16
Concerto
for
Group
&
Orchestra,
hasil
rekaman
konser
di
Royal
Albert Hall.
Mengawinkan rock dengan klasik bukan pekerjaan mudah, dimana
keduanya memiliki watak berbeda. Keperkasaan rock amat ditentukan besarnya
power output, sedangkan klasik tergantung pada sistem akustik sebuah ruangan.
Konser Rockestra dipandang sebagai upaya komprehensif para
seniman
musik
Indonesia
untuk
membuat
terobosan
baru.
Banyak
hal
yang
harus ditempuh agar tak selalu tertinggal dari pergaulan musik dunia.
2.7
Album Terbaru Erwin Gutawa Rockestra
Penafsiran dan
interpretasi
Erwin
Gutawa
terhadap Rockestra
melahirkan kemasan
yang berbeda-beda di setiap
lagu di album ini. Materi rock
diekspresikan secara berlainan, melalui variasi jenis alat musik yang dilibatkan
di
dalam
setiap
lagunya
serta
kuantitas/banyaknya
alat
musik
yang
dimainkan
di
setiap
lagu.
Proses
produksi
selama 10
bulan
menjelajah
hingga
4
benua,
tracking di studio Aluna dan Antasari di Indonesia, pengisian orkestra di salah
satu studio terbesar di dunia yaitu Abbey road studio London (tempat rekaman
The
Beatles
dan
artis
serta
musisi
kelas
dunia),
mixing
di
301
studio
Sydney,
dan mastering di Sterling Sound studio, New York, USA. Album ini juga
melibatkan London Symphony Orchestra, salah satu orkestra terbaik di dunia,
yang
mengisi
orkestrasi
dalam pembuatan
film-film besar
seperti
Harry
Potter,
keenam film Star Wars,
Lord of
The
Rings, Indiana Jones dan sebagainya, juga
dalam rekaman album musisi kelas dunia seperti Deep Purple.
|