BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
Data dan
informasi
yang diperlukan
untuk mendukung proyek
Tugas
Akhir ini diperoleh dari sumber:
1.
Wawancara
   Erwin Gutawa
   Manager Erwin Gutawa
2.
Studi Pustaka
 
Majalah Rolling Stone edisi 22/2007
 
Majalah Rockstar volume 04/2007
 
Buku Twilite Orchestra, Ninok Leksono 2004
 
Buku WOW!!, Adrie Subono 2004
3.
Website:
 
ardinej.com
 
sonybmg.co.id
 
indonesiaselebriti.com
 
kompas.com
 
indosiar.com
 
kaskus.us
6
  
7
2.2
Sejarah Lahirnya Orkestra
Musik Orkestra adalah musik yang memerlukan sebuah kerja tim. Di
dalamnya, setiap pemain instrumen dituntut untuk bekerja sama menciptakan
keselarasan guna menghasilkan alunan musik yang indah dan harmonis.
Elemen-elemen yang menyusun instrumen-instrumen yang
menghasilkan
bunyi
pada
orkestra,
yaitu :
kayu,
perak,
emas,
plastik,
baja,
seratkaca, dan rambut ekor kuda.
Kekuatan orkestra ada pada keragaman elemen-elemen individunya,
dan kekuatan elemen-elemen individu tersebut juga datang dari orkestra sebagai
satu
keseluruhan.
Seksi-seksi
yang
ada
dalam orkestra
mengandung berbagai
keragaman.
Dimana
terdiri dari
seksi
gesek/senar, tiup kayu, tiup logam,
dan
perkusi. Jika
hanya satu instrumen/ seksi
yang berdiri sendiri, maka akan
jadi
kurang bermakna.
Di Indonesia, orkestra telah semakin banyak dikenal masyarakat
walaupun
tidak
sepopuler
band.
Orkestra modern
memiliki
empat
keluarga
instrumen:
 
Instrumen gesek (string)
Instrumen gesek/senar terdiri dari biola pertama dan biola kedua,
viola,  cello,  double  bas.  Selain  itu,
harpa  dan
gitar  juga  masuk
dalam keluarga ini, yang lebih disebut ”guest instruments”.
 
Instrumen tiup kayu (woodwind)
Instrumen tiup kayu terdiri dari flute, oboe, klarinet, dan bastun.
 
Instrumen tiup logam (bass)
Instrumen tiup logam terdiri dari horn, trompet, trombon, tuba.
  
8
 
Perkusi
Perkusi terdiri dari timpani (umumnya 3 buah yang dikelola seorang
pemain),
side
drum,
drum bas,
glockenspiel,
xylophone,
segitiga,
simbal, tamburin, lonceng, dan sebagainya.
Orkestra Awal. Di awal abad ke 17, instrumen-instrumen untuk
mengiringi
pementasan
opera
terdiri
dari
sekitar
40
pemusik
dan
instrumen
yang sekedar hadir karena dibayar. Disini belum ada orkestra. Di awal abad ini
dimulai   untuk   menggunakan   instrumen   tertentu   untuk   efek   musik.   Ini
merupakan salah satu contoh awal pekerjaan orkestrasi, yaitu seni menyusun
musik untuk sebuah orkestra.
Orkestra Klasik. Pada tahun 1700, inti kelompok orkestra adalah
keluarga
instrumen
gesek,
berupa
biola pertama
dan
kedua, viola, cello,
dan
kontrabas, yang memberi harmoni 4 bagian. Instrumen tersebut pada umumnya
diiringi oleh, dan
umumnya dipimpin oleh
harpsikord atau organ. Obo,
flute,
dan  basun  saat  ini  sudah  ditambahkan,  tetapi  pemain  obo  merangkap  jadi
pemain flute, sehingga kedua alat musik tak bisa dimain secara bersama. Dalam
gerakan tertentu saja, trompet dan drum ditambahkan.
Orkestra Romantik. Disini Orkestra Opera asal Berlin sangat dikagumi
karena
dapat
menyediakan orkestra
dalam jumlah
yang
besar. Keseimbangan
antara bagian gesek, tiup, dan bass telah berubah secara radikal.
Orkestra  Modern.  Disini  perkembangan  orkestra  lebih  ke  proporsi
yang  lebih  besar  lagi.  Terdapat  standarisasi  dalam  orkestra  dimana
mensyaratkan
tersedianya
jumlah
minimum
instrumen;
tanpa
itu
karya-karya
tak  bisa  ditampilkan.  Munculnya  repertoar  opera  dan  konser  internasional
  
9
praktis
menetapkan kondisi
seragam,
meski
standar
berbeda-beda antara
satu
tempat dan tempat lain.
Satu
perkembangan
signifikan
dalam periode
modern
ini
dimana
komposer  dewasa 
ini 
lebih  suka  menulis  karya  untuk 
instrumen  dengan
kekuatan
lebih kecil.
Hal
itu
sebagian karena style
musik
telah
berubah
dan
sebagian karena orkestra besar menjadi sesuatu yang mahal untuk digunakan.
Gambar 2.1
  
10
2.3
Awal Mula Musik Rock Indonesia
Musik Rock ialah sejenis musik popular yang menonjolkan nyanyian
(sering dengan keharmonian vokal), gitar elektrik, gitar bas, serta rentak genap
yang kuat.
Kelahiran
musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari
evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Misalnya God
Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung),
Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek
(Banten).  Mereka  merupakan  generasi  pertama  rocker  Indonesia.  Lagu-lagu
yang dimainkan oleh band-
band tersebut mendapat pengaruh dari band-band
luar
negeri
seperti
Deep
Purple, Jefferson
Airplane,
Black
Sabbath,
Genesis,
Led Zeppelin, Kansas, hingga Rolling Stones. Nama yang sempat mengharum
di
pentas
nasional
yaitu
El
Pamas, Grass
Rock
(Malang),
Power
Metal
(Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta).
Yang merintis lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia adalah
Logiss Records dimana produk pertama label ini adalah album God Bless,
“Semut Hitam”
yang dirilis tahun 1988 dan berhasil menjual hingga 400.000
kaset di seluruh Indonesia. Menjelang akhir era 80-an:
 
Perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem dibandingkan
heavy metal, terutama di kota-kota besar di Indonesia.
 
Band-
band
yang
populer
antara
lain
Slayer,
Metallica, 
Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura.
 
Di Jakarta,
komunitas
metal
pertama
kali
tampil
di depan 
publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal biasanya hang
out di
  
11
Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah,
Jakarta  Selatan.  Mereka  diberi  kesempatan  untuk  manggung  di
sana. Setiap malam minggu terdapat live show dari band-band baru
di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut membawa musik
rock atau metal.
Semangat
yang
dibawa
para
pendahulu
ini
adalah
semangat
dimana bangga
menjadi
band
cover version.
Seperti
halnya band-
band yang sering hang out di Pid Pub, antara lain Roxx (Metallica
&
Anthrax), Sucker 
Head 
(Kreator  & 
Sepultura),  Commotion 
Of  Resources (Exodus),
Painfull
Death,
Rotor  (Kreator),
Razzle
(GN’R),
Parau (DRI & MOD), Jenazah,
Mortus hingga Alien
Scream (Obituary).
Roxx 
beruntung 
karena 
mereka 
adalah 
salah 
satu 
dari  
finalis Festival
Rock Se-Indonesia ke-V
yang bisa rekaman untuk 
single pertama mereka, “Rock Bergema”.
Pada era 90-an:
Terdapat
konser
dua
supergrup
metal
internasional
di 
Indonesia, Sepultura
(1992)
dan
Metallica
(1993)
yang
memberi 
kontribusi cukup   besar   bagi   perkembangan   band-band   metal  
sejenis   di Indonesia.
Roxx
merilis
album
di
bawah
label
Blackboard.
Album
kaset 
ini menjadi salah satu album metal klasik Indonesia era 90-an.
Rotor
dimana
sukses
membuka
konser
fenomenal
Metallica
selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas
merilis
  
12
album metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The
8th Ball (AIRO).
2.4
Perjalanan Erwin Gutawa
Musik
merupakan
pilihan
hidupnya.
Selepas dari FT Arsitektur UI
(1986), Erwin
mencurahkan
seluruh hidupnya dibidang
musik.
Pilihannya
ini
tidaklah
keliru.
Erwin
menuai
beragam prestasi dibidang
yang
ditekuni
sejak
belia
ini. Erwin
mengenali
musik sejak menjadi anggota Bina Vokalia (1972).
Sukses dibidang musik, Erwin ditawari untuk bermain film. Empat film yang
pernah
Erwin bintangi,
antara
lain Sebatang
Kara, Jangan Kau
Tangisi,
Fajar
Menyingsing, dan Permata Bunda.
Panggilan   jiwanya   bukan   dibidang   seni   peran.   Erwin   kembali
menekuni dunia
musik dengan
mendirikan Bina Musika
(1972-1977). Setelah
meraih
predikat
bassis
terbaik
di
band
SMA-nya,
Erwin
Gutawa
memasuki
dunia musik profesional, dan bergaul dengan sejumlah musisi senior seperti
Fariz RM.
Bersama kawan-kawannya, Erwin pernah mendirikan Karimata (1985-
1991). Grup ini dikenal sebagai pengusung aliran fussion jazz terkemuka di
Indonesia. Bersama Karimata, Erwin tampil di North Sea Jazz, Den Haag
(1995). Pernah berkolaborasi dengan musisi jazz mancanegara seperti, Bob
James, Phill perry, serta Lee Ritenour.
Pertama kali memimpin orkestra, ketika dipercaya
menjadi konduktor
dalam acara Citra Adi pariwara (1993). Perjalanan panjangnya membuat Erwin
menjadi
matang
dalam
pengalaman.
Berbagai
penghargaan
diterima
sebagai
  
13
hasil dari semua kerja kerasnya. Erwin juga terpilih sebagai arranger terbaik di
dalam dan
luar
negeri,
seperti
terpilihnya
sebagai
Penata
Musik
(Arranger)
Terbaik "Midnight Sun Song Festival" Finlandia (1992).
Banyak
sekali
bekerja
sama
dan
sukses
menjadi
produser single
maupun album artis- artis besar di
Indonesia, seperti Iwan Fals, KD, Titi
Dj,
Ruth Sahanaya (3 diva), Agnes Monica, Ari Lasso.
Erwin  Gutawa  juga  dipercaya  menangani  konser  kebanggaan  artis
besar
negara
jiran
Malaysia
Siti
Nurhaliza
untuk
menjadi music
director
dan
konduktor London Symphony Orchestra di Royal Albert Hall, London.
2.5
Konser-konser Orkestra Erwin Gutawa
Konser Ruth Sahanaya from
Finlandia to Cafe
(1992)
Konser Harvey Malaiholo
(1992)
Ruth Sahanaya konser Chrystal Special
(1993)
Chrisye konser Sendiri
(1994)
Koes Plus Kembali
(1996)
Konser
Balas Budi Gigi
(1999)
Chrisye konser Badai Pasti Berlalu
(2000)
Rockestra
(2000)
Konser Perak Harvey Malaiholo
(2001)
Konser Krisdayanti
  
14
(2001)
Konser EG
(2002)
Konser Dekade
(2003)
  
14
 
Konser Salute to KoesPlus Bersaudara (2005)
 
Konser Ruth Sahanaya (2005)
 
Konser 3 Diva (2006)
2.6
Konser Rockestra 2000
Tiga  kelompok  musik  yaitu:  Dewa,  Slank,  dan  GIGI,  tampil  satu
panggung
dengan
iringan
Erwin
Gutawa
Orchestra
dalam
konser
Rockestra
yang bertempat di Jakarta Convention Center pada
3 November 2000 yang lalu. Obsesi Erwin Gutawa
untuk
menampilkan
orkestra
dalam suasana
"nonformal" sudah terwujud.
Konser yang menelan biaya tak kurang
dari Rp 2 milyar ini, menghadirkan sekitar 4.000
penonton.   Harga   tiket   masuk   terdiri   dari   Rp
100.000 (kelas II), Rp 125.000, (kelas festival), Rp
Gambar 2.2
150.000 (kelas I) dan Rp 175.000 (VIP).
Dewa dalam konser ini mengandalkan materi baru, seperti Roman
Picisan dan Separuh Nafas. Selain
Dewa, Erwin Gutawa berhasil membawa
Slank
ke
dalam atmosfer
baru
dimana
terlihat
dalam kolaborasi
pada
lagu
Maafkan dan Terlalu Manis. GIGI yang berberkolaborasi dengan Erwin Gutawa
Orchestra juga sangat menyatu pada lagu Basa-basi, Hinakah, dan Terbang.
Dalam skala
nasional,
konser
Rockestra
ini
merupakan
pertama kali
terjadi di Indonesia. Erwin berhasil menciptakan sebuah dialog dari dua unsur
  
15
bunyi
yang
amat
berlainan.
Disini Erwin
berpendapat
bahwa
ia
dapat
membuyarkan  pendapat  tentang  orkestra  adalah  suatu  tontonan  kaku  yang
hanya layak dikonsumsi penonton berdasi.
Disinilah orkestra menjadi modern
dan  Erwin  berhasil  membawa  panggung  musik  Indonesia  memasuki  babak
baru.
Ide Erwin
Gutawa
dalam mengawinkan
rock
dengan
orkestra
bukan
sesuatu 
yang 
orisinal. 
Beberapa 
tahun 
belakangan, 
dunia  panggung 
dan
rekaman tengah diramaikan oleh kolaborasi serupa seperti:
Scorpions
dari
Jerman
merilis
album
Moment
of
Glory,
kerja
sama dengan Berliner Philharmoniker.
Pada 
tahun 
1999, 
Deep 
Purple 
memperingati 
30 
tahun  
karier mereka 
dengan 
menggelar 
konser 
di 
Royal 
Albert  
hall,   dan mengajak The London Symphony Orchestra.
Pada 
tahun 
1998, 
The 
London 
Symphony 
Orchestra 
mengawal peluncuran album grup Kansas, Always Never the Same.
Pada
tahun
1997,
mantan
gitaris
Genesis,
Steve
Hackett, 
memilih The 
Royal 
Philharmonic 
Orchestra 
untuk  
penggarapan   album Genesis Revisited, 1997.
Metallica  
berhasil  
mengundang  
San  
Fransisco   
Philharmonic Orchestra  dengan  konduktor 
kelas 
satu 
Michael 
Kamen  dalam merilis album S&M.
Pada
tahun
1972,
kelompok
musik
Deep
Purple
merupakan
pelopor penggabungan
kedua
unsur
musik
itu
yang
tercatat
dalam
Guinness Book
of
Records
sebagai
grup
paling
bising
di
dunia,
merilis album
  
16
Concerto
for
Group
&
Orchestra,
hasil rekaman
konser
di
Royal
Albert Hall.
Mengawinkan rock dengan klasik bukan pekerjaan mudah, dimana
keduanya memiliki watak berbeda. Keperkasaan rock amat ditentukan besarnya
power output, sedangkan klasik tergantung pada sistem akustik sebuah ruangan.
Konser   Rockestra   dipandang   sebagai   upaya   komprehensif   para
seniman
musik
Indonesia
untuk
membuat
terobosan
baru.
Banyak
hal
yang
harus ditempuh agar tak selalu tertinggal dari pergaulan musik dunia.
2.7
Album Terbaru Erwin Gutawa “Rockestra”
Penafsiran dan
interpretasi
Erwin
Gutawa
terhadap Rockestra
melahirkan kemasan yang berbeda-beda di setiap lagu di album ini. Materi rock
diekspresikan secara berlainan, melalui variasi jenis alat musik yang dilibatkan
di
dalam setiap
lagunya serta
kuantitas/banyaknya
alat
musik yang
dimainkan
di
setiap
lagu.
Proses
produksi selama 10
bulan
menjelajah
hingga
4
benua,
tracking di studio Aluna dan Antasari di Indonesia, pengisian orkestra di salah
satu studio terbesar di dunia yaitu Abbey road studio London (tempat rekaman
The
Beatles dan artis serta musisi kelas dunia), mixing di 301 studio Sydney,
dan mastering di Sterling Sound studio, New York, USA. Album ini juga
melibatkan London Symphony Orchestra, salah satu orkestra terbaik di dunia,
yang
mengisi orkestrasi dalam pembuatan film-film besar seperti Harry Potter,
keenam film Star Wars, Lord of The Rings, Indiana Jones dan sebagainya, juga
dalam rekaman album musisi kelas dunia seperti Deep Purple.
  
17
Dalam album
ini
melibatkan
7
vokalis
papan
atas
dari
negeri
ini,
penyanyi-penyanyi rock legenda yang kharismatik; Ahmad Albar dan Nicky
Astria, dan penampilan yang ditunjukkan oleh Pinkan dimana
yang selama ini
terkenal
sebagai
penyanyi
pop
kini
tampil ngerock.
Selain
itu,
melibatkan
beberapa penyanyi rock dan pop rock yang eksis saat ini; Armand Maulana,
Andy /rif, Roy Boomerang dan Kikan. Dan memperkenalkan bakat-bakat baru
dari hasil audisi Erwin, yaitu Ryo Domara dan Yopie mata. Musisi-musisi
berbakat
ikut
memberikan
energi
positifnya
dalam album Rockestra
ini,
diantaranya adalah Pay BIP, Andra Ramadhan, Edi Kemput, Hendri Lamiri,
Andi
Ayunir
dan
Wawan.
Seluruhnya
menyumbangkan
talentanya
dalam 13
buah  lagu  dalam  album  ini.  Materi  lagu  rock  era  70  (Malaria,  Hilangnya
Seorang Gadis, Jenuh, Kemarau), era 80 (Kehidupan), era 90 (Rock Bergema,
Kuingin, 
Jangan  Ada  Angkara) 
yang 
dipilih 
merupakan 
lagu-lagu 
yang
memiliki lirik dengan makna yang luas mengenai kehidupan sosial serta
kepedulian terhadap lingkungan. Dan juga materi lagu dari era 2000 (Kasih Tak
Sampai, Bendera) dan ditambah dua buah lagu baru (Perang Dengan Hati,
Sesal).
Lagu-lagu yang disajikan dalam album ini mempunyai kekentalan rock
dan orkestra yang berbeda-beda. Dimana terdapat kekentalan rock yang lebih
kuat dari orkestranya, atau pun sebaliknya dimana orkestra lebih kuat dari rock,
dan juga terdapat kolaborasi orkestra dan rock yang sama kuat, dan lain-lain.
Menurut arranger kelahiran Jakarta, 16 Mei 1962 itu, keinginan untuk
membuat album ini tidak ada kaitan dengan konser Rockestra pada tahun 2000.
Hanya
judul
konser
saja
yang
diambil.
"Dalam
hal
materi
album ini
berbeda
dengan  konser 
Rockestra. 
Album  ini 
menghadirkan  lagu-lagu  rock  yang
  
18
memiliki tema, lirik, dan makna yang jarang ditemukan di zaman ini dan album
ini merupakan suatu sejarah perkembangan musik secara sederhana dari era 70-
an sampai sekarang," ucap Erwin Gutawa.
2.8
Konsep Musik Konser
Rock yang ekspresif dan Orkestra yang megah serta kolosal menjadi
konsep
utama
dalam
konser
Erwin
Gutawa Rockestra.
Sebuah konsep
yang
unik dimana masih terbilang baru di Indonesia, merupakan sebuah sinergi yang
membentuk rock epik yang symphonic sekaligus membuktikan keampuhan
instrumentasi orkestra ketika beradaptasi di dalam musik rock.
2.9
Jenis Musik Konser
Dengan perpaduan dua genre musik antara rock klasik yang kental
bertemu   dengan   komposisi   orkestrasi   yang   elegan   dan   megah   dimana
dipadukan
bersama.
Disini
dibuktikan
bahwa
string
orkestra
yang
cenderung
pop
dan
mellow dapat
memunculkan wajah string
berpower
seperti
gitar
dan
drum yang kuat dan keras.
2.10
Format Acara
Jenis Event
: Konser
Tema
:
Rockestra
Hari/Tanggal
: Sabtu, 10 November 2007
Pukul
: 20.00 WIB
Tempat
: Plennary Hall - Jakarta Convention Center
  
19
Kapasitas
:
Ground Floor 1500 orang
Balcony 2500 orang
Total 4000 orang
Harga Tiket
: VIP – Rp. 350.000
Festival – Rp. 175.000
Pengisi Acara
: Conductor
: Erwin Gutawa
Musician
: Orchestra – Erwin Gutawa Orchestra
Solo Guitar – Pay ‘BIP’, Andra Ramadhan
Guitars – Edi Kemput
Solo Violin – Hendri Lamiri
Cello – Wawan
Synthsizer & Loops – Andi Ayunir
Vocal
:
Andy /rif, Roy Boomerang, KikanCokelat,
Pinkan
Mambo,
Nicky
Astria, Armand
Maulana, Ahmad
Albar,
Ryo Domara,
Yopie Mata
Choir
:  Improptu  Choir  (Anne,  Ni  Made,  Lusi,
Amarulis, Benny,
Ray,
Martin,
Harland,
Harry)
Voice Intro
: Gita Gutawa
Growl Vocal : Ewing Boemi
Back Vocal
: Uci, Zoel Achmad, Punky
MC
: Sarah Sechan
  
20
Promotor
: EG Production
Jl. Antasari Raya no 80, Cilandak
Jakarta Selatan - Indonesia
Phone : 021-75910053 / 021-75910064
E-mail : egprod @indosat.net.id
Penata Artistik
: Jay Subyakto
Sponsor Utama
: PT. Djarum – Djarum Super Music
Sponsor Pendukung
: MTV, Majalah RollingStone, Prambors.
Tiket Box
: Ibu Dibyo – (021) 31931178
Disc Tarra – (021) 5669762
Video Ezy (Ezy Buy) – (021) 3503579
Radio Prambors – (021) 3904310
Tiketnonton.Com – (021) 7229535
Rajakarcis.Com – (021) 8282137
2.11
Lagu yang akan dibawakan dalam Konser Rockestra
Lagu
yang akan dibawakan dalam konser Rockestra adalah
lagu-lagu
yang
terdapat
dalam album terbaru
Erwin
Gutawa
yaitu
“Rockestra”
namun
terdapat perubahan arrangement yang berbeda dan bervariasi di setiap lagu.
1.
Overture
Melodi lagu dari grup band GodBless:
 
Menjilat Matahari (Yockie S Prayogo)
 
Rock Di Udara (Donny Fattah/Ahmad Albar)
 
Balada Sejuta Wajah (Ian Antono/Theodore
KS)
  
21
Huma Diatas Bukit (Donny Fattah/ Sjuman
Djaya)
2.
Kehidupan
Lagu
ini
diambil
dari
album collectors
items
Godbless
Semut
Hitam (1988). Dalam konser ini, lagu akan dibawakan secara duet
oleh Andy /rif dan Roy Boomerang dengan iringan vokal latar dari
Impomptu Choir.
3.
Hilangnya Seorang Gadis
Lagu ini ditulis oleh J. Sarwono dan ditarik suarakan oleh Deddy
Dores
dengan
iringan
band bentukannya,
Freedom of
Rhapsodia
(1969-1972). Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh vokalis
hasil audisi Erwin yaitu Ryo Domara dimana pembukaan lagu
dengan string dan vokal sopran Gita Gutawa sebagai latarnya.
4.
Rock Bergema
Lagu  ini  merupakan  lagu  milik  ROXX  yang  merupakan  lagu
wajib 
anak 
metal 
era  90 
an. 
Dalam 
konser 
ini, 
lagu  akan
dibawakan oleh Yopie Mata dan solo gitar oleh Pay ‘BIP’ serta
vokal growl oleh Ewing Boemi.
5.
Malaria
Lagu ini ditulis oleh Harry Roesli ketika masih tergabung dalam
Harry Roesli and His Gank
(1971). Dalam konser
ini,
lagu akan
dibawakan oleh Kikan Cokelat
dan
menghadirkan
Edi
Kemput
pada gitar dan Uci pada vokal latar.
  
22
6.
Perang Dengan Hati
Merupakan
lagu
baru yang
dihadirkan
di album
Rockestra.
Lagu
ini digarap oleh Erwin Gutawa dan Harry Budiman. Dalam konser
ini, lagu akan dibawakan oleh vokalis hasil audisi Erwin yaitu Ryo
Domara.
7.
Jenuh
Lagu ini
diambil dari kompilasi album bertajuk Pagelaran Karya
Cipta Guruh Sukarno Putra I (1979). Dalam konser ini, lagu akan
dibawakan  oleh  Pinkan  Mambo  dan  solo  violin  oleh  Hendri
Lamiri serta Uci dan Zoel Achmad pada vokal latar.
8.
Kasih Tak Sampai
Dalam  konser  ini,  lagu  akan  dibawakan  secara  ensamble  oleh
Erwin Gutawa Orchestra.
9.
Kuingin
Lagu
milik GIGI
dari
era
‘90an. Dalam
konser
ini,
lagu
akan
dibawakan oleh rocker wanita Nicky Astria dan menampilkan
Andra Ramadhan pada solo gitar serta Uci dan Punky pada vokal
latar.
10.  Sesal
Lagu ini ditulis oleh Budi Rahardjo dan Affan Syafi’i yang
merupakan
lagu
baru
dari
album
Rockestra.
Dalam
konser
ini,
lagu akan dibawakan oleh Yopie Mata.
  
23
11.  Kemarau
Lagu dari band The Rollies yang liriknya ditulis oleh Oetje F.
Tekol yang juga merupakan bassis dari The Rollies. Dalam konser
ini,
lagu
akan
dibawakan
oleh Armand
Maulana
dengan
sajian
synthsizer dan loop dari Andy Ayunir serta menghadirkan Wawan
pada cello dan vokal growl oleh Ewing Boemi.
12.  Jangan Ada Angkara
Lagu
ini
dari
album Nicky
Astria,
Jangan
Ada Angkara
(1999)
yang
ditulis
oleh Younky Soewarno dan Maryati.
Dalam
konser
ini,
lagu
akan dibawakan
oleh
Ahmad
Albar
(living legend
rock
Indonesia) dengan iringan vokal latar dari Impomptu Choir.
13.  Bendera
Lagu ini merupakan karya Eross Chandra yang dipopulerkan oleh
Cokelat. Dalam konser ini, lagu akan dibawakan oleh semua artis
sebagai lagu penutup bersama Erwin Gutawa Orchestra.
2.12
Data Mandatoris
1.
EG Production
Production
yang
menjadi
promotor dalam
event
konser Rockestra ini
adalah EG Production. EG
Gambar 2.3
Production
merupakan salah satu promotor yang
bertugas  untuk 
mengorganisir  setiap  event  yang  berhubungan  dengan
Erwin
Gutawa
Orkestra
dalam
live
performance.
EG
production
  
24
kebanyakan dan biasanya bertugas bersama beberapa promotor dalam suatu
event. Konser-konser yang pernah dipromotori oleh EG Production:
 
Bersama   Vocuz   Entertainment   mempromotori   konser   Krisdayanti
(2001)
 
Bersama  Vocuz  Entertainment  mempromotori  konser  Erwin  Gutawa
(2002)
 
Konser Chrisye Dekade (2003)
 
Bersama KD Production mempromotori konser Krisdayanti 1530 (2005)
 
Konser Ruth Sahanaya (2005)
 
Konser Salute To KoesPlus Bersaudara (2005)
 
Bersama KD Production mempromotori konser 3 Diva (2006)
Alamat EG Production:
Jl. Antasari Raya no 80, Cilandak Jakarta Selatan - Indonesia
Phone : 021-75910053 / 021-75910064
E-mail : egprod @indosat.net.id
2.
PT. Djarum
Perusahaan 
yang 
menjadi 
sponsor 
utama 
dalam
event konser Rockestra ini adalah perusahaan rokok
PT  Djarum.  Djarum  Super  merupakan  salah  satu
Gambar 2.4
produk
rokok
dari
PT
Djarum
dengan
kelas
menengah keatas.
  
25
Mensponsori kegiatan
musik adalah salah satu program unggulan
Djarum
Super untuk membangun hubungan yang lebih akrab dengan penonton dan
target audiencenya. Program unggulan
yang berhubungan dengan kegiatan
musik
adalah
Djarum Super
Music.
Djarum Super
Music
mensponsori
konser musik yang mempunyai musisi dan penyanyi dengan tingkat
kematangan 
yang 
tinggi. 
Konser 
musik 
yang 
digelar, 
tidak 
pernah
kehabisan penonton karena apresiasi
musik
penonton
yang
semakin
meningkat karena musisi dan penyanyi yang berkualitas.
Konser-konser yang pernah disponsori oleh Djarum Super:
Konser Sepultura
(1992)
Saigon Kick
(1994)
Konser GodBless
(1997)
Konser Korn
(2004)
Konser All Out Tour Feat Padi
(2005)
Konser All Out Tour Feat Jamrud
(2005)
Konser All Out Tour Feat Dewa
(2005)
Konser Salute To KoesPlus Bersaudara
(2005)
Konser Tribute To Titiek Puspa
(2006)
Konser Trisum
(2006)
Alamat PT. Djarum:
  
26
Jl. Aipda K.S Tubun IIC/57, Jakarta Barat 11410 - Indonesia
Phone : 021-5302332
  
27
2.13
Target Sasaran
1.
Primer
Demografi
: Pria & Wanita 17-30 tahun
Masyarakat
golongan ekonomi sosial
menengah ke atas
(B sampai A).
Psikografi
: Pecinta musik rock
Geografi
: Domisili di DKI Jakarta
Domisili di kota-kota besar di luar DKI Jakarta
2.
Sekunder
Demografi
: Pria & Wanita 40-55 tahun
Masyarakat
golongan ekonomi sosial
menengah ke atas
(B sampai A).
Psikografi
: Pecinta musik era 70an, 80an dan pecinta musik orkestra
Geografi
: Domisili di DKI Jakarta
Domisili di kota-kota besar di luar DKI Jakarta
2.14
Analisa SWOT
Strength (kekuatan):
1.
Salah satu hal yang menjadi kekuatan event ini adalah perpaduan dua genre
musik,
antara
rock
yang powerful
(dominan) bertemu dengan komposisi
orkestrasi yang elegan dan megah.
2.
Event  ini  melibatkan  penyanyi-penyanyi rock legenda papan atas yang
kharismatik dan penyanyi-penyanyi
rock dan pop rock
yang tengah eksis
  
28
saat ini serta penyanyi-penyanyi dengan bakat-bakat baru dari hasil audisi
Erwin Gutawa.
3.
Event ini melibatkan musisi-musisi berbakat papan atas.
Weakness (kendala):
1.
Event ini tidak terlalu menarik bagi remaja.
2.
Event ini masih menjadi hal asing di benak masyarakat.
Opportunities (peluang):
1.
Dengan keunikan konsep musik diharapkan dapat memberikan nuansa baru
dalam pertunjukkan musik.
Threat (ancaman):
1.
Pandangan lain dari masyarakat yang
menganggap
musik orkestra adalah
musik yang klasik, kuno, tua, membosankan, rumit, dan kurang merakyat.
2.
Pandangan  lain  dari  masyarakat  yang  menganggap  musik  rock  identik
dengan kekacauan dan kerusuhan.