Home Start Back Next End
  
43
Kaum Puritan beranggapan bahwa Natal bukan bagian dari Kekristenan. Mereka
tidak menemukan 25 Desember sebagai
tanggal kelahiran Yesus di Alkitab dan berkeras
bahwa
tanggal
tersebut
diperoleh dari
masa
perayaan musim
dingin
kaum
penyembah
berhala di Roma kuno, Saturnalia. Pada tahun 1620, Kaum Puritan bekerja dalam proyek
pembangunan dan dengan terang-terangan mengabaikan perayaan Natal.
Pernyataan
bahwa
perayaan
Natal
mengalihkan orang
dari
kesalehan
religius
berlanjut
sampai
Puritanisme menyusut.
Pada
tahun
1827,
seorang
Uskup
Episkopal
menyatakan
bahwa
Iblis
telah
mencuri
Natal
dan
membuatnya
menjadi
suatu
festival
duniawi
yang
dirayakan dengan
minum-minuman keras
dan
berbicara kasar.
Sepanjang
tahun 1800, banyak pemimpin religius yang masih berusaha untuk bertahan pada hal itu.
Masa
liburan
tersebut
dikembangkan
lebih
lanjut
dari
legenda
Santo
Nicholas.
Meskipun
sejarah
tidak
mengkonfirmasi
hal
ini,
orang
yang
dianggap
Santo
Nicholas
hidup
pada
abad
ke-4
dan
dipercaya sebagai
seorang
uskup
di
Asia
Kecil.
Banyak
peristiwa ajaib seputar dirinya
yang diragukan, namun demikian, beberapa
negara tetap
memakai namanya sebagai santo pelindung mereka. Ia dianggap sebagai santo pelindung
dari anak-anak, pelaut dan kaum miskin.
Untuk 
menghormatinya,  Festival 
Santo 
Nicholas 
diadakan 
pada 
tanggal 
6
Desember
dan
hadiah-hadiah diberikan
pada
malam
sebelumnya.
Tradisi
ini
kemudian
berkembang di
banyak
negara
Eropa
di
abad
ke-12.
Akhirnya,
karena
Hari
Santo
Nicholas  dan 
Hari  Natal  sangat  berdekatan,  tradisi  keduanya  pun  dikombinasikan.
Santo Nicolas
memiliki berbagai karakter di
negara-negara tertentu. Contohnya, Belanda
memiliki Sinter Klaas; Father Chrismas
yang
memberikan hadiah di Inggris
Raya; Père
Noël melakukan hal yang sama di Perancis; dan di Jerman terdapat Santo Nicholas yang
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter