BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1  Teori-teori Umum.
Teori-teori umum ini merupakan teori-teori yang umum yang berkaitan dengan
dunia Teknologi Informasi dan komputer.
2.1.1  Sistem Informasi.
Sistem
Informasi
adalah
kumpulan
dari
orang,
data,
prosedur,
proses,
dan interface yang saling berinteraksi untuk mendukung (support) dan
meningkatkan operasi sehari-hari (day-to-day). Sedangkan Teknologi
Informasi adalah kombinasi antara teknologi komputer ( software dan
hardware ) dengan teknologi komunikasi (data, gambar, suara, dan jaringan)
(Whitten et al, 2001).
Sistem Informasi
dibangun
oleh
data-data.
Data
adalah
fakta
mentah
tentang organisasi ( data kepegawaian, data gaji, dll ) dan transaksi bisnis (
penjualan,
pembelian,
peminjaman, dll).
Sedangkan
informasi
adalah
kumpulan dari data-data
yang
telah
diorganisasi
oleh
suati proses sehingga
mempunyai
arti(Whitten
et
al,
2001). Sistem
Informasi
bertugas
untuk
mengelola data-data yang ada untuk menjadi informasi yang berguna dan
mengelola  informasi  yang  ada.  Sistem  informasi  ini  diwujudkan  dalam
sebuah aplikasi yang dapat berbasis
desktop (Desktop Aplication)
atau web
(Web
Aplication)
yaitu 
Manajemen 
Sistem  Informasi 
(Management
Infrmation system).
  
9
Sistem informasi terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu:
1. Front-Office Information System.
Adalah
sistem informasi
yang
mendukung
fungsi
bisnis
yang
berhubungan dengan pelanggan (customers). Contoh dari sistem informasi
ini adalah
sistem informasi penjualan, sistem informasi peminjama buku,
dan lain-lain (Whitten et al, 2001).
2. Back-Office Information System.
Adalah
sistem informasi
yang
mendukung
operasi
bisnis
internal
perusahaan.
Contoh
dari
sistem informasi
ini
adalah
sistem informasi
kepegawaian,
sistem informasi
akuntansi,
dan
lain-lain.
Penelitian
yang
kami lakukan adalah untuk pengembangan Back-Office Information
System, karena penelitian yang kami
lakukan adalah untuk mendukung
operasi bisnis internal perusahaan (Whitten et al, 2001).
2.1.2  Sistem Basis Data (Database System).
2.1.2.1 Pengertian Basis Data.
Database
adalah kumpulan dari banyak data yang terhubung secara
logika     yang menggambarkan perusahaan, dan deskripsi dari data itu, yang
didisain
untuk
memenuhi
kebutuhan
informasi perusahaan. Database dapat
digunakan
secara
bersama-sama
dari seluruh departemen.
Seluruh data
perusahaan dikumpulkan ke dalam satu database perusahaan (Connoly dan
  
10
Begg, 2002). Dalam database, ada tiga hal yang menyusun sebuah database,
yaitu entiti, atribu, dan relasi.
Database Managament System (DBMS) adalah sitem prangkat lunak
(software)
yang
memungkinkan
pengguna
(user) untuk
mendefinisikan,
membuat, mengatur, dan mengotrol akses ke database. Lingkungan
pembentuk DBMS
adalah Hardware, Software, Data, People, dan Prosedur
(Connoly dan Begg, 2002).
Keuntungan
penggunaan
DBMS
adalah kontrol terhadap data
redundancy
(data
yang
berduplikat
atau berlebih), Konsistensi data,
mendapatkan informasi yang lebih dari jumlah data yang sama dibandingken
dengan tidak menggunakan DBMS, berbagi data untuk dapat diakses oleh
bagian apa saja, meningkatkan integritas data, meningkatkan keamanan data,
penghematan dari segi ekonomi, meningkatkan pengaksesan data,
meningkatkan produktivitas perusahaan, memudahkan pemeliharaan data,
meningkatkan backup dan pelayanan recovery.
2.1.2.2 Perancangan Basis Data.
Dalam melakukan
perancangan
database,
kita
dapat
mengikuti
suatu
urutan
database
development life cycle (DBLC).
Langkah-langkah
dari
database life
cycle
dapat
dilihat
pada
gambar di bawah
ini
(Connoly dan
Begg, 2002) :
  
11
Database planning
System definition
Requirement collection
and analysis
Database design
Conceptual database design
DBMS selection (optional)
Application design
Logical database design
Physical database design
Prototyping (optional)
Implementation
Data conversion & loading
Testing
Operational maintenance
Gambar 2.1: Database Life Cycle.
Database Planning
Dalam tahap
ini,
kita
merencanakan
tahapan-tahapan
apa
aja
yang
akn
dipakai untuk melakukan perancangan database. Ada tiga masalah pokok dalam
merumuskan suatu strategi sistem informasi, yaitu :
1.   Identifikasi
rencana
dan
tujuan
perusahaan
dengan
penentuan
kebutuhan sistem
informasi berikutnya.
2.   Mengevaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk
menentukan
kekuatan dan kelemahan yang ada.
  
12
3.   Penilaian
kesempatan
peluang
teknologi
informasi
yang
menghasilkan
keuntungan yang kompetitif.
Perencanaan
basis
data
perlu
juga
meliputi
pengembangan standard
yang
mengontrol bagaimana data akan dikumpulkan, bagaimana format
harus
diterapkan,
dokumentasi
apa
saja
yang
diperlukan,
dan
bagaimana
rancangan
dan implementasi dapat diproses. Dalam merancang suatu standard
yang
baik
harus  menyediakan  suatu  basis 
untuk  staff  pelatihan  dan  mengukur
pengendalian mutu, dan dapat memastikan bahwa pekerjaan yang ada
menyesuaikan diri kepada suatu pola teladan, tanpa tergantung dengan
ketrampilan dan pengalaman staff.
System Definition
Adalah menentukan ruang lingkup dari aplikasi basis data yang akan
dibuat
termasuk
pengguna
dan
tempat
di mana
aplikasi
basis
data
tersebut
diterapkan.
Sebelum mencoba
untuk
merancang
suatu
aplikasi
basis
data,
sangatlah
penting
bahwa
pertama
kali
kita harus mengidentifikasi batasan-
batasan sistem yang
ada dan bagaimana
sistem tersebut dapat
menghubungkan
dengan   bagian   lain   yang   terdapat   dalam   sistem   informasi   organisasi   /
perusahaan. Dan juga sangatlah penting bahwa kita harus menentukan batasan-
batasan sistem tidak hanya area aplikasi dan para pemakai yang sekarang, tetapi
juga aplikasi para pemakai masa depan.
Suatu aplikasi basis data
mungkin punya satu atau lebih user views dan
mengidentifikasi    user   views   adalah    suatu    hal    yang    penting    dalam
  
13
mengembangkan suatu aplikasi basis data, sebab dapat membantu untuk
memastikan
bahwa
tidak
ada
pengguna
utama
dalam basis
data
tersebut
terlupakan
ketika
mengembangkan
kebutuhan untuk aplikasi basis data yang
baru.
User
views
sangat
membantu
dalam
pengembangan
aplikasi
basis
data
yang
relatif kompleks
karena
user
views
dapat
membuat
basis
data
tersebut
dipecah ke dalam bagian-bagian yang dapat dikendalikan.
User
views
menggambarkan
apa
yang
diperlukan
suatu
aplikasi
basis
data dalam kaitan dengan data yang disimpan dan transaksi untuk dilakukan atas
data
tersebut.
Kebutuhan user views
mungkin
beda
dengan
view yang
bersangkutan atau tumpang tindih dengan view yang lain.
Requirement Collection and Analysis
Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengumpulkan informasi dari
perusahaan. Metode yang sering dilakukan adalah metode
Fact Finding, yaitu
dengan menggunakan salah satu metode seperti: wawancara, dokumentasi,
penelitian, kuisioner, dan observasi ke lapangan atau perusahaan.
Database Design
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting, karena pda tahapan
ini prancangan database yang akan dibuat dilaksanakan. Perancangan basis data
dimulai ketika analisis terhadap suatu kebutuhan perusahaan telah dilakukan. Di
dalam perancangan basis data terdapat suatu metodologi yang membantu dalam
membuat  suatu  basis  data.  Yang  dimaksud  dengan  metodologi  perancangan
  
14
basis data adalah sebuah pendekatan struktur yang mencakup prosedur, teknik,
alat bantu dan tujuan dokumentasi untuk mendukung dan memberi sarana dalam
proses perancangan basis data terdiri dari tahap-tahap yang membantu para
perancang dengan teknik yang tepat dalam setiap merancang basis data.
Metodologi perancangan basis data
juga membantu perancang untuk
merancanakan, mengatur dan mengevaluasi pengembangan dari proyek
pembuatan  basis  data  tersebut.  Dalam  metodologi  perancangan  basis  data,
proses perancangan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Conceptual Database Design,
Logial Database Design, dan Physical Database Design.
Conceptual Database Design, yaitu proses membangun
suatu
model
informasi
yang
digunakan
dalam perusahaan
yang
tidak
bergantung
pada
pertimbangan
fisik. Conceptual
Database
Design
meliputi pembuatan sebuah
konseptual data model sebagai bagian dari perusahaan. Data model dibangun
menggunakan informasi yang didokumentasi dari user requirement. Conceptual
Database Design secara keseluruhan terbebas dari detil penerapannya, seperti
DBMS software, aplikasi program, programming language, hardware platform
atau pertimbangan fisik lainnya.
Logical Database Design adalah
proses
membangun
suatu
model
informasi
yang
digunakan
dalam perusahaan
yang
berdasarkan
pada
sebuah
model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada sebuah
DBMS tertentu
dan pertimbangan fisik lainnya. Konseptual data model yang dibuat pada tahap
sebelumnya disempurnakan dan dipetakan menjadi sebuah logikal data model.
  
15
Physical Database Design dilakukan
untuk
memutuskan
struktur logic
secara
fisik
yang diimplementasikan ke
dalam tujuan
DBMS,
para
perancang
juga harus membuat keputusan mengenai bagaimana basis
data
tersebut dapat
diimplementasikan
/
diterapkan
dalam perusahaan.
Oleh
karena
itu,
Physical
Database Design untuk meningkatkan kinerja dari basis data tersebut dapat
mempengaruhi logikal data model.
DBMS Selection
Pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih DBMS yang cocok atau
sesuai dengan aplikasi basis data yang dibuat. Bagaimanapun pemilihan DBMS
bisa
dilakukan
pada
setiap
waktu
sebelum melakukan
logical
design
yang
menyajikan
informasi cukup
mengenai
kebutuhan
sistem seperti performance,
security, dan integrity constrain. Walaupun pemilihan
DBMS
mungkin jarang,
tetapi ketika kebutuhan perusahaan sedang diperluas atau sistem yang berjalan
digantikan,
mungkin menjadi perlu kadang-kadang
untuk
mengevaluasi produk
DBMS yang baru. Suatu pendekatan sederhana dalam melakukan DBMS adalah
dengan mencocokan DMS dengan kebutuhan. Secara khusus DBMS
menyediakan fasilitas-fasilitas seperti :
1. Mengijinkan user untuk menentukan basis data, biasanya melalui Data
Definition
Language
(
DDL
).
DDL
mengijinkan
user
untuk
memspesifikasi tipe data dan struktur dan batasan-batasan data yang
bisa disimpan di basis data.
  
16
2. Mengijinkan
user
untuk insert, update, delete, dan retrieve data dari
basis data, biasanya melalui Data Manipulation Language ( DML )
3.  DBMS menyediakan akses kontrol ke basis data.
Contohnya antara lain :
a.
Security System, di
mana
mencegah
user autorisasi untuk
mengakses basis data.
b.
Integrity    System,    di   mana   menangani   konsistensi
penyimpanan data.
c.
Concurrency
Control
System,
di
mana
mengijinkan
basis
data untuk diakses secara share.
d.
Recovery  Control  System,  di mana basis data bisa di-
restore pada   saat  terjadi  kesalahan  pada  hardware
ataupun software.
e.
User-Acessible
Catalog, di
mana berisi
deskripsi
data
di
dalam  basis data.
Langkah-langkah untuk memilih database adalah :
1.   Menggambarkan
cakupan
tugas
berdasarkan
kebutuhan
perusahaan.
2.   Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS.
3.   Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.
4.   Merekomendasi pemilihan
DBMS dan membuat
laporan hasil
dari evaluasi produk DBMS tersebut.
  
17
Application Design
Perancangan
user
menghubungkan program aplikasi
yang
menggunakan
dan memproses basis data tersebut. Mengamati desain aplikasi dan basis data itu
adalah aktivitas paralel pada aplikasi basis data life cycle. Dalam banyak kasus,
tidaklah
mungkin untuk
melengkapi atau
menyudahi desain aplikasi itu sampai
perancangan basis data terhadap dirinya sendiri yang sedang berlangsung. Pada
sisi lain, basis data ada untuk mendukung aplikasi tersebut, dan demikian harus
ada suatu informasi antar desain aplikasi dan desain basis data.
Kita  harus  memastikan  bahwa  semua  kemampuan  menyatakan
spesifikasi kebutuhan pemakai ada di dalam desain aplikasi untuk aplikasi basis
data.
Ini
melibatkan
program aplikasi
mengakses
basis
data
akan
merancang
transaksi tersebut ke dalam akses basis data.
Sebagai tambahan terhadap perancangan bagaimana kemampuan yang
diperlukan atau diharapkan untuk dapat tercapai,
maka
kita
harus
mendesain
seorang user yang sesuai untuk menghubungkan ke aplikasi basis data tersebut.
Alat penghubung ini menyajikan informasi
yang
diperlukan
sehingga
mudah
dioperasikan.   Bagaimanapun,   haruslah   dikenali   bahwa   alat   penghubung
mungkin
adalah
salah
satu
dari
komponen
yang paling
utama
dari
sistem itu.
Pada sisi lain jika alat penghubung tidak mempunyai satupun karakteristik maka
sistem akan menyebabkan permasalahan.
  
18
Prototyping
Prototype adalah merupakan suatu model aplikasi basis data yang
mempunyai semua corak yang diperlukan dan menyediakan semua kemampuan
sistem. Tujuan utama
untuk mengembangkan suatu aplikasi prototype database
adalah agar
user dapat
mengidentifikasi
fitur
sistem
menjadi
bekerja
dengan
baik. Jika memungkinkan, pemakai dapat memberikan saran untuk mengadakan
perbaikan atau bahkan fitur baru dalam aplikasi basis data tersebut. Keuntungan
prototype adalah relatif murah dan cepat dalam proses pembuatannya.
Ada dua strategi prototyping, yaitu requirements prototyping dan
evolutionary prototyping.
Requirements
Prototyping
adalah
prototype
yang
menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan aplikasi
basis
data dan jika
kebutuhan-kebutuhan
sudah
dilengkapi
maka
prototype tidak
dipakai
atau
dibuang.
Sedangkan
Evolutionary Prototyping, adalah
prototype
yang
sama
dengan
requirements prototyping,
tetapi
perbedaannya
bisa
digunakan
untuk
perkembangan lebih lanjut menjadi aplikasi kerja basis data.
Implementation
Implementasi merupakan perwujudan fisik dari basis data dan desain
aplikasi. Pada
tahap penyelesaian desain kita dapat
menerapkan basis data dan
program aplikasi
yang
telah kita buat. Implementasi basis data dicapai dengan
menggunakan
Data
Definition
Language
(
DDL ) yang telah
kita pilih
dalam
melakukan DBMS atau dengan menggunakan Graphical User Interface ( GUI )
yang 
menyediakan 
fungsional 
yang  sama 
dengan 
pernyataan 
DDL 
yang
  
19
digunakan  untuk  menciptakan  struktur  basis  data  tersebut.  User Views juga
diterapkan pada langkah implementasi.
Program aplikasi
diterapkan
dengan
menggunakan
bahasa
generasi
keempat atau ketiga yang lebih disukai. Bagian dari program aplikasi ini adalah
transaksi basis data,
yang diterapkan dengan
menggunakan Data Manipualtion
Language
(
DML
).
Transaksi
basis
data
juga dapat
dibuat
dalam
bahasa
pemrograman
seperti
Visual
Basic,
Delphi,
C,
C++,
Java,
COBOL,
Fortran,
Ada, atau Pascal. Kita juga menerapkan komponen lain dari desain aplikasi
seperti layar menu, format masukkan data dan laporan.
Pengendalian keamanan dan integritas untuk aplikasi juga telah
diterapkan. Sebagian dari kendali ini
telah
diterapkan
dengan
menggunakan
DDL, tetapi yang lain mungkin perlu untuk
digambarkan
di
luar
dari
DDL.
Sebagai contoh kegunaan yang disediakan DBMS kendali sistem operasi.
Data Conversion and Loading
Pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah
aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basis data yang baru.
Langkah
ini
diperlukan
hanya
ketika
suatu
sistem basis
data
lama
digantikan
dengan
sistem basis
data
yang
baru.
Sekarang
ini
suatu
DBMS
mempunyai
kegunaan memasukkan file ke dalam basis data yang baru, dan kemudian secara
otomatis
mengubah data ke dalam
format
yang diperlukan oleh file basis data
yang  
baru.  
Jika  
bisa  
diterapkan,  
pengembang  
dapat  
mengubah  
dan
  
20
menggunakan
program
aplikasi
dari
sistem
yang
lama
untuk
digunakan
oleh
sistem yang baru.
Testing
Testing
adalah
proses
melaksanakan
program aplikasi
dengan
tujuan
menemukan kesalahan. Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus
dilakukan pengujian atau testing terlebih dahulu. Dalam hal
ini kita
harus
hati-
hati dalam perencanaan strategi test dan data harus realistis sedemikian sehingga
keseluruhan proses pengujian sesuai
dengan metodenya dan dengan kaku
dilaksanakan. Sesungguhnya, pengujian tidak bisa menunjukkan tidak adanya
kesalahan, hal tersebut dapat dilakukan apabila dengan menggunakan suatu
perangkat lunak. Jika pengujian diselenggarakan dengan sukses, maka akan
membongkar kesalahan pada program aplikasi dan mungkin struktur basis data.
Sebagai manfaat sekunder, pengujian mempertunjukkan bahwa basis data dan
program aplikasi
nampak
seperti
bekerja
menurut
spesifikasi
mereka
dan
kebutuhan nampak seperti dicukupi.
Seperti saat merancang suatu basis data, maka dalam melakukan testing
para pemakai sistem yang baru
harus dilibatkan
untuk
menguji proses aplikasi
dan
basis
data
tersebut.
Situasi
yang
ideal
untuk
pengujian
sistem adalah
mempunyai
suatu
test
basis data
pada suatu
sistem perangkat keras,
tetapi
ini
sering tidak tersedia. Jika data real diharapkan untuk digunakan,
maka penting
untuk mempunyai backup. Setelah pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi
basis data ini telah siap untuk digunakan.
  
21
Operational Maintenance
Dalam langkah-langkah
sebelumnya,
aplikasi
basis
data
telah
secara
penuh
diterapkan
dan
diuji.
Sistem sekarang
pindah
ke
suatu
langkah
pemeliharaan yang melibatkan aktivitas berikut ini :
1. Monitoring Performance dari sistem. Jika performance jatuh di bawah suatu
tingkatan yang bisa diterima, maka penyetelan atau reorganisasi basis data
mungkin diperlukan.
2. 
Maintaining  dan
meningkatkan 
aplikasi 
basis 
data. 
Kebutuhan 
harus
disatukan
ke
dalam aplikasi
basis
data
melalui
tahap-tahap
sebelumnya
yang
terdapat dalam database life cycle.
Ketika aplikasi basis data sedang beroperasi, perlu dilakukan monitoring
secara dekat
untuk memastikan bahwa performance dalam tingkatan
yang bisa
diterima.
Suatu
DBMS secara
normal menyediakan berbagai kegunaan untuk
membantu administrasi basis data yang mencakup kegunaan untuk mengisi data
ke dalam suatu basis data dan untuk memonitor sistem tersebut. Kegunaan yang
mengijinkan 
sistem  melakukan 
monitoring  secara
berdampingan 
atau
berhadapan informasi sebagai contoh, pemakaian basis data untuk efisiensi dan
query strategi pelaksanaan. Database Administrator (DBA) dapat menggunakan
informasi
ini
untuk
men-setting sistem dan
untuk
memberi
performance
yang
lebih
baik,
sebagai
contoh,
dengan
menciptakan index
tambahan
untuk
mempercepat
query,
dengan
mengubah
struktur
basis data, atau dengan
melakukan kombinasi terhadap tabel yang ada.
  
22
Monitoring proses akan terus berlanjut sepanjang seluruh hidup suatu
aplikasi   basis   data   tersebut   dan   pada   waktu   tertentu   boleh   melakukan
reorganisasi basis data untuk mencukupi kebutuhan
sistem. Peubahan ini
menyediakan
informasi pada evolusi sistem
dan sumber daya
yang pada
masa
yang akan datang mungkin diperlukan. Hal ini memungkinkan DBA untuk
terlibat dalam perencanaan kapasitas dan untuk melakukan penyesuaian rencana.
Jika DBMS kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan
kegunaan yang diperlukan atau membeli tools tambahan, jika tersedia.
2.1.3  Perancangan Perangkat Lunak (software).
2.1.3.1 Pengertian Perangkat Lunak
Perangkat 
lunak  adalah 
suatu  perintah 
(program 
komputer) 
yang
apabila
dieksekusi
akan memberikan
fungsi
dan
unjuk
kerja
seperti
yang
diinginkan (Pressman, 2002). Perangkat lunak terdiri dari struktur data  yang
memungkinkan   program   memanipulasi   informasi   secara   proporsional.
Fungsi dari perangkat
lunak ada dua (2), yaitu: sebagai produk dan sebagai
kendaraan pengantar produk
Sebagai
produk, perangkat
lunak
adalah
sebuah
program aplikasi
yang
mempunyai
fungsi
atau
tugas
tertentu,
seperti
program microsoft
office
(word, exel, power point, dll). Sebagai kendaraan pengantar produk,
perangkat lunak adalah sebuah program perantara dan sebagai penjamin atau
  
23
fasilitator suatu
program
berjalan
sempurna,
seperti
sistem
operasi, sistem
kontrol komputer, sistem jaringan, dan lain-lain.
Perangkat
lunak
memiliki
karakteristik-karakteristik.
Karakteristik-
karakteristik itu adalah:
1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan.
Proses pengembangan prangkat lunak tidak sama dengan proses
pengembangan
suatu
produk
yang
berbentu fisik, seperti chip. Biaya
perangkat
lunak
paling
besar
berasal dari
fase
pengembangan perangkat
luna itu sendiri, tidak seperti perangkat keras, dimana biaya terpusa pada
material dan proses maufaktur perangkat keras tersebut.
2. Perangkat lunak tidak pernah usang.
Kalau  perangkat  keras  akan 
mengalami  kegagalan 
hardware
akibat
dari
masa
pakai
tertentu.
Hal ini bisa
diakibatkan
karena
panas,
debu, dan lain-lain. Berbeda dengan perangkat keras, perangkat lunak
sekali dikembangkan tidak akan pernah rusak karena tidak mempunyai
wujud 
fisik, 
namun, 
perangkat 
lunak 
dapat 
mengalami  penurunan
kualitas karena mengalami
ketidaksesuaian fungsi dengan keinginan
pemakai.
  
24
3. Sebaian besar perangkat lunak dibangun secara custum-built, serta tidak
dapat dirakit dari komponen yang sudah ada.
Hal
ini
dapat dengan
mudah
dilihat dari
kenyaaan,
bahwa
tidak
ada katalog perangkat lunak, sedangkan kita dapat menemui katalog
perangkat keras (misalnya jenis-jenis IC dengan kode dan fungsinya)
ketika akan mendesain sebuah perangkat keras.
2.1.3.2 Perancangan Peragkat Lunak.
Metode perancangan perangkat lunak ada beberapa, yaitu Sistem
sekuensial
(
Water
Fall Model ),
Rapid Aplication
Design (RAD),
Model
Spiral, Model Pertambahan, Model Rakitan Komponen, Model
Perkembangan  Konkruen.  Namun,  yang  peling  umum  dipakai  dan  yang
kami pakai dalam penelitian kami adalah Sistem Sekuensial atau yang sering
disebut dengan System Development Life Cycle (SDLC).
SDLC terdiri dari 4 Tahapan (Britton, 2002), yaitu:
1. Tahap Analisis.
Tahapan ini terjadi proses pengumpulan kebutuhan (requirement
engineering) yang diidentifikasikan dan difokuskan pada perangkat
lunak. Analisis ini bertujuan agar perekayasa memahami domain
informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka yang dibutuhkan.
2. Tahap Desain.
Tahap
ini
terjadi
proses
penterjemahan
kebutuhan
kedalam
sutu
sistem
perangkat
lunak.
Pada tahap
ini, dilakukan perancanga struktur
  
25
data,   arsitektur   perangkat   lunak,   representasi   interface,   dan   detil
prosedural (algoritma).
3. Tahap Implementasi (coding).
Tahap
ini
dilakukan
proses
coding atau proses menterjemahkan
desain kedalam sebuah bahasa yang dimengerti mesin.
4. Tahap Pengetesan (testing).
Tahap
ini
dilkukan
pengujian
terhadap
program yang
telah
berjalan. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui kesalahan sintaks,
keslahan logika, dan kesalahan runtime.
2.1.4  Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction).
Pengguna
sistem komputer
(user)
terbagi
menjadi
dua
bagian,
yaitu:
Expert User dan Novice User. Expert User adalah pengguna komputer
yang
telah berpengalaman dan telah menghabidkan waktu yang cukup lama
menggunakan
program aplikasi
tertentu.
Novice
user
adalah
pengguna
kompueter
yang
mempunyai
sedikit pengalaman dalam menggunakan
komputer dan hanya mempunyai sedikit waktu untuk berinteraksi dengan
komputer.
Maka
dari
itu,
perancangan
antar
muka (interface)
tidak
mudah
agar aplikasi yang kita buat dapat diterima, baik oleh expert user dan novice
user.
Antar
muka
pemakai
(user
interfce)
adalah jembatan
antara
manusia
dengan
komputer.
Antar
muka
merupakan 
alat bantu manusia berinteraksi
dengan komputer atau sitem komputer. Antar
muka terdiri dari dua macam,
  
26
yaitu berbasis text (Command Line Interface) dan berbasis grafik (Graphical
User
Interface).
Untuk merancang
sebuah
interface,
harus
menggunakan
panduan tiga (3) pilar perancangan dan delapan aturan emas ( 8 Golden Rule
of User Interface) antar muka. Tiga pilar perancangan tersebut adalah:
dokumen,
pedoman,
dan
proses,
user
interface software tools, dan ulasan
pakar dan uji usability.
Gambar 2.2: Tiga (3) Pilar Perancangan.
Sedangkan delapan aturan emas yaitu:
1. 
Antar 
muka 
harus 
mempunyai 
instruksi 
apa 
yang 
akan 
dilakukan
selanjutnya.
2.  Layar harus diformat sehingga mempunyai tampilan umum yang sama.
3.   Pesan, instruksi, atau informasi
harus ditampilkan cukup
lama
sehingga
dapat dibaca.
  
27
4.  Menggunakan atribut tampilan yang unik untuk menandakan sesuatu.
5.
Nilai-nilai  awal 
yang  harus  diisi  oleh  pengguna 
harus  ditulis  atau
ditampilkan.
6.  Antisipasi error yang kemungkinan pengguna akan ciptakan.
7.  Pengguna tidak boleh diizinkan untuk meneruskan menjalankan program
apabila masih terdapat error.
8. 
Apabila pengguna melakukan sesuatu yang dapat sangat membahayakan
sistem,
maka
harus
ada
mekanisme keyboard
lock
dan
instruction
message.
2.2  Teori-teori Khusus.
Teori-teori Khusus ini merupakan teori-teori yang khusus yang berkaitan dengan
penelitian.
2.2.1  Sistem Asuransi.
Menurut UU 
No. 2/1992 mengenai 
Usaha Perasuransian , maka pengertian
perusahaan
Reasuransi ialah   
perusahaan yang memberikan jasa dalam
pertanggungan
ulang
terhadap
risiko
yang dihadapi
oleh
Perusahaan
Asuransi
Kerugian dan atau Perusahaan
Asuransi
Jiwa.
Reasuransi
merupakan suatu sistem
penyebaran, dimana penanggung menyebarkan seluruh/sebagian dari pertanggungan
yang ditutupnya kepada penanggung lain. Pihak yang
menyerahkan pertanggungan
(tertanggung) disebut ceding company, dan pihak yang menerima pertanggungan
(penanggung) disebut reinsurer atau reasuradur. Fungsi reasuransi adalah:
  
28
1.   Memperbesar Kapasitas Akseptasi
Suatu   fakta   bahwa   perusahaan   Asuransi   mempunyai   modal   yang
terbatas.
Dengan
modalnya
yang
terbatas itu, Asuradur tidak
leluasa
untuk
melakukan  akseptasi  terhadap  risiko-risiko  yang  diterimanya.  Singkat  kata,
sesuai peraturan perundangan perusahaan Asuransi hanya diperkenankan
mempunyai Retensi Sendiri sebesar 10% dari Modal Sendirinya. Sebagai contoh
bila  “Perisai”  mempunyai  Modal  sebesar  IDR  10  Milyar,  maka  maksimum
risiko
yang boleh
diaksep
hanyalah
sebesar
IDR 1
Milyar. Kalau
kita melihat
kondisi sekarang, sudah sangat banyak harta benda yang nilainya jauh melebihi
angka IDR 1 Milyar. Maka kapasitas yang hanya sebesar IDR 1 Milyar itu tentu
saja
sangat
tidak
relevan.
Bila
seandainya
ia tidak
mempunyai
back-up
Reasuransi, tentunya “Perisai” tidak
diperkenankan
menutup pertanggungan
di
atas IDR 1Milyar.
Bila kemudian
“Perisai”
menerima penawaran untuk meng-cover harta
benda
senilai
IDR
5
Milyar,
apa
yang
harus
dilakukannya? Menolak
risiko
tersebut?
Hanya menerima
yang IDR 1
Milyar, sedangkan sisanya adalah
tanggungan nasabah sendiri? Atau meminta
nasabah
untuk
mencari perusahaan
asuransi lain yang mau menanggung IDR 4 Milyar tadi? Menurut hemat saya,
dan bila saya sebagai Nasabah, tentunya saya tidak mau repot mencari beberapa
perusahaan
yang
mau
mengasuransikan
harta benda saya. Lain
halnya
kalau
memang harta benda saya bernilai sangat tinggi, tentunya saya akan
mendistribusikan risiko ke beberapa Asuradur (co-insurance).
  
29
Menjawab pemasalahan diatas, Reasuransi tidak memberikan solusi atas
kapasitas akseptasi terbatas yang dimiliki Asuradur.Bila “Perisai” mempunyai
dukungan 
Reasuransi, 
maka 
dengan 
tetap 
mengandalkan 
Net 
Retensi-nya
sebesar IDR 1 Milyar tadi, ia bisa melakukan akseptasi terhadap risiko-risiko
yang nilainya jauh melebihi IDR 1 Milyar. Misalnya untuk risiko sebesar IDR 5
Milyar. Maka risiko sejumlah IDR 1 Milyar, tetap menjadi Net Retensi,
sedangkan
sisa
sebesar
IDR
4
Milyar
dialihkan ke
Reasuradur
(entah secara
Treaty atau secara Fakultatif ).
2.   Menciptakan Stabilitas Keuangan
Dalam menghadapi risiko
yang penuh dengan ketidakpastian,
tidak ada
seorangpun, baik Tertanggung,
Asuradur maupun Reasuradur,
yang tahu secara
pasti    apakah    risiko    tersebut    nantinya    akan    menimbulkan    kerugian.
Selain dampak kerugian
yang
tentunya tidak sedikit, bila kita
melihat dari sisi
keuangan, tentunya tiap
individu ataupun Organisasi, akan mengalami fluktuasi
keuangan bilamana mengalami kerugian. Misalnya seseorang yang kehilangan
mobil senilai IDR 100 juta. Bila saja ia mempunyai uang yang cukup, tentunya
untuk
dapat
mengembalikan
kondisi dimana
ia
memiliki
mobil
tadi, maka
ia
harus mengeluarkan uang senilai IDR 100 juta.  Hal tersebut tentu mengganggu
cash flow keuangan. Yang tadinya tidak ada rencana mengeluarkan uang sebesar
IDR   100   juta,   sekarang   harus   melakukannya.   Itu   kalau   orang   tersebut
mempunyai kondisi keuangan yang memadai.
Untuk yang tidak, tentu lebih
dramatis
lagi,
bagaimana
ia
harus
mengumpulkan
uang
untuk dapat
membeli
  
30
mobil.Sebagai bagian dari Manajemen Risiko, Reasuransi dapat menghilangkan
ketidakpastian keuangan tadi. Asuradur dapat menentukan
seberapa besar
kerugian yang mau dan mampu dideritanya, selebihnya menjadi beban
Reasuradur
3.   Meningkatkan  Rasa  Percaya  Diri  dan  Memberikan  Ketentraman  Hati
Dari  penjelasan 
di 
atas  bahwa 
dengan 
Reasuransi, 
Asuradur 
bisa
mendapatkan kapasitas akseptasi yang jauh lebih besar dari yang sesungguhnya
ia miliki. Tentunya secara tidak langsung akan menimbulkan rasa percaya diri,
utamanya
dapat
bersaing
memperebutkan
risiko
yang
besar.
Nasabah
sendiri
tentunya
lebih senang
mempertanggungkan
harta
bendanya
ke
Asuradur yang
mempunyai kapasitas askeptasi lebih besar.
Dari penjelasan kedua, juga diperoleh suatu keyakinan bahwa
Asuradur
hanya
akan menderita kerugian
sebesar
nilai
tertentu
dimana
sisanya
dialihkan
ke Reasuradur. Dengan adanya keyakinan itu, maka tentunya Asuradur akan
merasa aman dan tidak lagi was-was atau khawatir bahwa bila Tertanggungnya
mengalami 
kerugian,
hal
itu
akan membebani
dirinya.
Keyakinan
ini
yang
nantinya akan memberikan ketentraman hati, dan Asuradur dapat berkonsentrasi
penuh
dalam meraih
produksi
premi.
Sebenarnya
fungsi
ini
serupa
dengan
harapan bagi Nasabah membeli proteksi Asuransi, yaitu mendapatkan “peace of
mind”.
  
31
4.   Memberikan Perlindungan atas Risiko Katastropis
Seperti disebutkan sebelumya, bahwa
malapetaka bisa saja terjadi tanpa
bisa diduga kapan dan berapa besarnya. Bila Asuradur mengalami klaim yang
bertubi-tubi atau sangat besar
nilainya,
bukan
tidak
mungkin
ia
mengalami
default  
atau  
bangkrut  
karena  
tidak  
mampu  
membayar  
liabiality-nya.
Bila “Perisai” mendapat tuntutan klaim atas kerusakan mobil
senilai
IDR 100 juta, tentu nilai tersebut tidaklah material dan dapat dibayar dengan
murah
oleh Asuradur.
Namun
bagaimana
bila
tuntutan
itu
secara
bersamaan
diajukan oleh 1000 pemegang polisnya, apakah “Perisai” masih akan mampu
membayar
IDR
100
Milyar?
Menjawab
pertanyaan
seperti itulah,
Reasuransi
datang membawa jawaban untuk menanggulangi risiko yang bersifat katastropis.
Intinya,   dengan   melakukan   pengalihan   risiko   yang   sifatnya   katastropis,
Asuradur dapat terhindar dari kerugian yang severity-nya sangat tinggi.
5.   Melakukan Penyebaran Risiko
Sama 
halnya  penyebaran  risiko  yang  dilakukan  oleh  seorang
Tertanggung
ke perusahaan
Asuransi,
maka sewajarnya hal ini dilakukan pula
oleh perusahaan Asuransi kepada perusahaan Reasuransi, dan seterusnya. Untuk
menghindari
rasa khawatir akan risiko yang terlalu besar,
selain
menanggung
sebagian
risiko,
Asurasur
tentunya
akan melakukan
penyebaran
lebih
lanjut
terhadap risiko yang diaksepnya dari Tertanggung. Sebagian risiko yang
dialihkan
ini
terdapat
dalam mekanisme
Reasuransi.
Metode
penyebarannya
sebaiknya  dilakukan  ke  beberapa  Reasuradur, 
untuk 
meminimalisasi  risiko
  
32
hambatan recovery klaim. Logikanya, risiko yang dibagi cukup merata kepada
beberapa Reasuradur akan lebih mudah ditagihkan dibandingkan bila hanya
dilimpahkan kepada satu Reasuradur saja.
Pada contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa dari satu Risiko yang sangat
besar, namun dengan distribusi risiko yang cukup merata, akan lebih acceptable
dan managable bilamana terjadi kerugian. Lain halnya bila, risiko dialihkan oleh
Asuradur hanya ke Reasuradur “A” saja misalnya, maka beban sebesar IDR 99
Milyar hanya akan ditanggung sendiri.
2.2.2  Microsoft .NET.
Menurut Duthie (2003, p3) Microsoft .NET ialah istilah umum yang mencakup
sejumlah teknologi yang baru dikeluarkan oleh Microsoft. Sebagai
suatu kesatuan,
teknologi 
ini 
ialah 
perubahan 
paling 
penting 
pada 
platform 
pengembangan
Microsoft sejak pergeseran dari 16 bit ke 32 bit.
Microsoft .NET mencakup teknologi berikut  ini :
.NET Framework
.NET Enterprise Servers
Bahasa-bahasa pemrogramandan tool-tool bahasa .NET
Dengan
lahirnya .NET
muncullah beberapa konsep baru yang juga merupakan
evolusi di dunia komputer.  Konsep .NET secara sederhana sebenarnya dapat dibagi
menjadi 2 yaitu:
1.   Portabilitas
  
33
Ide ini memungkinkan suatu aplikasi diinstalasi di semua operating
system(Microsoft Windows, UNIX, Mac, dsb.),adapun yang membuat hal
tersebut dapat dilakukan ialah dengan melakukan perubahan pada sisi
Application
Engine
atau
dalam hal
ini
adalah
.NET
Engine
(sering
disebut
sebagai CLR-Common Language Runtime Engine).Aplikasi .NET berdiri di atas
.NET Engine jadi hanya .NET Engine nyalah yang diharapkan bisa mensupport
operating system tertentu.
2.   Integrasi.
Dengan
konsep
ini
sebuah
aplikasi
di
suatu
platform bisa
berkomunikasi
dengan mudah dengan aplikasi pada platform lain, contohnya aplikasi Microsoft
di
platform Windows
bisa
berkomunikasi dengan
aplikasi
IBM
di
platform
UNIX.Artinya aplikasi .NET yang kita buat tidak tertutup dan bisa diakses dari
luar. Dengan teknologi .NET komunikasi bisa dilakukan dengan menggunakan
jaringan publik internet yaitu dengan  
XML
dan
WebService.
XML
atau
eXtensible
Markup
Language
merupakan format
data
universal
yang
sudah
standar secara worldwide. XML digunakan sebagai format data universal dalam
komunikasi antar aplikasi yang berbeda platform.
Dari sisi Application Development, pembuatan aplikasi web
menjadi sangat
lebih mudah dan lebih cepat. Salah satu contohnya adalah pembuatan aplikasi
ASP.NET
yang
sama
mudahnya
dengan
pembuatan aplikasi Visual Basic 6.0.
ASP.NET
mengambil
fitur-fitur
terbaik dari kompetitor ASP yaitu JSP dan
ColdFussion.  
Konsep  
Object  
Oriented  
Programming  
JSP  
yang  
telah
  
34
dimodifikasi diterapkan di ASP.NET. Sedangkan konsep Server Control
ASP.NET(yang memperpendek waktu pembuatan aplikasi dan memungkinkan
gaya pemrograman ala Visual
Basic 6.0) sedikit banyak
merupakan
modifikasi
dari teknologi ColdFussion. Contoh lainnya adalah pembuatan Web Service juga
bisa dilakukan dengan sangat mudah dan dalam waktu yang sangat singkat.
Selain itu untuk mempermudah proses pembelajaran pada .NET, .NET Engine
mensupport banyak bahasa pemrograman antara lain adalah: Visual Basic.NET,
C#, C++ Managed, J#, COBOL, RPG, FORTRAN, PASCAL, dsb.
Dari sisi functionalities terjadi peningkatan karena hal-hal yang dulu hanya
bisa dilakukan oleh programmer Visual C++ sekarang juga bisa dilakukan oleh
programmer
Visual
Basic.NET
(termasuk
meningkatnya kemampuan
Object
Oriented Programming-nya). Dari sisi performance juga banyak dilakukan
perubahan-perubahan pada .NET Engine yang mendukung performance seperti
adanya feature caching.
Dari
sisi
security
sejak awal
.NET
Engine
dirancang
untuk
menangkal
serangan hacker. Serangan hacker yang paling umum yaitu Buffer Overrun yang
dapat menyebabkan Denial Of Service atau tidak bekerjanya suatu Service pada
sebuah komputer sudah dapat ditangkal dengan adanya
Type Safety Checking.
Selain itu .NET juga
mendukung banyak fungsi Cryptograhy yang dapat
digunakan untuk mengacak data sehingga tidak dapat dibaca dengan mudah.
NET 
Platform 
merupakan  satu  set  kumpulan  teknologi  yang
memungkinkan   teknologi   Internet   ditransformasikan   ke   dalam   platform
  
35
distributed computing
dengan
skalabilitas
dan kompatibilitas
tinggi. Secara
teknikal, .NET Platform
menyediakan konsep pemrograman dengan
library dan
modul-modul baru yang konsisten, terlepas dari jenis bahasa pemrograman yang
digunakan..NET Platform menyediakan hal-hal berikut bagi para developer :
1.
Language
independent,
dengan programming
model
yang konsisten
di
semua tier aplikasi yang dibangun.
2.         Interoperability dan kompatibilitas antar aplikasi.
3.         Kemudahan migrasi dari teknologi yang ada saat ini.
4.
Dukungan penuh
terhadap berbagai
teknologi standar
yang
digunakan
dalam platform internet, antara lain HTTP, XML, SOAP dan HTML.
Keuntungan menggunakan .NET :
1. Multi Language
Arsitektur
.NET
bersifat
terbuka, sehingga memungkinkan berbagai
bahasa   pemrograman   mengakses   CLR   dengan   mulus.   Banyak   kalangan
menyebut .NET
sebagai
open
source
versi Microsoft. Saat
ini
.NET dapat
diprogram menggunakan Visual
Basic.NET, C++.NET,
Visual C#, Jscript, dan
J#.  Berbagai  third
Party 
yang 
dapat 
digunakan 
adalah 
COBOL, 
Eiffel,
Smalltalk, Perl, Phyton, ML, Pascal, dan Delphi.
2.         No DLL Hell
  
36
DLL merupakan blok atau modul-modul obyek dari sebuah aplikasi.
Peranannya sangat penting, sekaligus memusingkan. Sering terjadi dalam dunia
windows, kompatibilitas dan registrasi DLL di masing-masing Workstation
menjadi isu besar dalam deployment aplikasi.
3.
Strong Typing dan Type Safety
Bila anda
pernah
menggunakan
VB6,
pendefinisian tipe data bukanlah
sesuatu yang mutlak wajib dilakukan karena VB akan mendefinisikan primitive
data
type,
suatu
type
default
untuk masing-masing
angka
atau
karakter
yang
terdapat
dalam variabel.
Hal
ini
sebenarnya
kurang
baik
karena
dapat
memboroskan memory dan merupakan sumber bug. .NET menyediakan strong
typing,
dimana
setiap
variabel
wajib
didefiniskan scope dan tipe datanya.
Demikian pula dengan fasilitas type safety yang sangat bermanfaat untuk
membantu
dalam coding
pemrograman,
terutama
fasilitas
intellisense
yang
membimbing   pemrogram   dalam   menentukan   property,   method,   maupun
function yang akan dipakai.
4.
Cross Platform Possibility
.Net   menyimpan   dan   mengirim   data   dalam   bentuk   XML   yang
merupakan
format
data
universal di
internet. Dengan demikian integrasi data
antar
platform
lebih
mudah
dilakukan,
selama
platform tersebut
mendukung
XML. Representasi konsep ini adalah dataset, suatu cache data yang berbentuk
XML dan dapat diakses dengan
mudah. Sebuah data dapat diparsing antar tier
  
37
aplikasi, baik dari database, middle tier, maupun aplikasi klien dalam format
XML. Manipulasi format data dalam bentuk XML, .txt, maupun .rtf merupakan
sesuatu yang menantang para programmer untuk membuat aplikasi lintas
platform.
5.         Code Once, More Application
Interface
pemrograman
bersifat konsisten, dengan
object
model
yang
sama pada setiap bahasa yang digunakan. Suatu object baik berbentuk class,
library,  maupun  web services  dapat  diakses  dengan  mudah  oleh  berbagai
aplikasi windows maupun web. Hal ini lebih menghemat waktu para
pengembang, dimana sebuah object dapat dibuat sekaligus untuk aplikasi Web,
Windows, dan bahkan console application berbasis DOS.
.NET Framework adalah teknologi inti yang menyediakan berbagai
library
untuk
digunakan
oleh
aplikasi
di
atasnya.
Komponen
inti .NET
Framework adalah Common Language Runtime (CLR) yang menyediakan run
time
environment
untuk
aplikasi
yang
dibangun
menggunakan
Visual
Studio
.NET, 
terlepas 
dari 
jenis 
bahasa 
pemrogramannya.  Dengan 
adanya 
CLR
tersebut,  programmer 
dapat 
menikmati  consistent
object  model 
dalam
mengakses
berbagai
komponen
library. Dengan demikian penggunaan bahasa
pemrograman dalam dunia .NET adalah lebih ke masalah selera, dan bukan pada
kelebihan maupun kekurangan masing-masing bahasa.
  
38
Hal
tersebut
dapat
dilakukan
karena  semua
bahasa
pemrograman
yang
mensupport
.NET
mengakses
library
yang sama
di dalam .NET Framework,
dengan object model yang konsisten, dengan run time file yang sama. Bahasa
adalah
sekedar
skin
atau
theme,
bukan senjata sakti. Bagi seorang .Net
Developer, pemahaman terhadap konsep dan object model .NET Framework
adalah jauh lebih penting daripada bahasa pemrograman itu sendiri.
Tujuan Desain Framework .NET  ialah :
1.
Infrastruktur  Komponen  Komponen  disini  artinya  adalah  komponen
COM (Component Object Model) untuk referensi ke suatu modul binary
seperti DLL atau EXE.
2. Pengaturan Memory secara otomatis (sering juga disebut “garbage
collection”).
3.   Pengaturan Standard version.
4.  Multiplatform support.
2.2.2.1 Visual Studio .NET
Visual Studio .NET menyediakan tools bagi para developer untuk membangun
aplikasi  yang  berjalan  di  .Net  Framework.  VS.Net  membawa  perubahan  besar
dalam
gaya
pemrograman,
karena
setiap programmer
dituntut
untuk
memahami
.NET object model dan Object Oriented Programming dengan baik, jika tidak ingin
menghasilkan aplikasi dengan performa rendah.
  
39
VS.Net
juga
semakin mempertipis
jarak
antara
Windows
Programmer
dengan
Web
Programmer.
Dunia
scripting
yang
akrab
bagi
programmer
web
akan
sulit
ditemukan
dalam .NET, karena pemrograman
web
sudah
bersifat full
object oriented, dengan fasilitas event driven programming sebagaimana
layaknya
windows  programming.
Pemrograman 
web 
menjadi 
lebih 
mudah 
dan
menyenangkan bagi para programmer windows.
2.2.2.2 Visual Basic .NET
Visual
BAsic
.NET
menyediakan platform
pengembangan
aplikasi
Deskop
ataupun  Web  terdepan  yang  diciptakan  dewasa  ini.  Yang  membuat  VB.NET
menjadi sebuah revolusi
ialah pembuatannya
yang didasarkan pada platform baru
Microsoft .NET, atau lebih tepatnya .NET Framework.
VB.NET berbeda dari VB6 dalam hal kaidah pemrograman, terutama
dengan
fasilitas strong typing dan code safety. Di samping itu, sifat .NET Framework yang
dirancang 
dengan 
nuansa 
OOP 
juga 
harus 
diikuti, 
sehingga 
VB.NET 
dapat
dikatakan
sebagi full
OOP
programming.
Hal
tersebut
mungkin
bukanlah barang
baru bagi anda pemakai Java atau C, tetapi
merupakan
hal baru bagi kebanyakan
programmer VB6. Dengan demikian, mempelajari VB.NET berarti meningkatkan
skill veteran VB klasik, sejajar pemrogram berbasis OOP lainnya.
VB.NET memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknologi terdahulu, yaitu :
Kemudahan mengakses berbagai library .NET Framework secara konsisten dan
powerfull, yang mempercepat pengembangan aplikasi.
  
40
Penggunaan
berbagai
macam
bahasa pemrograman
secara penuh
misalnya
C#,
J# dan visual C++. Selain itu tersedia berbagai web control 
yang dapat
digunakan membangun aplikasi secara cepat.
Perbedaan Visual Basic 6 dengan Visual Basic .NET yaitu :
o
Antar Muka yang terintegrasi (IDE).
o
Perubahan konsep dan mekanisme penyimpanan project.
o
Perubahan
Bahasa
Visual
Basic
6.0
dan
versi
yang
dibawah
didesain
untuk   membuat   program   berbasis   Windows,   Visual   Basic   .NET
dirancang untuk membuat aplikasi XML Web Service. Untuk keperluan
ini, Visual Basic .NET menghasilkan kode program yang dikenal secara
umum saat dijalankan. Format file ini adalah XML.
o
Perubahan Batas Array.
o
Perubahan deklarasi besar Array.
o
Visual  Basic  .NET 
memperbaharui  deklarasi  besar  array  agar  bisa
bekerja sama dengan bahasa pemrograman lain.
o
Perubahan Tipe Data.
o
Visual  Basic  .NET  memperbaharui  tipe  data  agar  bisa  bekerja  sama
dengan  bahasa  pemrograman 
lain  dan  common  langguage 
runtime
(CLR). Karena hal ini deklarasi tipe data, penggunaan dan konversi
berubah.
o
Perubahan Format Function.
  
41
Function Format digunakan untuk mengubah tampilan data sesuai yang
Anda inginkan. Hasil dari function Format adalah string. Misal Anda
ingin 
mengubah  tampilan 
tanggal,  atau  menampilkan  angka  dalam
format currency. Function format di Visual Basic .NET diperbaharui
untuk mengikuti spesifikasi
Common Langguage Runtime untuk
memformat data.
2.2.3  Data Flow Diagram.
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat bantu yang menggambarkan aliran data
pada
sebuah
sistem dan
proses
yang
terjadi
di
sistem.
DFD
digunakan
untuk
memodelkan proses pada suatu perusahaan. DFD ini terdiri dari external entity dan
proses.
DFD terdiri dari simbol-simbol, yaitu:
1. Kotak merupakan simbol yang berarti external agent atau external entiti.
2. Bulatan merupakan simbol proses yag harus dilakukan.
3. Kotak terbuka menggambarkan penyimpanan data atau sering dianggap file atau
database.
4. Tanda Panah menggambarkan aliran data,
yaitu input atau output dari atau ke
proses.
2.2.4 Jaringan Komputer.
Jaringan  komputer  merupakan  salah  satu  teknologi  yang  sangat  penting  di
bidang teknologi informasi. Ada 3 macam jenis jaringan komputer, yaitu :
  
42
1.   Local Area Network (LAN)
Jaringan
komputer
yang
dibatasi
oleh
area
geografis
yang
relatif
kecil
dan umumnya dibatasi oleh area seperti perkantoran atau sekolah dan biasanya
ruang lingkup yang dicakupnya tidak lebih dari 2 Km persegi.
Dalam LAN, ada satu
komputer
yang
dijadikan sebuah
server.
Server
digunakan
untuk
menyimpan
berbagai
macam software
yang
digunakan
untuk
mengatur jaringan ataupun sebagai software
yang
digunakan
oleh
komputer-
komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut (komputer klien).
User
yang
membutuhkan aplikasi yang sering
dipakai dan disimpan di server,
dapat   mendownloadnya   dan   menyimpannya   di   komputer   lokalnya   yang
kemudian dapat langsung dipakai. User juga dapat melakukan pencetakan ke
printer atau servis layanan lainnya dalam jaringan.
LAN di desain untuk:
•          Beroperasi pada wilayah geografi yang terbatas.
•          Memunkinkan banyak
user
untuk
mengakses media dengan kecepatan.
tinggi
Menyediakan koneksi ke layanan
local setiap saat (
seperti printer dan
file di server ).
•          Menghubungkan peralatan yang berdekatan.
2.   Metropolitan Area Network
Sebuah MAN (Metropolitan Area Network), biasanya mencakup area
yang
lebih
besar
dari
LAN,
misalnya
antar
wilayah
dalam satu
propinsi
atau
  
43
MAN juga dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan
yang
lebih
besar
lagi.
Sebagai
contoh dari
MAN
yaitu
:
Sebuah
kantor
X,
memiliki cabang di Jawa Tengah yaitu pada kota Semarang, Purwokerto dan
Pekalongan. Kantor cabang tersebut saling terhubung satu sama lain. Hubungan
antar  kantor-kantor  cabang  tersebut  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan
media seperti Leased Line, Jalur telepon, ISDN.
3.   Wide Area Network
Jaringan komputer yang ruang lingkupnya sudah terpisahkan oleh batas
geografis  dan  biasanya  sebagai  penghubungnya  sudah  menggunakan  media
satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan bank besar
yang ada di seluruh Indonesia ataupun yang ada di negara-negara lain.
WAN didesain untuk :
•          Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas.
•         
Memungkinkan  akses  melalui 
interface  serial  yang  beroperasi  pada
kecepatan yang rendah.
•          Menyediakan konektifitas fulltime dan parttime.
•          Menghubungkan  peralatan  yang  dipisahkan  oleh  wilayah  yang  luas,
bahkan secara global.
Pada awal perkembangan LAN,
MAN dan WAN terjadi banyak
kekacauan. Pada awal tahun 1980an, terjadi perkembangan yang pesat pada
jaringan  komputer.  Beberapa  perusahaan  pembuatan  peralatan  jaringan
komputer
menyadari bahwa dengan adanya jaringan komputer,
maka efisiensi
  
44
kerja  semakin  meningkat.  Sehingga  menyebabkan  banyak  perusahaan  mulai
menerapkan sistem komputer jaringan.
Oleh sebab itu, beberapa perusahaan pembuat peralatan jaringan
komputer mulai berlomba-lomba memperkenalkan produk dan teknologi terbaru
mereka. Pada pertengahan tahun 1980an, perusahaan-perusahaan pembuat
peralatan
jaringan
mulai
menyadari sebuah
hal
yang
sangat
penting
dan
merugikan
banyak
perusahaan,
yaitu
semakin
tidak terkendalinya
pemakaian
peralatan jaringan komputer yang berbeda-beda (merk, spesifikasi, teknologi,
dll). Masing-masing perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer
membuat produknya dengan menggunakan teknologi yang berbeda satu sama
lain.
Hal
ini
mengakibatkan
komputer-komputer tersebut tidak dapat saling
terhubung, dikarenakan perbedaan perusahaan manufakturnya.
Pada akhirnya terbentuklah sebuah organisasi kecil yang mulai
mengendalikan  perbedaan-perbedaan  yang  terjadi  akibat  pesatnya
perkembangan teknologi saat itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
dibuatlah
sebuah
standarisasi terhadap teknologi-teknologi
jaringan
yang
akan
dipakai.
Standarisasi
tersebut kemudian diresmikan oleh
suatu
Badan
Standar
Internasional (ISO).
Model
Referensi
OSI,
dikenalkan pada
tahun 1984
yang
menyediakan
suatu standar
desain komunikasi pada
jaringan
komputer.
Model
referensi
OSI
ini
memiliki
kompatibilitas
yang tinggi
antara
produk /
teknologi
yang
dikembangkan  oleh  beberapa  perusahaan  pembuatan  peralatan  jaringan
komputer 
yang  berbeda.  Model  Referensi  OSI  memungkinkan  kita 
untuk
  
45
melihat fungsi dari jaringan pada setiap layernya. Hal yang lebih penting, model
OSI adalah sebuah framework yang
dapat mempermudah mengerti bagaimana
perjalanan sebuah informasi ke dalam jaringan. Kita dapat menggunakan Model
Referensi OSI untuk menvisualisasikan bagaimana informasi atau data paket
dapat berjalan di dalam aplikasi/program melalui media komunikasi
menuju ke
aplikasi/program lainnya
yang
terletak
pada
komputer
yang
lain
pada
satu
jaringan
meskipun
penerima
maupun
pengirim memiliki
media
jaringan
yang
berbeda.
Pada Model Referensi OSI, ada 7 buah layer yang pada tiap layernya
mengilustrasikan fungsi-fungsi jaringan. Pembagian fungsi-fungsi jaringan ini
disebut
layering.
Pembagian
sebuah jaringan
kedalam 7
buah
layer
memiliki
keuntungan sebagai berikut :
1.         Memecah komunikasi jaringan ke bagian yang lebih kecil/sederhana.
2.
Standarisasi   komponen-komponen   jaringan   yg   dikembangkan   oleh
beberapa perusahaan yang berbeda.
3.
Memungkinkan  peralatan  jaringan  dan  software  yang  berbeda  dapat
berkomunikasi satu sama lain.
4.
Mencegah perubahan
pada
satu
layer
yang
dapat
mengganggu
kinerja
layer yang lain.
5.
Memecah
model
komunikasi
jaringan
ke
bentuk
yang
lebih
sederhana
untuk lebih mudah dipelajari.
  
46
Gambar 2.3: 7 OSI Layer.
Pada setiap layer pada OSI, memiliki sebuah set fungsi yang dikerjakan agar
suatu
paket
data dapat
dikirim dari
sumber
ke
tujuan pada
suatu
jaringan.
Layer-
layer tersebut adalah:
1. Layer 7 : Layer Application
Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user/pengguna, layer ini
menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda
dengan layer
lainnya yang dapat menyediakan
layanan kepada layer lain. Sebagai
contoh : program pengolah kata, email, ftp, dll.
2. Layer 6 : Layer Presentation
Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer aplikasi (application
layer)  supaya  informasi  yang  dikirimkan  dapat  dibaca  oleh  layer  aplikasi  pada
sistem lain.
Jika
diperlukan,
pada
layer
ini
dapat
menerjemahkan
beberapa
data
format yang berbeda, kompresi, dan enkripsi.
  
47
3. Layer 5 : Layer Session
Sesuai dengan namanya, layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur
dan memutuskan sesi komunikasi. Session layer menyediakan servis kepada layer
presentation. Layer ini juga mensinkronisasi dialog diantara dua host layer
presentation  dan mengatur pertukaran data.
4. Layer 4 : Layer Transport
Layer transport mensegmentasi data dari pengirim dan merakit kembali data ke
dalam sebuah
data
stream pada
komputer
penerima.  
Pada
layer
ini
juga
menyediakan
servis
komunikasi.
Dalam menyediakan sebuah
servis
yang
reliabel
pada
layer ini
menyediakan error detection dan
recovery serta
flow control.
Layer
Transport berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket-paket data yang akan
dikirim dan
penyusun
kembali
paket-paket
data
menjadi
sebuah
informasi
yang
diterima. Batasan antara layer Session dan layer Transport dapat dikaitkan dengan
batasan   antara   logikal   protokol   dan   media   (fisik)   protokol,   dimana   layer
Application, Presentation dan Session berhubungan dengan sebuah aplikasi logikal,
sedangkan tiga layer dibawah berhubungan dengan cara pengiriman data. Transport
Layer juga berfungsi menyediakan servis metode pengiriman data untuk melindungi
layer diatasnya dari implementasi detil layer dibawahnya.
5. Layer 3 : Layer Network
Layer
Network
lebih
sedikit
kompleks
dalam menyediakan
koneksi.
Layer
ini
dapat
melakukan pemilihan jalur terbaik dalam komunikasi
jaringan
yang
terpisah
secara geografis (Path Selection)
  
48
6. Layer 2 : Layer Data Link
Layer
Data
Link
berfungsi
menghasilkan alamat
fisik
(physical
addressing),
pesan-pesan kesalahan
(error notification),
pemesanan
pengiriman
data
(flow
control).
7. Layer 1 : Layer Physical
Layer Physical berkaitan dengan karakteristik tinggi tegangan, periode
perubahan tegangan, lebar jalur komunikasi (bandwith), jarak maksimum
komunikasi, konektor, dll.