputer
utama tidak
menampung
semua bagian dari database tersebut. Sistem
ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
|
51
a. Replicated database
Replicated
database adalah
keadaan
dimana
pada
setiap komputer
mempunyai back up database secara utuh
b. Partitioned database
Partitioned database
adalah
keadaan
dimana
database
dibagi
pada
setiap
komputer,
dan
database
yang
disimpan
dalam komputer
tersebut
sesuai
dengan kebutuhan
2.5.1 Database Management System (DBMS)
Menurut Begg dan Connoly (2002,p.16), DBMS adalah sebuah piranti lunak
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
mendefinisikan, menciptakan, merawat, dan
mengendalikan
akses ke database
. DBMS memungkinkan suatu organisasi atau
perusahaan untuk menyimpan database
hanya pada satu tempat. Tempat tersebut
database dapat diupdate dan diakses oleh berbagai program aplikasi.
DBMS
juga
menyediakan
mekanisme
untuk
memelihara integritas
dari
data
yang disimpan, mengatur keamanan dan akses pemakai, mengembalikan data jika
sistem mengalami
kerusakan,
dan
mengakses
bermacam-macam
fungsi database
dengan
aplikasi
yang ditulis
dalam bahasa
pemrograman
generasi
ketiga,
generasi
keempat, dan bahasa pemrograman berorientasi objek.
2.5.2 Relational Database
Relational database adalah
representasi
logikal
dari data.
Data
tersebut
dapat diakses tanpa ada ketergantungan dengan struktur fisik dari database tersebut.
Relational database merupakan sistem database yang paling banyak dipakai saat ini.
|
52
Salah satu bahasa yang sering dipakai untuk memanipulasi data adalah SQL. Data
dalam
relational
database
disimpan
didalam
sebuah
tabel dimana
terdapat
kolom
dan baris.
2.6 Rekayasa Piranti Lunak
Menurut Bauer (1969), rekayasa piranti lunak adalah penetapan dan
penggunaan prinsip-prinsip
rekayasa dalam rangka
mendapatkan piranti
lunak
yang
ekonomis yaitu piranti lunak yang terpercaya dan bekerja efisien pada komputer atau
mesin. Menurut Pressman (2001,p.20), rekayasa piranti lunak mencakup tiga elemen
yang mampu untuk mengontrol proses pengembangan piranti lunak, di antaranya:
a.
Proses
Proses
merupakan dasar dari rekayasa piranti
lunak
yang
memungkinkan
pengembangan piranti lunak secara rasional dan terjadwal.
b.
Metode
Metode merupakan metode-metode untuk merancang piranti lunak.
c.
Alat bantu
Alat
bantu
menyediakan
alat-alat
dukungan
otomatis
dan
semi
otomatis
untuk mendukung proses dan metode.
2.6.1 Definisi dan Karakteristik Piranti Lunak
Menurut Pressman (2001,p.6) Definisi dan karakteristik piranti lunak, antara
lain:
|
53
a. Instruksi (program komputer) yang ketika dijalankan
menyediakan
fungsi dan kemampuan yang diinginkan.
b. Struktur data yang memungkinkan program untuk memanipulasi
informasi
c. Dokumen
yang
menggambarkan
pengoperasian
dan
penggunaan
program.
Perbedaan antara piranti lunak dan perangkat keras adalah:
a. Piranti lunak dikembangkan dan direkayasa, sedangkan perangkat keras
diproduksi.
b. Piranti
lunak
lebih tahan
lama, sedangkan perangkat keras lebih cepat
rusak
c. Walaupun
industri
akan
semakin
mengarah
ke
perakitan
komponen,
piranti lunak tetap dikembangkan sesuai dengan pesanan (custom built).
2.6.2 Konsep Perancangan Berorientasi Objek
Berdasarkan hasil sintesa dari berbagai opini, Coad dan Yourdon (1991)
mendefinisikannya sebagai berikut :
Orientasi obyek = obyek + klasifikasi + inheritance + komunikasi
Untuk
lebih
mengenal
konsep
perancangan berorientasi obyek, kita ambil
contoh di kehidupan nyata, sebuah kursi misalnya. Kursi adalah anggota dari kelas
obyek yang lebih besar yang kita sebut sebagai
mebel.
Beberapa
atribut
dapat
dikaitkan
dengan
kelas mebel,
sebagai
contoh,
semua
mebel
memiliki
biaya
pembuatan, dimensi, berat, lokasi, dan warna, di antara beberapa atributnya. Karena
|
54
kursi termasuk dalam kelas mebel, kursi mewarisi semua atribut dari mebel. Semua
obyek di dalam kelas mebel juga dapat dimanipulasi dengan berbagai cara, misalnya
dijual,
dipindahkan,
dimodifikasi
bentuknya, dsb. Sebagai contoh apabila atribut
lokasi didefinisikan sebagai :
Lokasi = bangunan + lantai + ruang
maka sebuah operasi yang bernama pindah
akan
memodifikasi satu atau
lebih
dari
ketiga
data
(
bangunan,
lantai, atau
ruang).
Untuk
melakukan
ini,
seseorang
harus memiliki pengetahuan mengenai data-data tersebut. Obyek kursi (dan
semua obyek secara umum) mengenkapsulasi data (nilai atribut yang mendefinisikan
kursi),
operasi
(tindakan
yang
dapat dilakukan
untuk
merubah
nilai
atribut
kursi),obyek lainnya, konstanta (nilai yang telah ditetapkan), dan informasi lainnya
yang terkait. Enkapsulasi berarti semua informasi ini disatukan dalam satu nama, dan
dapat digunakan kembali sebagai satu spesifikasi atau komponen program.
Ada 3 karakteristik yang membedakan sistem berorientasi obyek dengan sistem
konvensional.
a. Enkapsulasi
menyimpan data dan operasi
yang memanipulasi datanya
ke dalam satu obyek.
b. Pewarisan ( Inheritance) memungkinkan atribut dan operasi dari sebuah
kelas untuk diwarisi oleh semua subkelas dan obyek yang berhubungan
dengannya.
c.
Polymorphism
memungkinkan
beberapa
operasi yang berbeda untuk
memiliki
nama
yang sama,
mengurangi jumlah kode
yang
diperlukan
untuk mengimplementasikan sebuah sistem.
|
55
Produk dan sistem yang menggunakan konsep perancangan berorientasi obyek
dibuat dengan menggunakan model evolusioner, yang kadang disebut sebagai model
rekursif/paralel. Piranti lunak yang dirancang dengan metode berorientasi obyek
berevolusi
secara
iteratif, dan
harus
diatur
dengan
perhatian bahwa produk
akhir
akan dibuat melalui beberapa seri inkremental.
2.6.3 Analisis Berorientasi Objek
Analisis berorientasi obyek dilakukan
melalui
beberapa
langkah,
dimulai
dengan
pendeskripsian Business Process,
diikuti
Activity
Diagram,
kemudian
mendefinisikan Use-Case Diagram , Dilanjutkan dengan pembuatan Sequence
Diagram, dan kemudian pendefinisian Class-Diagram.
2.6.3.1 Business Process
Menurut Bahrami
(1999,p.129)
Memodelkan
Business
Process
adalah
bagian
penting
dari
perancangan
piranti
lunak.
Sebuah Business
Process
adalah
sebuah
kumpulan dari aktivitas
yang didesain
untuk
menghasilkan
sebuah output spesifik.
Business Process mengimplikasikan bagaimana
kuatnya penekanan tentang
bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan dalam sebuah organisasi. Secara menyeluruh,
berarti
adalah
pengaturan
dari
aktivitas kerja
secara
spesifik
melalui
waktu
dan
tempat, dengan sebuah awal, sebuah akhir, serta input dan output yang jelas.
|
56
2.6.3.2 Use Case Diagram
Menurut Bahrami (1999,p.101) Use Case Diagram adalah sebuah graph yang
berisi
aktor, kumpulan dari use case
dalam sebuah
lingkup
yang
dibatasi sistem,
komunikasi (partisipasi),
asosiasi
antara
aktor
dan use case yang
digunakan,
dan
generalisasi antara use case yang digunakan.
2.6.3.3 Sequence Diagram
Bahrami
(1999,p.204)
menjelaskan
bahwa Sequence
Diagram adalah
cara
mudah
dan
intuitif
untuk
menjelaskan
perilaku
dari
sebuah
sistem dengan
melihat
interaksi
antara
sistem dengan
lingkungannya.
Sebuah
Sequence
Diagram
menunjukkan
interaksi
yang diatur dalam waktu sekuensial. Ia
menunjukkan obyek
yang berpartisipasi dalam interaksi dengan melihat lifeline dan pesan yang mereka
pertukarkan, diatur secara sekuensial.
Sequence Diagram memiliki 2 dimensi, yang pertama adalah dimensi
vertikal
yang mewakili waktu, dan dimensi horizontal
yang
mewakili obyek yang berbeda-
beda. Garis vertikal disebut sebagai lifeline dari obyek. Lifeline mewakili eksistensi
dari sebuah obyek selama interaksi dilakukan, bentuk ini pertama kali dipopulerkan
oleh Jacobson. Sebuah obyek ditunjukkan sebagai sebuah kotak di atas garis vertikal
putus-putus. Setiap pesan direpresentasikan oleh sebuah panah diantara lifeline dari
2 obyek. Pengaturan bagaimana pesan-pesan tersebut terjadi diatur dengan
pengaturan
atas-bawah.
Sequence
Diagram sangat
sederhana dan
memiliki
daya
tarik visual, yang merupakan kekuatan terbesarnya. Sebuah Sequence Diagram
diilustrasikan
sebagai cara
alternatif untuk
mendapatkan
pengertian
mengenai alur
kendali secara umum pada sebuah program.
|
57
2.6.3.4 Class Diagram
Menurut
Bahrami
(1999,p.94)
Class
Diagram adalah
diagram
analisis
statis
utama.
Diagram ini
menunjukkan
bagaimana
struktur
statis
dari
sebuah
model.
Sebuah Class Diagram adalah kumpulan dari elemen model
yang
bersifat
statis,
seperti class dan hubungannya,
terhubung sebagai sebuah graph ke satu sama
lain
dan ke isinya. Class
Diagram adalah proses dimana obyek logical di dunia nyata (
ruang permasalahan) direpresentasikan
(dipetakan) oleh obyek aktual dalam sebuah
program.
Representasi
visual
ini, hubungannya,
dan
strukturnya
adalah
untuk
mempermudah pengertian.
|