2.1.2 Sejarah Kelirumologi
Kelirumologi
pertama
dicetuskan
oleh
Jaya Suprana, pengusaha jamu asal Kota
Semarang
yang juga pendiri Museum Rekor Indonesia. Sebagai pemikir,
Jaya kerapkali
memperdalam berbagai literatur baik dari buku maupun media lainnya untuk
mempelajari kekeliruan yang
terlanjur dianggap benar di tengah masyarakat. Dari hasil
olah pikirnya itu, Jaya menerbitkan buku berjudul Kaleidoskopi Kelirumologi. Buku
tersebut
mengajak
pembaca
agar
lebih
kritis terhadap
semua
hal
yang dianggap benar
padahal sebenarnya salah.
Yang
diuntungkan oleh kekeliruan penyebutan oleh masyarakat adalah produk-
produk
yang
terlanjur terkenal, dan
menjadi brand minded,
seperti
Aqua,
atau Pentium.
Seseorang
yang
terlanjur
maniak
dengan
air mineral
Aqua,
ketika
hendak
membeli
air
mineral
di
toko,
ia
tetap
menyebutkan
merk
Aqua,
meski
tangannya
menunjuk
pada
merk lain. Begitu pula dengan pentium, untuk mengetahui kualitas kecepatan sebuah
personal computer (PC), seseorang selalu menanyakan "Pentium berapa?". Padahal
merk
prosesor
tidak
hanya
pentium saja.
Secara
positif,
kelirumologi
penyebutan
merk
adalah keberhasilan
upaya
marketing
yang
salah satu tujuannya
mempengaruhi perilaku
masyarakat terhadap kesenangan suatu produk.
2.1.3 Pengertian Kelirumologi
Jika
diurai,
'kelirumologi' berasal
dari
kata
'keliru' yang
artinya
'salah',
dan
'logi
(logos)'
yang
artinya
'ilmu'.
Dua
kata
tersebut
jika
hendak
digabungkan,
maka
seharusnya berbunyi kelirulogi, bukan 'kelirumologi'.
Akan
tetapi Jaya Suprana sengaja
menggunakan
kata
yang
'salah'
tersebut
untuk
sekadar
menjelaskan,
bahwa
istilah
baru
|