BAB II
DATA DAN ANALISA
2. 1
Data dan Literatur
Sumber data-data untuk
menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh
dari:
1.   Media elektronik: Internet
2.   Literatur: Koran, Buku
3.   Pengamatan langsung / observasi
2. 2
Museum Nasional RI
Museum
Nasional
Republik
Indonesia atau
lebih
dikenal
dengan Museum
Gajah merupakan museum yang tertua dan terbesar di Asia Tenggara. Museum
ini dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Belanda di bawah Gubernur-
Jendral Reinier de Klerk sebagai respons adanya perhimpunan dengan bertujuan
menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Sehingga arsitekturnya
berpengaruh Eropa. Dikenal sebagai Museum Gajah sejak dihadiahkannya
patung gajah oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada 1871, yang sekarang
diletakan di depan halaman depan museum.
Pada  saat  ini  Museum  Indonesia  telah  memiliki  jumlah  koleksi  sebanyak
112.246 buah. Namun hingga saat ini hanya 20 persen saja yang dapat
ditampilkan, dikarenakan kurangnya ruang untuk pameran. Sehingga untuk
memperbaikinya 
telah 
berjalannya 
peluasan 
lokasi 
museum  dengan
penambahan  dua gedung sehingga luasnya menjadi sepuluh kali lipat dari yang
  
sekarang, museum juga menampilkan koleksi dengan gaya yang lebih modern
untuk menghilangkan kesan suram dan jenuh bagi penggunjungnya.
Hal-hal diatas menjadikan salah satu alasan untuk memperbaiki panduan arah
terpadu yang ada menjadi lebih baik sehingga pengunjung mudah dan nyaman
dalam mencari
informasi.
Baik
informasi
arah
maupun tentang
koleksi
benda
bersejarah.
2. 3
Penambahan Area & Fasilitas
Dengan tujuan dapat menampilkan keseluruhan koleksi museum, saat ini
museum telah memperluas gedung. Berikut perkembangan denah museum.
Gb.2.1.  Denah Museum Nasional terdahulu sebelum penambahan area
  
Gb. 2.2.  Denah Museum Nasional dengan penambahan area
Gb. 2..3. Denah Museum Nasional Lantai 2
  
Gb. 2..4. Denah Museum Nasional Lantai 3
  
Gb. 2..5. Denah Museum Nasional Lantai 4
Dengan peluasan dan penambahan akan ada fasilitas baru seperti ruang pameran,
ruang penyimpanan, auditorium, lobi, café, dan lainnya. 
Lantai 5 hingga 7
dipergunakan sebagai area ruang kerja.
2. 4
Pembagian Area
Dalam pembagian koleksi
museum berubah dari
sistem periode
menjadi
sistem tematik,
dengan
harapan
dapat
lebih
menarik
bagi
pengunjung
dalam
mencari dan menemukan informasi. Pembagiannya antara lain; yaitu:
2.4.1    Manusia dan lingkungan
Menginformasikan berbagai peristiwa geologis yang membentuk
kepulauan   Indonesia,   jalan   migrasi   fauna   dan   manusia   purba   ke
kepulauan nusantara dan keanekaragaman suku bangsa di Indonesia.
2.4.2.   Kesenian dan religi
Pameran
ini
menampilkan
berbagai
karya seni sejak jaman prasejarah,
terdiri
dari
Seni
Musik
dan
Seni Pertunjukan.
Sedangkan
religi
untuk
memberikan gambaran berbagai corak kepercayaan dan keagamaan di
Indonesia.
2.4.3.   Ilmu pengetahuan dan teknologi & ekonomi
Menginformasikan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pernah dikuasai manusia Indonesia sejak jaman prasejarah
untuk menopang kehidupannya. Kemudian aspek ekonomi
ditampilkan
untuk menggambarkan dinamika kehidupan manusia lewat perdagangan.
2.4.4.   Organisasi sosial dan pola pemukiman
  
Menggambarkan
strata-strata
sosial
dalam masyarakat
Indonesia
karena
adanya perbedaan jender (jenis kelamin), profesi/jabatan, dan kasta.
Stratifikasi sosial ditampilkan melalui atribut-atribut tertentu misalnya
rumah
adat,
pakaian,  perhiasan,  makanan,  dan  sebagainya.  Sementara
pola pemukiman menggambarkan
tata
letak tempat tinggal individu atau
kelompok , sebagai akibat dari stratifikasi sosial tersebut.
2.4.5.   Khasanah emas dan keramik
Pameran
ini menampilkan
“kekayaan” warisan budaya Indonesia berupa
artefak logam, emas dan perak, beberapa diantaranya berhiaskan batu
mulia yang berasal dari abad ke-10 – 17. Juga koleksi keramik asing yang
ditemukan di Indonesia, antara lain berasal dari Cina, Vietnam, Thailand,
Jepang dan Eropa.
2.5.
Data Penyelengara
Museum Nasional Republik Indonesia merupakan museum yang terbesar di Asia
Tenggara ini dibangun oleh sebuah lembaga
ilmu
pengetahuan
Bataviaasch
Genootschap van kunsten en Wetenschappen pada tanggal 24 April 1778 dan
dibuka pada tahun 1868 oleh Persatuan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia.
Kemudian pada tanggal 17 Sepetember 1962, Pemerintah Indonesia mendapat
kepercayaan untuk mengelola gedung tersebut
dan
menjadi
museum
pusat.
Berdasarkan   Surat   Keputusan   Menteri   Pendidikan   dan   Kebudayaan   No.
092/0/1979
tanggal 28
Mei 1979,
museum pusat ditingkatkan
menjadi
museum
nasional.
  
Museum Nasional Republik Indonesia
Jl. Merdeka Barat no.12
Jakarta Indonesia, Jakarta Pusat
Telepon : 62-21-3811551
Fax : 62-21-3447778
2.6
Makna Logo Museum Nasional RI
Logo Museum Nasional merupakan konfigurasi tiga baris titik-titik yang masing-
masing berbeda ukurannya. Konfigurasi ini bisa dikonotasikan baik secara nyata
maupun abstrak dan simbolik. Mengambil dasar dari benda nyata, titik-titik itu
menampilkan kesan visual ke dalam yang berasosiasi pada bentuk batik ikat,
candi,
arca,
mandala,
giwang
ataupun
susunan
megalitith prasejarah (dimensi
ruang). Hal tersebut berhubungan erat
dengan benda-benda koleksi Museum
Nasional. Secara
abstrak
lingkaran
merupakan bentuk yang sudah dikenal sejak
prasejarah,
dan
dalam logo
ini
ditampilkan
dalam bentuk
yang
unik.
Secara
simbolik titik-titik dengan
berbagai ukuran itu mencerminkan kebersamaan :
kebersamaan
beragam suku
bangsa
di
Indonesia
atau
juga
berbagai
warisan
budaya Nusantara dalam koleksi Museum Nasional. Susunannya yang tiga baris
itu  menggambarkan  tiga  masa:  masa  lalu,  masa  sekarang  dan  masa  depan
(dimensi waktu). Dimensi masa lalu mewakili sifat koleksi museum yang
merupakan warisan budaya bangsa, dimensi kini mencerminkan fungsi museum
saat
ini
sebagai
pusat
informasi
budaya dan dimensi
masa
depan
mencuatkan
  
harapan
akan
manfaat
museum bagi
perkembangan budaya
Indonesia
di
masa
depan.
Logo  terpilih  hanya  menggunakan  satu  warna:  hitam,  terbuka  tanpa  pigura.
Dalam kelengkapan dengan huruf: Museum Nasional (Garamond monotype) dan
unsure lain digunakan warna merah terakota (asmat) sebagai paduan. Kedua
warna
tersebut
dikonotasikan
pada
yang tradisi,
dan
dapat
tampil
baik
dalam
kemungkinan
desain
masa
kini.
Dengan logo baru ini diharapkan Museum
Nasional dapat dikenal dengan mudah oleh masyarakat luas.
2.6.
Data Pendukung
Peradaban manusia yang terus berubah
menciptanya komunitas-komunitas baru,
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan untuk
menjangkau
berbagai
daerah
dari
satu tempat
ke tempat
yang
lain.
Banyaknya
pendatang baru ke berbagai daerah yang baru dengan budaya yang jauh berbeda.
Craig
Berger
dalam
bukunya
yang
berjudul
wayfinding
menyatakan,
panduan
arah
terpadu
merupakan
suatu
seni
dalam membantu
orang-orang
untuk
menemukan  jalan  atau  arah  yang  dapat  didukung  melalui  suara,  sentuhan,
tulisan, tanda, arsitektur, dan tampilan. Dengan meningkatnya imigrasi dan
turisme yang mengglobal, maka dibutuhkannya grafis dan petunjuk yang bersifat
universal, melalui simbol, angka, huruf, dan tulisan.
2.7.
Target
2.7.1.   Demografi:   
Eksternal : Pelajar, Wisatawan, peneliti /ahli budaya
Masyarakat Indonesia.
  
Dengan adanya panduan arah terpadu
pengunjung dapat lebih mudah mencari dan
menemukan informasi.
Internal : Pihak museum
Dengan adanya panduan arah terpadu maka
pengunjung dapat memahami
peraturan dalam
Museum  Nasional  sehingga  memudahkan
petugas dalam menjalankan tugasnya.
2.7.2.   Geografi:  Yang bertempat tinggal di
Jakarta  serta 
masyarakat 
luar
Jakarta yang sedang berkunjung di Jakarta
2.7.3.   Psikologi  Eksternal:  Memiliki rasa ingin tahu tentang sejarah, serta
ingin mempelajarinya.
2.7.4.   Behavior 
Eksternal 
Selalu 
mencari 
informasi 
untuk 
menambah
wawasan
2.8.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Yang menjadi faktor pendukung adalah sudah adanya kesadaran dari pihak
Museum Nasional
akan
kebutuhan
panduan
arah
terpadu,
terlihat
dengan
tersedianya panduan arah terpadu.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah panduan arah terpadu yang
ada tidak terdapat keseragaman sebagai satu sistem, sehingga kurang efektif
dalam penggunanya.