3
BAB 2
DATA DAN ANALISIS
2.1 Data dan Literatur
Data dan informasi ini dikumpulkan melalui survey ke toko buku, pencarian data dari
internet, tinjauan pustaka, dan makalah.
Berikut ini adalah beberapa sumber yang dikumpulkan oleh penulis yang nantinya akan
digunakan dalam merancang dan membentuk isi buku yang akan dibuat:
2.1.1 Sejarah Buku
Media
tulisan
yang paling tua ditemukan terbuat dari
lempengan tanah
liat. Media ini
digunakan oleh orang Sumeria, Babilonia, dan Mesopotamia sebelum 3000 SM. Seiring
perkembangan 
zaman, 
Masyarakat  Mesir  Kuno,  Romawi,  dan 
Yunani 
kemudian
memakai lembaran-lembaran yang terbuat dari tanaman papyrus yang tumbuh di delta
Sungai Nil.
Kertas
pertama
kali
ditemukan
oleh
T’sai
Lun,
seorang
kasim kerajaan
Dinasti
han
Timur pada tahun 105.
2.1.2 Mitos
Menurut Microsoft Encarta 2007, mitos adalah cerita kuno yang mengisahkan tentang
cerita pahlawan atau yang bersifat supranatural, yang sering dikaitkan dengan asal usul
fenomena 
alam  maupun 
kelakuan 
manusia. 
Supranatural 
ialah 
sesuatu 
yang
berhubungan dengan
fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan
hukum alam, seperti
dewa, makhluk halus, roh, dan sihir.
  
4
2.1.3 Horor
Horor
merupakan
perasaan
kuat berupa takut, terkejut,
atau
jijik. Perasaan
seperti
ini
sering dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai sasaran hiburan.
2.1.4 Kuesioner
Data
riset
terhadap
22
orang
mahasiswa dengan
sample
acak
melalui
kuisioner
yang
diisi secara online, baik lewat Friendster maupun forum.
Adapun pertanyaan dan hasil
dari riset ini adalah sebagai berikut:
1. Suka cerita horor?
a. ya, alasan: 7 orang
b. tidak, alasan: 4 orang
c. biasa saja :11 orang
2. Percaya akan adanya makhluk mistik/mitologi(hantu, monster, dewa, roh, dsb)?
a. ya:15 orang
b. tidak: 2 orang
c. ragu-ragu: 5 orang
3. Jika percaya, pernah melihat mereka? deskripsikan dengan singkat waktu, lokasi, dan
ciri-cirinya(kalau tahu jenisnya boleh disebut)
Ya: 4 orang
Tdk: 14 orang
Tidak jawab: 4 orang
4. Mana yang lebih disukai, makhluk mistik/mitologi luar(drakula, werewolf, dsb.) atau
lokal (kuntilanak, leak, dsb)? Alasannya?
Luar: 17 orang
Lokal: 1 orang
  
5
Tidak keduanya: 3 orang
Ya keduanya: 1 orang
5.
Dari
mana
biasanya
anda
memperoleh
data
atau
cerita
tentang
makhluk-makhluk
tersebut?
a. buku: 9 orang
b. internet: 12 orang
c. majalah: 8 orang
d. Koran: 2 orang
e. TV/film: 18 orang
f. dari mulut ke mulut: 12 orang
g. lihat dengan mata kepala sendiri: 3 orang
h. yang lainnya, sebutkan: 0
6. Apakah anda menganggap genderuwo, kunti, leak, pocong, siluman, dsb. merupakan
bagian dari kebudayaan bangsa? Mengapa?
Ya: 10 orang
Tidak: 12 orang
7. Apakah cerita tentang mereka patut dijaga kelestariannya?
Ya, alasan:9 orang
Tidak, alasan: 5 orang
Tidak peduli: 7 orang
Dari
data-data
di
atas, sebagian
besar
responden
tidak
memiliki
ketertarikan
khusus
terhadap
cerita
horror, tetapi
sebagian
besar
juga
memutuskan
percaya
terhadap
keberadaan makhluk supranatural yang dapat menjadi bagian dari cerita horor tersebut.
Responden
yang berpendapat makhluk-makhluk
mistis adalah bagian dari kebudayaan
  
6
hanya berbeda sedikit daripada yang tidak.
Perlu
diketahui
juga
bahwa
yang
tidak
menganggap   bagian   dari   kebudayaan   ternyata   menggolongkan   makhluk-makhluk
tersebut ke dalam mitos dan supranatural, sedangkan kebudayaan yang dimaksud dalam
kuesioner mencakup segala sesuatu yang dihasilkan oleh peradaban manusia.
2.1.5  Buku  Tentang  Makhluk  Supranatural  dalam  Mitos  dan  Cerita  Rakyat
Indonesia
Dari hasil survey ke beberapa toko buku tekemuka dan internet, dapat diketahui bahwa
buku yang membahas tentang makhluk supranatural dalam mitos dan cerita rakyat
Indonesia sangatlah sedikit. Dari toko buku didapat judul The Religion of Java karangan
Clifford Geertz dan Folklor Indonesia karangan James Danandjaja. Kebanyakan cerita
mengenai
makhluk-makhluk
ini
dijadikan
sebuah cerita novel yang tentunya bukan
pendeskripsian secara khusus.
2.1.6 Contoh Makhluk Supranatural dalam Mitos dan Cerita Rakyat Indonesia
Dari
hasil survey melalui
berbagai
media, ternyata daerah
yang kebudayaannya cukup
banyak yang terdapat kisah-kisah dan berpengaruh adalah kebudayaan Jawa. Meskipun
demikian,  makhluk-makhluk  yang  dikenal  di  daerah  Jawa  ternyata  dikenal  juga  di
daerah lain dan mempunyai ciri-ciri yang mirip, meskipun namanya ada perbedaan.
Dalam Kebudayaan
Jawa, Koentjaraningrat
menyebutkan,
roh,
jin,
setan, dan raksasa
pada umumnya dianggap jahat, dan oleh orang Jawa
disebut memedi. Secara khusus
mereka disebut setan atau dhemit, sedangkan raksasa disebut denawa atau buta. Orang
Jawa mengenal lebih banyak roh jahat daripada roh baik, tapi mengenai hal itu mereka
  
7
juga mempunyai pendapat-pendapat yang bertentangan. Van Hien telah mengumpulkan
87 istilah untuk roh dan 17 istilah untuk setan, yang masing-masing disertai keterangan
mengenai rupa, tempat kediamannya, serta ciri-ciri umumnya, seperti yang sering
dibayangkan orang Jawa, tanpa suatu metode yang jelas sehingga membingungkan.
Koentjaraningrat   pun   mengakui   sulitnya   membuat   sebuah   klasifikasi   yang   baik
mengenai semua jenis roh dan setan yang dikenal orang Jawa. Karena itu, dia lantas
membuat klasifikasi penampilan umumnya.
Menurutnya,
orang
Jawa pada
umumnya sependapat bahwa setan dharat,
setan
bisu,
setan mbelis, dan sebagainya adalah setan-setan
berjenis kelamin pria dan bermuka
buruk, sedangkan wewe adalah setan wanita yang jelek sekali. Sebaliknya, ada setan-
setan wanita yang cantik rupawan, misalnya kuntilanak yang menampakkan diri di jalan-
jalan yang sunyi pada malam hari dalam keadaan telanjang bulat untuk mencari mangsa.
Mangsanya pria-pria yang berjalan sendirian. Adapun sundel bolong merupakan seorang
perempuan pelacur yang cantik tapi punggungnya berlubang.
Data yang diusung Koentjaraningrat memang tak bisa dikatakan baru lagi. Bahkan data
dan klasifikasi
dari Kreemer dan Van Hien sudah berusia
lebih dari
seabad. Padahal,
tesis keduanya
menjadi pijakan antropolog terdepan Indonesia itu.
Tentu saja di sana-
sini telah terjadi pergeseran, baik pada tingkat peristilahan maupun ''fungsi''.
Meski demikian, keyakinan orang Jawa bahwa makhluk halus itu dapat masuk ke dalam
tubuh manusia, yang membuat kesurupan, sampai sekarang belumlah kikis habis. Orang
juga masih percaya, kesurupan itu hanya bisa disembuhkan oleh dhukun prewangan atau
dukun biasa.
  
8
Sampai sekarang pun, setelah terjadi kematian yang dianggap
tidak wajar, desas-desus
mengenai kemunculan
memedi
sering
mengemuka, antara realitas
faktual
dan
fantasi
interpersonal saling tumpang tindih. Tak perlu heran pula jika masih demikian banyak
anak yang dihentikan tangisnya hanya
karena
pengasuhnya
menempuh
cara meden-
medeni. Tentu saja wedi, sebagai perasaan yang timbul akibat perlakuan itu bukan dalam
konteks dua istilah dalam satu wajah yang pernah dintroduksi oleh Hildred Geertz dalam
Keluarga Jawa dan Frans Magnis-Suseno dalam Etika Jawa.
Di satu
sisi,
tindakan
meden-medeni merupakan
upaya
untuk
menyadarkan anak
pada
relasinya
dengan
hal-hal
mitis
di
luar dirinya.
Namun di sisi
lain, itulah representasi
hegemoni
mental
yang
tanpa
disadari
telah membenamkan anak pada situsi penuh
ketakutan untuk mengaktualisasikan diri, hingga ia tak berdaya untuk berkreasi. Dalam
situasi
semacam itulah,
keterkepungan
oleh hal-hal
gaib yang
tak
terperikan kian
menjadi-jadi. Dan, pada saat seperti
itu, sebagaimana teori Peursen, ''sang korban'' tak
punya kesempatan untuk beranjak menuju pada tahan ontologis (keluar dari kepungan
itu), apalagi ke tahapan fungsional (menjalin hubungan secara bermakna).
Berikut ini contoh-contoh sebagian makhluk supranatural dalam mitos dan cerita rakyat
Indonesia dari berbagai daerah;
Kuntilanak
Kuntilanak/pontianak dipercaya berasal dari wanita yang mati sewaktu melahirkan anak.
Pada dasarnya ia adalah makhluk penghisap darah yang muncul pada malam hari,
umumnya terlihat di pinggir
jalan atau
di bawah pohon. Kadang-kadang
ia membawa
bayi.
Kadang-kadang
ia
menyamar
menjadi wanita muda yang cantik untuk menarik
perhatian korbannya yang lelaki. Setelah berhasil, ia kemudian menunjukkan wujudnya
  
9
yang mengerikan dan bertaring. Ia menghisap darah dan memakan usus korbannya.
Kuntilanak
dipercaya
tertarik
oleh
anak
yang
baru
lahir,
karena
banyak
darah
yang
keluar dari tubuh orang yang melahirkan.
Wedon
Adalah bentuk lain dari pocong, tapi ciri khasnya adalah berbentuk kain kafan yang
terbentang atau membumbung ke udara. Wujudnya makin lama makin besar. Celakanya,
hantu ini sering mengejar orang yang ditemuinya. Biasanya, selain di kuburan Wedon
suka muncul di kebun pisang atau runggut bambu. Jika sudah membentuk Pocong, dia
bisa meludahi orang yang ditemuinya. Katanya, cairan yang dikeluarkannya membuat
kulit membusuk.
Banaspati
Adalah setan dengan posisi kaki menggantung ke atas. Seluruh bagian tubuhnya
mengeluarkan api. Ini tergolong setan yang paling ditakuti oleh orang Jawa karena
keganasannya.  Dia  suka  mencelakai  orang  sampai  orang  itu  mati.  Setan  ini  sering
tinggal di pohon-pohon tinggi di daerah pekuburan. Jika bertemu Banaspati, harus
menahan nafas dan kalau bisa mencari sungai untuk menceburkan diri. Ini jalan untuk
menyelamatkan diri dari Banaspati.
Lampor
Adalah
setan
yang
kemunculannya
selalu berjumlah
banyak
dan
bersuara
gaduh.
Wujudnya kadang berupa bola api berterbangan, kadang berupa prajurit-prajurit Jawa
jaman 
dulu. 
Ini  adalah 
setan 
ganas.  Sangat 
ganas, 
karena  kemunculannya 
pasti
  
10
membawa maut. Biasanya Lampor muncul pada peristiwa yang oleh orang Jawa disebut
Pageblug, yaitu peristiwa
maut yang beruntun di satu wilayah. Untuk
mengakhiri
teror
Lampor, apabila ada yang mati di hari yang sama harus segera dikubur sungsang di satu
liang. Setelah itu, teror Lampor akan segera berakhir.
Kemamang
Adalah   setan   berwujud 
mahluk   bersayap,   dengan   kepala   memiliki   lambul   api.
Kemamang  juga sering dikaitkan dengan Lampor, dan kemunculannya selalu membawa
maut. Di daerah Gunung Kidul, Kemamang disebut Pulung Gantung. Setiap orang yang
bertemu dengan setan ini pasti akan mengalami goncangan mental dan berakhir dengan
bunuh diri (gantung diri). Di Gunung Kidul, kasus gantung diri sangat sering terjadi.
Genderuwo
Adalah mahluk raksasa yang berbulu dan berwatak beringas. Mahluk ini suka menghuni
bangunan kosong, pohon besar, dan atap-atap rumah joglo. Kemunculannya katanya
selalu membawa bau seperti ketela bakar. Genderuwo wataknya suka mengganggu dan
menakut-nakuti
tapi
biasanya
tidak
sampai
menyebabkan
kematian.
Genderuwo
juga
suka buat ulah mengganggu wanita. Tapi ada orang tertentu dengan ilmu Kejawen justru
bisa bersahabat dengan Genderuwo.
Wewe
Adalah setan yang berwujud wanita tua berambut panjang, berpayudara panjang sampai
paha dan berwajah menyeramkan. Wewe suka menyesatkan anak kecil yang pulang
melewati maghrib. Anak itu biasanya ditaruh diatas pohon tinggi. Tapi yang diburu dari
  
11
Wewe
adalah
kain yang
disebut
sebagai
Popok
Wewe,
karena
dianggap
memiliki
kesaktian untuk 
menghilang. Wewe termasuk jenis setan yang usil seperti Genderuwo,
tapi
dia
menjadi
ganas
hanya
apabila
diganggu
atau
direbut
popoknya.
Wewe
suka
tinggal di pohon2 tinggi.
Menthek
Adalah setan berwujud bayi, yang suka menghisap
isi
padi sehingga
membuat
gagal
panen.
Diyakini
Menthek
sebenarnya
adalah
sebuah
ilmu
hitam kuno
yang
dipakai
seseorang untuk memperkaya diri melalui penghisapan padi orang lain menjelang panen.
Menthek
juga
bias berwujud ayam
yang
muncul
pada
malam
hari
di
tengah
sawah.
Bayi Trek
Adalah hantu yang diyakini merupakan arwah bayi-bayi yang keguguran. Pertanda
apabila muncul adalah suara berisik seperti kayu pecah, dan apabila memperlihatkan diri
hantu
ini
berwujud
belalang
besar
berkepala bayi.
Tapi
hantu
ini
jarang
menampakan
wujud, lebih sering cuma terdengar suara berisiknya saja. Hantu ini jarang mencelakai,
hanya membuat takut saja. Untuk mengusirnya, cukup dilempari dengan serbuk garam.
Lelepah
Adalah setan berwujud raksasa tapi tidak begitu
besar,
dan
katanya
suka
memakan
daging. Apabila sampai bertemu manusia, dia bisa memakan manusia yang ditemuinya.
Tapi    setan    ini    sekarang    sudah    seperti    dongeng    yang    tak    lagi    populer.
  
12
Gundul Pringis
Adalah setan berwujud kepala tanpa tubuh. Setan ini suka menakut-nakuti dengan
mengejar  orang  dgn 
cara 
menggelinding. 
Kadang,  kalau 
malam 
gelap  setan 
ini
menyamar sebagai kelapa yang jatuh dan sengaja jatuh ketika ada orang lewat. Orang
yang berniat membawa
pulang kelapa itu akan dibuat kaget karena setelah dipegang
berubah  menjadi  kepala  setan.Kalau  munculnya 
menjelang 
maghrib,  biasanya
menyamar
sebagai ayam yang
minta
dikandangkan.
Begitu
ayam itu
dipegang
untuk
dikandangkan,            tiba-tiba            berubah            menjadi            kepala            setan.
Peri
Dalam masyarakat Jawa, Peri adalah setan perempuan berkaki kuda. Apabila berpapasan
di depan akan tercium bau wangi, tapi setelah lewat akan meninggalkan bau busuk. Peri
sering mencegat orang terutama laki-laki di perempatan atau jembatan pada malam hari.
Biasanya
lalu
minta diantar
ke
suatu tempat.
Ujung-ujungnya
tempat
yang
dimaksud
adalah
daerah
gelap
seperti
kebun,
danau, sungai,
atau
kuburan.
Dan
saat
itu
baru
ketahuan kalau ternyata dia adalah Peri. Orang yang bertemu
Peri
biasanya tak
akan
bertahan 
hidup 
lama.  Setelah  bertemu 
akan 
sakit 
keras 
dan 
segera 
meninggal.
Jerangkong
Adalah setan berwujud kerangka manusia. Jerangkong termasuk setan yang jarang
muncul, tapi bila muncul akan membawa kejadian yang tidak baik. Ini termasuk setan
yang
suka
mencelakai
orang.
Katanya,
orang
yang
sampai
disentuh
Jerangkong
pasti
akan
menemui
ajal
dengan
bekas
daerah yang
disentuh
gosong.
Jerangkong
biasanya
  
13
muncul dari tempat yang gelap dengan bersuara berderit-derit. Dan Jerangkong akan
mengejar orang yang ditemuinya.
Tuyul
Adalah
setan
yang berwujud anak
kecil
tapi
beraut
muka
tua
dan
bibirnya
sumbing.
Tuyul adalah setan untuk pesugihan, yang membuat pemeliharanya kaya. Untuk
menangkal tuyul, ada beberapa mitos. Ada yg memakai kepiting diikat disudut rumah,
untuk mengalihkan perhatian tuyul sehingga tidak jadi mencuri. Ada yang memasang
kotoran
ayam
ditaruh
didalam  
tempurung
dgn
lombok
merah
ditancapkan
diatasnya,
lalu diletakkan di depan rumah.
Buto Ijo
Adalah setan jenis raksasa yang sangat ganas. Biasanya dipelihara untuk pesugihan juga.
Pesugihan Buto Ijo memakai tumbal nyawa, biasanya si pemelihara memberi makanan
ke orang lain. Makanan itu sudah diberi
mantera, sehingga yang memakannya akan
menjadi
tumbal
bagi
Buto
Ijo.
Caranya memang
sangat
halus.
Tapi
orang
yang
memelihara
pesugihan Buto
Ijo
bisa
dikenali:
orangnya
kikir,
menutup
diri
dari
masyarakat,
tak
punya
wajah
ramah,
dan
pasti
ada
anggota
keluarganya yang sakit
keras/lumpuh di dalam rumah tapi sulit mati.
Bethara Karang
Istilah
lainnya
Jenglot. Berwujud seperti
mumi
kecil, tapi
menunjukkan
organ-organ
yang masih aktif seperti rambut dan kuku yang terus tumbuh. Bethara Karang diyakini
sebagai manifestasi suatu ilmu hitam yang sangat kuno, di mana orang yg menganutnya
setelah  mati  jasadnya  akan  dipakai  oleh  roh  ilmu  itu  untuk  bersemayam.  Jadi  roh
  
14
orangnya sudah pergi, tapi perwujudan dari ilmu itu tetap bersemayam dalam jasadnya.
Jasad itu menyusut tapi ada roh yang hidup di dalamnya yaitu Roh Bethara Karang. Roh
itu tetap aktif dan
membutuhkan
makan,
yaitu darah
manusia. Apabila ada orang
yang
memelihara Bethara Karang untuk kesaktian, orang
itu harus
rutin menyediakan darah
untuk
Bethara Karang.
Tapi
biasanya darah yang digunakan adalah darah
yang dibeli
dari rumah sakit atau lembaga donor. Justru yang berbahaya apabila Bethara Karang itu
tak ada yg memelihara, ia akan mencari darah sendiri. Caranya, ia membuat kecelakaan
yang menyebabkan kematian lalu darah korbannya diminum secara gaib.
Memedi Bandhoso
Adalah hantu yang berupa Bandhoso atau Keranda mayat. Ada yang berwujud Keranda
terbang, ada yang berwujud Kereta Mayat. Belum pernah ada kabar hantu ini menyerang
orang sampai ajal, paling cuma menakut-nakuti.
Onggo-Inggi
Adalah jin yang tinggal di perairan. Berwatak jahat karena suka memakan korban
manusia.  Jin  ini  tinggal  di  tempat  seperti  sungai  besar  atau  danau.  Secara  kasat
wujudnya berupa kepala tanpa badan, dan berambut sangat panjang, berkelana di dalam
air.
Onggo-Inggi
sering
memakan
korban
org yang sedang berenang di perairannya.
Caranya menyerang dengan membelit korbannya dengan rambut panjangnya, lalu orang
itu dibawa ke
tengah sampai kelelahan baru kemudian ditarik ke dalam air. Akibatnya
korban tak
akan
kembali
lagi
ke
dunia. Orang-orang
percaya
Onggo-Inggi
memakan
korbannya. Dan jasad korban Onggo-Inggi jarang sekali bisa diketemukan. Apabila
perairan kering, Onggo-Inggi
juga
tak
akan bisa
ditemukan
karena
pada
dasarnya
ia
  
15
adalah
mahlik
gaib.
Air adalah medianya untuk
masuk ke dunia manusia dan mencari
mangsa.
Memedi Colok
Wujudnya adalah nyala api seperti lilin, bergerak mengambang di udara. Kadang juga
mengecoh orang yang sedang keluar malam, dari kejauhan seperti rombongan orang
membawa obor tapi jika didekati ternyata hanya obor tanpa orang yang membawa.
Kadang juga mengejar orang sampai ketakutan. Tapi tak ada kasus orang sampai mati
gara-gara makhluk ini.
Engklek-Engklek
Adl
mahluk
sangar
yg
ditakuti
orang
Jawa sejak
jaman
dulu.
Mahluk
ini
berwujud
menyeramkan, menyerupai monster tinggi kurus, berkeliaran di daerah kuburan
membawa  bangkai.  Ada  yang  bilang  bangkai  yang  dibawa  itu  adalah  mayat  yang
diambil mahluk ini dari kuburan. Mahluk itu apabila
muncul
selalu bersuara,
"Klek...
klek...       klek       !"      
dengan      
nyaring      
memecah       keheningan      
malam.
Tapi sekarang sudah jarang orang yg bercerita tentang mahluk ini. Mahluk ini kisahnya
sudah tertelan kemajuan jaman, seperti halnya dengan Lelepah. Tapi bukan tidak
mungkin, mahluk ini masih menghantui daerah2 terpencil, dan tentu saja yg ada
kuburannya.
Orang-bati
Dalam
bahasa Maluku, orang-bati
berarti
"manusia
bersayap".
Legenda
makhluk
ini
ditemukan di Pulau Seram, Maluku. Makhluk
ini bersayap
yang menyerupai kelelawar
  
16
dan kera. Tingginya sekitar lima
kaki, bersayap hitam,
berkulit merah darah, dan
memiliki ekor yang kecil tapi panjang. Dikatakan juga orang-bati mengeluarkan suara
melolong seperti menangis. Salah seorang saksi mata adalah Tyson Hughes, seorang
misionaris Inggris yang bertugas di Pulau Seram untuk mengajarkan tata cara pertanian
yang efisien. Pertemuannya dengan orang-bati menyebabkannya tertarik lebih dalam
terhadap makhluk ini.
Leak
Dalam  mitologi  Bali,  Leak  adalah  penyihir  jahat.  Di  siang  hari  ia  tampak  seperti
manusia biasa, sedangkan pada malam hari
ia berada di kuburan untuk
mencari organ-
organ manusia (jeroan) yang digunakannya untuk
membuat ramuan sihir. Ramuan sihir
itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera atau menjadi seperti
Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.
Diceritakan juga bahwa Leak dapat berupa
kepala manusia dengan organ-organ yang
masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari
wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Ada tiga
leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.
Menurut kepercayaan
Leak adalah
manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan
membutuhkan  darah  embrio  agar  dapat  hidup.  Dikatakan  juga  bahwa  Leak  dapat
merubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk
Leyak
yang sesungguhnya
memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa
sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, inilah sebabnya Leak hanya ditemukan di Bali.
  
17
Rangda
Rangda adalah ratu penyihir, pemimpin para leyak di Bali. Ia dikenal sebagai pemakan
anak-anak.
Rangda
dipercaya
merupakan
berasal
dari ratu
Jawa
Mahendradatta
yang
diasingkan
oleh rajanya, Dharmodayana, karena dituduh meneluh istri keduanya. Kemudian ia
membalas
dendam dengan
membantai
separuh
rakyat
kerajaannya
dengan
wabah
penyakit. Rangda sendiri berarti "janda".
Rangda digambarkan sebagai nenek telanjang, dengan payudara yang panjang, serta
rambut panjang dan berantakan. Matanya
besar dan menonjol, bertaring dan berlidah
menjulur panjang.
Rangda juga sering dihubungkan dengan Dewi Durga, dewi yang menguasai orang mati,
dan Dewi Kali, dewi kehancuran, perubahan, dan pelindung di Bali.
Nyi Blorong
Makhluk berwujud wanita pada tubuh bagian atas, dan ular pada tubuh bagian bawah.
Babi Ngepet
Sejenis makhluk jadi-jadian berwujud babi hutan. Makhluk ini merupakan sejenis ilmu
hitam untuk memperoleh kekayaan (pesugihan).
  
18
2.2 Data Penyelenggara
Gambar 2.1
Penerbit
Gramedia
mulai
menerbitkan buku sejak tahun 1974. Buku pertama yang
diterbitkan adalah novel Karmila, karya Marga T. Sedangkan untuk buku non-fiksi
pertama adalah Hanya Satu Bumi, yang ditulis oleh Barbara Ward dan René Dubois
(diterbitkan bekerjasama dengan Yayasan Obor). Yang kemudian disusul oleh buku seri
anak-anak pertama Cerita dari Lima Benua, dan kemudian seri-seri yang lain.
Dengan misi “Ikut mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa
serta masyarakat
Indonesia” , Gramedia Pustaka Utama berusaha
keras
untuk
menjadi
agen
pembaruan
bagi
bangsa
ini dengan memilih
dan
memproduksi
buku-buku
yang
berkualitas,
yang
memperluas wawasan, memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir.
Melalui pengalaman jatuh-bangun dan melihat kebutuhan pasar, Gramedia Pustaka
Utama
akhirnya
mengkonsentrasikan
diri
untuk
menggarap
dua
bidang
utama,
yakni
fiksi dan non-fiksi. Bidang fiksi dibagi menjadi fiksi anak-anak dan pra-remaja, remaja,
dewasa. Bidang non-fiksi dibagi menjadi humaniora, pengembangan diri, bahasa dan
sastra Indonesia, bahasa Inggris/ELT, kamus dan referensi, sains dan teknologi,
kesehatan, kewanitaan (masakan, busana), dsb.
Karena
misi
dan
visi
itu
pula,
Gramedia
berusaha
memilih
penulis-penulis yang
berkualitas. Di
deretan
fiksi
kita
mengenal
nama-nama
yang
memiliki
reputasi
internasional  seperti:  John  Grisham
(penulis  legal  thriller),  Sidney  Sheldon,  Agatha
  
19
Christie, Danielle Steel, Sir Arthur Conan Doyle, dll.; dan lima penulis wanita paling top
di Indonesia: Marga T., Mira W, Maria
A. Sardjono, V. Lestari, dan S. Mara Gd. Di
deretan non-fiksi untuk penulis lokal ada Hermawan Kartajaya, Kwik Kian Gie, Rhenald
Kasali, Husein Umar, Vincent Gaspers, Andreas Harefa, Anand Krishna, Hembing W.,
Nila Chandra, Marry Winata, Rudy Choirudin, dll.; dan untuk penulis asing (terjemahan)
ada: Jack Canfield & Mark Victor Hansen (Seri Chicken Soup for the Soul), John Gray,
Daniel Goleman, John P. Kotter, Joe Girard, Andrew Weil, dll.
2.3 Target komunikasi
a. Sasaran Primer
1. Demografi :
-
remaja ke atas, usia 18-25 tahun, pria dan wanita
-
Golongan menengah ke atas
2. Geografi :
-
Terutama tinggal di kota besar
3. Psikografi :
-
Menyukai cerita horror, mitologi, dan hal-hal yang berbau supranatural
b. Sasaran Sekunder
1. Masyarakat yang gemar mengkoleksi buku horror, mitologi, misteri.
2. Turis/wisatawan asing yang mengerti bahasa Indonesia
  
20
2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat
Analisis SWOT
1. Strength (kelebihan)
-
Visual yang menarik
-
Jarang diangkat menjadi buku
2. Weakness (kelemahan)
-
Informasi yang kurang akurat dan dianggap cenderung takhyul
3. Opportunity (peluang)
-
Peminat cerita horor dan misteri cukup besar
4. Threat (ancaman)
-
Segmen  pembaca  kemungkinan  terbatas,  mengingat  harga  yang  relatif  mahal  dan
banyak buku sejenis yang lebih murah
2.5 Karakteristik Buku
Buku
ini
merupakan
buku
ilustrasi kumpulan
karakter
atau
figur
dalam
cerita
rakyat
yang bernuansa horror, seperti hantu, raksasa, dan siluman. Penuturannya akan mirip
sebuah jurnal atau catatan, layaknya catatan mengenai hewan dan karakteristiknya.